[Sebelumnya]
Guru Kim Kwang Shik ada bersama guru olahrga. Wajahnya sangat sendu. Guru olahraga berkata kalau anak-anak SMA memang selalu seperti itu. Kwang Shik semakin sedih karena ternyata hanya dia yang ga tahu apa-apa. Dia tiba-tiba marah dan berteriak pada guru olahraga sambil berkata seharusnya guru olahraga mengatakan semua padanya.
“Bukankah kau selalu ingin lihat apa yang ingin kau lihat, dan percaya hanya pada yang ingin kau percaya. Mempercayai anak-anak tanpa penilaian yang tepat, bukan percaya namanya, tapi lalai.” Ucap guru Olahraga tenang.
Sung Yeol ingin minum, dia bertemu ibu tirinya yang ternyata juga sedang mengambil air untuk minum. Ji Hye kemudian menuangkan juga untuk Sung Yeol sambil bertanya kenapa Sung Yeol terus saja ikut campur urusan Woo Hyun? Sung Yeol menjawab singkat, itu karena Woo Hyun temannya. Setelah itu Sung Yeol kembali ke kamarnya.
Nenek Gong mengemasi pakaiannya, dia memilah mana yang masih akan dia pakai, mana yang harus dia sumbangkan atau dia buang. Saat itu Woo Hyun masuk dan terkejut. Woo langsung merebut baju nenek dan bertanya apa baju sebagus ini akan dibuang? Nenek menjawab ini kan bajunya jadi terserah dia mau di buang atau disimpan. Woo Hyun melarang, dia kemudian mencium baju neneknya dan tersenyum lalu Woo Hyun berkata kalau baju ini aromanya nenek Gong.
Setelah itu Woo Hyun tiba-tiba memeluk sang nenek. Lagi-lagi Woo Hyun berkata kalau dia suka bau neneknya. Aroma yang khas. Nenek Gong menahan tangis di pelukan cucu tersayangnya ini. Dia mungkin merasa bahwa ini adalah pelukan terakhir mereka. Dalam pelukan itu Woo Hyun meminta agar neneknya berumur panjang agar dia bisa membalas semua kebaikan neneknya selama ini.
Nenek tak tahan lagi, daripada dia menangis di depan Woo Hyun, diapun melepas pelukan Woo Hyun dan mengejek Woo Hyun yang keringatnya bau. Dia menyuruh Woo Hyun segera mandi. Woo Hyun pun tak membantah.
Seul Bi yang ada di kamar tengah menatap baju malaikatnya. Tiba-tiba nenek datang dan bertanya Seul Bi lagi apa? Seul Bi menjawab dia sedang menata bajunya saja. Nenek berkata baju Seul Bi kan sedikit, ngapain pake ditata. Seul bi pun tersenyum.
Nenek lalu memberikan catatannya yang berisi resep cara membuat kue beras. Seul Bi senang dan mengucapkan terima kasih. Nenek kemudian berpesan agar saat memasak, Seul Bi mengingat apa yang ingin mereka makan. Itulah rahasianya selama ini. Seul Bi tersenyum dan mengangguk.
Pagi ini adalah akhir pekan. Nenek Gong sudah bersiap untuk piknik bersama Seul Bi dan Woo Hyun. Selagi menunggu Seul Bi dan Woo Hyun siap-siap, nenek menatap jam dindingnya dan bergumam kalau akan lebih bagus jika waktu berhenti sekarang.
Kemudian Woo Hyun bertanya apa neneknya sudah siap? Nenek menjawab tentu saja sudah. Seul Bi bertanya ada yang ketinggalan ga? Woo Hyun kemudian mengejek kalau lebih baik Seul Bi mengepak otak Seul Bi saja biar ga ketinggalan.
Seul Bi dan Woo Hyun langsung berlari keluar, sementara nenek menahan rasa sakit di perutnya. Dia harus kuat, jangan sampai Woo Hyun melihatnya dalam kondisi seperti ini.
Mereka bertiga piknik dengan memakai kaos couple mereka dan terlihat sangat bahagia. Saat Seul Bi mengejek Woo Hyun, Woo Hyun menantang Seul Bi agar bisa menangkapnya. Woo Hyun pun berlari dan mereka berdua malah asik bermain dengan mengitari pohon. Seul Bi terus mencoba emnangkap Woo Hyun, persis seperti film India.(LOL)
Nenek melihat kebahagiaan itu dengan penuh senyum di wajahnya.
Tapi, senyum itu tak berlangsung lama. Sakit nenek Gong tiba-tiba menyerang, dan kali ini dia tak bisa menahannya. Dia mencoba memanggil Woo Hyun dengan suara tertahan di tenggorokannya. Nenek pun terjatuh dan pingsan.
Woo Hyun menunggu dengan cemas di RS, saat dokter keluar Woo Hyun langsung bertanya bagaimana neneknya. Dokter bertanya apa ga ada orang dewasa disini? Woo Hyun menjawab bicara saja dengannya, dia wali nenek Gong. Dokterpun menjelaskan semua kondisi nenek Gong yang membuat Woo Hyun terkejut. Kanker neneknya sudah stadium akhir, dan dokter sudah tak bisa mengobati neneknya lagi. Hanya menunggu waktu. Woo Hyun mendengar penjelasan itu seolah dihantantam ribuan baja.
Woo Hyun pun menangis terisak. Dia ga sanggup jika harus ditinggalkan neneknya. Satu-satunya orang yang mencintainya dengan tulus. Tapi, dokter malah mengatakan kalau dia harus bersiap jika sewaktu-waktu neneknya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Seul Bi melihat kesedihan Woo Hyun dan merasakan rasa yang sama. Dia tak mampu berkata apapun untuk sekedar menenangkan Woo Hyun.
Woo Hyun menunggui neneknya ditemani Seul Bi. Kesedihan masih belum hilang dari diri Woo Hyun, Dia bertanya kenapa neneknya menyimpan semua ini sendiri. Nenek tersadar dan berkata dia kan lagi sakit, tapi Woo Hyun malah ngomel-ngomel. Woo Hyun bertanya kenapa neneknya ga bilang kalau sedang sakit? Nenek menjawab dia hanya ga mau Woo Hyun sedih jika tahu dirinya sakit. Woo Hyun berkata dia kan penjaga nenek Gong, jadi dia harus tahu. Woo Hyun juga meminta agar nenek Gong ga cemas, karena dia akan menyelamatkan nenek Gong.
Nenek menjawab, dia ga akan mati kok. Woo Hyun tenang saja. Nenek kemudian meminta Woo Hyun mengantar Seul Bi pulang, lagian Woo Hyun kan ga suka dengan bau RS. Woo Hyun menggeleng, dia mau disini saja menemani neneknya.
Nenek tak memaksa, dia kemudian meminta Woo Hyun mengambilkan tasnya. Woo Hyun tak menolak, dia berkata akan segera kembali, dan meminta Seul Bi menjaga neneknya sebentar.
Saat hanya berdua dengan Seul Bi, nenek berkata “Seul Bi, apa kau tahu, kau selalu terlihat makin cantik saat tersenyum. Jadi tersenyumlah selalu untuk Woo Hyun.”
Seul Bi mengangguk dan menggenggam tangan nenek Gong. Nenek Gong kemudian berkata kalau dia ngantuk dan ingin tidur.
Sesampainya di rumah, Woo Hyun bergegas mencari tas yang dimaksud neneknya. Tiba-tiba teleponnya berdering, dan sepertinya itu hal yang buruk, karena setelah telepon itu usai, Woo Hyun bergegas berlari sambil membawa tas neneknya. Dia berlari sangat kencang, berharap hanya dengan selangkah lagi dia bisa sampai di RS.
Saat sampai di ruang perawatan neneknya, sang nenek sudah terpejam untuk selamanya. Woo Hyun tak percaya dengan semua ini. Dia menggoyang-goyangkan tubuh neneknya dan meminta neneknya segera bangun. Tapi nenek tetep tak bangun-bangun. Woo Hyun menangis dan berkata kalau dia belum berbuat apapun untuk neneknya, mana bisa dia hidup seorang diri? Ki Soo yang ternyata juga ada disana, ikut menangis melihat sahabatnya itu bersedih.
Seul Bi pun bisa melihat roh nenek yang berjalan keluar mendekati sunbae malaikat. Seul Bi mengejar keduanya dan memanggil nenek Gong. Sunbae dan nenek menoleh lalu Sunbae berkata kalau semua ga akan ada yang berubah meski apapun yang Seul Bi lakukan. Seul Bi meminta agar nenek nanti saja di bawanya. Nenek terkejut karena ternyata Seul Bi bisa melihatnya.
“Aku tahu takdir tak bisa berubah. Manusia pasti mati. Kematian seseorang adalah kepastian. Itu sebabnya sekarang aku menerima hukuman. Andai kutahu betapa sakitnya, aku akan baik saat mengambil nyawa orang yang meninggal. Setidaknya akan kuberikan waktu pada mereka untuk mengucapkan selamat tinggal. Akan kuberitahu mereka dengan ramah soal orang-orang yang akan ditinggalkan.” Seul Bi mengucapkan kalimat itu dengan air mata.
Baru kali ini dia benar-benar menyaksikan rasa kehilangan orang yang begitu kita cintai untuk selamanya. Begitu tersiksanya kehilangan.
Seul Bi ada di lobi RS, dia bergumam sendiri. Bagaimana caranya agar dia bisa mengatakan pada Woo Hyun bahwa dia akan pergi? Woo Hyun pasti sebatang kara karena nenek baru saja meninggal. Tak disangka Woo Hyun mendengar semua itu, karena Woo Hyun sudah ada di samping Seul Bi. Woo Hyun pun bertanya, apa Seul Bi mau pergi?
Seul Bi kaget dan langsung berdiri, dia kemudian berkata kalau dia harus pergi. Woo Hyun bertanya apa ingatan Seul Bi sudah kembali? Seul Bi membenarkan hal itu. Dia berkata kalau secepatnya dia harus pergi. Dia meminta maaf baru mengatakannya sekarang. Woo Hyun kecewa, untuk menutupi rasa kecewanya itu dia pun meminta Seul Bi pergi saja sekarang, ga usah menunggu lagi.
Di rumah duka semua yang mengenal nenek Gong datang untuk ikut berbela sungkawa. Seul Bi sudah memakai baju malaikatnya dan menatap semua yang hadir sambil berkata dalam hati “Sekarang aku mengerti, kenapa manusia takut mati dan memaksakan diri tersenyum di pemakaman. Mereka ingin saling memberi dukungan bagi yang ditinggalkan dan mengenang yang telah tiada. Itu sebabnya semakin terasa sedih. ”
Ye Na datang, tapi dia hanya berani di balik pintu. Dia sungkan untuk ikut masuk kedalam. Dia ragu, akankah dia masuk.
Ji Hye terkejut melihat suaminya juga datang ke rumah duka. Woo Jin menjelaskan kalau Sung Yeol menelponnya dan berkata kalau harus ada orang dewasa yang membantu Woo Hyun. Woo Hyun sangat terpukul, sehingga tak bisa berbuat apapun. Ji Hye pun tak bisa melarang. Saat dia akan masuk, tiba-tiba seorang ahjumma mengenalinya dan berkata bukankah ini Ji Hye, mamanya Woo Hyun? Woo Jin sepertinya mendengar itu, karena dia masih ada tak jauh dari tempat Ji Hye. Ji Hye bergegas membantah kalimat si ahjumma. Dia berkata kalau sepertinya si ahjumma salah orang.
Sung Yeol senang mendapat telepon dari ibunya. Tapi kesenangannya lenyap karena ternyata ibunya menelpon hanya untuk mengabarkan bahwa ibunya akan menikah. Ibunya bahkan berkata kalau ibunya sangat ingin ucapan selamat darinya. Sung Yeol kecewa, orang deasa selalu berkata bahwa dia akan mengerti. Jika dia selalu mencoba mengerti ayah dan ibunya? Lalu siapa yang akan mengerti dirinya? Apa hanya kebahagiaan ibunya saja yang terpenting. Kenapa ga ada yang peduli padanya? Lebih baik dia ga usah dilahirkan saja, jika seperti ini.
Sung Yeol langsung memutus percakapan itu, dan ternyata Ji Hye mendengar semuanya.
Sung Yeol berlalu meninggalkan Ji Hye tanpa sepatah katapun, dan Ji Hye terdiam di tempatnya memikirkan apa yang Sung Yeol katakan tadi pada ibu kandung Sung Yeol.
Flashback
Ji Hye menggenggam tangan Sung Yeol. Dia kemudian berkata “Orang dewasa itu memang jahat, mereka pergi bukan karena tak sayang padamu. Mereka hanya berfikir bahwa kau akan mengerti. Karena kamu anaknya. ”
Sung Yeol menangis. Ji Hye pun ikut menangis.
Flashback End
Di kamarnya, Woo Jin berbicara dengan Ji Hye. Woo Jin berkata apa perlu dia mencari ibunya Woo Hyun, karena sepertinya Woo Hyun kehilangan kontak ibunya. Ji Hye reflek berkata dengan nada kesal, kenapa harus Woo Jin yang mencari? Apa itu urusan Woo Jin? Woo Jin pun tak membantah, dan langsung berkata kalau dia lelah dan ingin istirahat.
Woo Hyun masih di rumah duka ditemani Sung Yeol. Woo Hyun menatap foto neneknya sambil berkata kalau dia ga tahu neneknya sakit dan malah mengira yang macam-macam. Arwah Nenek Gong ternyata ada disana ditemani sunbae malaikat. Nenek berkata maaf karena dia selalu memarahi Woo Hyun. Mereka seolah saling bercakap-cakap, walau Woo Hyun ga mungkin mendengar apa yang nenek nya katakan.
“Aku akan rindu pijatanmu. Aku akan rindu gurauanmu. ” Ucap nenek penuh haru
Woo Hyun membentur-benturkan kepalanya ke dinding dan Sung Yeol yang mengetahui itu langsung menaruh tangannya sebagai penghalang kepala Woo Hyun agar tak terluka. Nenek pun sedih melihat cucunya seperti ini.
Seul Bi melihat catatan hitamnya. Dimana disana jelas terlihat bahwa inilah hari terakhirnya. Kehidupannya sebagai manusia akan berakhir hari ini.
Seul Bi menuntaskan semua sebelum waktunya berakhir. Dia memberikan sekeping CD untuk Sung Yeol dan berkata seharusnya dari dulu dia memberikan ini untuk Sung Yeol. Selain CD, Seul Bi juga memberi Sung Yeol meteor. Dia berkata kalau meteor ini bisa membuat harapan Sung Yeol jadi kenyataan.
Sung Yeol berkata kalau dia juga punya yang seperti itu. Seul Bi tersenyum dan berkata kalau mereka memang memiliki banyak persamaan. Seul Bi akhirnya berkata kalau dia harus pulang. Harus kembali ke tempat asalnya.
Seul Bi pun mengucapkan terima kasih pada Sung Yeol.
Sung Yeol bertanya jika dia tak menerima semua pemberian Seul Bi ini, berarti Seul Bi ga akan pergi kan? Seul Bi ga menjawab, dia hanya mengulurkan tangannya, mengajak Sung Yeol berjabat tangan. Seul Bi berkata kalau dia senang Sung Yeol sudah mau jadi temannya selama ini. Dia pasti akan merindukan Sung Yeol. Sung Yeol walau enggan akhirnya membalas uluran tangan Seul Bi.
Saat berjabat tangan itulah, Sung Yeol menarik tangan Seul Bi membuat Seul Bi jatuh dalam dekapan Sung Yeol. Sung Yeol memeluk Seul Bi erat. Dia berkata kalau dia sungguh ga tahu kenapa, semua orang mengucapkan selamat tinggal padanya.
Woo Hyun tiba-tiba datang, dan melihat Seul Bi dalam pelukan Sung Yeol. Ada perasaannya yang teluka karena pemandangan itu.
Seul Bi menunggu Woo Hyun yang ada di toilet. Saat Woo Hyun sudah keluar, Seul Bi memanggil Woo Hyun. Woo Hyun cuek saja dan malah bertanya kenapa Seul Bi belum pergi juga? Seul Bi sedih karena Woo Hyun memperlakukannya dengan dingin.
Kini di sebuah tempat, dimana abu nenek Gong disemayamkan. Woo Hyun tampak seorang diri, Seul Bi ada bersama nenek Gong dan juga sunbae malaikat. Nenek melihat cucunya dengan tatapan sedih, dan sunbae mengingatkan nenek kalau sudah saatnya untuk pergi. Nenek mengucapkan terima kasih karena sunbae mau memberinya waktu untuk bisa melihat cucunya lebih lama. Nenek kemudian berpesan pada Seul Bi agar Seul Bi bisa menjaga diri Seul Bi baik-baik. Dia juga berkata agar Seul Bi menemui Woo Hyun dan pukul Woo Hyun sekarang juga.
“Aku selalu mengajarinya untuk tidak menangis. Buat dia tak gampang menangis. Seul Bi, kutinggalkan Woo Hyun bersamamu.” Ucap nenek, yang dibalas anggukan oleh Seul Bi.
Sebelum benar-benar pergi, nenek mengucapkan kalau dia sangat mencintai Woo Hyun. Seul Bi menahan tangisnya mendengar ucapan nenek. Betapa nenek Gong sangat menyayangi Woo Hyun.
Setelah menyelesaikan tugasnya, sunbae datang lagi di hadapan Seul Bi sambil berkata kalau sekarang adalah saatnya Seul Bi pergi. Seul Bi menjawab kalau dia saja belum mengucapkan selamat tinggal. Sunbae menjawab kalau perpisahan terbaik itu adalah yang singkat dan cepat. Sunbae bahkan mengingatkan Seul Bi kalau Seul Bi sudah bersumpah untuk kembali. Seul Bi tampak galau.
Sementara itu, Woo Hyun masih ada di tempat ini. Dia bersandar di balik pohon sambil memeluk foto nenek Gong lalu berkata kalau Seul Bi juga pergi meninggalkannya. Apa ini untuk kebaikan?
Seul Bi akhirnya memantapkan hati, walau tidak sepenuhnya. Sebelum dia benar-benar menghilang dia menatap Woo Hyun yang ada di kejauhan sambil berkata “Jaga diri baik-baik, Shin Woo Hyun.”
Woo Hyun menangis dan berkata kalau sekarang dia benar-benar sebatang kara, bagaimana dia harus hidup sekarang ini?
Celotehanku :
Apakah Seul Bi akan benar-benar kembali menjadi malaikat? Menurut kalian gimana?
Oya, kemungkinan besar episode 9 juga diundur penayangannya, karena ada acara apalah gitu. Jadi episode 9 baru ada minggu berikutnya yaaaa…^^
Oouugh... Sedhny... Kl menurtku seulbi g jd balik coz kn dia udh jnji sm nenk gong tuk nemenin woyun secara episodny jg mash pnjng. Hadeh... Tmbh bt aj, smp 2x g tayng...
ReplyDeletewalaupun tayang per minggu dan suka mundur tp tetep ditunggu kok. semangat terus eonni :)
ReplyDeleteKalau menurutku sih, Seulbi gk jadi balik karena udh janji sma nenek Gong, Gk mungkin kali, Seulbi jadi malaikat. Trus kalau jadi malaikat, endingnya gmn?
ReplyDeleteSeulbi kurang peka sama perasaannya Woohyun
omegot!!!!!!!! aku bacanya loncat2,, udah ketinggilan banyak nih.... ga tau ceritanya gimana nih huhuhuhu^^
ReplyDeletegomawo sinopsisnya unni^^
fighting!!!!
-irma o-
Menurut aku sich seul bi menjdi malaikat lg, trus dia ngelidungi n ngejaga woo hyun dari jauh hehehehhehe(jngn di dengerin it cuma pendapat aku aja),
ReplyDeleteTp tunggu dulu, bner gak klw seul bi jd malaikat lg trus ingatan pas jd manusia'y hilng?
Ksihan woo hyun hidup sebatangkara , ibu kandung'y aja gak mau ngakuin dia dan ngejaga dia bener2 menyedihkan bngt.. Gomawo ya eonni atas sinopsis'y.. Di tunggu lanjutan'y..
Gomawo
ReplyDeleteDi tunggu kelanjutan nya
ahh jadi penasaran.. di tunggu episode selanjutnya ya
ReplyDeleteAhh sedihnya episode ini.. ga bisa ngebayangin gimana nasib woohyun klu sungyeol tau dia anak dari ibu tirinya.. dia aja benci bgt sm ahn jihye. Kasiann.. cuma seul bi yg dia punya
ReplyDeleteChingu, blog ini sama dengan sinopsiskdrama ga sih??
ReplyDeletedi tunggu ep 9 nya ^^ .. semangat kaka!! pembaca selalu menuggu postingan selanjutnya ^^
ReplyDeleteDaebak!!!! Seruu, penasaran banget jadinya
ReplyDeleteDi tunggu lanjutannya chingu ...
Seruu, penasaran banget jadinya
ReplyDeleteDi tunggu lanjutannya chingu ...
Figthing!!!
Hiiiiaaaaaaaaaaaaaaa.. makin lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. >_<
ReplyDeletefine, aq selalu setia menunggumu woohyun-ah xixixi ^_^
gak tau juga critanya mau dibawa kemana, tapi menurutku di ahir eps ntar seul bi jadi manusia,
tapi lum yakin juga sihh..
cz di eps 1, wanita yg pake kalung itu seul bi ato ibunya...
ahh, mulla, mulla,,,
ikuti alurnya aja dehhh.. hahahha
fighting!!! ^_^
Gomawo unni.. d tggu episd 9 ny..
ReplyDelete