Mamaku
pernah bilang, selama masih ada yang membutuhkan bantuan kita, itu tandanya kita masih berarti sebagai manusia.
Kata-kata yang mengena banget di hatiku.
Yang kuat membantu yang lemah, yang mampu membantu yang tidak mampu.
Memang seharusnya seperti itu kan?
Tapi, terkadang kadar jiwa sosial setiap orang itu ga sama.
Keliahatan dari wajahnya adalah orang yang care terhadap orang lain, tapi ternyata ga mau membantu.
Padahal apa sih ruginya membantu ? Toh yang kamu lakuin adalah hal yang kamu bisa, ya kan?
Aku pernah ketemu preman yang tampangnya bener-bener bikin takut, tapi waktu ada difabel pengguna kursi roda mau nyebrang, tu preman tanpa dikomando, langsung membantu buat nyebrangin difabel tadi. Padahal siapa kira dia mau ngebantu? Tampangnya aja kayak gitu. Setiap yang liat, pasti ngira kalo dia adalah orang yang ga bener, dan bermacam-macam asumsi lainnya yang mampir di otak kita saat ngeliat dia.
Tapi, orang yang keliatannya baik-baik, wajah kalem, keliatan care bisa aja cuma diem en ngeliatin waktu ada orang kesusahan di depan matanya. Padahal sebenernya dia sanggup membantu.
Dan banyak ornag-orang seperti itu. Bisa aja itu kamu, atau malah aku?
Bisa juga itu pacarmu, sahabatmu, atau malah orang tuamu sendiri.
Kita ga akan pernah tahu kalo ga mengalaminya sendiri.
Saat kamu mengalaminya, saat kamu kesusahan dan orang terdekatmu cuma bisa jadi penonton, saat itu kamu tahu seperti apa rasanya. Saat itu kamu akan akhirnya berfikir, apakah ini adalah benar orang yang kamu kenal ? kalo iya kenapa dia tidak mau membantu ?
Dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin muncul setelah kejadian itu.
Aku juga ingin, selalu membantu. Walau mungkin hanya mendengarkan temen curhat, atau menemani dia belanja, yang jelas aku juga ingin berarti sebagai makhluk hidup. Bukan hanya sebagai orang yang kerjanya makan, tidur , atau di depan computer.
Semoga kamu juga punya niatan seperti itu ya guys.
Punya niatan untuk membuat hidupmu berarti.^^