Monday, 20 October 2014

Sinopsis High School : Love On Episode 12 Part 2

[Sebelumnya]

Ahn Ji Hye mengejar Sung Yeol saat jam pulang sekolah. Dia bertanya pada Sung Yeol bagaimana keadaan Sung Yeol? Sung Yeol yang sedang tak suka pada Ji Hye langsung menepis tangan Ji Hye yang menyentuhnya. Tas Ji Hye bahkan terjatuh saking kerasnya tepisan tangan Sung Yeol. Sung Yeol tak peduli itu dan langsung berlalu.

Woo Hyun melihat hal tersebut. Dia bergegas mendekati Guru Etika dan mengambilkan tas Guru Etika sambil bertanya apa Guru Etika baik-baik saja? Woo Hyun menenangkan Guru Etika dengan berkata kalau sepertinya Sung Yeol sedang mengalami puber makanya sering marah-marah. Jadi Guru Etika jangan terlalu cemas dengan perubahan sikap Sung Yeol. Ji Hye mengucapkan terima kasih atas kalimat Woo Hyun yang menghiburnya.




Seul Bi melihat tanda di tangannya yang bersinar. Diapun semakin cemas dan takut akan kemungkinan yang terjadi.


Woo Hyun dan Seul Bi tampak sedang serius belajar. Tapi pikiran mereka tak fokus dan mereka sama-sama memikirkan mengenai Sung Yeol. Seul Bi berkata agar Woo Hyun ga memikirkan apa yang anak-anak katakan. Tiba-tiba Seul Bi menghela nafas dan berkata kalau di drama cinta segitiga terlihat menyenangkan, tapi ternyata itu tidaklah benar saat benar-benar terjadi.

Woo Hyun menjelaskan kalau Sung Yeol sedang puber sekarang ini. Seul Bi cemas dan berkata sepertinya itu oenyakit yang ga bisa disembuhkan. Dengan bercanda Woo Hyun berkata apa mereka bikin obat puber saja, maka mereka bisa kaya raya.

Seul Bi kemudian dengan cepat menjawab kalau yang dia butuhkan hanyalah Woo Hyun. Woo Hyun gugup sendiri mendengar kalimat Seul Bi. Sementara Seul Bi juga tampak malu mengatakan hal itu pada Woo Hyun.


Sung Yeol mengirim SMS pada Seul Bi, meminta Seul Bi datang ke taman karena ada yang ingin dia katakan. Seul Bi ragu apakah dia harus datang atau tidak?


Sung Yeol menunggu dan terus menunggu, Seul Bi tak datang. Bahkan tak membalas SMSnya. Diapun semakin merasa sedih dan sendiri.


Seul Bi memutuskan mengajak Woo Hyun untuk melihat Sung Yeol di taman. Dia takut Sung Yeol masih menunggunya. Ternyata benar, di taman Sung Yeol masih duduk sendiri dan saat Woo Hyun memegang tubuh Sung Yeol, Sung Yeol langsung terjatuh tanda bahwa Sung Yeol tak sadarkan diri. Woo Hyun dan Seul Bi semakin panik.


Sung Yeol demam, dan Woo Hyun serta Seul Bi membawa Sung Yeol ke rumah. Mereka mengompres Sung Yeol berharap demam Sung Yeol segera turun. Woo Hyun meminta Seul Bi istirahat saja. Seul Bi menolak dan meminta Woo Hyun saja yang istirahat, karena Woo Hyun pasti lelah. Woo Hyun memaksa dan akhirnya Seul Bi menuruti kalimat Woo Hyun.


Woo Hyun yang sudah sendiri tanpa Seul Bi dan hanya ada Sung Yeol yang sedang tak sadar karena demam berkata pada Sung Yeol. “Aku bahkan tak bisa marah padamu atau membencimu. Kenapa sangat sakit melihatmu seperti ini?”

Woo Hyun sampai tertidur dengan kepala berada di tepi ranjang karena semalaman menunggui Sung Yeol yang sakit. Sung Yeol sudah sadar dan melihat Woo Hyun tertidur. Dia jadi tahu bahwa Woo Hyun lah yang menungguinya dan mengompresnya semalaman.


Sung Yeol keluar dari kamar Woo Hyun dan brniat pergi. Dia bertemu Seul Bi. Seul Bi langsung mencoba memegang dahi Sung Yeol untuk mengetes apakah Sung Yeol masih demam atau tidak? Tapi Seul Bi tahu dia ga boleh bersikap seperti ini karena Sung Yeol akan semakin canggung padanya. Seul Bi pun hanya bisa meminta maaf. Seul Bi lalu bertanya apa yang ingin Sung Yeol katakan padanya semalam? Sung Yeol balik bertanya apa Seul Bi masih ingin tahu?

Tiba-tiba, tanda di tangan Seul Bi bersinar. Seul Bi mencoba menyembunyikannya, namun Sung Yeol sempat melihat cahaya itu. Diapun ingin melihat sinar itu dengan mencoba menyentuh tangan Seul Bi, tapi Seul Bi dengan cepat menghindar dan bertanya mau ngapain Sung Yeol padanya?

Sung Yeol berkata sekarang saja Seul Bi kaget padahal dia baru menggerakkan tangannya. Dengan perasaan kecewa Sung Yeol pergi meninggalkan Seul Bi.


Jae Suk dan kedua anak buahnya ada di Warnet dan sedang bermain game. Tiba-tiba Jae Suk meminta kedua anak buahnya mencari tahu tentang Seul Bi karena dia rasa Seul Bi memang aneh. Dia juga meminta agar nanti malam keduanya datang ke sekolah. Jae Suk kemudian pergi.

Byung Wook mulai kesal karena Jae Suk terus saja mendikte mereka. Tae Ho menjawab Jae Suk mungkin dulu seing di bully, tapi sekarang Jae Suk memang nomer satu, apa Byung Wook ga lihat luka di wajahnya akibat ditonjok Jae Suk. Byung Wook menjawab itu karena Tae Ho ga mau mengelak atau melawan. Apa Tae Ho mau dipukul tiap hari?


Sung Yeol sengaja memesan kue beras di kedai Woo Hyun agar Woo Hyun datang ke rumahnya. Saat Woo Hyun akan pulang, Sung Yeol malah menyuruh Woo Hyun untuk masuk dulu ke dalam. Woo Hyun tak menolak.

Ji Hye menghidangkan minuman untuk Woo Hyun dan saat mereka berdua Ji Hye bertanya apa Woo Hyun selalu memakai kalung itu? Woo Hyun membenarkan dan menjelaskan kalau rasanya sangat aneh kalau dia tak memakai kalung ini. Ibunya yang memberinya kalung ini. Dia takut mungkin dia akan melupakan semuanya jika tanpa adanya kalung ini.

Sung Yeol turun karena sudah berganti pakaian dan dia langsung bergabung dengan Woo Hyun dan ibu tirinya. Disana Sung Yeol bertanya kenapa bukan Seul Bi saja yang mengantar? Woo Hyun menjawab apa yang Sung Yeol inginkan adalah Seul Bi bukan kue berasnya?

Tiba-tiba Sung Yeol bertanya pada ibu tirinya apa dia boleh mengundang Seul Bi dan Woo Hyun makan malam di rumah malam ini? Woo Hyun menolak dengan sopan. Sung Yeol lalu bertanya kenapa menolak, bukankah Woo Hyun suka masakan mamanya? Ji Hye pun terkejut mendengar kalimat Sung Yeol. Benarkah putra kandungnya menyukai masakan buatannya?


Akhirnya makan malam itu terjadi. Sung Yeol tampak sengaja melakukannya. Dia sengaja ingin melihat bagaimana reaksi ibu tirinya dengan adanya Woo Hyun disini. Ibu tirinya pasti tampak canggung. Tiba-tiba Sung Yeol mengajukan permintaan pada ayahnya. Dia berkata bisakan ayahnya mencari ibu kandung Woo Hyun? Sung Yeol menjelaskan pada Woo Hyun kalau Woo Hyun selalu memakai kalung pemberian ibu Woo Hyun dan itu berarti selama ini Woo Hyun masih menunggu datangnya ibu Woo Hyun. Ji Hye sedikit gugup dengan yang Sung Yeol katakan, namun dia mencoba untuk tenang. Sung Yeol jelas tahu perubahan wajah ibu tirnya tersebut.


Tiba-tiba Woo Hyun berkata “Mungkin ibuku punya alasan sendiri kenapa selama ini tak datang mencariku. Ibu pasti sudah punya kehidupan sendiri. Bagaimana kalau hadirnya aku akan membuat hidup ibu menjadi susah? Jujur saja, aku hanya takut ibu akan menolakku. Itu akan membuatku merasa ditinggalkan lagi.”

Ji Hye sedih mendengar pengakuan putra kandungnya. Sung Yeol jelas mengetahui hal tersebut. Suasana pun menjadi haru, Woo Jin mencairkan suasana dengan memuji sikap Woo Hyun yang merupakan sikap pria sejati.


Ahn JI Hye sedang mencuci piring di dapur, namun pikirannya terus melayang ke perkataan Woo Hyun tadi, membuat akhirnya satu piring pecah. Saat itu kebetulan Woo Hyun datang ke dapur untuk mengantar piring kotor. Woo Hyun yang melihat ada piring pecah langsung bergegas membantu Guru Etika, dan berkata pada Guru Etika, biar dia saja yang membersihkan pecahan piring ini, karena nanti Guru Etika bisa terluka.

Seul Bi yang kebetulan juga datang ke dapur segera ikut membantu Woo Hyun. Woo Hyun jelas saja melarang Seul Bi karena nanti Seul Bi bisa terluka. Benar saja, tak berapa lama tangan Woo Hyun terluka dan Ji Hye panik karenanya. Bahkan tanpa pikir panjang, Ji Hye yang melihat Sung Yeol datang langsung menyuruh Sung Yeol untuk mengambil kotak P3K. Sung Yeol jelas menatap hal itu dengan kesal. Tampak jelas ibu tirinya lebih menyayangi putra kandungnya daripada dia.


Seul Bi dan Woo Hyun pulang bersama. Saat berjalan bersama inilah, Seul Bi bertanya apa ga masalah jika ayah Sung Yeol berhasil menemukan ibu Woo Hyun dengan cepat? Woo Hyun menjawab “Tak akan berdampak baik, meski cepat menemukan ibuku. Lebih baik bagiku mengetahui kalau ibuku bukanlah orang yang bisa kulihat. Namun seseorang yang bisa kulihat kapanpun kumau. Itu sudah cukup bagiku.”

Seul Bi menatap Woo Hyun dengan tatapan penuh makna. Woo Hyun kemudian mengingatkan Seul Bi kalau dia ga butuh simpati Seul Bi. Seul Bi menggeleng, dia menjelaskan kalau dia menatap Woo Hyun karena Woo Hyun sangat keren.
Seul Bi langsung memegang tangan Woo Hyun dan Woo Hyun mengingatkan Seul Bi kalau tangannya ini mahal. Apa Seul Bi lupa.
Seul Bi dengan tersenyum menjawab “Aku ingin memegang tangan mahal itu dan menjadi bahagia.”

Woo Hyun ikut tersenyum bahagia.


Ji Hye mencari ke segala penjuru rumah, dimana kalung miliknya. Kalung berharganya. Sung Yeol melihat itu dan bertanya Ji Hye cari apa? Ji Hye menjawab bukan apa-apa kok. Sung Yeol pun dengan santai memberitahu Ji Hye, kalau tadi dia sudah membuang semua ke tempat sampah, jadi mungkin saja benda yang Ji Hye cari ada di tempat sampah saat ini.


Ji Hye langsung mencari kalung itu di tempat sampah luar rumah. Sung Yeol mendekat dan dengan santai bertanya “Apa ini yang Anda cari?”

Ji Hye terkejut melihat kalung itu ada di tangan Sung Yeol. Dia bertanya kenapa kalung itu ada di tangan Sung Yeol? Sung Yeol tak menjawab itu dan hanya berkata kalau dia dengan putra kandung Ji Hye seumuran dengannya? Apa dia adalah Shin Woo Hyun?

“Apa yang akan Anda Jelaskan? Apa Woo Hyun yang merupakan putra kandungmu, atau fakta bahwa kau telah membohongi ayahku?” tanya Sung Yeol tajam.

Ji Hye menjawab kalau dia pasti menjelaskan tentang semua ini, tapi dia tak menyangka Sung Yeol lebih cepat mengetahui mengenai hal ini. Ji Hye memohon agar Sung Yeol ga memberitahu Woo Hyun tentang semua ini. Cukup dia dan Sung Yeol saja yang terluka.

“Oooo..jadi kau tetap akan melindungi putramu hingga akhir?” tanya Sung Yeol kecewa

“Aku melindungi, asal kau tahu itu. Aku memilih tinggal bersamamu, meski putaku ada di dekatku. Apa aku pantas disebut ibu saat aku bahkan tak bisa memanggil anak pada anak kandungku? Akan lebih baik bagi Woo Hyun, jika dia tak tahu aku ada disini.” Ji Hye menahan tangis menjelaskan semua itu pada Sung Yeol.

Sung Yeol yang tak simpatik pada Ji Hye menjawab “Kalau begitu keluarlah dari keluargaku. Aku juga tak membutuhkanmu.”


Sung Yeol melampiaskan rasa kesal dan kecewanya dengan bermain basket di ruang olahraga sekolah. Disana berkali-kali Sung Yeol mencoba memasukkan blanya ke gawang namun berkali-kali pula Sung Yeol gagal, hingga diapun lelah dan memilih merebahkan dirinya di lantai ruang olahraga basket tersebut.


Saat itulah, tanpa Sung Yeol sadari ada yang mengambil ponsel Sung Yeol dan menggunakan ponsel itu untuk mengirim pesan pada Lee Seul Bi. Orang itu adalah Choi Jae Suk.


Lee Seul Bi membaca pesan yang diterimanya. Dia pun langsung terkejut mengetahui keadaan Sung Yeol saat ini.


Hwang Sung Yeol yang sudah puas main basket memakai kembali kemejanya, dan mengambil ponselnya. Disana ada pesan masuk yang membuatnya terkejut. Pesan itu tentang Lee Seul Bi.


Sung Yeol sudah sampai lebih dulu di gudang dan langsung memanggil nama Seul Bi, tak berapa lama Seul Bi juga datang dan langsung memanggil nama Sung Yeol. Mereka sama-sama terkejut karena ternyata SMS itu bohong. Seul Bi berkata bukankah Sung Yeol terkunci? Sung Yeol membaca ulang SMS yang dia terima bahwa Seul Bi terkunci di gudang. Sung Yeol akhirnya tahu mereka dikerjai oleh Jae Suk, namun sayang bagi mereka karena mereka terlambat keluar dari ruang itu. Jae Suk sudah menguncinya dari luar.
Dari luar Jae Suk berkata pada Sung Yeol kalau Seul Bi punya kekuatan super, jadi Sung Yeol minta tolong saja pada Seul Bi untuk bisa keluar dari ruang ini.


Di dalam Seul Bi terus berusaha mencoba membuka pintu dengan menggoyang-goyangkan pintu berharap pintu bisa dibuka. Sung Yeol meminta Seul Bi berhenti, pintu itu ga akan bisa dibuka. Seul Bi menolak. Dia menjawab kalau Woo Hyun akan khawatir jika dia tak kelihatan. Jadi dia tetap harus berusaha membuka pintu ini.

Sung Yeol berkata jika ini memang rencana Jae Suk maka dia yakin Woo Hyun akan segera tahu keberadaan mereka. Sung Yeol kemudian bertanya apa maksud kalimat Jae Suk tadi tentang kekuatan super yang Seul Bi miliki? Seul Bi menjawab jika dia memang memiliki kekuatan super, dia pasti sudah dengan mudah keluar dari sini.

Sung Yeol tiba-tiba bertanya apa Seul Bi ga nyaman berada bersamanya? Mungkin harusnya Seul Bi terkurung bersama Woo Hyun. Seul Bi menatap heran pada Sung Yeol dan bertanya Sung Yeol kenapa sih? Dia merasa Sung Yeol bukanlah Sung Yeol yang dia kenal.

“Sung Yeol yang kamu kenal, sudah tak ada di sini lagi.”

“Perasaanku tak akan berubah, meski kau bertindak seperti ini” jawab Seul Bi mantap.

“Aku juga ga berencana meminta perasaanmu berubah, tapi aku akan mencuri hatimu. Aku akan mencuri semua yang Woo Hyun miliki.” Jawab Woo Hyun tak kalah mantap.

Seul Bi kecewa dengan sikap Sung Yeol, dia bertanya apa ini karenanya? Lalu dia harus bagaimana?


Woo Hyun akhirnya menemukan Seul Bi. Seul Bi langsung memanggil nama Woo Hyun begitu dia mendengar suara Woo Hyun menyebut namanya dengan cemas. Woo Hyun sedang berusaha membuka pintu, dan tiba-tiba saja di dalam tanda di tangan Seul Bi bersinar kuat. Sung Yeol melihat itu dan langsung memegang tangan Seul Bi untuk memastikan. Untung saja Seul Bi diselamatkan dengan pintu yang berhasil di buka Woo Hyun.

Woo Hyun langsung bertanya apa Seul Bi baik-baik saja? Setelah itu Woo Hyun langsung menonjok Sung Yeol. Woo Hyun lalu berkata “Hari ini...kau benar-benar kehilangan aku.”

Setelah Woo Hyun dan Seul Bi pergi, Sung Yeol bergumam “Akulah yang melepaskanmu.”

Sung Yeol tampak menangis sedih.


Woo Hyun tak menyangka dia akan kehilangan sahabat terbaiknya. Woo Hyun sedih dan mengingat kembali kebersamaannya dengan Sung Yeol. Tawa dan canda mereka, bahkan pertengkaran kecil mereka. Dia berkata kalau hanya dia teman yang Sung Yeol miliki, jadi kenapa Sung Yeol seperti ini padanya.


Lee Seul Bi sendiri juga galau di tempatnya. Dia menatap tanda di tangannya yang terus saja bersinar. Dia khawatir jika dia makin tak bisa menyembunyikan identitasnya lalu menghilang.


Pagi ini Ji Hye datang ke pohon Almarhumah Gong Mal Suk. Ibu mertuanya yang sudah meninggal. Ji Hye membelai pohon itu dan meminta maaf karena dia datang terlambat.


Tampak, Woo Hyun dan Seul Bi juga datang mengunjungi pohon Amarhumah Nenek Gong. Sambil terus berjalan, Seul Bi berkata kalau dia yakin Sung Yeol punya alasan kenapa berbuat seperti itu, tapi Sung Yeol ga bisa memberitahu mereka alasan apa itu. Woo Hyun meminta agar Seul Bi ga membicarakan Sung Yeol lagi. Dia sedang malas.

Seul Bi kemudian memuji Woo Hyun yang sangat imut. Woo Hyun dengan santai menjawab kalau dia memang keren. Sepertinya dia harus memberitahu Miss Gong kalau dia punya pacar yang suka makan, dan sangat berisik. Seul Bi menjadi sedih dan bertanya apa dia membuat hidup Sung Yeol jadi susah?

Woo Hyun tiba-tiba menjawab sambil menatap Seul Bi“Aku sangat bahagia kok kamu bersamaku”


Ji Hye sambil menangis berkata “Mana mungkin aku berkata pada Woo Hyun kalau aku adalah ibunya Woo Hyun. Maafkan aku eomonim. Aku sama sekali tak peduli padanya. Ibu macam apa aku ini? Aku benar-benar tak berhak jadi ibunya Woo Hyun.”

Ternyata Woo Hyun mendengar semua. Dia terkejut sampai bunga yang dia bawa terlepas dari tangannya. Dia tak percaya dengan semua yang di dengarnya ini.


Ji Hye akhirnya menyadari kedatangan Woo Hyun. Dia terkejut karena yakin Woo Hyun sudah mendengar semuanya. Woo Hyun yang masih syok tak mampu berkata apapun. Dia berharap apa yang dia dengar salah.


No comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^