Di
ruang guru, wakil kepala sekolah memanggil In Jae dan memarahinya karena semua dokumen resmi yang menjadi tanggung jawab In Jae salah semua, dan In Jae meminta maaf atas kesalahannya, lalu berjanji akan memperbaikinya sesuai keinginan Soo Chul.
In Jae kembali ke mejanya, dan mencoba untuk memperbaiki kesalahan tadi, tapi belum sempat mengerjakannya, In Jae menoleh ke meja tempat Kang Se Chan, dan heran melihat Se Chan tidak ada.
Di aula, Nam Soon dan Se Chan sedang membersihkan ruangan itu bersama-sama. Se Chan kecapekan dan istirahat dulu, lalu menyuruh Nam Soon yang melanjutkan semuanya. Se Chan marah, karena Nam Soon membuatnya melakukan pekerjaan ini. Seperti biasa Nam Soon cuek mendengarnya.
Se Chan terus memanggilnya, dan itu membuat Nam Soon akhirnya memandang Se Chan. Se Chan bilang kalau dia akan melupakan semua masalah di masa lalu. Se Chan juga meminta Nam Soon untuk kembali datang ke kelasnya. Karena kalau tidak, mereka akan terus membersihkan ruangan ini setiap hari. Se Chan meminta Nam Soon untuk datang saja dan melakukan tugas wali kelas seperti biasa. Maka semuanya beres. Se Chan juga bilang, kalau untuk Nam Soon membersihkan seperti ini mungkin tidak menjadi masalah, tapi untuk dia itu terlalu kasar.
Nam Soon hanya menganggukkan kepalanya, dan melanjutkan tugasnya kembali. Se Chan sedikit kesal, lalu berdiri, dan mendekati Nam Soon, dia memegang pundak Nam Soon, dan Nam Soon berkata kalau dia mengerti.
“Apa yang kau mengerti?”
Nam Soon menjawab, dia mengerti semuanya, dan akan melakukan apa yang diminta oleh Se Chan. Se Chan senang sekali, dan mengatakan kalau keputusan Nam Soon tepat.
Nam Soon dan Se Chan sama-sama keluar dari aula, dengan badan sakit-sakit semua. Se Chan masih meminta Nam Soon untuk memastikan bisa hadir di kelasnya. Bong Soo melihat mereka dari atas, dan berkata kalau mereka berdua sama persis.
Se Chan berjalan pelan-pelan menahan sakit, dan In Jae yang melihatnya langsung menghampiri Se Chan. In Jae berkata bukankah Se Chan yang dituntut menjadi wali kelas?
Se Chan sedang malas menanggapi, dan In Jae tiba-tiba menyerahkan kertas-kertas pada Se Chan dan menyuruhnya melesesaikan semuanya. Se Chan tentu bingung dan bertanya kenapa dia harus menyelesaikan ini semua?
Jung In Jae menjawab dengan ramah, kalau ini merupakan tugas seorang guru wali kelas.In Jae pun berlalu begitu saja, meninggalkan Se Chan yang merasa frustasi, karena tugas seorang wali kelas benar-benar menyiksa.
Nam Soon sedang mengisi lembar pengenalan diri yang diberikan Jung In Jae, pada kelas 2-2. Nam Soon merasa sedikit bingung saat menulis di kolom LATAR BELAKANG.
Masuklah Se Chan dan membuat Nam Soon menghentikan kegiataannya. Jung In Jae juga ikut masuk melalui pintu belakang. Se Chan memulai percakapan dengan mengatakan kalau tidak ada agenda spesifik untuk hari ini, tapi Se chan meminta ketua kelas mengumpulkan rencana studi yang menjadi tugas mereka kemarin.
In Jae tiba-tiba berseru untuk juga mengumpulkan lembar pengenalan diri mereka yang ditugaskan kemarin.
Se Chan memanggil ketua kelas, dan memandang Nam Soon penuh arti, walaupun Nam Soon tidak suka, dia akhirnya berdiri, dan memberi aba-aba pada teman-temannya untuk menundukkan kepala. Setelah itu Se Chan membolehkan mereka istirahat, In Jae pun juga akhirnya meninggalkan ruangan.
Nam Soon sebagai ketua kelas, meminta tugas-tugas tadi pada teman-temannya. Para siswi bertanya satu sama lain, apakah mereka menyelesaikan keduanya?
Ada yang hanya mengerjakan tugas In Jae saja. Mereka merasa jengkel, karena memiliki dua wali kelas membuat beban mereka semakin berat.
Nam Soon yang sudah mengumpulkan semuanya, segera ke ruang guru dan memberikannya pada In Jae dan Se Chan. Nam Soon bilang kalau belum semua yang mengumpulkan, karena masih ada yang harus mereka ubah lagi.
In Jae bertanya lalu apa Nam Soon juga belum mengumpulkan?
“Salah satu dari itu aku tidak melakukannya. ”
In Jae bertanya tentang Oh Jung Hoo, dan Nam Soon akan menyelesaikan soal itu nanti. Nam Soon sudah ingin meninggalkan ruangan itu, tapi tiba-tiba Se Chan menanyakan Apa Impian Nam Soon?
“Aku tidak punya”
Se Chan tersenyum menanggapi..”Kau tidak memiliki mimpi, tidak ingin kuliah. Lalu kenapa kau sekolah?”
Nam Soon hanya menjawab kalau dia akan memikirkannya, dan segera pergi.
In Jae yang sudah yakin Nam Soon meninggalkan ruang guru, langsung memarahi Se Chan yang menanyakan hal itu pada Nam Soon. Itu tentu membuatnya merasa malu.
Se Chan menunjuk lembar tugas yang dibawa In Jae, disana tertulis pertanyaan yang sama seperti yang dia tanyakan. Jadi sama saja menurut Se Chan, bedanya, In Jae mengetahuinya lewat tulisan, sedang dia mendengarnya langsung. In Jae menatap Se Chan dengan pandangan kesal, dan membalikkan badannya membelakangi Se Chan.
Se Chan melihat satu persatu jawaban anak-anak tentang rencana studi mereka, dan saat membaca punya Ha Gyung.Se Chan dari awal sudah yakin akan seperti apa pekerjaan yang diharapkan Ha Gyung.
Song Ha Gyung bertemu dengan 3 orang siswi di atap sekolah.
Mereka bertanya kenapa Ha Gyung tidak datang ke kelompok belajar?
Ha Gyung bilang kalau itu bukan urusannya. Ha Gyung menjelaskan bukankah kelompok belajar dibuat untuk orang-orang yang berada di peringkat pertama di kelas, agar nanti bisa bersama-masa masuk universitas S?
Ha Gyung bertanya apa mereka salah satu dari orang peringkat pertama di kelas?
Salah satu siswi berkata “Apa karena kau menganggap kami lebih rendah, kau tidak akan hadir?”
Ha Gyung menjawab, kalau dia bahkan tidak berkata apa-apa tentang mereka yang akan melukai harga diri mereka.
Siswi satunya merasa marah, dengan kata-kata Ha Gyung yang terkesan sok itu, dia berniat menghajar Ha Gyung, tapi ditahan oleh temannya.
Temannya menunjukkan buku legenda Se Chan—buku emas, yang Cuma diberikan siswa elit yang ikut mengambil les Se Chan di Gangnam.
Ha Gyung menjawab santai dan penuh senyum, kalau dia tidak membutuhkannya. Lalu meninggalkan mereka bertiga yang geram sekali melihat tanggapan Ha Gyung, yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
Si pemilik buku tidak akan memperlihatkan isinya pada mereka berdua, karena kesepakatannya adalah jika ada Ha Gyung di kelompok mereka, dan salah satu dari siswi itu merasa kesal.
Anak-anak melihat pengumuman yang ditempel di papan. Dan sudah menyangka kalau Ha Gyunglah yang berada di peringkat teratas. Lalu tiga siswi tadi yang ada atap sekolah juga melihat pengumuman itu, dan si pemilik buku emas, merasa senang karena namanya ada disana, sedangkan yang satunya merasa kesal.
Siswi yang punya buku emas meninggalkan kedua temannya karena merasa senang, dan yang dua masih di papan pengumuman. Siswi yang merasa kesal tadi merasa heran dan bertanya apa Ha Gyung ikut tes?
Bel istirahat berbunyi, Gang Joo langsung menarik tangan Ha Gyung.
Dan ternyata siswi yang merasa kesal tadi namanya Eun Hye.
Eun Hye diajak temannya untuk makan tonakatsu, tapi dia menolaknya. Eun Hye masih merasa kesal, dan akan menyusul mereka, tapi tiba-tiba dia menyenggol tas temannya, dan terlihatlah buku emas Se Chan menyembul di dalam tasnya, langsung tanpa pikir panjang Eun Hye mengambil dan menyembunyikan di balik seragam sekolahnya.
Eun Hye ke toilet, dan masuk ke salah satu biliknya, disana dia memotret buku Emas yang diambilnya tadi. Dia tersenyum senang, karena bisa mengetahui isinya.
Di kelas Nam Soon masih bingung mengisi lembar yang belum dikumpulkannya. Lalu Young Woo datang menghampiri, dan mengatakan kalau dia sudah selesai menulis. Nam Soon penasaran dan berkata ingin melihat yang ditulis Young Woo, tapi Young Woo melarang karena isinya biasa saja. Young Woo manruhnya dengan posisi terbalik diatas meja Nam Soon, dan mereka sama sekali tidak sadar kalau Eun Hye sudah masuk kelas.
Eun Hye memegang buku Emas di belakang tubuhnya, dan menaruhnya begitu saja di tempat sampah.
Di ruang guru, In Jae sedang mengerjakan dokumen resmi, dan sepertinya kesusahan, dia bertanya pada Se Chan yang berada di sampingnya, apa benar tugas dokumen-dokumen ini diserahkan padanya? Se Chan beralasan kalau dia bahkan tidak punya waktu untuk menyiapkan materi pelajaran karena sedikitnya waktu yang dimilikinya.
In Jae bilang, apa kau pikir aku juga punya banyak waktu luang?
Lalu masuklah Uhm Dae Woong, dan mendekati mereka berdua.
Uhm Dae Wong mengatakan kalau akan ada siswa transfer yang datang dan kemungkinan masuk di kelas 2, karena pelajaran yang dia pilih bahasa cina dan geografi.
Se Chan langsung mengatakan kalau ini adalah tanggung jawab guru Jung.(Se Chan mau enaknya aja ih..^^)
In Jae langsung mengambilnya dari tangan Uhm Dae Woong, dan melihatnya.
Nan Hee melihat berkas siswa transferan itu, dan menyebutnya dengan istilah BELANJA?
In Jae heran dan bertanya maksudnya. Nan Hee menjelaskan, kalau ada anak-anak yang seperti itu, yang suka menyebabkan masalah, dan diminta transfer sesudahnya. Jadi setiap mereka berbuat masalah, mereka akan diminta untuk di ditransfer ke sekolah lain. Seungri adalah sekolah ke 5 nya.
In Jae merasa ini masalah karena menempatkan dia bersama Jung Hoo akan membuat semua tambah rumit. Uhm Dae Woong beralasan, kalau asosiasi siwa juga sulit menanganinya. Tapi Uhm memastikan kalau mereka akan bertemu terlebih dulu untuk membicarakan dan memeriksa dengan hati-hati.
In Jae lalu bilang, kalau dia akan menerimanya. Se Chan protes. In Jae menjawab, kalau bukan mereka yang menerimanya, lalu dia akan pergi kemana?Mereka lalu berdebat tentang itu, Se Chan ingin memastikan nilai anak itu, apakah dia pandai atau tidak. In Jae mengingatkan kalau Se Chan seharusnya tidak mengajarkan rencana studi pada anak-anak yang masih kelas 2.
Uhm Dae Woong pun sudah meninggalkan mereka.
Nan Hee melihat berkas siswa transferan itu, dan menyebutnya dengan istilah BELANJA?
In Jae heran dan bertanya maksudnya. Nan Hee menjelaskan, kalau ada anak-anak yang seperti itu, yang suka menyebabkan masalah, dan diminta transfer sesudahnya. Jadi setiap mereka berbuat masalah, mereka akan diminta untuk di ditransfer ke sekolah lain. Seungri adalah sekolah ke 5 nya.
In Jae merasa ini masalah karena menempatkan dia bersama Jung Hoo akan membuat semua tambah rumit. Uhm Dae Woong beralasan, kalau asosiasi siwa juga sulit menanganinya. Tapi Uhm memastikan kalau mereka akan bertemu terlebih dulu untuk membicarakan dan memeriksa dengan hati-hati.
In Jae lalu bilang, kalau dia akan menerimanya. Se Chan protes. In Jae menjawab, kalau bukan mereka yang menerimanya, lalu dia akan pergi kemana?Mereka lalu berdebat tentang itu, Se Chan ingin memastikan nilai anak itu, apakah dia pandai atau tidak. In Jae mengingatkan kalau Se Chan seharusnya tidak mengajarkan rencana studi pada anak-anak yang masih kelas 2.
Uhm Dae Woong pun sudah meninggalkan mereka.
Uhm Dae Woong kesal melihat mereka berdua berdebat, akhirnya memarahi mereka. Dae Woong bilang akan sangat membingungkan bagi siswa memiliki 2 guru wali kelas. Dae Woong memberi istilah kaki anak-akan akan terpisah dengan cara seperti ini. Dae Woong juga berpesan agar In Jae dan Se Chan mengkompromikan tentang siswa transfer itu, dan memberitahukan padanya. Mereka berdua hanya mengangguk, dan In Jae langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Se Chan.
Di kelas 2-2, Nam Soon akan menyerahkan pada wali kelas tentang tugasnya dan juga tugas Young Woo. Saat akan melangkah ke pintu, Nam Soon melihat ada botol minuman kosong yang dibuang sembarangan, Nam Soon memungutnya, dan berniat akan memasukkannya ke tempat sampah, tapi Nam Soon kaget melihat ada buku bergambar Se Chan disana.
Nam Soon mengambilnya, dan merasa tidak asing dengan buku itu. Dia lalu mengingat saat dia mengantar paket kue ke tempat les Se Chan, dan disana Nam Soon ditawari buku ini, dan Nam Soon menolaknya. Nam Soon juga teringat kalau Ha Gyung lah yang les di tempat itu, dan mengira pasti ini punya Ha Gyung. Tanpa piker panjang nam Soon langsung menaruh buku itu di laci meja Ha Gyung.
In Jae dan Se Chan berbicara diluar, dan In Jae tetap dengan keputusannya, akan menerima siswa transfer itu. Se Chan menyetujuinya, dan In Jae kaget, merasa heran karena Se Chan awalnya ngotot menolak si siswa transfer. Se Chan bilang, ada imbalan untuk itu.
“Kalau siswa transfer itu menyebabkan masalah, aku akan memimpin suasana belajar di kelas. ”
Se Chan juga mengingatkan kalau sekarang In Jae mendapat kartu kuning dari kepala sekolah. In Jae juga tidak memiliki cara yang tepat untuk menangani Nam Soon dan Jung Hoo, sekarang ditambah dengan siswa transfer yang mungkin akan menyebabkan masalah. Jadi sekarang mari melakukannya bersama-sama. In jae senang mendengarnya. Dia mengajak Se Chan untuk sama-sama masuk kelas dan mengajar.
Suasana di kelas 2-2 gaduh, Eun Hye bertengkar dengan si pemilik buku emas.(Maaf..belum tahu namanya^^)
Dia menuduh En Hye mengambilnya. Eun Hye mengelak, dan berkata tidak mungkin dia mengambil buku itu. Teman mereka mengingatkan untuk jangan bertengkar.
Si pemilik bilang, kalau hanya mereka bertiga yang tau tentang buku itu. Tiba-tiba dia tersadar, dan segera ke meja Ha Gyung, membongkar isi tasnya.
Nam Soon melihat itu dari mejanya, dan Gang Joo merasa ga terima dengan apa yang dilakukan mereka dnegan membongkar tas Ha Gyung.
Akhirnya dia menemukan buku itu di laci meja , lalu masuklah Ha Gyung, dan heran melihat smeua berkerumun di mejanya, bahkan kaget melihat mejanya berantakan.
Si pemilik buku Emas, menunjukkan buku emas yang ditemukannya di laci meja . Dan mengatakan kalau Ha Gyung mencurinya, makanya menolak belajar bersama.
“Apa kau ada bukti?”
Eun Hye ikut bicara, kalau tidak mencurinya, bagaimana bisa buku itu ada di laci mejanya?
“Bagaimana aku bisa tahu?”
Lalu tiba-tiba Nam Soon bicara kalau dia yang menaruhnya di meja . Semua jadi menoleh kearahNam Soon. Nam Soon bilang kalau dia menemukannya di tempat sampah. Eun Hye bertanya dengan sinis, kenapa Nam Soon bisa berfikir itu milik ?Nam Soon bingung menjawabnya, karena Ha Gyung sudah memandangnya tajam.
Lalu si pemilik langsung tahu alasannya, kalau pasti karena adalah wakil ketua kelas,dan dia langsung bilang kalau ini adalah ulah sepupunya Eun Hye.
Dia mengatakan kalau Eun Hye pura-pura mulia padahal dia seorang pencuri.
Ha Gyung menyuruh agar-hati-hati dalam berkata, dia bilang apa salahnya memanggil Eun Hye sebagai pencuri? Itu kenyataannya.
Lalu masuklah In Jae dan Se Chan (Kemana aja baru datang?).
In Jae menanyakan apa masalahnya?
Sepupu Eun Hye, yang punya buku Emas, In Jae, Se Chan dan Nam Soon bicara diluar kelas, sepupunya Eun Hye minta supaya mereka sebagai wali kelas tidak diam saja dalam menangani hal ini. In Jae bilang kalau dia mengerti dan meminta sepupu Eun Hye untuk segera masuk kelas.
In Jae langsung menyakan pada Nam Soon kenapa dia menaruh buku itu di laci meja Ha Gyung?
Tiba-tiba Eun Hye heluar dan meyerahkan rencana studinya pada Se Chan, dan Se Chan menyuruh Eun Hye menaruh di mejanya.
Eun Hye langsung pergi ke ruang guru.
Di ruang guru, Eun Hye langsung menaruh lembar rencana studinya di meja Se Chan dan dia melihat sebuah daftar, dan memotret dengan ponselnya.
Se Chan menjelaskan kalau juga mempunyai buku itu. Mereka tidak sadar kalau ada Eun Hye dibelakang mereka, se Chan menjelaskan kalau mengikuti pelatihannya di Gangnam, dan Se Chan memberikan setiap siswa buku itu, jadi memang memilikinya. Eun Hye sembunyi di belakang tembok agar tidak ketahuan dan bisa mendengar lebih banyak.
In Jae merasa heran, dan bertanya bagaimana bisa hanya karena buku mereka bertengkar, dan menyakiti perasaan satu sama lain?
Se Chan menjelaskan dia tidak mungkin bisa memberikan semua buku pada muridnya secara gratis. Mereka mendapatkannya, karena menghabiskan banyak uang untuk mengikuti pelajaran Se Chan, dan buku Emas adalah imbalan untuk semua itu.
In Jae mengatakan Se Chan tidak adil, dengan masih menjadi pengajar pribadi, dan bukan seorang guru. In Jae langsung pergi meninggalkan Se Chan.
Eun Hye keluar dari persembunyiannya, dan memanggil Se Chan. Eun Hye langsung meminta untuk dimasukkan ke kelas Sastra.
Se Chan bilang, itu tidak mungkin kalau Eun Hye dinyatakan gagal. Eun Hye langsung berkata, bahwa Song Ha Gyung saja bisa lolos tanpa melakukan tes, bagaimana bisa dia tidak boleh mengikuti kelas sastra?
Se Chan menjelaskan, kalau untuk Ha Gyung kasusnya special. Ha Gyung menjadi yang pertama di antara semua kelas. Jadi tanpa ikut tes pun tentu dia dinyatakan lulus, dan boleh mengikuti kelas sastra.
Se Chan bertanya dimana tempat Eun Hye?Apa dia juga mendapat peringkat pertama seperti Ha Gyung?
Eun Hye sedikit kecewa dan sakit hati dnegan yang Se Chan katakan. Se Chan pun masih bisa tersenyum di akhir kalimatnya, dan meninggalkan Eun Hye.
Anak-anak Seungri sudah mulai pulang, dan di luar gedung sekolah, dan Jung Hoo yang seperti menunggu seseorang, mungkin Nam Soon. Ada juga Yi Kyung dan Ji Hoon, teman setian Jung Hoo. Dan memang mereka menunggu Nam Soon, karena saat Nam Soon sudah terlihat berjalan mendekati gerbang, Ji Hoon dan Yi Kyung langsung menghadang Nam soon, dan menyuruh Nam Soon mengikuti mereka. Jung Hoo tersenyum sinis melihat Nam Soon.
Mereka membawa Nam Soon ke tempat yang sepi, sepertinya di belakang sekolah,dan tanpa ampun mereka menghajar Nam Soon, membuat dia terjatuh dan terluka wajahnya, karena di tendang dan dipukuli oleh Jung Hoo serta kawan-kawannya.
Jung hoo bertanya mengapa hari ini Nam Soon terlihat lemah dan tidak berusaha menghindari pukulan yang diterimanya?
Nam Soon mencoba berdiri, dan tersenyum. Nam Soon meminta kepada Jung Hoo untuk menghentikan pertengkaran diantara mereka.
Jung Hoo pun bangkit dari duduknya, dan langsung memukul Nam Soon. Nam Soon bertanya memukul seseorang benar-benar-benar enak kan? Karena itu Jung Hoo ga mau berhenti.
“Memukulku sampai aku menjadi hancur. Dengan begitu, hidupmu juga akan berubah menjadi hancur.”
Jung Hoo ingin menghajar Nam Soon, tapi tiba-tiba ada tangan yang menahan tangan Jung Hoo. Yup, sepertinya ini Kim Woo Bin yang berperan menjadi Park Heung Soo. Heung Soo menghentikan tangan Jung Hoo yang siap memukul Nam Soon. Semua kaget, dan bertanya siapa dia?
Tanpa disangka dan di duga, Heung Soo berkata “Sudah laam Go Nam Soon.”
(Ada misteri apakah ini?*sambil melotot*)
Nam Soon kaget. Heung Soo mengatakan Nam Soon anak bajingan.
Uhm Dae Woong tiba-tiba lewat, dan menyaksikan anak-anak berkumpul disana., dan langsung paham kalau terjadi perkelahian di tempat itu. Mereka kaget karena ketahuan, dan segera melarikan diri. Heung Soo ga ketinggalan juga ikut pergi.
Nam Soon melompati pagar, dan saat berhasil mendarat dia memgangi perutnya yang terasa sakit akibat tendangan Jung Hoo tadi.
Gang Joo yang semangat berlari keluar gedung sekolah menabrak Heung Soo. Gang Joo marah karena Heung Soo menyebabkan tasnya terjatuh, dan Heung Soo dengan cuek menendang tas Gang Joo kearahnya, sehingga mudah ditangkap Gang Joo. Tentu hal ini membuat Gang Joo semakin marah, dia berkata, apa dikira Heung Soo, tasnya seperti bola?
Heung Soo cuek saja, dan meninggalkan Gaang Joo untuk masuk ke Seungri. Gang Joo yang awalnya marah, akhirnya membiarkan Heung Soo, karena mengiranya dari sekolah lain.
Nam Soon yang kesakitan, masih berjalan sambil memegang perutnya, dan berhenti di salah satu pagar. Disana dia mengingat kejadian silam.
Flashback
Nam Soon ditendang sampai terluka dan berdarah-darah, dan itu ternyata ulan Park Heung Soo serta kawan-kawannya.
Flashback end
Ponsel Nam Soon bordering, sepertinya telpon dari bosnya. Ada tugas yang harus dia kerjakan, dan dia harus mengambil barangnya di kelas 2-2, tepatnya di meja Ha Gyung.
Nam Soon segera mengambil barang yang dimaksud, dan mengambilnya. Lalu mengantarkannya dengan motor.
Nam Soon menunggu di depan toilet perempuan, dia menelpon Ha Gyung dan bilang kalau dia sedang tugas, dan menunggu Ha Gyung di luar. Ha Gyung segera keluar, dan meminta barangnya. Nam Soon sempat bertanya apa Ha Gyung masih tetap ingin masuk ke lembaga private seperti ini? Ha Gyung tidak menjawab, dan meminta Nam Soon untuk segera menyerahkan barangnya atau dia akan terlambat. Nam Soon meminta maaf untuk kejadian di sekolah tadi, dia hanya berfikir,kalau itu adalah milik Ha Gyung (Buku Emas). Ha Gyung lalu mengangkat wajahnya menatam Soon, dan melihat luka di wajah Nam Soon. Ha Gyung langsung bertanya kenapa dengan wajah Nam Soon?
Nam Soon belum sempat menjawab, tiba-tida datang seorang perempuan yang mengenal Ha Gyung dan menanyakan apa yang dia lakukan disini? Lalu melihat seragam sekolah Ha Gyung. Ternyata selama ini Ha Gyung berbohong, dengan berkata sekolah di sekolah elit bahasa asing, bukan di SMA Seungri. Ha Gyung ternyata berbohong mengikuti kelas privat dan temannya tadi tidak mempercayainya.
Perempuan tadi bilang, kalau kelas private hanya untuk orang-orang di sekolah elite aja. Apa Ha Gyung tidak tahu hal itu?
Ha Gyung yang sudah malu menjawab, bahwa dia masih lebih baik dari kalian semua.
Ha Gyung masuk ke dalam toilet untuk berganti pakaian, dan perempuan tadi langsung mengeluarkan ponselnya dan menyebarkan gossip yang baru dia dapat pada semua temannya. Nam Soon melihat dan mendengar hal tersebut.
Ha Gyung sedang berganti pakaian, menukar seragamnya dengan pakaian biasa yang diantar Nam Soon tadi. Nam Soon masih diluar, sepertinya menunggu Ha Gyung, dan saat ha Gyung keluar, Nam Soon langsung menghadang Ha gyung. Ha Gyung menyuruh nam Soon minggir, dan terus berjalan. Nam Soon langsung memengang lengan Ha Gyung dan menahannya.
“Kau akan pergi kemana?”
“Kelas private tentu saja. Emang mau kemana lagi?”
Nam Soon menjelaskan kalau gadis tadi sudah menyebarkan gossip, dan sebentar lagi semua akan tahu. Jadi Nam Soon minta Ha Gyung ga ikut kelas private dulu.
“Itu tidak masalah”
Ha Gyung tetap melangkah pergi meninggalkan Nam Soon.
Ha Gyung memadang tempat lesnya, dia sepertinya ragu, tapi akhirnya memutuskan untuk tetap masuk. Ha Gyung sudah bersiap memencet tombol lift dan menunggunya, lalu tiba-tiba Nam Soon menarik tangan ha gyung dan meminta Ha gyung mengikutinya.
Ha Gyung menolak. Nam Soon mengatakan kalau cukup seklai saja dalam sehari mengalami pertengkaran, karena yang selanjutnya tentu akan semakin sulit dan berat untuk dilewati.
Jadi apa Ha Gyung sanggup melewatinya?
Ha Gyung tahu kata-kata Nam Soon benar, maka diapun berjalan keluar.
Ha gyung yang tidak mau ikut nam Soon berjalan terus saat sudah diluar gedung, dan Nam Soon lagi-lagi menarik lengan Ha Gyung untuk menghentikannya. Nam Soon meminta Ha Gyung naik ke motornya. Ha Gyung masih menolak, dan Nam Soon langsung memaikan helm di kepalanya, mendudukkan Ha Gyung di motor , dan mengunci helm Ha Gyung agar tidak lepas. Ha Gyung diam dan tidak menolak sama sekali.
Nam Soon membawa Ha Gyung dengan motornya. Ha Gyung menangis dan mengusap air mata yang menetes di pipinya. Saat sampai di sebuah tempat, Ha Gyung meminta Nam Soon menghentikan motornya. Ha Gyung turun, dan mendekati tempat yang di pinggirnya tertulis kalimat pertanyaan “Apakah kau khawatir?”
“Menyebalkan..Ini menyebalkan dan..ini juga..”
Ha Gyung mengeluarkan seragam sekolahnya, dan melemparkannya. Nam Soon kaget dan mendekati Ha Gyung. Nam Soon bertanya kenapa Ha Gyung melakukan itu? Apa Ha Gyung sudah gila?
“Itu benar..aku sudah gila. Aku Malu”
Nam Soon bertanya apa Ha Gyung ga tahu berapa borosnya uang yang dikeluarkan Ha Gyung, jadi kenapa harus malu?
“Bukan sekolah negeri, atau sekolah elite lainnya. Tapi SMA Seungri. SMA umum biasa. Ini memalukan.”
Nam Soon berkata apa Ha Gyung tahu betapa anehnya Ha Gyung?Ha Gyung bilang, kalau dia belajar lebih baik dari semuanya.Jadi apa yang begitu memalukan?
“Apa kau tidak punya apapun yang ingin kau buang?”
Nam Soon terdiam. Ha Gyung langsung tahu kalau Nam Soon tidak punya apa-apa untuk dibuang.
“Aku ingin membuang diriku.”
Setelah mengatakan itu Nam Soon naik lagi ke motornya. Dia mengatakan pasti Ha Gyung ga mau ikut bersamanya naik motor lagi kan?
Ha Gyung sedikit gugup, mungkin ga mengira akan medapat perkataan seperti itu dari Nam Soon, Ha Gyung pun menjawab kalau dia akan berjalan kaki saja.
Ternyata Nam Soon menunggu Ha Gyung di halte bis,Nam Soon ingin memastikan kalau Ha Gyung baik-baik saja, dan benar-benar pulang ke rumah. Saat bis sudah datang Ha Gyung segera naik ke dalamnya.
Di kamar, Nam Soon masih sedang berusaha mengisi lembar pengenalan diri yang belum selesai dia kerjakan. Nam Soon mulai menulis di lembar itu.
Saat Nam Soon mengisi lembar pengenalan diri, kegiatan pagi haripun dimulai.. Kegiatan saat Nam Soon, Ha Gyung, In Jae dan Se Chan harus ke Seungri High School.
“Sejujurnya..aku tidak ingin pergi ke sekolah..Aku tidak tahu kenapa..dan jika aku pergi..ada banyak yang jadi malu..dan banyak yang frustasi juga..Aku tidak bisa belajar dengan baik..dan aku tidak punya mimpi.Dan aku benci mendapat pukulan.."
“Tapi yang aneh bahwa ketika aku membuka mata di pagi hari..otomatis aku pergi sekolah. Jadi jika kau bertanya padaku..kenapa aku pergi sekolah?Jawabanku adalah : ”
Nam Soon tiba-tiba menghapus tulisannya, dan dia melanjutkan mengisinya setelah sampai di kelas
“Jawabannya adalah : “Hanya karena..”
Nam Soon berhenti lagi.
Tiba-tiba Ha Gyung datang, setelah tadi mereka bertemu di depan gerbang sekolah, disana Nam Soon meminjamkan jas sekolahnya untuk Ha Gyung, mengingat kejadia semalam, ha Gyung melempar seragamnya.
Ha Gyung datang, dan mengembalikan jas seragam Nam Soon.
“Kau bodoh..”
Ha Gyung bilang, dia ga mungkin memakai barang yang bukan miliknya.
Ki Deok yang meliahat kejadian itu, mengatakan apa namanya kalau sudah seperti ini. Teman Ki Deok juga berkata..kalau sepertinya Ha Gyung dan Nam Soon sudah saling berbagi pakaian. Dan membentuk jari-jari tangannya menguncup..yang berarti saling berciuman..Mereka senang dengan fakta itu.
Nam Soon seperti biasa, cuek dan memilih merebahkan kepalanya di meja.
Kelas menjadi hening, saat Se Chan masuk ke dalamnya. Murid-muridpun duduk di bangkunya masing-masing. In Jae sepertinya belum datang, karena tadi dia terlambat bangun.
Se Chan masih akan menunggu anak-anak yang belum mengumpulkan rencana studi, untuk segera menyelesaikannya. Se Chan menunggu sampai sore ini.
Masuklah In Jae, memberikan pengumuman kalau ada anak baru yang akan dia perkenalkan pada mereka. In Jae menyuruh si murid transfer untuk segera masuk, dan ternyata dia adalah Park Heung Soo. In Jae menyuruh Heung Soo menyapa semuanya, dan memperkenalkan diri.
“Aku Park Heung Soo..”
Nam Soon langsung mengangkat kepalanya, saat mendengar nama Heung Soo.
In Jae menunjuk salah satu meja, dan menyuruh Heung Soo duduk disana. Nam Soon masih ga percaya ada Heung Soo dikelasnya, bahkan duduk disampingnya. Saking terkejutnya, Nam Soon bahkan tidak mendengar Se Chan memanggilnya ketua kelas.
Nam Soon langsung sadar dari lamunannya, dan segera berdiri. Saat itulah Heung Soo melihatnya, dan tersenyum saat tahu kalau Nam Soon sebagai ketua kelas, dan menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas.
Tiba-tiba diluar sudah ada Im Jung Soo, dan dua orang laki-laki berjas. Salah satu laki-laki itu mengatakan kalau mereka mendapat informasi kalau Se Chan adalah guru illegal. Anak-anak berkerumun di jendela, ingin mendengar lebih jelas. Se Chan jelas kaget mendengar hal itu.
Di dalam kelas Cuma tersisa, HanYoung Woo, Park Heung Soo, dan Go Nam Soon. Nam Soon dan Heung Soo sama-sama saling memandang.
KOMENTAR :
Suasana sekolah yang benar-benar tidak kondusif menurutku. Perkelahian yang sangat keterlaluan. Mencuri..benar-benar setres saat menghadapi murid seperti itu..
Aku awalnya berharap Heung Soo bukan anak yang nakal seperti Jung Hoo, tapi sepertinya alur tidak seperti itu..
Semoga episode selanjutnya Nam Soon lebih berani lagi..kasian kalau harus ditindas terus.^^
Oya, suka melihat adegan Nam Soon dan Ha Gyung naik motor bersama..^^
Semoga pada sabar ya menanti episode selanjutnya. Maaf karena ada beberapa nama yang aku belum tahu..^^
Terima kasih..^^
Menarik.. Oppa le jong suk sllalu "ok" meranin apapun..:D..
ReplyDeleteaku masih bingung..pemeran utama wanitanya siapa?
ReplyDeletewahh kalo udah gini kasian ama nam soon dong punya 2 musuh skaligus
ReplyDeleteMurid transfer bukan musuh nam soon. Tapi sahabat lama sekaligus pacarnya. Mereka gay
Delete