[Episode Sebelumnya]
Kang Joo Pil membawakan makanan untuk Joo Ran, dia sambil bercerita tentang Eun Joong yang akan diangkat sebagai wakil ketua Grup Tae Ha. Joo Ran menjawab itu ga mungkin terjadi, yang penting Joo Pil dukung Joo Ha saja.
Joo Pil penasaran kenapa bisa Joo Ran seyakin itu? Joo Ran ga menjawab tapi malah mengambil ponselnya dan memperlihatkan rekaman video Hwa Young yang dia dapat semalam.
Joo Pil jelas terkejut.
Kang Ho menemui Tae Ha dan melaporkan hilangnya Hwa Young. Kang Ho juga memberitahu bahwa menurut laporan saksi mata, seorang pria muda yang membawa Hwa Young. Tae Ha menyuruh agar kamera CCTV diperiksa, tapi Kang Ho langsung menjawab kalau kamera CCTV nya rusak. Pikiran Tae Ha pun langsung tertuju pada kalimat Eun Joong-Bok yang memintanya untuk tak percaya pada putranya sendiri.
Pagi ini Hwa Young sudah tersadar dari tidurnya. Dia bertanya dimana dia sekarang? Myung Geun yang datang membawakan sarapan menjawab kalau sekarang Hwa Young sedang ada di kamar Eun Joong. Mendengar nama Eun Joong, Hwa Young langsung bertanya dimana Eun Joong nya? “Dalam mimpi, dia memanggilku ibu. Saat dia menyelamatkanku, dia berkata ‘ibu kau akan baik-baik saja’ ”
Myung Geun menjawab bahwa itu bukanlah mimpi. Memang Eun Joong yang menyelamatkan Hwa Young dan membawa Hwa Young kerumah ini. Myung Geun pun meminta Hwa Young untuk makan dan mengumpulkan tenaga lagi. Karena kondisi Hwa Young yang lemah, maka Myung Geun pun membantu Hwa Young untuk minum dan makan.
Sementara itu di firma hukum Cheonha, Ah Mi dan Soo Young dikejutkan oleh datangnya beberapa petugas yang menyita barang-barang di kantor. Resepsionis Wang bertanya pada Manager Cha, bagaimana kantor ini ditutup tanpa adanya pemberitahuan terlebih dulu pada mereka?
Di sebuah tempat, Eun Joong-Bok mulai menyusun kartu keluarganya, dia harus memilih nama baru untuknya. Eun Joong-Bok bingung untuk memilih nama baru. Dia selalu teringat akan nama Jang Eun Joong, yang dia rasa memang pantas melekat didirinya. Dalam hati dia berkata kalau dia akan mengambil nama Jang Eun Joong kembali. “Namaku dan tempatku, aku akan dapatkan kembali semua, bagaimanapun caranya.”
Saat sedang melamun itulah, Ah Mi datang. Ah Mi kemudian duduk di depan Eun Joong-Bok. Ah Mi bertanya apa yang sedang Eun Joong-Bok tulis? Eun Joong-Bok pun menyodorkan kertas itu kearah Ah Mi, dan berkata kalau dia harus mencari sebuah nama untuk mengisi kartu keluarga ini. Tapi, sampai detik ini dia ga bisa mendapatkan ide untuk nama baru yang akan dipakainya. Yang ada dipikirannya hanyalah nama Jang Eun Joong.
Eun Joong-Bok meminta Ah Mi membantunya, Ah Mi bisa menyebutkan nama apa saja yang terbersit di kepala Ah Mi,karena mungkin saja dia setuju. Tanpa adanya nama, maka akan sulit baginya melakukan sesuatu. Dia harus membuat rekening baru, dan lain sebagainya.
Kemudian Ah Mi mengabarkan kalau Cheonha ditutup, dan dia yakin bukan Hwa Young yang melakukannya. Eun Joong-Bok bertanya lalu siapa jika bukan Hwa Young? Ah Mi menjawb dia yakin Eun Joong-Bok tahu.
Eun Joong-Bok pun berfikir dan mulai menerka satu nama.
Kini, Ah Mi dan Eun Joong-Bok sama-sama duduk di halte bus. Disana Ah Mi bertanya apa yang akan Eun Joong-Bok lakukan kalau Eun Joong-Bok tetap ga bisa mendapatkan nama baru? Eun Joong-Bok menjawab sepertinya memang sulit mencari sebuah nama baru. Ah Mi bertanya benarkah ga masalah jika dia yang memilihkan nama untuk Eun Joong-Bok? Eun Joong-Bok pun mengangguk.
“Orang yang lahir kembali, pada bulan September 2013. Gu Jae In. Bagaimana? Atau seseorang yang dilahirkan kembali hari ini? Oh Tae in. Bagaimana kedengarannya?”
Ah Mi masih menyebutkan beberapa nama, dan Eun Joong-Bok hanya terus menatap Ah Mi sambil tersenyum tipis. Lalu tiba-tiba Eun Joong-Bok memilih nama Gu Jae In, sebagai nama barunya.
Ah Mi tak percaya mendengarnya, dia kemudian mengucakan selamat karena kini Eun Joong-Bok sudah lahir kembali.
“Anda tahu, dilahirkan kembali adalah harapan semua orang? Jadi tetap angkat dagumu, dan mulai dengan semangat baru.”
Eun Joong-Bok pun tersenyum mendengar kalimat penyemangat yang diberikan Ah Mi untuknya.
*Aku akan gunakan nama Gu Jae In, setelah memang benar diketahui oleh lainnya ya..*
Hwa Young sedang tertidur, dan ponselnya bergetar. Myung Geun yang ada disana, tak mau membuat Hwa Young terganggu, sehingga dialah yang menerima telepon itu. Ternyata Eun Joon-Bok lah yang menelpon. Eun Joong-Bok terkejut, saat mendengar suara Myung Geun. Myung Geun mengatakan jika Eun Joong-Bok ingin bicara dengan Hwa Young, teleponlah kembali setelah beberapa jam
Di depan kantor polisi, Eun Joong terlihat sedang focus pada apa yang di pegangnya. Di kedua tangannya dia memegang dua hal berbeda. Di tangan kirinya terpampang foto Myung Geun dan Soo Young, dua orang yang dia kasihi selama ini, sementara di tangan kanannya terdapat fakta tentang Tae Ha, yang ternyata adalah ayah kandungnya.
Menyakitkan melihat kedua hal ini. Tiba-tiba Eun Joong teringat akan pertemuannya dengan Kepala Song.
Flashback
Song Jae Moon memaksa Eun Joong mengatakan yang sebenarnya, agar dia bisa memutuskan apakah dia akan memberi penghargaan dan menaikkan jabatan Eun Joong, atau malah mungkin dia akan memecat Eun Joong.
Sekarang semua orang juga sudah tahu kalau Eun Joong sedang menyelidiki kasus Tae Ha, jadi ga ada alasan untuk Eun Joong menutupi semuanya.
Jae Moon juga bertanya apa Eun Joong yang mengambil bukti malam itu, Eun Joong tak menjawab, dia hanya meminta maaf seolah kata maaf adalah pembenaran atas pertanyaan Jae Moon tadi.
Jae Moon sedikit syok tapi kemudian dia bertanya lagi, sebenarnya apa alasan Eun Joong mengambil bukti? Apa Eun Joong sengaja karena ingin melindungi Tae Ha yang sekarang Eun Joong tahu merupakan ayah kandung Eun Joong?
Eun Joong tak menjawab, dia hanya diam.
Flashback End
Ah Mi datang, dia melihat Eun Joong yang terlihat terlalu serius. Dia pun mengingat kenangannya malam itu saat dia ternyata mengejar Eun Joong.
Flashback
Malam itu, sebelum Ah Mi masuk menemui Myung Geun yang tengah kesakitan, Ah Mi mengejar Eun Joong. Dia berdiri di depan Eun Joong dan meminta Eun Joong agar tidak pergi. “Jika aku melepasmu seperti ini, aku merasa kau tak akan pernah kembali. Jangan pergi. Aku mohon.”
Eun Joong terpana menatap Ah Mi, matanya terlihat sedikit merah mungkin menahan tangis. Dia hanya menjawab bahwa ini sudah larut, dan seharusnya Ah Mi segera masuk. Ah Mi tak peduli, dia malah berkata kalau dia sama sekali belum memberi jawaban atas apa yang Eun Joong ungkapkan di pulau Slimi waktu itu. “Tolong nantikan aku, sampai aku berkata bisa, tolong tunggulah. Sampai aku bisa, nantikan aku Eun Joong. Kau bilang, aku harus bertemu orang yang baik, dan aku mau orang yang baik itu adalah kau Eun Joong. Jadi rasa sukamu padaku, bisakah kau lanjutkan sedikit lebih lama? Siapa yang peduli kau anak seorang penculik atau pembunuh? Semua bukanlah kesalahan yang kau perbuat. Jadi, jangan berhenti tanpa pernah memulainya. Kau pernah berkata, lebih baik jika melewati kesulitan bersama, daripada sendirian. Ketika dulu kau selalu menemaniku, kini aku juga akan menemanimu, di masa sulit ini. Mari kita hadapi bersama..kau dan aku.”
Eun Joong terharu mendengarnya, dia kemudian bertanya apa dia boleh mencium Ah Mi? Ah Mi kaget dan tak mampu menjawab, tapi kemudian Eun Joong berkata kalau dia akan mengalah ratusan kali, dan hanya akan memeluk Ah Mi saja.
Kini, Eun Joong memeluk Ah Mi erat. Dia menahan tangisnya.
Flashback End
Ah Mi akirnya menyapa Eun Joong dan tersenyum manis saat Eun Joong menatapnya. Eun Joong terkejut mengetahui kedatangan Ah Mi. Ah Mi berkata sebenarnya dia ingin menunggu sampai wajah Eun Joong menjadi lembut, karena tadi dia sedikit takut saat melihat kerasnya ekspresi di wajah Eun Joong. Tapi sepertinya kelembutan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat, sehingga bisa semalaman jika dia memutuskan menunggu.
Ah Mi pun bertanya, kasus apa yang membuat wajah Eun Joong sekeras itu? Eun Joong tak bertanya dan hanya memperlihatkan kedua hal yang sedari tadi dipegangnya.
Eun Joong kemudian berkata, bahwa dia sedang berfikir apa yang akan dia lakukan pada kedua orang ini dan bagaimana cara menghukum keduanya?
Eun Joong mengajak Ah Mi makan di kafetaria polisi, dan Ah Mi cukup kaget karena harga di kafetaria ini sangat murah. Ah Mi bilang kalau sepertinya dia akan datang kesini setiap dia lapar dan ga punya uang. Eun Joong yang mendengar kalimat itu menggoda Ah Mi dengan bertanya apa Ah Mi menggunakan alasan makanan yang murah untuk bisa menemuinya? *Cieee…*
Ah Mi merengut dan menjawab bukan seperti itu, dan Eun Joong tersenyum melihat ekspresi dan jawaban Ah Mi tadi.
Sebenarnya Eun Joong tahu maksud kedatangan Ah Mi menemuinya, sehingga Eun Joong berkata, apa yang ingin Ah Mi katakan maka katakan saja. Ah Mi pun mengatakan segalanya, mulai dari kondisi Hwa Young dan juga Soo Young yang sudah mengetahui semua kejadian ini.
Eun Joong pun terkejut.
Eun Joong bertanya bagaimana Soo Young bisa tahu semua yang terjadi?
Ah Mi pun menceritakan tentang wartawan yang berdatangan ke rumah Ahjussi Ha dan ingin mewawancarai Ahjussi Ha.
Ah Mi berkata menurutnya pasti pihak Jang Tae Ha sudah membocorkan informasi mengenai penculikan itu.
Eun Joong khawatir dengan adiknya, Soo Young adalah orang yang tak bisa dikorbankan dalam masalah ini. Diapun bertanya bagaimana Soo Young melewati masalah ini?
Soo Young mengurung diri, dia menyelimuti tubuhnya dan tak berniat bangun atau melakukan aktifitas apapun. Myung Geun masuk menengok keadaan Soo Young, dan dia ikut sedih dengan terpukulnya Soo Young atas kejadian ini.
Myung Geun tak berkata apapun, dia memilih untuk menutup pintu kamar dan membiarkan Soo Young sendiri.
Setelah Myung Geun keluar, Soo Young kembali menangis, dia bahkan melempar semua buku dan menjatuhkan rak bukunya. Dia kesal dan kecewa sekali dengan semua yang terjadi. Myung Geun yang masih berdiri di depan pintu kamar Soo Young, mendengar keributan itu tanpa bisa menenangkan Soo Young.
Jang Tae Ha datang ke kantor polisi, membuat Eun Joong heran. Eun Joong bertanya kenapa Tae Ha datang, dan Tae Ha langsung menyodorkan keterangan dokter tentang kondisi Myung Geun. Eun Joong jelas terkejut membacanya, dia kaget mengetahui Myung Geun terkena kanker pancreas stadium akhir.
Tae Ha melirik pada Eun Joong untuk mengetahui bagaimana reaksi Eun Joong tentang kabar ini? Dia pun bertanya keputusan Eun Joong untuk balas dendam pada Myung Geun belum berubah kan hanya karena kabar ini? Eun Joong pun mengangguk mantap, dia merubah ekspresinya, agar Tae Ha tak curiga.
Tae Ha berkata kalau dia yang akan menangani laki-laki jahat itu (Myung Geun), dia ga akan membiarkan Myung Geun mati karena kanker itu. Myung Geun ga akan mati karena kanker pancreas, tapi dialah yang akan menentukan bagaimana Myung Geun mati.
Sepertinya berita kanker yang diderita Myung Geun cukup mengagetkan untuk Eun Joong, diapun pergi ke RS dan meminta penjelasan pada dokter tentang kebenaran berita ini, dan dokter mejelaskan bahwa keterangan itu memang benar. Pasien bernama Ha Myung Geun mengidap kanker pancreas stadium akhir, dan hidup Myung Geun pun hanya tinggal hitungan bulan.
Dokter yang menangani Myung Geun juga menjelaskan kalau Myung Geun sendiri yang ga mau mendapatkan perawatan kanker, karena tak ingin menyusahkan anggota keluarga.
Eun Joong yang mendengar kalimat itu, terpana. Dia tak bisa berfikir apapun dan hanya teringat pada Myung Geun seorang. Orang yang sangat disayanginya selama ini. Langkah Eun Joong pun mulai limbung.
Ha Eun Joong sedang latihan menembak, dia menggenggam erat gagang pistol dan menatap tajam pada papan target di depannya. Eun Joong pun teringat akan semua kalimat dan penolakan Myung Geun saat dia kecil. Myung Geun yang selalu marah jika dia panggil ayah, dan selalu menyuruhnya pergi. Dia terluka setiap mengingat kenangan itu.
Tapi kenangan itu bercampur dengan kenangan saat Myung Geun yang berubah sangat mencintainya, bahkan Myung Geun pernah menunggunya hanya agar mereka bisa makan malam bersama. Di papan target, tempat dia harus menembak. Tertempel gambar Eun Joong kecil, gambar dirinya.
Eun Joong tak kuasa menahan perasaannya, dia memilih pergi dan membawa pistol yang digunakannya untuk latihan. Petugas yang mengawasi langsung memberi peringatan pada Eun Joong agar berhenti dan mengembalikan senjata yang Eun Joong bawa. Tapi, perasaan Eun Joong sedang dipenuhi oleh amarah dan rasa kecewa, sehingga dia sama sekali tak mempedulikan semua.
Eun Joong kabur dengan mobilnya, dan mengemudi dalam kecepatan tinggi, sementara para petugas polisi mengejar Eun Joong, karena takut Eun Joong akan melakukan hal-hal konyol dengan senjata ditangan Eun Joong. Ditengah laju mobil yang cepat, Eun Joong teringat kembali kalimat Tae Ha yang begitu geram dan ingin membalas Myung Geun. Dia tak tahu harus berbuat apa.
Mana yang harus dia lakukan terlebih dulu.? Rasa sayangnya pada Myung Geun, muncul disela-sela rasa bencinya karena Myung Geun sudah memisahkan dia dengan keluarganya selama berpuluh-puluh tahun.
Sementara itu, Jang Tae Ha mendapatkan laporan kalau Kang Ho tak berhasil menemukan Hwa Young yang hilang. Kang Ho bertanya apa mungkin Eun Joong-Bok yang menyembunyikan Hwa Young? Eun Joong-Bok kebetulan datang dan langsung masuk sambil menjawab jika dia tahu dimana Hwa Young, tentu dia sudah menjemput ibunya itu.
Tae Ha menyuruh Eun Joong-Bok ikut duduk, dan setelah duduk Eun Joong-Bok bertanya bagaiamana kondisi Hwa Young? Tae Ha menjawab kalau itu bukan hak Eun Joong-Bok untuk tahu, lebih baik Eun Joong-Bok mengurus saja urusan Eun Joong-Bok sendiri, dan jangan ikut campur masalah keluarganya.
Eun Joong-Bok tak terluka dia hanya bertanya jika dia tahu dimana Hwa Young, apa dia tetap hanya boleh mengurusi urusannya sendiri saja?
Tae Ha kaget dan bertanya apa Eun Joong-Bok dimana Hwa Young?
Eun Joong-Bok menyerahkan ponselnya yang sudah dia sambungkan ke nomer Hwa Young. Tae Ha menerima ponsel itu dan terkejut begitu mendengar bahwa Myung Geun lah yang menerima panggilan ini, itu berarti Hwa Young ada bersama Myung Geun. Semakin geramlah Hwa Young.
Tae Ha marah dan bahkan membanting ponsel Eun Joong-Bok *kasian atuh hapenya..*
Dia juga berkata kalau dia akan ke rumah Myung Geun dan membunuh orang sialan itu.
Ha Eun Joong sudah sampai di depan rumah Myung Geun, berkali-kali dia meyakinkan dirinya kalau dia adalah Jang Eun Joong, dan orang ini adalah yang sudah menculiknya.
Setelah memantapkan diri, Eun Joong masuk dan menuju tempat dimana Myung Geun berada. Terlihat Myung Geun sedang ada di halaman belakang menyiram tanaman. Eun Joong menatap Myung Geun lama sambil dalam hati berkata “Ayah yang kucintai, adalah yang menculikku. Dia merupakan seorang penculik.”
Akhirnya Myung Geun sadar akan kehadiran Eun Joong. Dia menoleh dan menatap putranya itu, dia tahu Eun Joong kecewa dengannya. Tatapan Eun Joong padanya kali ini berbeda dengan tatapan Eun Joong biasanya. Rasa luka, kecewa dan marah semua bercampur dan itu adalah karena dia.
Myung Geun pun melihat pistol ditangan Eun Joong yang membuatnya semakin yakin bahwa Eun Joong membencinya. Dengan menahan tangis, Eun Joong mengarahkan pistolnya ke hadapan Myung Geun.
Jang Tae Ha datang ke rumah Myung Geun dengan amarah yang dimilikinya. Tae Ha bahkan merasa tak perlu mengetuk pintu karena dia langsung menendang pintu dan masuk begitu saja. Matanya mencari-cari dimana Myung Geun, sang musuh bebuyutan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan, dan semakin membuat Tae Ha membelalak kaget.
KOMENTAR :
Agak lama ya..maaf, aku nyelesein OWW dulu, dan sekarang banyak drama yang aku tulis joinan..jadi agak ringan deh.
Gpp mb Ay Ɣªⁿğ penting tetap dLanjut sinop_nya, kira" siapa yaa Ɣªⁿğ tertembak?
ReplyDeleteSip...sip...sip......ditgg sllu koq mba...
ReplyDeleteGumawo sudah di lanutin :)
ReplyDeleteTerimakasih sudah bikin sinopsisnya. Saya sering berkunjung ke blog ini tapi baru kirim komentar, hehe. Tetep semangat ya,,,,,,,, ^ ^
ReplyDeleteterimakasih yaaa dah buat sinopsisnya.
ReplyDeleteayo mbk SEMANGAT............!!
lanjut lagi sinopsisnya, tak tunggu......
:)
kuq lama seeee ngelanjutin sinopsis nya?
ReplyDelete