Thursday, 9 October 2014

Sinopsis High School : Love On Episode 10 Part 2

[Sebelumnya]

Na Young Eun sedang ada bersama teman-temannya ketika Ye Na masuk. Mereka sedag mencoba krim bagus yang sangat lembut di tangan. Ye Na mendekat dan berkata apa dia juga boleh mencoba krim itu? Young Eun menjawab dengan ketus kalau krim ini sudah ga ada sisa yang bisa diberikan untuk Ye Na.

Tiba-tiba Da Yeol memanggil Seul Bi dan menawarkan Seul Bi untuk mencoba krim ini. Seul Bi pun tak menolak. Dia mendekat dan menuangkan sedikit krim itu ke tangannya dan malah menaruh krim itu ke pipinya dan tersenyum senang sambil berkata kalau rasanya enak sekali. Salah satu teman Young Eun berkata kalau krim itu bukan untuk wajah. Young Eun membela Seul Bi dengan berkata mungkin saja Seul Bi melakukannya agar bisa terlihat cantik di depan sesorang.




Ye Na kemudian bertanya berapa harga krim itu? Biar dia beli. Young Eun kemudian menoleh menatap Ye Na, lalu menuangkan krim itu ke tangan Ye Na dengan jumlah sangat banyak. Dia berkata agar Ye Na memakai krim ini untuk membersihkan otak Ye Na. Semua terkejut dengan apa yang Young Eun lakukan. Ye Na pun tampak kecewa dengan perlakuan Young Eun padanya.


Guru datang dan meminta semua murid kembali ke bangku masing-masing. Dia akan membagikan hasil ranking kelas ini. Guru menuju bangku Suk Hoon dan menyerahkan peringkat Suk Hoon sambil berkata kalau peringkat Suk Hoon turun jadi peringkat ketiga. Suk Hoon pun tampak kecewa dan meremas kertas yang berisi peringkatnya itu.

Setelah memberikan hasil ranking Suk Hoon, guru menuju meja Sung Yeol dan berkata kalau Sung Yeol ada di posisi kedua. Kelas pun heboh karena mulai menebak siapa yang ada di peringkat pertama. Bagaimana bisa Woo Hyun dikalakan? Guru mengingatkan agar semua tak ribut dengan ranking orang lain, tapi harusnya memikirkan ranking sendiri.

Kemudian pak guru memberitahu Seul Bi bahwa Seul Bi lah yang menjadi peringkat pertama. Semua pun tercengang. Seul Bi tak percaya tapi kemudian tersenyum senang dan Sung Yeol mengajak Seul Bi untuk tos. Seul Bi jelas tak menolak. Sementara Woo Hyun menatap Seul Bi dengan aneh. Mungkinkah itu karena Seul Bi adalah malaikat makanya Seul Bi bisa mengerjakan semua soal dengan mudah?


Sekolah usai, Seul Bi berjalan keluar bersama Sung Yeol dan Ki Soo. Ki Soo bertanya seberapa besar kekuatan Seul Bi,sampai bisa menyingkirkan Sung Yeol? Seul Bi sangat misterius menurutnya. Woo Hyun yang mendekat mendegar itu lalu dengan segera berkata kalau itu hanya faktor keberuntungan saja. Sung Yeol kemudian berkata meskipun itu beruntung, toh tetap harus pintar untuk bisa menjadi ranking satu. Sung Yeol melanjutkan langkahnya diikuti yang lain.

Seul Bi lalu berkata kalau dia punya kepintaran dan keberuntungan, jadi Woo Hyun lah yang harus memiliki salah satu diantara itu. Jika bisa miiliki keduanya. Seul Bi langsung berlari dan Woo Hyun bergegas mengejar.
Ki Soo yang melihat hal itu berkata pada Sung Yeol kalau Seul Bi dan Woo Hyun benar-benar seperti pasangan.


Seul Bi dan Woo Hyun sudah sampai di kedai. Disana Woo Hyun berkata kalau lebih baik mereka buka kedai ini dan bekerja keras untuk bisa mendapatkan uang dan membuat kedai ini tak jatuh ke tangan rentenir itu. Seul Bi setuju.

Kemudian Seul Bi memasang tampang serius saat menatap Woo Hyun. Woo Hyun yang seolah tahu apa yang Seul Bi pikirkan langsung memperingatkan Seul Bi untuk ga membicarakan tentang orang tuanya. Seul Bi terkejut karena Woo Hyun bisa tahu apa yang ada di pikirannya. Woo Hyun dengan santai menjawab kalau hal tersebut sangat jelas terbaca di wajah Seul Bi.

Seul Bi bersikeras meminta Woo Hyun untuk mau mencari orang tua Woo Hyun. Dia yakin mereka pasti bisa menemukan ayah dan ibu Woo Hyun. Woo Hyun menolak, dan berkata kalau dia ga butuh orang tuanya. Bukan dia yang meninggalkan ayah dan ibunya, tapi dialah yang ditinggalkan. Jadi dia ga mau melihat orang tuanya.
Kalimat itu menggema ditelinga Seul Bi sebagai tanda bahwa Woo Hyun berbohong. Seul Bi pun berkata kalau Woo Hyun bohong.

“Aku ga akan pernah mencari mereka.” Ucap Woo Hyun yang masih terdengar gemanya di telinga Seul Bi.

Seul Bi bertanya kenapa Woo Hyun terus-terusan bohong sih? Akhirnya Woo Hyun berkata “Yang kubuthkan hanyalah kamu” Ucap Woo Hyun, kali ini tanpa gema yang itu artinya kalimat Woo Hyun barusan adalah yang sebenarnya.


Tiba-tiba telepon di kedai itu berdering dan ternyata ada yang mau memesak kue beras sebanyak 100 paket. Tanpa pikir panjang Seul Bi menerima pesanan itu.


Akhirnya Seul Bi dan Woo Hyun mulai sibuk membuat kue beras sebanyak 100 paket yang harus diantarkan ke taman Hanbit hari ini. Seul Bi masak berdasarkan apa yang sudah nenek Woo Hyun catat di buku resep. Ki Soo datang membantu untuk membungkus kue beras yang sudah matang itu.

Sung Yeol ternyata ikut datang karena di telepon Seul Bi. Woo Hyun kesal dan tampak ga suka. Ki Soo yang melihat itu hanya berkata kalau Sung Yeol dan Woo Hyun seperti Tom And Jerry, selalu saja bertengkar. Seul Bi tersenyum mendengar candaan Ki Soo. Ternyata tak hanya Sung Yeol yang datang, Chun Shik dan Joo Ah ikut datang dan berniat membantu.


Setelah sampai di taman, tak ada seorang pun yang tampaknya memesan kue beras. Ki Soo berteriak keras, apa ada yang memesan kue beras? Tiba-tiba Jae Suk dan gengnya datang. Woo Hyun dan Sung Yeol pun mulai paham kalau ini adalah ulah Jae Suk.

Woo Hyun mulai marah dan Seul Bi mengingatkan Woo Hyun kalau nenek berpesan agar Woo Hyun ga berkelahi. Salah satu anak buah Jae Suk mengejek Woo Hyun yang ternyata harus merugi banyak. Dia pun berkata kalau dia jadi kasihan pada Woo Hyun.

“Kaulah yang kasihan, karena bercanda seperti pengecut.” Jawab Woo Hyun tajam.

Jae Suk marah,dia mencengkeram baju Woo Hyun dan tiba-tiba saja Chun Shik melempar kue beras kearah anak buah Jae Suk dan mengotori baju anak buah Jae Suk tersebut. Tentu saja perlawanan Jae Suk sangat mencengangkan, karena Jae Suk terkenal penakut selama ini. Jae Suk mengungkapkan kekecewaanya atas candaan Jae Suk, karena 100 paket itu sangat banyak.


Jae Suk ingin menghajar Chun Shik,tapi Woo Hyun menghalangi. Mengetahui situasi semakin tak baik, Seul Bi pun menghadang Jae Suk yang mungkin saja akan melukai Woo Hyun. Seul Bi mulai mengarahkan telunjuknya seolah akan melakukan sesuatu. Woo Hyun yang mengira Seul Bi akan mengeluarkan kekuatan malaikatnya segera menarik Seul Bi menjauhi Jae Suk. Dia ga akan membiarkan identitas Seul Bi ketahuan.

Jae Suk ingin mengejar Seul Bi dan Woo Hyun yang pergi, tapi Sung Yeol menghalangi jalan Jae Suk. Sung Yeol bertanya apa Jae Suk ga malu selalu kalah?


Jae Suk yang kesal,melampiaskan kekesalannya dengan menonjok temannya sendiri. Setelah itu dia pergi begitu saja.


Akhirnya Woo Hyun dan yang lain membagikan kue beras itu kepada pejalan kaki yang mereka temui sambil berpesan agar lain kali pejalan kaki itu kau mampir ke kedai kue beras miliknya. Woo Hyun ditemani Chun Shik. Woo Hyun lalu mengucapkan terima kasih pada Chun Shik karena Chun Shik sudah mau membantunya, Chun Shik juga terlihat dewasa sekarang ini. Chun Shik tersenyum mendengar apa yang Woo Hyun katakan padanya.


Joo Ah ada bersama Seul Bi dan juga sedang membagikan kue beras itu. Mereka tak lupa berpesan pada setiap pejalan kaki agar mampir ke kedai kue beras milik mereka. Seul Bi lalu mengucapkan terima kasih pada Joo Ah. Joo Ah merasa canggung dan berkata kalau dia hanya merasa berhutang pada Seul Bi karena pernah membiarkan Seul Bi membersihkan kelas sendirian. Seul Bi tersenyum dan berkata kalau Joo Ah memang teman yang baik. Joo Ah sebenarnya terharu mendengar kalimat Seul Bi yang tulus menganggapnya teman, tapi dia tak ingin menunjukkannya, sehingga dia langsung berkata kalau dia akan membagikan kue beras ini ke sisi sebelah sana.


Ye Na dan Young Eun tampak sedang bersama. Disana Ye Na bertanya kenapa Young Eun melakukan semua ini padanya. Young Eun menjawab itu karena Ye Na selalu saja memanfaatkannya.Memangnya hanya Ye Na yang selalu ingin tampil berkesan di depan pria yang Ye Na suka? Dia juga ingin, tapi Ye Na ga pernah mengerti.

“Sekali saja dalam hidupmu, cobalah untuk tak menghitung tindakanmu.”

Ye Na terluka mendengarnya dan bertanya apa Young Eun ga tahu seberapa banyak yang sudah dia lakukan untuk Young Eun? Apa Young Eun tahu seberapa banyak yang sudah dia habiskan untuk Young Eun? Bahkan dengan teganya Ye Na berkata, apa yang akan Young Eun makan sekarang ini jika tanpa dia? Young Eun sakit hati mendengarnya, dia siap memukul Ye Na.

Namun belum sempat pukulan itu melayang ke Ye Na, Sung Yeol datang dan menghentikan Young Eun. Sung Yeol ada ditemani Seul Bi. Young Eun pun terkejut kepergok oleh pria yang dia sukai saat sedang akan menghajar Ye Na.
Seul Bi mendekat dan bertanya pada Ye Na,apa Ye Na baik-baik saja? Ye Na ga menjawab dan memilih pergi.


Sung Yeol kemudian berkatapada Young Eun yang masih terdiam. “Kau ternyata lebih jahat daripada yang kukira.”

Young Eun tentu saja sedih mendengar kalimat itu meluncur mulus di bibir Sung Yeol. Pupus sudah harapannya untuk membuat Sung Yeol terkesan padanya. Young Eun pun menangis saat Sung Yeol dan Seul Bi sudah meninggalkannya sendiri.


Ki Soo sedang duduk sendiri, tiba-tiba ada gadis kecil yang ikut duduk disampingnya. Ki Soo menyapa gadis kecil itu dan memuji si gadis kecil yang cantik. Dia juga bertanya berapa umur si gadis kecil? Gadis kecil itu hanya diam dan menatap Ki Soo. Dia kemudian melihat kue beras yang ada di samping Ki Soo. Ki Soo pun tahu si gadis kecil ingin mencoba ke beras tersebut sehingga dia menawari gadis kecil itu.

Si gadis kecil tak menolak, dan saat kue beras itu sudah masuk ke mulutnya dia pun bergumam kalau rasanya enak. Ki Soo tersenyum lalu bertanya apa gadis kecil sedang menunggu seseorang? Si gadis kecil membenarkan dan menjawab kalau dia sedang menunggu kakak perempuannya. Ki Soo pun berkata kalau kakak gadis kecil pasti juga cantik seperti gadis kecil.

Tak disangka, ternyata gadis itu adiknya Young Eun yang bernama Na Ye Eun. Young Eun mengingatkan Ye Eun agar tak menerima apapun dari orang asing. Ye Eun menjawab kalau dia lapar, apa masalah jika dia ingin makan? Ki Soo memuji Ye Eun yang pintar. Kemudian dia menatap Young Eun dan melihat bekas air mata di pipi Young Eun membuat Ki Soo bertanya apa Young Eun baru menangis? Young Eun ga menjawab dan lebih memilih mengajak adiknya segera pergi.


Malam ini Seul Bi sedang belajar, sementara Woo Hyun datang mendekat. Dia membawa tanggalan dan membulatkan sebuah tanggal disana. Woo Hyun kemudian bertanya kapan ulang tahun Seul Bi? Seul Bi menjawab kalau dia ga ingat. Woo Hyun kemudian memberi usul bagaimana hari saat Seul Bi datang kesini dijadikan sebagai hari ulang tahun Seul Bi. Seul Bi pun setuju-setuju saja.
Tapi dia kemudian bertanya kenapa memangnya?
Woo Hyun menjawab kalau dia ingin merekam semua kejadian karena kejadian-kejadian itu nantinya akan menjadi kenangan.
Woo Hyun bahkan dengana aneh berpesan agar jika Seul Bi merasa tak enak badan maka Seul Bi harus katakan padanya. Seul Bi pun heran dan merasa tingkah Woo Hyun aneh.


Woo Hyun menyelinap mengambil baju malaikat Seul Bi, dia harus menyembunyikan baju itu agar Seul Bi ga bisa kembali. Tiba-tiba Seul Bi datang dan Woo Hyun langsung menyembunyikan baju yang sudah diambilnya tadi di belakang punggung. Seul Bi bertanya apa Woo Hyun ingin ambil selimut? Woo Hyun kan tahu dia bisa mengambilkannya. Woo Hyun menjawab kalau dia ga mau Seul Bi lelah. Sekarang lebih baik Seul Bi istirahat saja. Woo Hyun pun bergegas pergi.
Lee Seul Bi lagi-lagi merasa aneh dengan sikap Woo Hyun. Seul Bi pun bergumam apa Woo Hyun sudah tahu tentangnya? Atau apa dia harus jujur saja pada Woo Hyun tentang jati dirinya?


Woo Hyun menyembunyikan baju malaikat Seul Bi dalam kotak yang ada di kamarnya. Dia yakin tanpa baju ini Seul Bi ga akan bisa pergi. “Aku hanya memilikimu, jadi jangan pergi” Ucap Woo Hyun sambil mencium kalungnya.


Hari ini suasana hati Sung Yeol sedang buruk, karena ini adalah hari dimana mamanya menikah lagi. Woo Jin masuk ke kamar putranya dan mengajak putranya untuk mengucapkan selamat pada mama Sung Yeol. Sung Yeol kesal dan menjawab kalau ini pasti mudah bagi ayahnya karena ayahnya juga meakukan hal yang sama.

“Aku tak akan hidup seperti papa atau seperti mama”


Sung Yeol ternyata tetap datang ke gedung dimana mamanya melangsungkan pernikahan. Dia hanya di luar gedung sambil membaca papan nama pengantin yang tertulis di depan gedung. Dalam hati Sung Yeol berkata “Aku tak akan memberi mama selamat, jadi mama jangan minta. Tapi aku masih ingin mama bahagia.”

Setelah itu Sung Yeol langsung berbalik pergi.


Dijalan Sung Yeol bertemu dengan Seul Bi dan Woo Hyun. Seul Bi langsung mendekati Sung Yeol dan bertanya apa Sung Yeol sakit atau Sung Yeol sedang ada masalah? Sung Yeol menjawa tidak. Woo Hyun kemudian ikut bertanya apa Sung Yeol merindukannya, kenapa dia sering sekali ketemu Sung Yeol? Sung Yeol menjawab kalau saat ini dia sedang ga mood untuk bercanda.

Seul Bi tiba-tiba melihat sebuah poster yang berisikan lomba makan Jjangmyun dengan hadian 200 ribu Won. Seul Bi pun mengajak Woo Hyun dan Sung Yeol ikut serta.


Lomba pun dimulai. Seul Bi yakin menang walau lawannya adalah orang-orang yang doyan makan. Sung Yeol kepayahan menghabiskan semangkuk Jjangmyun itu sementara Seul Bi terlihat santai dan menikmati. Disamping Seul Bi adalah seorang pria dengan badan besar dan juga yakin menang. Tapi saat dia menoleh kearah Seul Bi dia terkejut melihat Jjangmyun di mangkuk Seul Bi habis, sementara Jjangmyun di mangkuknya masih banyak.
Akhirnya Seul Bi yang berbada kecil itulah yang jadi pemenang di lomba makan Jjangmyun ini.


Seul Bi senang karena dia menang, dan sampa di rumah dia berkata seandainya saja ada lomba makan Jjangmyung setiap hari, maka akan dia ikuti. Sung Yeol yang ada di samping Seul Bi tersenyum geli dan menyebut Seul Bi unik. Biasanya perempuan ga suka ikut lomba seperti ini dan lebih memilih menjadi penonton.

Woo Hyun yang sedang menikmati makanan yang dibawa Sung Yeol dari rumah menjelaskan kalau hobi Seul Bi kan memang makan Jjangmyun. Seul Bi kemudian bertanya pada Woo Hyun kenapa tadi Woo Hyun ga mau makan Jjangmyun nya? Woo Hyun menjawab kalau dia lebih suka masakan ibunya Sung Yeol, karena rasanya sangat enak.

Seul Bi mendekati Woo Hyun dan berniat meminta makanan yang Woo Hyun makan, tapi Woo Hyun melarang karena makanan ini miliknya. Seul Bi kan sudah makan semangkuk Jjangmyun tadi.


Sung Yeol memilih ga pulang ke rumah dan tidur di kamar Woo Hyun. Woo Hyun mengalah dengan membiarkan Sung Yeol tidur di ranjangnya. Dia bahkan berkata kalau Sung Yeol harusnya merasa terhormat karena jarang yang boleh tidur di ranjangnya.

Woo Hyun bertanya apa Sung Yeol sudah menghubungi orang tua Sung Yeol? Sung Yeol menjawab orang tua yang mana? Mama kandung apa mama tiri? Ayah kandung apa Ayah tiri? Woo Hyun berkata kalau Sung Yeol bahkan punya mama lebih dari satu, sementara dia satupun tak punya.

“kau bukannya tak punya orang tua, kau hanya tak bisa mengubungi mereka.”

“Ada 300 lebih nomer telepon di ponselku, tapi tak ada satupun nomer telepon orang tuaku. Mereka seolah tak ada di dunia ini” Ucap Woo Hyun pelan.

Woo Hyun langsung melemparkan ponselnya ke arah Sung Yeol dan meminta Sung Yeol menghubungi orang tua Sung Yeol,kalau ga lebih baik Sung Yeol pulang. Sung Yeol menjawab “Aku ingin membuat mereka menunggu sekali saja, karena selama ini aku yang selalu menunggu mereka.”

Sung Yeol akhirnya memberitahu Woo Hyun kalau hari ini mama kandungnya menikah lagi. Jadi hari ini merupakan hari yang membuat hatinya sangat kacau. Woo Hyun paham dan membiarkan Sung Yeol sendirian.


Woo Hyun memilih ke kantor polisi untuk menemui ayah Sung Yeol sekalian mengembalikan kotak makanan yang Sung Yeol bawa untuknya. Tak lupa Woo Hyun memberi kue beras yang dibuatnya sebagai balasan untuk kebaikan ibu Sung Yeol. Woo Jin mengucapkan terima kasih. Woo Hyun juga memberitahu ayah Sung Yeol, kalau malam ini Sung Yeol bermalam di rumahnya, jadi ayah Sung Yeol ga usah khawatir.

Woo Jin pun lega dan meminta Woo Hyun bisa menjaga Sung Yeol.


Hwang Sung Yeol ga bisa tidur, karena kebanyakan makan Jjangmyun. Badanya jadi ga enak, dan Seul Bi sedang memijat tangan Sung Yeol. Setelah memijat tangan Sung Yeol, Seul Bi kemudian menusuk jari Sung Yeol dengan jarum dan Sung Yeol mengaduh kesakitan. Dia berkata kalau Seul Bi menggunakan metode kuno. Seul Bi hampir saja keceplosan dengan berkata kalau dia sudah hidup sangat lama. Tapi dia langsung sadar dan meminta Sung Yeol percaya saja padanya.

Seul Bi meminta agar Sung Yeol jangan sakit. Sung Yeol menjawab kalau dia memilih sakit lebih lama karena saat sakit Seul Bi memperhatikannya. Seul Bi pun terkejut mendengar kalimat Sung Yeol barusan.

“Seul Bi..aku sudah cukup lama menunggu mamaku bahkan hingga hari ini. Itu artinya aku cukup bagus untuk perkara tunggu menunggu.”

Seul Bi memilih tak menjawab dan berdiri, tapi Sung Yeol memegang tangan Seul Bi sambil berkata “Aku berusaha tak tersenyum meski saat kau tersenyum padaku, aku juga berusaha tak menjawab saat kau mengajakku bicara. Aku selalu mengatakan pada diriku untuk melakukan itu, tapi aku tak pernah bisa melakukannya meski hanya sekali saja. Jadi aku akan menunggumu Seul Bi.”


Lee Seul Bi yang galau, jalan mondar mandir di depan kedai, dan saat itulah Woo Hyun datang. Woo Hyun berkata kalau dari raut wajah Seul Bi terlihat bahwa Seul Bi sedang menunggunya. Seul Bi mengangguk mengiyakan. Seul Bi lalu bertanya apa menunggu itu bagus?

“Menunggu seseorang yang tak pernah kembali itu adalah hal yang sulit. Namun menunggu seseorang yang akan datang padamu, itu sangat menyenangkan” Jawab Woo Hyun.

Seul Bi pun teringat akan keinginan Sung Yeol yang akan menunggunya.


Ji Hye membaca kertas yang ditulis Woo Hyu untuknya. Surat kecil itu berisi “Mamanya Sung Yeol terima kasih karenamu kekuatanku kembali. Anda memang koki paling hebat.”

Ji Hye pun sedih membaca surat kecil itu, terlebih Woo Hyun yang memanggilnya dengan sebutan mamanya Sung Yeol. Entah mengapa itu sedikit menyakitkan untuknya. Tapi kemudian Ji Hye berkata kalau lebih baik jika mereka hidup dengan tak saling kenal.


Pagi hari ini Sung Yeol dan Woo Hyun tampak tidur bersama dan saling berpelukan. Woo Hyun yang terbangung lebih dulu dan terkejut melihat Sung Yeol ada di pelukannya. Diapun menjerit keras, dan membuat Sung Yeol terbangun lalu ikut menjerit.

Seul Bi datang sambil bertanya ada apa? Mereka bukannya menjawab tapi malah menjerit lagi sambil rebutan selimut.


Perseteruan kecil kedua pria itu berlanjut di meja makan. Woo Hyun berkata kalau Sung Yeol boleh tidur di ranjangnya, tapi bukan berarti Sung Yeol boleh tidur di tubuhnya. Sung Yeol menjawab kalau dia rasa Woo Hyun yang menarik tubuhnya dan memeluk dia semalam. Woo Hyun geli sendiri dengan kejadian semalam.

Seul Bi datang dan bertanya memangnya apa yang terjadi semalam antara Woo Hyun dan Sung Yeol? Mereka bergegas menjawab ga ada apa-apa. Tapi kemudian Sung Yeol dan Woo Hyun menjadi canggung sendiri. Sung Yeol kemudian bergumam kenapa mereka makan kue beras lagi? Woo Hyun menjawab bahwa dia dan Seul Bi selalu makan kue beras tiga kali sehari. Apa Sung Yeol ga tahu itu?

Sung Yeol yang kesal langsung menyuapkan kue beras ke mulut Woo Hyun membuat Seul Bi tertawa.Seul Bi lalu berkata kalau Woo Hyun dan Sung Yeol imut sekali. Apalagi jika bisa terus bersama. (LOL)

Mereka berdua langsung mengelak dengan menggeram aneh. Seul Bi lalu bertanya apa memang seperti ini kelakukan sahabat sejati? Sung Yeol dan Woo Hyun kembali menggeram aneh dan lucunya suara yang mereka keluarkan selalu sama, membuat Seul Bi kembali tertawa.


Woo Hyun, Sung Yeol dan Seul Bi pergi ke sauna bersama. Disana saat sedang berganti pakaian, Sung Yeol melihat kalung Woo Hyun dan seolah ingin berkata sesuatu. Tapi Woo Hyun yang sempat mendengar Sung Yeol menyebut kata kalung mengingatkan Sung Yeol kalau Sung Yeol boleh minta apa saja miliknya tapi jangan kalung ini ataupun Seul Bi. Karena keduanya adalah hanya satu di dunia.

Sung Yeol bertanya kapan Woo Hyun membiarkan Seul Bi kembali ke tempat asalnya? Apa perlu papanya menyelidiki dimana keluarga dan tempat tinggal Seul Bi? Woo Hyun langsung menjawab jangan, dia sudah tahu kok tentang latar belakang keluarga Seul Bi. Orang tua Seul Bi sudah meninggal dan Seul Bi memiliki masa kecil yang sulit.


Mereka sudah berkumpul bersama, dan Seul Bi mengajak mereka bertanding menggunakan jam pasir. Seul Bi berkata siapa yang kalah harus membeli nasi, minum dan juga telur. Mereka pu segera berlari saat permainan dimulai.


Kini ketiga orang itu sedang menikmati waktu bersama sambil minum dan makan telur. Seul Bi berkata kalau dia sering lihat tempat ini di drama, dan ternyata memang tempat ini besar, keren dan ramai. Sung Yeol bertanya apa ini pertama kalinya Seul Bi ke sauna? Seul Bi mengangguk membenarkan. Seul Bi lalu memecah telur di kepala Sung Yeol dan Woo Hyun. Woo Hyun ingin membalas Seul Bi, tapi Seul Bi langsung bersembunyi di balik punggung Sung Yeol. Sung Yeol jelas saja melindungi Seul Bi, dia malah memecah telur lagi ke kepala Woo Hyun setelah itu langsung berlari. Woo Hyun pun mengejar keduanya.


Saat asik berlari itulah, tak sengaja Seul Bi dan Sung Yeol menabrak Ji Hye dan Woo Jin yang ternyata juga sedang sauna bersama. Sung Yeol ingin pergi, tapi Woo Jin langsung menahan tangan Sung Yeol. Woo Jin pun mengenalkan Ji Hye sebagai mama Sung Yeol pada Seul Bi dan Woo Hyun yang tentu langsung kaget.

Woo Jin menjelaskan kalau mamanya Sung Yeol kelelahan makanya datang ke tempat ini. Ji Hye merasa kikuk dan tak nyaman dengan situasi ini.
Woo Jin juga berterima kasih pada Woo Hyun karena sudah mau menjaga Sung Yeol, dia bahkan berkata kalau Sung Yeol akhirnya berkelakuan seperti manusia setelah bertemu Woo Hyun.

Woo Jin juga menawarkan Woo Hyun dan Seul Bi jika ingin pesan makanan lain, dia akan traktir. Seul Bi senang dan berkata kalau dia ingin sup rumput laut, tonakatsu, semangkuk mie dingin. Woo Hyun dan Sung Yeol kaget karena yang diinginkan Seul Bi banyak sekali. Apa Seul Bi akan makan semuanya? Seul Bi membenarkan sambil tersenyum senang.


Lee Seul Bi dan Woo Hyun ada bersama dalam sebuah ruangan. Disana Seul Bi mengintip kebersamaan Sung Yeol bersama ibu dan ayah Sung Yeol. Seul Bi bergumam kalau Sung Yeol tampak bahagia bersama keluarganya. Dia kemudian duduk di samping Woo Hyun dan memasang wajah sedih. Woo Hyun bertanya kenapa dengan wajah Seul Bi yang sedih itu? Seul Bi menjawab kalau alangkah bagusnya jika punya keluarga. Woo Hyun menjawba tergantung keluarga yang seperti apa yang bisa membuat bahagia.

Seul Bi lalu bertanya apa ayah Woo Hyun pernah menghubungi Woo Hyun? Woo Hyun tegas menjawab bahwa dia ga punya ayah. Seul Bi kembali berkata, bukankah Woo Hyun sangat ingin mencari ibu Woo Hyun. Woo Hyun menjawab kembali dengan tegas kalau dia ga punya ibu.

Seul Bi tampak sedih, dia ingin sekali jujur mengatakan siapa dirinya. Seul Bi sudah bersiap untuk memberitahukan semuanya pada Woo Hyun. Tapi Woo Hyun yang sudah tahu apa yang akan Seul Bi katakan langsung pura-pura membenarkan handuk di kepala Seul Bi.


“Woo Hyun ada yang belum aku katakan padamu. Kamu akan selalu percaya pada apa yang ku katakan dan kulakukan kan? Kamu tahu...aku sebenarnya... ”

Woo Hyun yang sedang mengunyah permen karet menggelembungkan permen karetnya dan langsung menempelkan permen itu di bibir Seul Bi membuat Seul Bi kaget. Mereka seperti berciuman, karena hanya terhalang permen karet saja. Tapi kemudian sambil memejamkan mata, Woo Hyun mengempiskan permen karetnya sehingga mau tak mau kini bibirnya dan bibirnya Seul Bi lah yang menempel. Dalam hati Woo Hyun berkata

“Jangan bilang apa-apa. Aku tak peduli, siapa dirimu dan darimana kamu. Jadi tetaplah disisiku.”


Hwang Sung Yeol yang sebenarnya ingin masuk terhenti saat melihat adegan mesra Seul Bi dan Woo Hyun. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bibir Woo Hyun menempel di bibir Seul Bi dan Seul Bi sama sekali tak menolak ciuman itu. Sung Yeol pun terluka melihatnya. Sanggupkah dia tetap menunggu Seul Bi, sementara sepertinya dimata Seul Bi hanya ada Woo Hyun.


Celotehanku :

Ga ngerti sama sikapnya Ji Hye, bukankah seharusnya seorang ibu tak seperti itu. Bagaimanapun tentu saja ibu akan merawat anaknya, mau suaminya kayak gimana juga anak adalah yang utama. Tapi Ji Hye ga seperti itu. Dia malah merawat anak orang lain dan mengabaikan anaknya sendiri. Alasan apapun itu, rasanya bagiku hanya sebuah alasan. Woo Hyun menunggu dengan cinta akan suatu saat ibunya datang. Sementara Ji Hye malah, ga ingin mengenal Woo Hyun. Dan lebih baik dia dan Woo Hyun ga saling mengenal.

5 comments:

  1. saya setuju sama celotehan mba ayu,aku juga gak ngerti kenapa ada seorang ibu kaya ji hye.aku jadi kasihan sama woohyun apa lagi sung yoel...

    ReplyDelete
  2. Seru..jd penasaran gmna kira2 klo seul bi tiba2 meninggalkan woo hyun sndrian..
    pasti tmbah merana..knpa jg drama ini cma tayang seminggu skali ya..
    Jd g sbr aja nungguin kelanjutannya..

    ReplyDelete
  3. ibu dlm drama korea memang kayak gitu
    mau bilang apa coba?
    fiksyen,cumakan?

    ReplyDelete
  4. Pasti ada suatu alasan knpa ibu woo hyun sperti itu,,,

    ReplyDelete
  5. Gag suka karakter ji hye disini. Gag punya hati nurani sebagai ibu.

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^