Monday 29 September 2014

Sinopsis My Lovely Girl Episode 4 Part 2

[Sebelumnya]

Malam ini Hyun Wook terbangun dari tidurnya dengan kepala pening. Dia memutuskan untuk mengguyur tubuhnya berharap agar pening di kepalanya hilang. Sementara itu Se Na juga tampak galau malam ini. Dia belum mendapatkan ide apapun. Se Na pun memutuskan menghubungi nomer So Eun, kakaknya.

Hyun Wook mendengar ponsel milik So Eun berdering dan dia tahu pasti Se Na yang menelpon. Hyun Wook pun segera menyudahi mandinya dan langsung mengambil kotak yang mana di dalam kotak itu terdapat ponsel So Eun. Hyun Wook melihat ada pesan suara disana, dan dia langsung mendnegar pesa suara tersebut.

Terdengar suara Se Na dengan nada sedih. Se Na berkata "Kak, ini aku. Aku ingin menulis lagu yang bagus. Dan aku juga ingin menang. Aku juga tak ingin mengecewakannya. Aku menyukainya, karena dia percaya padaku. Sebelumnya tak ada yang percaya padaku. Aku akan melakuklan yang terbaik. Aku pasti bisa melakukannya. Tapi, entah mengapa aku selalu ragu."




Keesokan harinya, Se Na terlihat beberapa kali mondar-mandir di depan rumah Hyun Wook. Hyun Wook mengetahui itu karena dia melihat dari jendela atas rumahnya. Hyun Wook kemudian keluar dan bertemu Se Na. Hyun Wook bertanya sedang apa Se Na disini? Se Na menjawab kalau dia hanya lewat. Hyun Wook tersenyum dan berkata kalau dia tadi lihat Se Na hanya mondar-mandir saja di depan rumahnya. Se Na yang malu beralasan kalau dia suka jalan-jalan disekitar sini. Tapi akhirnya Se Na mengaku, kalau sebenarnya ada yang sangat ingin dia tanyakan pada Hyun Wook. Se Na pun bertanya kapan saat termudah bagi Hyun Wook menciptakan lagu? Dia bertanya seperti ini bukan karena Hyun Wook adalah Presiden ANA. Tapi dia bertanya karena Hyun Wook adalah ahjussi di lingkungan ini. Tapi karena Hyun Wook hanya seorang ahjussi maka pasti Hyun Wook ga tahu. Se Na berniat pulang saja, tapi Hyun Wook tiba-tiba bertanya apa dia bisa meminjam waktu Se Na hari ini? Se Na bingung, tapi Hyun Wook tak menjelaskan lebih dan hanya menarik tangan Se Na untuk segera mengikutinya.


Pertama, Hyun Wook mengajak Se Na ke galey lukisan. Disana Se Na bingung kenapa dia diajak ke tempat seperti ini? Hyun Wook tak menjelaskan apapun dan tiba-tiba memegang kedua pipi Se Na, membuat Se Na sedikit terkejut, dan setelah itu Hyun Wook memutar kepala Se Na sehingga kini mata Se Na menatap sebuah lukisan. Hyun Wook memita Se Na melihat lukisan yang ada di depan Se Na itu. Dalam posisi seperti ini Se Na mana bisa fokus melihat lukisan, mungkin saja hatinya sedang berdegup kencang tak karuan.

Setelah selesai melihat satu lukisan itu, Hyun Wook yang masih memegang kepala Se Na dengan kedua tangannya langsung menari tubuh Se Na untuk melihat lukisan yang lain. Se Na sungguh tak bisa fokus pada semua lukisan yang ditunjukkan Hyun Wook padanya dengan posisi Hyun Wook yang sedekat ini dengannya.


Saat mereka sudah melihat semua lukisan di galery itu, Hyun Wook pun berpesan agar Se Na membiasakan untuk melihat sesuatu dengan teliti. Se Na pun hanya mengangguk dan mulai berjalan keluar. Hyun Wook yang ga melihat jalan dengan benar malah menabrak kaca di depannya yang dia kira pintu. Se Na melihat hal itu dan tentu saja tersenyum geli karenanya.

Se Na kemudian masuk lagi dan mendekati Hyun Wook sambil bertanya apa Hyun Wook baik-baik saja? Hyun Wook menjawab tentu saja dia baik-baik saja. Se Na pun berkata kalau di kening Hyun Wook ada darahnya. Hyun Wook pun panik dan langsung mengusap keningnya, sedangkan Se Na malah tersenyum geli melihat tingkah konyol Hyun Wook. Hyun Wook kesal mengetahui Se Na hanya mengerjainya saja.


Setelah ke galery lukisa, kini Hyun Wook mengajak Se Na ke taman bermain. Taman bermain itu kosong dan Se Na yang senang bisa ke taman bermain bertanya pada Hyun Wook, apa dia bisa setiap hari ada di taman bermain? Hyun Wook menjawab kalau Se Na hanya memikrikan itu saja bagaimana bisa Se Na menciptakan lagu?

Hyun Wook lalu berkata kalu dulunya taman bermain ini sangat bagus. Banya orang yang datang ke tempat ini, seperti misalnya orang yang sedang bersama kekasihnya atau orang yang datang bersama keluarganya. Mereka semua bersenang-senang dan bersantai ria di tempat ini. Se Na kemudian berkata itu berarti bisa saja suatu saat tempat ini akan menghilang. Hyun Wook mengegelang dan menjawab tidak. itu tak akan terjadi karena tempat ini akan selalu dikenang oleh semua orang yang pernah datang ke tempat ini.

"Mereka akan mengenangnya sebagai pengalaman yang indah dan kenangan yang berharga."

Tiba-tiba saja komidi putar di depan Hyun Wook dan Se Na menyala. Mungkin itu hanya ada dalam bayagan keduanya, tapi yang jelas Se Na bisa meresapi kalimat Hyun Wook barusan, sedangkan Hyun Wook ingatannya berputar kembali ke saat dimana dia pernah datang bersama So Eun ke tempat ini. saat yang indah dan berharga. Hyun Wook seolah bisa melihat So Eun yang terseyum senang saat naik komidi putar. Mereka berdua larut dalam fikiran mereka masing-masing.

"Seseorang menyajikan kenangan dalam sebuah lagu. Dan lagu itu akan emnjadi kenangan bagi seseorang yang mendengarnya. Begitulah siklus itu terus berputar. jadi tulislah apa yang ada dalam pikiranmu. Hal yang lucu, sedih, mendebarkan atau menyakitkan. Perasaan itu, pengalaman dan kenanganmu , tuangkan semua dalam tulisan. "

Se Na menatap Hyun Wook dan kemudian bertanya, apa Hyun Wook juga punya kenangan di tempat ini? Mungkin dulu Hyun Wook melakukan ciuman pertama disini? Hyun Wook memilih tak menjawab dan melangkah pergi meninggalkan Se Na.


Se Na dan Hyun Wook sampai di depan rumah Se Na. Se Na tiba-tiba berdiri di anajk tangga paling atas dan menatap Hyun Wook yang ada di bawah sambil berkata kalau dulu, dia dan kakaknya sering bermain di pegangan tangga seperti ini. Se Na pun mencontohkannya di depan Hyun Wook. Dia duduk ke pegangan tangga dan berseluncur turun sambil merentangkan kedua tangannya. Tapi entah mengapa yang Hyun Wook bisa melihat So Eun yang melakukan hal tersebut. So Eun yang di depan matanya sedang berseluncur turun melalui pegangan tangga itu dan tersenyum lebar menatapnya.

Tapi Hyun Wook sadar itu hanya ilusi, dia segera menyadarkan dirinya dari lamunannya karena kini yang di hadapannya adalah Se Na bukan So Eun. Setelah selesai meluncur sampai ke bawah, Se Na kemudian mengingatkan Hyun Wook kalau Hyun Wook belum menjawab pertanyaannya tadi. Kapan saat termudah bagi Hyun Wook untuk menciptakan lagu?

"Saat aku sedang jatuh cinta." jawab Hyun Wook.

Hyun Wook langsung pergi setelah berkata seperti dan Se Na tampak menemukan gairahnya untuk segera menulis lagu. Entahlah, apa karena dia mulai merasakan jatuh cinta, atau karena dia hanya merasa senang akan hari ini.


Yoon Se Na bergegas masuk ke kamar, mengambil gitarnya dan langsung mulai mencoba menciptakan lagu. Suasana hatinya sedang baik, dan dia tampak bersemangat untuk segera menyelesaikan proyeknya ini.


Berbanding terbalik dengan yang Hyun Wook rasakan. Sampai di rumah, dia langsung membuka kotak dimana disana ada barang peninggalan So Eun selain ponsel. Hyun Wook menatap itu sambil berkata kalau hari ini dia bermain bersama adik So Eun.

"Aku teringat padamu..Jik akita bertiga bisa pergi bersama pasti akan lebih seru lagi." Hyun wook mengambil gelang So Eun dan menatapnya lekat.

Tiba-tiba Hyun Wook menangis, dan berkata "Seharusnya waktu itu, aku memegangmu. "

Hyun Wook semakin terisak. Dia memiliki penyesalan yang sampai sekarang masih menghantuinya.


Shin Hae Yoon menatap hak sepatunya yang sedikit patah karena ulah Ra Eum tadi di ANA. Dia bergumam apa dia harus mematahkan lagi hal sepatunya yang lain agar dia mendapat momen seperti tadi? Hae Yoon pun emmutskan untuk emnghubungi Ra Eum untuk bertanya apa ada cara lain selain menggunakan sepatu?

Di seberang sana, Ra Eum menjawab singkat agar Hae Yoon menggunakan kopi sebagai cara mencari momen yang tepat. Hae Yoon ingin keterangan lebih lanjut tapi Ra Eum langsung memutuskan teleponnya, membuat Hae Yoon kesal dan bertanya sendiri. Apa yang dilakukan dengan kopi? (LOL)


Tiba-tiba Jae Young mengajak Hae Yoon bertemu malam ini. Hae Yoon pun langsung datang ke tempat yang Jae Young katakan dimana disana Jae Young sudah menunggunya. Hae Yoon langsung bertanya apa Jae Young sudah selesai dengan lagu Jae Young? Jae Young menjawab singkat kalau dia selalu membuat lagu. Hae Yoon pun menyebut kalau Jae Young selalu terlihat keren saat sedang bercanda.

Jae Young kemudian menydorokan sebuah kotak kecil dengan pita cantik kearah Hae Yoon. Dia meminta Hae Yoon membuka kotak itu. Hae Yoon menjawab kalau dia hanya ingin minum sampanye saja. Dia bahkan mendorong kembali kotak kecil itu kearah Jae Young tanda dia menolak pemberian Jae Young. Jae Young meminta agar Hae Yoon mau membuka kotak itu dan melihat isinya. Hae Yoon dengan santai menjawab "Jika aku membukanya, maka akan sangat tidak sopan jika aku tak membawa isi di dalam kotaknya."

Jae Young kecewa, dia kemudian berkata apa Hae Yoon ga marah melihat Hyun Wook mengejar-ngejar Se Na? Hae Yoon tersenyum dan menjawab kalau menurutnya ga seperti itu. Dia ga merasa Hyun Wook sedang mengejar Se Na. Hae Yoon pun memilih pergi, sebelumnya dia meminta pada Jae Young agar menghubunginya jika lagu Jae Young sudah selesai.


Setelah Hae Yoon pergi, Jae Young tampak menghubungi seseorang dan berkata kalau dia ingin meminta bantuan orang tersebut.


Lee Hyun Wook menemui Se Na di ruang latihan dan Se Na tampak sedang menyelesaikan lagu Se Na. Hyun Wook lalu berkata kalau disini dia adalah presiden bukan Ahjussi Tetangga, jadi dia mau Se Na mencerirtakan bagaimana kemajuan Se Na?

Se Na menjawab kalau dia sudah menyelesaikan lagunya, dan ini adalah berkat Ahjussi Tetangganya. Hyun Wook berkata pasti Ahjussi itu orang yang hebat? Se Na menjawab tidak, ahjussi itu malah orang yang plin-plan. Hyun Wook kesal dan bertanya apa maksud Se Na? Se Na menjawab kadang ahjussi itu baik, kadang jahat. Hyun Wook bertambah kesal dan bertanya jangan-jangan judul lagu Se Na adalah Wishy Washy (Plin-Plan) ?

Se Na menatap kesal pada Hyun Wook, sementara Hyun Wook langsung mengambil buku catatan Se Na yang berisi judul lagu yang sudah Se Na buat. Se Na merebut buku itu sementara Hyun Wook mempertahankannya. Tapi tiba-tiba Hyun Wook lah yang merasa sedikit gugup dengan jarak mereka yang begitu dekat, sehingga Hyun Wook langsung mengembalikan buku catatan Se Na.

Hyun Wook kemudian berkata kalau Rae Hun akan menjadi orang yang menyanyikan lagu buatan Jae Young. Lalu siapa yang akan menyanyikan lagu buatan Se Na? Se Na pun baru ingat kalau dia belum memiliki penyanyi yang bias menyanyikan lagu ciptaanya. Hyun Wook melihat ekspresi Se Na, dan berkata, apa Se Na juga tidak memikirkan tentang aransemen lagu dan lain sebagainya? Se Na menenangkan Hyun Wook, dengan berkata kalau waktu masih ada dua hari lagi, jadi jangan khawatir.


Se Na langsung pergi ke ruang editing dan rekaman. Disana Rae Hun baru selesai menyanyikan lagu Jae Young. Se Na mendekati Re Hun dan bertanya apa Rae Hoon juga bisa menyanyikan lagu ciptaannya? Rae Hun menolak. Karena dia baru saja selesai rekaman lagunya Jae Young. Se Na menjelaskan kalau bukan sekarang kok, dia juga belum mengaransemen lagunya. Rae Hun tetap menolak, dan malah meminta Se Na untuk mengajak Shi Woo saja, mungkin Shi Woo mau. Tapi Se Na harus tahu, kalau Shi Woo ga panai bernyanyi. Rae Hun pun tertawa dan langsung pergi meninggalkan Se Na yang bertambah bingung.


Se Na masuk ke ruang editing dan disana ada Spider. Spider melihat Se Na lalu berkata kalau dia ga mau mengaransemen lagu Se Na, jadi Se Na lebih baik tidak menganggunya. Se Na menjawab kalau dia hanya ingin menggunakan studio ini, apa Spider bisa membantunya. Spider yang awalnya terkantuk-kantuk jadi bangun dan menatap Se Na dengan heran. Dia brtanya apa Se Na bisa mengaransemen lagu? Se Na menjawab dia ga tahu karena dia belum pernah mencoba mengaransemen lagu.

Spider lalu berkata agar Se Na menyerah saja, MIDI itu sanga sulit. Bahkan jika Se Na belajar selama 6 bulan belum tentu Se Na bisa melakukannya. Bahkan Spider berkata kalau Mozart hidup di jaman mereka, maka Mozart juga akan kesulitan dengan canggihnya alat di jaman mereka ini?

Se Na tak patah arang, dia berkata kalau belum dicoba bagaimana mereka akan tahu hasilnya. Dia akan bekerja keras untuk bisa memahami semua.
Se Na kemudian bertanya bagaimana caranya menggunakan alat ini. Se Na pun mencoba menyentuh salah satu tombol disana, dan terkejut karena tombol lainnya turun dengan sendirinya, dan Spider berkata agar Se Na jangan merusak benda disini. Se Na pun kaget.

Spider lalu memberitahu Se Na, jadi Se Na harus perhatikan baik-baik, karena setelah ini dia akan meninggalkan Se Na. Se Na tersenyum dan mengangguk, dia kemudian melihat apa yang Spider ajarkan padanya dengan cermat. Tanpa disadari Se Na, Hyun Wook melihat itu dan tersenyum melihat betapa gigihnya Se Na.


Shin Hae Yoon sedang ada bersama Sung Jin. Disana Hae Yoon berkata kesal kalau dia cemburu pada Se Na yang selalu diperhatikan oleh Hyun Wook. Sung Jin menenangkan Hae Yoon dengan brkata kalau Hyun Wook hanya ingin membantu Se Na, itu saja. Jadi Hae Yoon ga perlu cemburu.

“Lagipula kau cantik, jadi kenapa harus khawatir?”

Hae Yoon pun tersenyum dan membawa kopi panasnya sambil berkata pada Sung Jin kalau ini adalah momen yang tepat dan waktu yang menentukan. Sepertinya Hae Yoon sudah tahu apa yang akan dia lakukan dengan kopi ini.


Hae Yoon sedang menunggu Hyun Wook lewat. Dia sudah berencana akan menabrak Hyun Wook, sehingga kopi panas ini tumpah membasahi baju putihnya. Ini adalah cara yang tepat untuk membuat Hyun Wook semakin dekat dengannya.

Naasnya, saat Hae Yoon sudah melihat Hyun Wook akan lewat, diapun bersiap, dank arena dia focus pada aktingnya nanti, dia tak sadar ada staf lain dibelakangnya dan mereka tak engaja bersenggolan sehingga akhirnya kopi itu membasahi kemeja putih Hae Yoon. Hae Yoon berteriak kesal. Ini berbeda dari apa yang dia rencanakan tadi. Memang bajunya basah ketumpahan kopi, tapi bukan karena brtabrakan dengan Hyun Wook, melainkna staf wanita lain. Dan dia kesal sekali karena itu.

Hae Yoon pun memarahi wanita itu yang wajahnya ketakutan dan terus meminta maaf pada Hae Yoon. Hyun Wook pun sampai di tempat Hae Yoon dan berkata santai, “Pantas saja mereka menyebutmu Penyihir.”

Hyun Wook pun melanjutkan langkahnya dan Hae Yoon mati gaya karena ketahuan ngomel-ngomel dengan suara keras di depan staf lain. (LOL)


Se Na sudah hamper selesai mengaransemen lagunya, diapun keluar menemui dua orang member di ANA dan bertanya apa salah satu dari keduanya bisa membantu dia? Kedua pria itu menolak, karena takut dimarahi Jae Young. Se Na pun bertanya siapa yang lebih penting di ANA? Presiden Hyun Wook apa Produser Jae Young? Kedua orang itu mencoba berfikir, tapi kemudian mereka tetap menolak karena Hyun Wook hanya sebentar di ANA, dan Presdir Lee akan segera kembali.

Se Na pun semakin bingung, lalu saat itu Shi Woo datang. Dia melihat kegalauan Se Na lalu mendekat. Se Na menoleh mendengar suara Shi Woo. Shi Woo berkata agar jangan sampai Se Na minta bantuannya. Se Na menjawab kalau dia ga akan meminta bantuan Shi Woo, karena Rae Hun bilang Shi Woo ga bisa nyanyi. Shi Woo kesal, dan sedikit terkejut karena merasa aneh Se Na tak meminta bantuannya, padahal Se Na kan sangat butuh. Shi Woo lalu berkata kalau dia jago kok menyanyi. Jadi yang Rae Hun bilan itu tak benar.

“Mungkin aku lebih hebat dari Rae Hun sekarang” Ucap Shi Woo penuh keyakinan.

Se Na menatap dengan pandangan tak percaya dan seolah mengejek. Dia kemudian bertanya, lalu apa Shi Woo mau benyanyi untuk lagunya. Shi Woo awalnya tetap menolak, tapi karena Se Na terus mengejeknya membuat Shi Woo akhirnya menerima tantangan Se Na untuk menyanyikan lagu ciptaan Se Na.


Shi Woo jujur saja gugup, dia selalu saja olahraa bibir sebelum masuk studio rekaman. Se Na sudah menyuruh Shi Woo untuk segera masuk, dan Shi Woo meminta agar Se Na mengedit hasil rekaman nanti sebisa Se Na. Se Na pun kaget dan Shi Woo menjelaskan kalau ini sama seperti mengedit foto dengan Photoshop. Jadi sama saja, ga usah heran.


Shi Woo sudah masuk ruang rekaman, dan dia membaca lirik yang Se Na buat sebelum mulai menyanyi. Raut wajah Shi Woo tampak berubah. Dia kemudian menatap Se Na dan bertanya apa ini pertama kalinya bagi Se Na? Se Na bingung tapi Shi Woo ga berniat menjelaskan maksud kalimatnya. Mereka pun siap merekam lagu itu.


Staf sedang rapat dengan Hyun Wook sebagai pimpinannya. Tak ada Jae Young disana. Kang Tae Min bertanya heran dimana Jae Young, dan Hyun Wook menjawab sekarang ga usah mikirin Jae Young dulu, karena mereka sudah ga punya waktu. Tepat ketika pertemuan diakhiri, Jae Young datang. Hyun Wook langsung memarahi Jae Young yang ga member kabar jika tak bisa hadir saat rapat. Jae Youn tersenyum dan dengan santai menjawab kalau sekarang dia ga perlu ijin ini dan itu pada Hyun Wook. Jae Young kemudian mengeluarkan surat pengunduran dirinya. Staf disana pun terkejut dengan mundurnya Jae Young.

Hyun Wook mengejek Jae Young yang seperti sedang melarikan diri karena takut dengan kompetisi ini. Seharusnya jika Jae Young takut, Jae Young ngomong dari awal. Tae Min meminta Jae Youn untuk tak mengambil keputusan seperti ini, mana bisa Jae Young meninggalkan ANA?

Jae Young menjawab sambil tetap menatap Hyun Wook. Dia berkata kalau emua ini terjadi karena Hyun Wook yang sudah ga percaya padanya. Semua lagu ANA dan semua artis adalah tanggung jawabnya.
Hyun Wook berkata kalau Jae Young sepertinya terlalu takut makanan Jae Young direbut orang lain, makanya Jae Youn mundur.

Tiba-tiba masuklah staf lainnya kedalam ruang rapat dan mengabarkan kalau Infinte Power membubarkan diri. Semua terkejut, termasuk Hyun Wook. Tapi tidak dengan Jae Young. Dia malah tersenyum puas melihat wajah Hyun Wook yang terpukul dengan masalah ini.

Telepon pun berdering di ruangan itu dan smeua menanyakan kebenaran bubarnya Infinite Power. Hyun Wook menatap Jae Youn dan tahu bahwa ini adalah ulah Jae Young. Diapun berkata kalau ini semua ulah Jae Young kan? Jae Young membenarkan dan Hyun Wook berkata kalau Jae Young ternyata pengkhianat.

“Harusnya kau tak memulai perang ini. Kau piker seberapa parah kau merusak harga diriku?” Ucap Jae Young geram.

Hyun Wook menjawab jika Jae Young marah, lampiaskan saja padanya jangan pada perusahaan atau orang lain. Jae Young lalu berkata kalau dia punya kartu AS yang hebat untuk Hyun Wook. Jae Young pun mengirim kartu AS nya yan hebat itu ke ponsel Hyun Wook. Hyun Wook membukanya dan terkejut, karena Jae Young mengirim pesan gambar, dimana disana ada ayahnya dengan seorang wanita, dan itu bukan Hee Sun. Wanita itu tampak sangat muda. Hyun Wook pun syok melihat foto ini.


Shin Hae Yoon mengejar Jae Young yang pergi, dia bertanya kenapa Jae Young tega sekali melakukan ini? Jae Young menoleh menatap Hae Yoon dan menjawab “Satu demi satu aku akan merebut semua miliknya.”

Jae Young kemudian berniat pergi, tapi sebelum dia melangkah dia kembali berkata pada Hae Yoon, kalau ini pertama kalinya Hae Yoon mengejar dia. Setelah itu Jae Youn pergi.


Shi Woo sudah menyelesaikan rekamannya. Dia meminta Se Na mentraktirnya karena dia mau membantu Se Na. Se Na berkata dia sedang sibuk saat ini. Shi Woo lalu merebut ponsel Se Na, dan terlihat menghubungi sebuah nomer. Se Na bertanya apa yang Shi Woo lakukan? Shi Woo menjawab kalau dia harus memiliki nomer Se Na, makanya dia menghubungi nomernya sendiri. Se Na pun hanya bisa menatap heran.


Berita tentang mundurnya Jae Young dan keluarnya Infinite Power menyebar pesat. Semua trainee berkumpul menggosipkan hal itu. Se Na yang kebetulan masuk mendengar hal tersebut, dan menjadi sangat terkejut. Para trainee yang melihat kehadiran Se Na menjadi tak suka, dan salah satu trainee berkata kalau dia kira Se Na yang akan keluar, tapi malah Produser Seo. Semua ini pasti gara-gara Se Na. Se Na tak menggubris semua itu dan memilih pergi. Dia harus segera menemui Hyun Wook.


Se Na bertemu Hyun Wook, tepat ketika Hyun Wook sedang berjalan keluar. Se Na langsung bertanya apa yang terjadi? Apa Jae Young dan Infinite Power keluar karena dia? Hyun Wook tersenyum dan menenangkan Se Na. Dia berkata kalau ini bukan salah Se Na kok. Ini hanya salah paham saja.


Hae Yoon mnghubungi Hyun Wook dan mengabarkan kalau Infinite Power sudah mengadakan konferensi pers dan mengatakan kalau mereka bubar tanpa Shi Woo. Hyun Wook yang sedang sibuk menyetir dan inin segera sampai ke rumah ayahnya hanya menjawab kalau dia harus menemui ayahnya dulu. Hae Yoon pun tak memaksa.


Lee Jong Ho juga sudah mendengar kabar itu dari internet. Saat Hyun Wook datan, Jong Ho memberitahu putranya itu kalau Infinte Power ga akan bisa pergi karena dia sudah menulis kontrak Infinite Power dengan sangat hati-hati. Hyun Wook ga peduli dengan semua itu, karena kedatangannya kesini bukanlah untuk membahas masalah Infinite Power. Dia datang karena ini menanyakan sesuatu.

“Siapa wanita ini? Apakah wanita itu trainee? Apa kau berselingkuh dengan trainee?”

Jong Ho ga menjawab dan balik bertanya apa itu kartu yang Jae Young gunakan untuk menekannya? Dia ga takut dengan itu semua, dan dia mau Hyun Wook jua ga takut dengan ancaman Jae Young. Lagipula, wanita itu bukanlah wanita di bawah umur.
Hyun Wook geram. Dia berteriak memanggil ayahnya. Jong Ho ga peduli dengan amarah Hyun Wook. Dia hanya berkata kalau dia juga punya kartu AS yang akan dia gunakan untuk membalas Jae Young.

Jong Ho memberitahu Hyun Wook kalau 3 tahun lalu, Jae Youn ke India dan menggunakan ganja disana. Hyun Wook bisa mengatakan itu pada Reporter Kim, dan berita akan menyebar dengan cepat.
Hyun Wook yang geram kemudian bertanya apa seperti ini cara Jong Ho menjalankan bisnis Jong Ho?

“Kenapa kau bisa setega ini? Bahkan setahun setelah ibu meninggal, kau menikahi wanita yang 20 tahun lebih muda daripadamu. Aku sudah berusaha untuk mengertimu ayah. Bahkan saat So Eun meninggal aku masih mencoba untuk mengerti dirimu. Kau adalah orang yang kusebut ayah , tapi apa hanya ini yang bisa kau tunjukkan padaku?”

Hyun Wook menangis terisak, dan Jong Ho hanya menatap Hyun Wook tanpa berkata apapun. Hyun Wook pun menghapus air matanya lalu berkata kalau mulai sekarang dia ga ingin melihat ayahnya lagi, dia juga ga peduli apa yang akan terjadi pada perusahaan. Semua itu tak ada berhubungan dengannya.\
Hyun Wook pun pergi, dan ternyata Hee Sun melihat itu dan wajahnya tampak sedih.


Se Na sampai di rumah, disana dia sebenarnya ingin sendiri, tapi pacara Joo Hong tiba-tiba datang dengan membawa kostum beruang. Pacar Joo Hong pun akhirnya mengalah dengan membiarkan Se Na sendiri. Se Na tampak sedih dan masih merasa bahwa ini adalah salahnya.


Yoon Se Na ternyata datang ke rumah Hyun Wook memakai kepala boneka beruang milik pacar Joo Hong tadi. Disana dia menemui Hyun Wook yang baru saja tiba dan duduk di halaman depan rumah. Dia kemudian menyapa Hyun Wook dan berkata “Aku adalah teman Se Na. Aku datang kesini karena ingin memberitahu sesuatu padamu. Dia terlalu malu untuk menyampaikan langsung padamu, makanya aku yang akan menyampaikan pesannya itu. Se Na takut semua ini terjadi karena dia. Dia kecewa tak bisa memutar lagu yang dia kerjakan. Jika memang harus bertarung, maka dia akan menalahkan Jae Young hanya dengan satu pukulan. Se Na bilang dia sangat menyesal dan malu dengan semua ini. Tapi dia juga senang karena dia tak jadi keluar dari ANA. Jadi dia akan bekerja keras. ”

Hyun Wook tak berkata apapun dan hanya menatap Se Na yang sedang menyamar saat ini.


Se Na kemudian duduk di samping Jae Young. Dia berkata bahwa Se Na yang meminta nya untuk menemani Hyun Wook. Jika tidak maka, Hyun Wook akan kesepian. Hyun Wook kemudian menatap Se Na lekat dan bertanya apa Se Na baik-baik saja? Se Na mengangguk pelan. Hyun Wook langsung membuka kepala beruang itu dan dia melihat Se Na menangis. Hyun Wook tak bisa berkata apapun melihat air mata Se Na, sementara Se Na juga tak bisa menyembunyikan tangisnya. Merekapun hanya saling menatap dalam diam. Mencoba mencari kata untuk bisa saling menenangkan. Mencoba untuk bisa membuat satu sama lain tetap kuat bertahan.


Celotehanku :

Ga suka lihat aktingnya Rain nangis. Entah mengapa..hehehehe

2 comments:

  1. Rain pas pake piyama hbs mandi mirip bgt lee seung gi.. hehe..

    ReplyDelete
  2. dramanya jadi aga mirip cheongdamdong alice ya garis besarnya haha

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^