[Sebelumnya]
Sung Gyum masuk ke kamar dan berniat untuk mandi. Di dalam kamar terdapat dua buah ranjang. Hae Young mengikuti Sung Gyum dan Sung Gyum langsung bertanya Hae Young ingin tidur di ranjang yang mana? Hae Young menjawab karena ini kamar Sung Gyum, maka Sung Gyum saja yang memilih dimana ranjang yang akan Sung Gyum pakai. Sung Gyum pun langsung menjawab kalau dia memilih ranjang yang dekat jendela.
Mendengar pilihan Sung Gyum, Hae Young malah dengan sengaja duduk di ranjang dekat jendela, dan Sung Gyum yang ga tahu ini juga mulai menjejakkan bokongnya berniat duduk di kasur yang sudah dia pilih. Ternyata eh ternyata Sung Gyum duduk diatas pangkuan Hae Young. Sung Gyum yang kaget menoleh ke belakang dan mendapati Hae Young yang ada di belakangnya.
Dengan sangat menjengkelkan, Hae Young berkata kalau dia tiba-tiba suka yang di dekat jendela. Sung Gyum tak bisa berkata apapun dan hanya menatap heran pada Hae Young.
Kemudian Sung Gyum berkata kalau sekarang dia mengerti kenapa Hae Young ga pernha berhasil dengan Sang Hyo. Sung Gyum pun berlalu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, karena tak menyangka Hae Young memiliki sikap seperti itu. Hae Young yang kesal terus memanggil Sung Gyum yang sudah melangkah ke kamar mandi.
Di kamar lainnya, Jung Soo Ah tengah terisak. Dia tak menyangka Ki Ho meninggalkannya. Sang Hyo yang ada di kamar bersama Soo Ah, ikut sedih dengan yang Soo Ah alami saat ini. Dia pun mendekati Soo Ah dan berkata kalau dia tahu Soo Ah belum tidur. Lebih baik sekarang Soo Ah bangun, di kamar mandi dia sudah menyiapkan air hangat agar Soo Ah bisa berendam. Jika Soo Ah berendam dengan air panas, maka Soo Ah akan jauh merasa lebih baik.
Soo Ah tak bergeming, membuat Sang Hyo langsung membangunkan Soo Ah. Soo Ah masih terus menangis dan Sang Hyo tak tahu harus berkata apa untuk menghibur Soo Ah.
Cha Dong Min datang menemui Gi Chul yang mengirimkan SMS padanya. Disana, Gi Chul langsung bertanya apa Young Mi juga dibunuh oleh Dong Min. Dong Min terkejut, dan Gi Chul menjelaskan kalau dia tahu bahwa dompet Hae Young ditemukan di bawah mayat Hwang Dong Bae. Dengan fakta itu sekarang dia tahu bahwa pembunuh Dong Bae adalah Dong Min.
Flashback
Malam itu, Gi Chul sengaja menabrak Hae Young yang tengah lewat agar bisa mengambil dompet Hae Young. Kebetulan aksi Gi Chul mencuri dompet Hae Young diketahui oleh Dong Min. Gi Chul senang melihat begitu banyak uang Hae Young yang ada di dalam dompet dan dia berniat mengambil semua uang itu. Tapi Dong Min langsung menegur Gi Chul dan Gi Chul berjanji ga akan melakukannya lagi. Dia memohon pada Dong Min agar kasus ini tidak dilaporkan pada atasan, karena dia bisa saja dipecat.
Dong Min awalnya menolak. Dia ga bisa membiarkan begitu saja masalah ini. Gi Chul lalu bertanya apa Dong Min ga pernah membuat kesalahan? Itu tadi hanya sebuah kesalahan, dan dia berjanji dia ga akan mengulangi kesalahan itu lagi. Gi Chul menangis terisak membuat Dong Min akhirnya mengalah dan membiarkan Gi Chul lolos kali ini. Hanya kali ini. Dong Min pun membawa dompet Hae Young dengan alasan bahwa dia akan mengembalikan dompet ini pada pemilik sebenarnya.
Flashback End
Gi Chul bertanya bukankah semua sudah jelas, Dong Min tak sengaja menjatuhkan dompet Hae Young saat Dong Min membunuh Dong Bae. Dong Min diam tak menjawab. Dia harus menyiapkan jawaban yang tepat agar mulut Gi Chul tak terus mengoceh. Gi Chul mendesak Dong Min untuk menjelaskan semua padanya. Dong Min menjawab kenapa dia harus menjelaskan pada Gi Chul? Dia bahkan ga ingin membocorkan semua rinciannya pada Gi Chul.
Gi Chul mengancam akan melaporkan Dong Min ke polisi, tapi Dong Min tak takut. Dia menjawab jika Gi Chul melaporkannya ke polisi, maka Gi Chul akan terlibat. Fakta bahwa Gi Chul mencuri dompet Hae Young tak bisa dielakkan.
“Saat ini apa si pembunuh mengancam si pencopet?” tanya Gi Chul
Dong Min menjelaskan kalau bukti dia membawa dompet Hae Young dan dompet itu ditemukan di bawah mayat Dong Bae, belum bisa menjadi bukti yang cukup, karena itu hanya akan menjadi dugaan. Tapi fakta bahwa dompet Hae Young dicuri oleh Gi Chul, itu tak bisa dielakkan. Gi Chullah yang akan mendapatkan hukuman atas perbuatan Gi Chul tersebut.
Dong Min pun pergi, dan Gi Chul frustasi sekali dengan keadaan ini. Dia dilemma, akankah dia mengaku dengan resiko dia yang nantinya akan dipenjara, atau dia biarkan saja fakta ini?
Jo Sung Gyum yang tampan, tampak sedang membersihkan diri di bawah guyuran shower kamar mandi. Tubuhnya tampak atletis, dengan otot-otot kekar yang menunjukkan dia lelaki kuat. Bahkan perutnya juga tampak indah, menampakkan six pack yang dia punya, tanda bahwa selain dia tampan, dia juga pria yang rajin berolahraga.
Saat itulah, tiba-tiba Sung Gyum teringat akan Sang Hyo dan semua yang terjadi hari ini.
Sementara itu di kamar, Hae Young sebenarnya juga berniat mandi, tapi dia masih harus menunggu Sung Gyum selesai. Hae Young memainkan lampu meja, dengan menyalakan dan mematikannya. Dia sambil berkata kalau malam pertamanya dia habiskan di dalam tenda bersama Ki Ho. Sedangkan malam keduanya malah dia habiskan bersama Sung Gyum. Tapi kemudian Hae Young ingat kalau malam pengantinnya dia malah bersama mayat yang ada di kamar mandi. Hae Young kesal sendiri mengingat malam-malam yang seharusnya romantis bersama Sang Hyo, malah menjadi mengerikan.
Hae Young sudah siap membuka bajunya ketika Sung Gyum keluar kamar mandi. Hae Young kemudiah terkejut melihat tubuh Sung Gyum yang bagus sehingga membuatnya ga jadi melepas kemejanya karena malu dengan tubuhnya yang kurus. Hae Young bahkan menatap dengan lekat dada bidang dan kekar yang Sung Gyum miliki berikut juga dengan six pack di perutnya yang terbentuk sangat baik.
Seketika itu juga Hae Young mengancingkan kembali kemejanya, dan memilih mengurungkan niatnya untuk mandi. Dia malah asik mengamati Sung Gyum yang tengah berdiri di depan cermin dan sedang mengoleskan lotion pada perut indahnya. Sung Gyum menyadari arah pandangan Hae Young, sehingga dia langsung bertanya apa yang Hae Young lihat? Hae Young tersenyum dan berkata kalau ternyata Sung Gyum masih punya waktu untuk olahraga padahal Sung Gyum adalah seorang GM.
Sung Gyum menjawab santai kalau merawat diri juga bagian dari pekerjaannya. Hae Young menjawab kalau itu tandanya Sung Gyum punya wkatu luang, sementara dirinya bukan orang yang punya banyak waktu seperti Sung Gyum. Sung Gyum tertawa dan menatap Hae Young melalui cermin lalu berkata pantes saja Hae Young snagat kurus.
Hae Young jelas saja ga terima, dia mendekati Sung Gyum dan berdiri tepat di samping Sung Gyum sambil mendongakkan dagunya. Hae Young ingin menunjukkan bahwa dia adalah pria dengan tubuh tinggi ideal, yang jelas jauh berbeda dengan Sung Gyum yang pendek. Sung Gyum tahu maksud Hae Young sehingga dia ikut mendongakkan kepalanya tak mau kalah dengan Hae Young. Hae Young pun berkata kalau dia lebih tinggi dari Sung Gyum. Apa Sung Gyum ga tahu itu?
Mereka bahkan dengan konyolnya saling menjinjitkan kaki agar terlihat lebih tinggi, tapi Sung Gyum tetap kalah dibagian ini. Dia menyerah dan untuk menutupi malunya, dia berkata bahwa Hae Young terlihat tinggi karena memakai sepatu sedangkan dia kan ga.
Malam ini, Sang Hyo belum tidur walau lampu kamar sudah dimatikan. Sung Gyum mengiriminya pesan yang berisi agar dia tidur nyenyak dan ga usah memikirkan apapun. Sang Hyo tersenyum membaca SMS dari Sung Gyum. Tak berselang setelah SMS Sung Gyum, Hae Young juga mengirimi Sang Hyo SMS. Isi SMS Hae Young berbunyi “Apa kau suka pria dengan tubuh bagus?”
Sang Hyo pun mengomel setelah membaca SMS Hae Young.
Soo Ah juga belum bisa tidur, dia bertanya pada Sang Hyo apa menurut Sang Hyo, Ki Ho akan kembali? Jika dia menunggu Ki Ho, maka apa Ki Ho akan kembali? Sang Hyo yang sebenarnya ga mau berkomentar akhirnya bangun dan berkata pada Soo Ah “Jangan menunggunya. Dia tak akan kembali. Sekali seorang pria meninggalkanmu, maka dia tidak akan pernah kembali lagi. Oh…kau bisa saja bertemu dengannya setelah 7 tahun berpisah. Jadi jangan buang-buang waktumu untuk waktu yang lama itu. Jangan menunggunya kembali. Jangan coba untuk bergantung padanya. Jangan pernah berfikir, apa kesalahanku atau apa dia mencintaiku? Jangan pernah berfikir hal-hal semacam itu. Daripada mencoba untuk mengingatnya, lebih baik gunakan waktumu untuk berusaha keras melupakannya.”
Soo Ah tentu saja semakin sedih. Dia kemudian mengajukan pertanyaan pada Sang Hyo. Soo Ah bertanya kenapa dulu Sang Hyo berpisah dengan Hae Young? Raut wajah Sang Hyo berubah sedih, lalu dia berkata kalau Hae Young pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata.
Flashback
Saat itu Sang Hyo pulang ke rumah kecil mereka dengan bahan belanjaannya. Dia berniat memasak makanan untuk Hae Young, tapi sesampainya di rumah, dia sama sekali tak melihat keberadaan Hae Young. Rumah tampak kosong. Sang Hyo pun tahu Hae Young sudah pergi. Pergi meninggalkannya.
Sang Hyo kemudian melihat amplop putih di atas meja. Dia bergegas mengambil amplop itu dan melihat isi di dalamnya. Ternyata amplop itu berisi sebuah tiket atas namanya dengan tujuan New York dna juga alamat Hae Young disana. Sang Hyo tahu Hae Young memang menyuruhnya untuk ikut ke New York, tapi Sang Hyo ga mau meninggalkan pekerjannya di Las Vegas. Sekarang, Hae Young lebih memilih meninggalkannya, tanpa berkata apapun padanya.
Tubuh Sang Hyo pun seketika lunglai. Air mata tak terbendung mengalir deras membasahi pipinya. Inikah akhir antara dia dan Hae Young? Saat itu, Sang Hyo masih berharap Hae Young kembali. Dia masih menunggu sampai fajar menyingsing, tapi Hae Young tak juga datang. Hae Young tak pernah kembali. Tak kuat dengan semua itu, Sang Hyo pun pingsan.
Pagi ini di Secret Hotel. Kyung Hee memberitahu Eun Joo kalau hotel mereka sudah dipesan sampai bulan Mei. Eun Joo senang karena itu berarti pernikahan Sang Hyo sebgaai Cinderella modern sukses dan menaikkan pamor hotel mereka. Kyung Hee kemudian berkata kalau artis Lee Young Eun juga akan menikah di hotel mereka. Eun Joo pun terkejut dan berkata artis yang cantik dengan mata besar dan baik itu akan menikah disini? Eun Joo pun tampak sangat senang. (LOL…Lee Young Eun kan nama aslinya Eun Joo..hahaha)
Sementara itu di sebuah kafe, Joo Jung Eun tengah menangis saat membaca artikel pernikahan Cinderella modern Sang Hyo dengan Hae Young. Dia menangis keras membuat pengunjung lain menatap heran padanya, tapi Jung Eun tak peduli. Hatinya sudah terlampau sakit. Dia pun berteriak memanggil nama Goo Hae Young.
Di hotel, Hae Young terbangun karena mendengar ada yang teriak memanggil namanya. Tapi ternyata tak ada siapa-siapa. Hae Young pun heran. Tapi keheranannya tak berlangsung lama begitu melihat ranjang Sung Gyum kosong. Hae Young bergegas mencari Sung Gyum.
Ternyata Sung Gyum sudah ada bersama Sang Hyo dan Soo Ah. Hae Young yang melihat itu bergegas mendekati semuanya dan dengan cuek ikut duduk disana. Hae Young melihat Soo Ah sudah baik-baik saja dan bahkan bisa makan dengan lahap, padahal Ki Ho baru saja pergi. Hae Young pun bertanya apa Soo Ah ga bersedih? Soo Ah menjawab kalau semalam dia sudah membicarakannya dengan Sag Hyo dan dia memutuskan bahwa dia ga akan menunggu Ki Ho. Dia akan segera melupakan pria yang pergi meninggalkannya.
Soo Ah juga berkata kalau Sang Hyo yang menyuruhnya untuk tak menunggu pria yang sudah pergi meninggalkannya. Sung Gyum membenarkan hal itu, dan meminta Soo Ah untuk memulai kembali dengan seorang pria baru. Hae Young menolak apa yang dikatakan Sung Gyum. Bagaimanapun Soo Ah harus memberikan pria itu kesempatan. Apa wanita tidak punya rasa setia? Hae Young bertanya seperti itu sambil menatap tajam pada Sang Hyo.
Sung Gyum dengan tenang berkata pada Hae Young “Pria yang pergi meninggalkan wanita yang dicintainya adalah pengecut.”
Soo Ah membenarkan. Hae Young menjawab mungkin saja pria itu kembali. Soo Ah berkata lalu jika kembali kenapa harus pergi meninggalkan? Hae Young menjawab mungkin ada sesuatu yang penting yang membuat pria itu pergi.
Sung Gyum menimpali dengan berkata hal apa yang lebih penting dari wanita yang kita cintai?
Karena hari ini adalah batas akhir bulan madu Sang Hyo, maka wartawan pun sudah berdatangan dan bersiap untuk wawancara dengan pengantin baru. Sang Hyo berkata pada awak media kalau bulan madunya ini sungguh spesia. Hae Young tertawa tapi hanya sebentar, karena wajahnya kembali merengut. Sang Hyo bertanya jika memang special kenapa Hae Young ga tersenyum? Sang Hyo pun memanfaatkan kesempatan ini dengan menarik kedua pipi Hae Young ke samping sebagai tanda bahwa Hae Young harusnya senyum selebar ini?
Setelah sesi wawancara selesai, Hae Young bertanya pada Sang Hyo apa Sang Hyo akan semobil dengan Sung Gyum? Sang Hyo membenarkan. Hae Young mengingatkan Sang Hyo kalau mereka baru saja menikah dan baru selesai bulan madu.
“Baik itu pernikahan atau bulan madu, semua ga ada artinya untukku. Aku melakukan semua demi hotel.”
“Sang Hyo..aku melakukan ini dengan hatiku yang tulus.”
“Tulus katamu? Perasaan tulusmu ga akan membuatmu pergi jauh.”
Mobil Sung Gyum datang dan Sang Hyo berniat langsung naik ke dalamnya. Hae Young memanggil Sang Hyo, dan Sang Hyo menoleh menatap Hae Young sambil berkata kalau hubungan mereka sudah berakhir 7 tahun lalu saat Hae Young meninggalkannya. Hae Young jangan lupa itu. Hae Young menjawab seharusnya Sang Hyo menunggunya.
“kenapa aku harus menunggumu? Kau yang pergi, jadi kenapa aku yang harus menunggu? Aku tidak mempercayaimu lagi, Kau dan perasaanmu yang murahan itu, aku tak bisa percaya lagi.”
Sang Hyo pun meninggalkan Hae Young dan masuk ke dalam mobil Sung Gyum.
Hae Young semobil dengan Soo Ah. Soo Ah bahkan harus berhati-hati saat membuka kaleng minumannya karena ga ingin menimbulkan suara yang bisa saja membuat Hae Young yang sedang galau menjadi kesal. Tapi kemudian Soo Ah capek sendiri, dia kemudian berkata kalau seharusnya Hae Young bersikap baik pada Sang Hyo dulu. Kenapa malah meninggalkan Sang Hyo. “Meninggalkan wanita seorang diri, apa itu sesuatu yang pantas dilakukan pria? Meskipun kau mungkin harus pergi, setidaknya kau harus mengucapkan perpisahan dengan bertatap muka.”
Dalam hati Hae Young menjawab kalimat Soo Ah tadi “Bagaimana bisa aku bertatap muka? Aku tidak akan bisa pergi jika menatap wajahnya.”
Flashback
Shi Chan sudah berkali-kali menghubungi Hae Young meminta Hae Young segera ke New York. Hae Young terus berjanji akan segera kembali. Hae Young kesal dan bertanya kapan segera itu? Situasi disini sudah ga bisa ditangani lagi olehnya. Jika Hae Young ga segera kembali sekarang juga, maka semua yang mereka kerjakan akan sia-sia. Hae Young pun galau. Dia tahu pekerjaannya di New York juga penting, tapi Sang Hyo benar-benar keras kepala dan ga mau ikut dengannya.
Saat Sang Hyo sudah di rumah, Hae Young mencoba mengajak Sang Hyo bicara baik-baik. Hae Young tak melarang Sang Hyo meniti karir, dia hanya ingin Sang Hyo pindah dengannya ke New York. Di New York juga banyak hotel berbintang yang bisa Sang Hyo jadikan tempat kerja. Dia akan membantu untuk itu nanti.
Sang Hyo menolak. Dia berkata kalau di hotel di Las Vegas adalah hotel terbaik. Ga mungkin jika dia pindah dan memulai dari awal lagi di New York. Mencapai posisi seperti ini sangat sulit baginya.
Hae Young bertanya lalu bagaimana dengan mereka? Apa pekerjaan begitu penting untuk Sang Hyo? Sang Hyo menjawab bukankah Hae Young juga sama. Hae Young juga lebih mementingkan pekerjaan Hae Young. Kenapa hanya menyalahkannya saja? Hae Young membela diri, dia berkata kalau dia sudah menunda pekerjaannya selama dua bulan demi Sang Hyo. Dia ga bisa menunda lebih lama lagi. Sang Hyo yang sangat keras kepala menjawab kalau dia juga ga pernah memaksa Hae Young untuk tinggal bersamanya disini. Hae Young geram. Kesabarannya benar-benar habis, dia pun membentak Sang Hyo.
Sang Hyo masih juga tak mau mengalah, dia berkata apa dia harus menyerahkan impiannya yang selama 20 tahun hanya karena Hae Young yang sudah dua bulan bersamanya?
“Lalu kita harus bagaimana Sang Hyo? Apa kita harus berakhir seperti ini?” tanya Hae Young.
Sang Hyo tak bisa menjawab. Satu sisi hatinya tak menginginkan perpisahan ini, tapi sisi hatinya yang lain, ga mungkin baginya meninggalkan impian 20 tahunnya itu.
Flashback End
Sepanjang perjalanan pulang, Sang Hyo hanya diam. Dia tampak ragu saat melepaskan cincin kawinnya. Tapi kemudian dia memantapkan diri untuk melepas cincin tersebut. Sung Gyum melihat raut wajah Sang Hyo yang berbeda. Dia kemudian bertanya apa Sang Hyo ingin mendengarkan musik.?
Sang Hyo bertanya musik jenis apa yang akan mereka dengarkan? Sung Gyum menjawab musik yang bagus tentu saja. Dan saat Sung Gyum menyalakan musik player di mobilnya, yang mengalun adalah musik yang membuat Sang Hyo langsung tertawa. Mungkin jika di Indonesia musik dangdut dengan lirik alay. Hahahaha
Hae Young mengantarkan Soo Ah sampai di depan rumah. Soo Ah takut ibunya memarahi dia nanti dan meminta Hae Young menemaninya. Hae Young menjawab kalau sebenarnya Soo Ah pantas mendapatkan omelan dari ibu Soo Ah, tapi Soo Ah tenang saja ibu Soo Ah ga mungkin membunuh Soo Ah kok. Ibu Soo Ah keluar menyambut putrinya, dan di depan Hae Young dia bersikap sangat manis pada Soo Ah. Dia berkata selama Soo Ah baik-baik saja, itu sudah cukup.
Semua itu berubah ketika Hae Young sudah pergi. Ibu langsung memarahi Soo Ah dan menjewer telinga Soo Ah sambil menarik Soo Ah untuk measuk ke dalam. Soo Ah menjerit kesakitan karena telinganya yang dijewer sang ibu. Ibu kemudian melepaskan jewerannya dan bertanya apa harga Soo Ah hanya senilai 300 ribu dolar? Soo Ah ga ngerti maksud pembicaraan ibunya. Ibu langsung menjelaskan kalau dia memberikan uang sebanyak itu untuk Ki Ho, dan Ki Ho tak menolak. Soo Ah tak marah pada Ki Ho, dia mlah marah pada ibunya. Sambil menangis dia bertanya pada ibunya, kenapa ibunya ga memberi Ki Ho Oppa uang lebih banyak?
“Ibu punya banyak uang, kenapa tak memberinya uang lebih banyak? Apa ibu akan membawa semua uang ibu ke kuburan? Ibu tahu situasi Ki Ho Oppa, tapi ibu tak memberinya uang lebih banyak?”
Soo Ah menangis kesal dan langsung meninggalkan ibunya.
Di tempat yang sedikit jauh, Ki Ho berdiri melihat semuanya. Dia tak bisa menahan tangisnya karena sudah meninggalkan Soo Ah seperti ini, dan bahkan Soo Ah msih membelanya. Sama sekali tak membencinya.
Staf Hae Young semuanya ga ada yang bekerja di kantor dan malah asik minum bir di luar sambil makan cemilan. Mereka merasa bebas karena bos mereka sedang bulan madu. Tiba-tiba Hae Young menelpon Shi Chan, dan Shi Chan meminta teman-temannya untuk diam. Mereka ga boleh ketahuan kalau mereka tak bekerja malam ini.
Hae Young bertanya dimana Shi Chan saat ini? Si Chan menjawan bohong kalau dia ada di kantor, dimana lagi dia berada dalam jam seperti ini? Hae Young yang sudah ada di kedai itu jelas tahu Shi Chan berbohong. Shi Chan sama sekali tak menyadari adanya Hae Young.
Shi Chan bertanya kenapa Hae Young menelponnya? Hae Young menjawab santai kalau dia hanya ingin tahu apa Shi Chan bekerja atau tidak? Shi Chan menjawab mantap kalau dia dan staf lainnya tentu saja bekerja seperti biasa. Saat itu posisi Hae Young sudah ada di belakang Shi Chan. Hae Young langsung menepuk pundak Shi Chan dan Shi Chan serta lainnya sangat kaget melihat adanya Hae Young. Staf lainnya menimpakan kesalahan pada Shi Chan dan berkata bahwa Shi Chanlah yang mengajak minum-minum disini. Semua pun bergegas pergi menghindari amukan Hae Young, dan menumbalkan Shi Chan disana.
Setelah hanya berdua, Hae Young berkata kalau dia benar-benar benci dengan Shi Chan hari ini. Shi Chan yang ga tahu bagaimana situasi hati Hae Young tertawa dan bertanya masak hanya karena membolos kerja Hae Young jadi benci padanya?
Shi Chan pun meminta maaf dan Hae Young dengan mengherankan bertanya kenapa Shi Chan menelponnya? Shi Chan bingung, bukankah tadi Hae Young yang menelponnya dan bukan dia.
Sementara itu, Sung Gyum yang mengantar Sang Hyo pulang bertanya pada Sang Hyo apa Sang Hyo baik-baik saja? Sang Hyo tersenyum dan menjawab kalau dia baik-baik saja dan itu berkat Sung Gyum.
Sung Gyum lalu bertanya apa Sang Hyo ga ingin tahu bagaimana dengannya? Baikkah dia atau tidak? Sang Hyo terdiam tak bisa menjawab, lalu Sung Gyum berkata bahwa sejujurnya dia ingin merasa baik-baik saja, tapi ternyata dia tidak baik-baik saja Dia merasa marah karena dia seolah sesuatu yang penting diuri darinya.
Di kedai minuman, Shi Chan bertanya apa Hae Young menangis? Hae Young menjawab tidak, walau tampak jelas air mata membasahi pipi Hae Young. Shi Chan meminta Hae Young menceritakan semua padanya agar dia bisa mengerti. Hae Young tak menjawab, dia hanya mengambil gelas minumannya dan menenggak isi di dalamnya.
Kembali ke Sang Hyo dan Sung Gyum. Sung Gyum bertanya apa Sang Hyo mau mengisi ulang batreinya? Dia mersa baterainya sudah habis. Sang Hyo tersenyum dan menjawab tentu saja dia mau. Memangnya apa yang harus dia lakukan? Sung Gyum hanya meminta maaf tapi setelah itu dia langsung mencium bibir Sang Hyo. Inilah cara yang bisa membuat baterainya yang habis kembali terisi penuh.
Sang Hyo jelas kaget dengan ciuman tiba-tiba ini. Dua kali Sung Gyum menciumnya dan semua dilakukan tiba-tiba. Mata Sang Hyo bahkan membelalak lebar saking kagetnya dengan apa yang Sung Gyum lakukan.
Bertepatan dengan itu, Hae Young yang galau bertanya pada Shi Chan apa yang harus dia lakukan sekarang?
“Hatiku sakit sekali. Rasanya aku mau mati. Kurasa ini pasti berakhir. Ini pastilah akhirnya.”
Nam Sang Hyo luluh juga dengan ciuman lembut Sung Gyum di bibirnya. Ciuman yang lama dan penuh hasrat itu membuat dia ikut menikmatinya. Mencecap semua yang dia rasakan dan memejamkan matanya tanda bahwa dia larut dalam kenikmatan ini. Kenikmatan bibir Sung Gyum.
Celotehanku :
Setelah melihat flashback dari Sang Hyo dan Hae Young, aku jadi ga respect sama Sang Hyo. Aku tahu emansipasi wanita sudah berlaku. Tapi setidaknya, sehebat apapun wanita, dia ga boleh melupakan kodratnya sebagai wanita. Akan sangat lucu jika wanita terlalu maruk dengan semua kesempatan yang ada. Ingin memiliki suami, atau keluarga bahagia, tapi ingin juga memiliki pekerjaan dan tak mau tahu dengan kondisi suami? Toh Hae Young bukannya kabur tanpa kata. Hae Young bahkan sudah mengajak Sang Hyo ikut dengannya. Sebagai lelaki, dia sudah bertanggung jawab akan wanita yang dia cintai. Sebagai lelaki, dia bahkan tak melarang Sang Hyo bekerja dan mungkin mengabaikan tugas-tugas rumah tangga karena pekerjaan Sang Hyo.
Ingat ga waktu Sang Hyo masih jadi pelayan hotel, dan di diajak melayani lelaki hidung belang? Saat itu sebagai suami Hae Young marah dan meminta Sang Hyo untuk berhenti kerja, dan pindah ke tempat lain. Tapi apa? Sang Hyo menolak, karena dia memiliki mimpi disana dan dia ga mau menyerah untuk mimpinya. Akan berbeda jika Sang Hyo bukan seorang istri. Terserah apapun yang dia lakukan, tak ada suami yang akan menegurnya atau mengingatkannya.
Mungkin aku termasuk wanita yang hidup di jaman modern tapi memiliki pikiran yang kolot. Bagiku, karir memang penting. Tapi bukankah kebahagiaan wanita adalah hidup bersama suami dan anak-anak? Mengurus orang-orang tercinta itu. Karir setelah menikah adalah bonus menurutku. Selama suami bisa menafkahi, kenapa wanita harus repot. Bukan berarti aku meremehkan wanita yang berjuang untuk karirnya, tapi ada batasan untuk itu. Sehebat apapun wanita, ada batasan untuk semua itu. Ada batasan yang ga boleh mereka lupakan bahwa mereka adalah wanita. Bukan berarti wanita dibedakan. Tidak. Tapi karena terlalu istimewa, saking istimewanya wanita selalu ingin lebih. Lebih..dan lebih..
Aku ga suka dengan sikap Sang Hyo disini. Masalah mereka toh bisa dibilang sepele. Tapi Sang Hyo membuatnya sedemikian lebay dengan sifat keras kepala yang Sang Hyo miliki. Jika wanita seperti itu, kenapa ga hidup melajang selamanya?
Mungkin semua akan merasa aku tidak adil jika hanya menyalahkan Sang Hyo. Tapi bukankah sebagai wanita seharusnya aku lebih membela Sang Hyo. Disini tidak kan? Aku hanya melihat ini dari sudut pandanku saja. Semoga tidak ada yang salah paham dengan celotehanku ini.
Celotehanku ini bukan bermaksud menyinggung para wanita yang berjuang untuk mimpinya dalam pekerjaan. Aku juga bekerja di bidang yang menjadi mimpiku, dan aku berharap saat aku menikah nanti, aku masih bisa melakukan pekerjaan ini.
Aku tetap ingin bekerja, tapi tidak dengan jam kerja yang melebihi suamiku nantinya. Aku ga ingin membiarkan waktu romantis kami di malam hari hanya berlalu begitu saja karena dua-duanya kelelahan akibat seharian bekerja.
Bukankah itu menyenangkan?
Celotehanku ini hanya untuk mengingatkan bahwa wanita memiliki batasan tertentu saat sudah memutuskan untuk menikah. Bahwa tugas wanita saat sudah menikah bukannya bertambah ringat, tapi justru lebih berat. Dan ini juga sebagai pengingat untuk diriku kelak nantinya.
Hohoho... Ngena bngt clotehanny sist... Yupz, sbg wanita kt hrs pengrtian n bs membagi waktu tux suami kl mau awet... Ambisi boleh aj tp ad batasny... Yeah... Just drama mudh"n aj g ad yg bgni di khidupn nyata... Gomawo sist... ^^
ReplyDeleteella
Jadi nga respect sama sang hyo , ini mah seluruhnya kesalahan sang hyo bukan hae young. Sang hyo nya tamak banget !! Pekerjaan ia , orang yang di cintai ia, keluarga bahagia ia , haduh
ReplyDeleteSuka sama so ah walaupun ki hoo udah ninggalin dia dan nerima uang dari ibunya dia malah marah ibunya cuma kasi ki hoo uang dikit
Setuju bingits sama celoteh mbak ayu ..
Makasi mba sinop nya
Betul banget.. Kelihatan bgt egoisnya sang hyo ya.. Karir boleh asal ga menghilangkan kodratnya sbgai istri .. :)
ReplyDeletesetuju banget sama mba Ay, aku gak suka sama sifatnya Sang Hyo yang amat sangat egois itu. Aku kok malah kasian liat Hae Yong yaa :(
ReplyDeleteCelotehannya mb iu ada benernya jga sich, biarpun sdh jaman emansipasi tpi tetap ada kodrat yg harus dijalankan para wanita... :)
ReplyDeleteIni pertama kali aku komen di blog mb iu padahal aku sdh ngikutin blog mb iu lmyan lama...hehehe :P mian selama ini jd silent reader...tetep semangat mb iu buat update sinopnya...
#trie
T.o.p b.g.t celotehannya...sÿ setuju banget...mudah2an ini menjadi masukan buat para wanita untuk tdk melupakan kodratnya....
ReplyDeleteSesuju banget mba hehe
ReplyDelete