[Sebelumnya]
Ahn Ji Hye sampai di rumah dipapah suaminya. Woo Jin langsung merebahkan tubuh Ji Hye diatas ranjang. Woo Jin berkata kalau Ji Hye sudah membuatnya takut, Ji Hye pun meminta maaf untuk itu. Woo Jin merasa sebagai suami yang buruk karena dia bahkan ga tahu apa-apa tentang Ji Hye yang alergi kepiting. Ji Hye menjawab kalau dialah yang memang ga memberitahu Woo Jin, lain kali dia janji akan lebih hati-hati.
Woo Jin meminta jika ada hal lain yang harus dia tahu, maka Ji Hye harus mengatakan padanya agar dia bisa melindungi Ji Hye. Ji Hye tersenyum dan tiba-tiba bertanya apa Woo Jin ga mau mereka pindah? Woo Jin menjawab kenapa mereka harus pindah? Bukankah Ji Hye yang menyukai tempat ini karena dekat dengan tempat mengajar Ji Hye?
Ji Hye menjawab benar juga ya. Woo Jin pun menyebut Ji Hye lucu. Dia kemudian meminta Ji Hye untuk istirahat.
Malam ini sambil rebahan dan memandang langit, Seul Bi dan Woo Hyun berbincang asik. Seul Bi bertanya apa ada lagi makanan yang ga bisa dimakan Woo Hyun? Woo Hyun bertanya balik kenapa memangnya? Dengan polosnya Seul Bi menjawab kalau dia akan memakan semua makanan yang ga bisa Woo Hyun makan, supaya Woo Hyun ga harus memakan itu.
Woo Hyun pun tersenyum geli, lalu Seul Bi dengan serius meminta agar Woo Hyun ga sakit lagi. “Sakit adalah hal terburuk.”
Woo Hyun diam dan tersenyum mendengarnya. Kemudian Seul Bi duduk dan bertanya serius pada Woo Hyun, panggilan cepat untuknya nomer berapa di ponsel Woo Hyun? Woo Hyun dengan santai menjawab kenapa dia harus menyimpan nomer Seul Bi. Seul Bi kesal dan menyuruh Woo Hyun segera masuk ke dalam dan belajar. Dua hari lagi mereka ujian.
Woo Hyun dengangerakan seilah menutupi kupingnya menjawab kalau dia sama sekali ga mendengar omelan Seul Bi. Seul Bi semakin kesal dan memilih masuk ke dalam.
Setelah Seul Bi masuk ke dalam, Woo Hyun mengambil ponselnya dan menekan panggilan cepat nomer satu. Ternyata itu adalah nomer ponsel Seul Bi yang Woo Hyun simpan dengan nama “Si Cabul Gila”
Setelah itu dengan sedikit berteriak Woo Hyun berkata seolah untuk Seul Bi kalau nomer Seul Bi ada di panggilan cepat pertama ponselnya.
Woo Hyun dan Seul Bi ada di kotak mesin minuman, dan Seul Bi dengan konyolnya menekan dua jenis minuman. Woo Hyun berkata memangnya jika Seul Bi memilih dua maka mesin minuman akan memberi dua. Seul Bi dengan santai menjawab kalau dia yakin suatu saat dia akan berhasil.
Seul Bi kemudian tampak kepayahan membuka minuman kaleng tersebut membuat Woo Hyun memberikan kaleng minumannya yang sudah dia buka. Seul Bi senang dan memuji Woo Hyun. Dia berkata kalau Woo Hyun adalah laki-laki sejati. Tapi akan lebih baik kalau Woo Hyun juga punya nilai yang bagus.
Woo Hyun bertanya apa kalau dia pintar gadis-gadis ga akan meninggalkan dia sendirian?
Seul Bi teringat pada Sung Yeol yang pintar dan berkata kalau Sung Yeol memang selalu dikerubungi gadis-gadis karena Sung Yeol pintar. Woo Hyun jadi marah karena Seul Bi malah membicarakan Sung Yeol di depannya.
Teman Na Young En yang sangat tergila-gila pada Woo Hyun menatap penuh cemburu kedekatan Woo Hyun dengan Seul Bi. Dia berkata apa yang seperti itu bisa disebut sepupu? Bukankah itu terlihat seperti Seul Bi menggoda Woo Hyun. Young Eun hanya tersenyum tak menanggapi. Tapi kemudian Young Eun berkata awas saja Seul Bi sampai menggoda Sung Yeol nya.
Woo Hyun dan Seul Bi berniat pergi dan mereka bertemu dengan Young Eun dan temannya. Teman Young Eun yang sok cantik itu mendekati Woo Hyun dan mengucapkan terima kasih dengan sangat manis pada Seul Bi karena kemarin Seul Bi sudah mengantar Woo Hyun ke RS, dia kemudian mendorong Seul Bi pelan, sehingga tubuh kecil Seul Bi ditangkap oleh Young Eun. Young Eun bergumam kalau sebaiknya mereka pergi karena ada pasangan yang ingin bersama (Woo Hyun dan temannya Young Eun.)
Woo Hyun berniat menyusul Seul Bi, tapi teman Young Eun menahan tangannya. Dia berkata kalau dia sudah mencetak contoh soal-soal ujian. Apa Woo Hyun mau melihatnya? Woo Hyun menjawab kalau dia harus pergi. Woo Hyun bergegas melangkah meninggalkan teman Young Eun yang cantik itu sendiri.
Di dalam kelas, geng Choi Jae Suk sedang membully Chun Shik. Jae Suk melempar buku kearah Chun Sik yang memegang tas dan harus bisa menangkap buku tersebut sehingga masuk ke dalam tas. Setiap lemparan buku yang tak bisa masuk maka Chun Shik harus membayar Jae Suk 10 ribu dolar, dan itu diambil dari uang jajan di dompet Chun Sik.
Tak hanya sekali Chun Shik gagal, dan uangnya pun diambil 10 ribu dolar setiap dia gagal menangkap lemparan buku dari Jae Suk. Saat Jae Suk mulai kembali melempar, sebuah tangan menangkap buku tersebut, dan ternyata itu adalah tangan Lee Seul Bi. Jae Suk berkata sepertinya Seul Bi punya banyak uang, apa Seul Bi mau ikut juga.
Dengan riang Seul Bi bertanya apa jika dia melempar buku ini maka dia akan mendapat uang? Dengan santai Seul Bi melempar buku tersebut ketubuh Jae Suk, sehingga bertambah kesallah Jae Suk dibuatnya. Woo Hyun langsung menyruuh Seul Bi keluar bersama Jae Suk. Tapi tiba-tiba Sung Yeol mendekat dan memasukkan uang ke dalam saku Jae Suk. Dengan santai Sung Yeol berkata agar Jae Suk berhenti. Uang tadi cukup kok Jae Suk bawa pergi ke klub.
Setelah itu Sung Yeol meninggalkan kelas dan Jae Suk dengan kesal melempar uang Sung Yeol sambil berteriak memangnya Sung Yeol kira dia gelandangan.?
Di halaman sekolah, Chun Shik menatap ruang kelas mereka diatas sana sambil tersenyum membuat Seul Bi yang ada di samping Chun Shik bertanya heran. Chun Shik masih dengan penuh senyum menjawab kalau dia cemburu karena Woo Hyun tinggal bersama Seul Bi. Seul Bi bingun dan berfikir kalau Chun Shik suka dengan Woo Hyun. Ha..suka sejenis, mungkin seperti itulah yang ada dipikiran Seul Bi.
Sung Yeol ada di lokernya. Dia memasukkan buku ke dalamnya dan ketika dia akan menutup lemari lokernya tersebut, Chun Shik datang dan menahan pintu loker membuat tangannya terjepit. Chun Shik bertanya apa Sung Yeol masih merasa dia pecundang?
“Tidak..tapi kau lebih buruk dari itu. Setidaknya dulu aku ingin membantumu.”
Chun Shik semakin marah. Dia mempererat tekanannya di loker dan membuat jari-jari Sung Yeol semakin kesakitan. Tapi Sung Yeol tak sedikitpun mengeluh. Chun Shik berkata seharusnya saat itu Sung Yeol ga membantunya. Biarkan saja dia mati saat itu.
“Kau benar. Seharusnya aku membiarkan kau mati saja. Bagaimanapun juga kau akan tetap menjadi pecundang.”
Setelah itu, dengan sekuat tenaga Sung Yeol menarik tangannya dan membuat loker itu terbuka. Jari Sung Yeol yang tadinya terjepit bisa terbebas, dan dia melenggang pergi meninggalkan Jae Suk yang menatapnya kesal.
Sung Yeol ke kamar mandi dan membasuh lukanya di bawah air yang mengalir. Woo Hyun tiba-tiba datang dan berkata kalau dia melihat apa yang Sung Yeol alami tadi. Memangnya ada apa diantara Jae Suk dan Sung Yeol? Sung Yeol menjawab kenapa Woo Hyun ingin tahu, apa Woo Hyun adalah mata-mata? Woo Hyun sedikit kesal dan berkata kalau Jae Suk sepertinya ga berani menyentuh Sung Yeol. Sung Yeol menjawab itu karena Jae Suk memang ga bisa menyentuhnya.
Woo Hyun langsung mencibir Sung Yeol dengan menyebut Sung Yeol pangeran mentega karena selalu berminyak. Woo Hyun pun menyadari jari tangan kanan Sung Yeol yang terluka. Tapi kemduian Woo Hyun memperingatkan Sung Yeol kalau Seul Bi adalah urusannya jadi lebih baik Sung Yeol ga usah mempedulikan Seul Bi.
Sung Yeol dengan santai menjawab kalau menurut dia Woo Hyun selalu ga bisa melakukan sesuatu dengan baik, jadi bagaimana bisa Woo Hyun mengurus Seul Bi?
Choi Jae Suk tertangkap basah menendang loker milik Sung Yeol. Kini dia terpaksa harus ada di ruang guru dan siap menerima hukuman. Guru bertanya mana yang lebih berharga Jae Suk tau loker itu? Jae Suk menjawab santai kalau dia juga ga tahu, bahkan jika dia melanggar toh itu juga uang orang tuanya.
Jadi, seharusnya dia lebih berharga daripada loker itu.
Tiba-tiba ada telepon. Telepon itu dari guru Matematika yang meminta tolong pada guru laki-laki itu untuk membawa USB yang terpasang di laptop ke tempatnya dan langsung disanggupi oleh si guru. Setelah itu telepon di meja seberangnya berdering dan guru laki-laki itu kembali mengangkatnya, kali ini lebih penting karena si guru mengucap kata ketua dewan.
Karena tugas dari ketua dewan mendesak membuat si guru laki-laki memanggil Suk Hoon dan menyerahkan USB itu pada Suk Hoon lalu menyuruh Suk Hoon untuk menyerahkan pada guru Matematika. Suk Hoon mematuhi tugas tersebut.
Akhirnya Jae Suk dibebaskan dan hanya diberi peringatan saja, jika sampai Jae Suk ketahuan menendang loker lagi maka kaki Jae Suk akan dia jahit. Jae Suk pun mengangguk pergi.
Choi Jae Suk menangkap basah Suk Hoon yang tengah melihat isi USB guru Matematika yang tentu saja berisi soal yang akan diujikan. Jae Suk langsung merebut ponsel itu dan berkata kalau seharusnya Suk Hoon ga menikmati ini sendiri. Apa Suk Hoon takut ga mendapat peringkat kedua, jika Suk Hoon ketahuan ga jujur? Dia tahu kok Suk Hoon butuh ini untuk mengalahkan Sung Yeol.
Jae Suk kemudian memukul pelan ponsel Suk Hoon ke dahi Suk Hoon sambil berkata agar Suk Hoon menyalin semua yang ada di USB itu ke otak Suk Hoon, dan bagi padanya saat ulangan nanti. Dia ga mau tahu, Suk Hoon harus bisa.
Seul Bi dan Woo Hyun ada di teras belakang rumah. Sementara Seul Bi asik belajar, Woo Hyun malah asik bermain permen karet di mulutnya. Setiap Woo Hyun berhasil menciptakan gelembung permen karet, Seul Bi selalu takjub. Bahkan dia mendondongkan tubuhnya mendekati Woo Hyun sambil meminta agar Woo Hyun mau mengajarkannya.
Kini, Seul Bi tampak serius mengunyah permen karet dibawah bimbingan Woo Hyun. Tapi ternyata Seul Bi selalu gagal. Dia pun menyerah karena rahangnya jadi sakit.
Lalu tiba-tiba Seul Bi bertanya apa Woo Hyun berteman dekat dengan Ye Na? Apa Woo Hyun dan Ye Na adalah pasangan? Woo Hyun tertawa dengan ketampanan luar biasa memancar di wajahnya karena menganggap pertanyaan Seul Bi sangat konyol. Kemudian dia bertanya apa sekarang Seul Bi sedang cemburu?
Seul Bi ga terima dan menjawab tentu saja dia ga cemburu. Mana mungkin dia cemburu pada Woo Hyun? Seul Bi buru-buru mengganti topic pembicaraan dan membuat Woo Hyun berkata kalau dia semakin yakin Seul Bi cemburu, buktinya saja Seul Bi mengganti topic pembicaraan.
Seul Bi mencoba ga peduli, dan bertanya lalu apa yang ingin Woo Hyun tanyakan? Bukankah tadi Woo Hyun juga ingin bertanya padanya? Woo Hyun menjawab kalau dia sudah lupa. Tapi ada gema di suara Woo Hyun yang hanya didengar Seul Bi, dan Seul Bi tahu kalau itu adalah karena Woo Hyun berbohong. Woo Hyun masih ingat apa yang ingin ditanyakan tapi Woo Hyun ga mau ngaku.
Seul Bi kesal, dia berdiri dan menyebut kalau Woo Hyun bodoh, pantas saja Woo Hyun selalu mendapat nilai jelek. Seul Bi lalu menjulurkan lidahnya dan mengejek Woo Hyun setelah itu dia berlari pergi.
Setelah Seul Bi berlalu, Woo Hyun bergumam “Aku yang jadi cemburu”
Hari ini Woo Jin menyiapkan sarapan untuk istri tercintanya. Ji Hye terkejut melihat banyaknya sarapan yang Woo Jin buat. Diapun berterima kasih pada Woo Jin, dan berkata kalau keadaannya sudah jauh lebih baik. Sung Yeol yang sudah bersiap ke sekolah melihat adegan hangat itu. Bahkan dia mendengar kalau ayahnya lah yang memasak sarapan pagi kali ini. Sarapan khusus untuk Ji Hye, karena tanpa kepiting di dalamnya.
Ji Hye yang tahu ada Sung Yeol menyuruh Sung Yeol untuk ikut sarapan, tapi Sung Yeol menolak. Dia memilih pergi, dan Woo Jin serta Ji Hye mengejarnya. Woo Jin berkata kalau dia berusaha keras membuat sarapan pagi untuk mereka jadi dia mau Sung Yeol ikut makan. Terlebih Sung Yeol ujian jadi hari ini, jadi Sung Yeol harus makan.
“Aku tak mau mengecewakan perutku dengan memakan makanan itu sebelum ujian.” Ucap Sung Yeol sinis, dia menatap tajam pada ayahnya.
Ji Hye berkata kalau Woo Jin mengkhawatirkan Sung Yeol, jadi Sung Yeol jangan seperti itu. Sung Yeol menjawab tak kalah sinis “Jika dia memang mengkhawatirkanku, maka dia tak akan berpisah dengan ibu.”
Sung Yeol kembali menatap tajam ayahnya dan melanjutkan kalimat pedasnya “Kau bahkan tak pernah memasak ramen untuk ibu.”
Woo Jin tak mampu berkata apa-apa. Mungkin yang dikatakan Sung Yeol memang benar. Dia tahu Sung Yeol kecewa dengannya.
Pagi yang berbeda dialami Seul Bi, karena pagi ini dia harus mengupas bawang sambil terus menahan air matanya. Woo Hyun yang baru bangun tidur, terkejut melihat pisau besar di tangan Seul Bi dan berkata kalau Seul Bi sedang syuting film horror saja membuatnya takut.
Seul Bi berkata kalau dia hanya ingin membantu nenek. Semalam dia lihat nenek sakit, makanya dia membantu mengupas bawang. Seul Bi berkata sambil terus mengusap matanya yang menangis karena bawang.
Woo Hyun merasa kasihan dengan Seul Bi dan langsung mengambil helmnya. Dia memasang helm itu dikepala Seul Bi sambil berkata kalau hanya Seul Bi yang tahu rahasia ini. Inilah cara supaya Seul Bi ga harus menangis saat mengupas bawang.
Seul Bi menatap Woo Hyun polos dan berkata, apa ini yang disebut air mata oleh manusia? Air mata yang keluar karena manusia bersedih atau bersuka cita?
Woo Hyun menjawab kalau itu hanya keringat dari mata Seul Bi, bukan air mata.
Nenek Kong turun dan Woo Hyun langsung memeluk neneknya. Dia meminta agar neneknya jangan sakit sampai dia mati. Nenek kemudian melihat Seul Bi dan menyuruh Seul Bi bersiap saja untuk ujian. Lalu nenek bertanya apa Woo Hyun belajar dengan baik?
“Nenek..dia lulus SD kan? Tapi kenapa dia tak mengerti bahasa korea dengan baik” tanya Seul Bi polos
Nenek marah dan bersiap memukul Woo Hyun. Tapi Woo Hyun ditemani Seul Bi bergegas kabur dan menyelamatkan diri ke dalam kamar mandi. Nenek Kong terlambat menyusulnya. Dia pun terengah dan duduk di kursi sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Suk Hoon sudah sampai di kelas, tapi Jae Suk mengajaknya bicara di luar. Jae Suk mulai mengancam Suk Hoon. Dia mau Suk Hoon nanti membantunya. Suk Hoon terpaksa mengiyakan permintaan Jae Suk.
Woo Hyun dan Seul Bi juga sudah sampai di kelas. Woo Hyun memberi nasihat pada Seul Bi agar Seul Bi mengerjakan soal yang Seul Bi tahu terlebih dulu, dan jika memang ada soal yang benar-benar sulit, maka tinggalkan saja soal itu. Seul Bi dengan santai menjawab klau mereka berdua kan sudah belajar semalam maka sekarang mereka harus bisa mendapat nilai 100%, lagipula bagaimana jika ga ada yang tidak dia ketahui?
Woo Hyun mencibir kesombongan Seul Bi dengan senyum manis.
Ahn Ji Hye datang dan anak-anak langsung menaruh buku mereka kebawah meja lalu mengangkat tangan mereka ke kepala. Ji Hye memeriksa semua, untuk memastikan tak ada yang mencontek atau membuat contekan. Sampai saat Ji Hye melewati meja Young Eun, dimana di paha Young Eun sudah sipa sebuah kertas yang tertempel dan berisi contekan untuk ujian hari ini. Ji Hye tanpa ampun menarik contekan tersebut membuat Young Eun kesakitan.
Tak hanya itu, di meja lainnya Ji Hye melihat sebuah minuman botol yang ditempeli dengan contekan, jika tak diamati maka kertas itu seolah label untuk minuman botol tersebut. Ji Hye mengambil botol minuman itu dan bertanya sejak kapan kemasan botol minuman seperti ini?
Ji Hye kembali ke mejanya dan berkata kalau dia akan memaafkan kecurangan ini karena ujian belum dimulai. Tapi jika sampai ada yang ketahuan nantinya, maka siswa itu akan mendapat nilai nol, dan silakan ucapkan selamat berpisah untuk keinginan masuk perguruan tinggi.
Kertas soal dan lembar jawab siswa sudah dibagi. Di lembar jawab ada stempel Ji Hye, untuk mencegah kecurangan yang mungkin terjadi. Suk Hoon mulai mengerjakan soal sementara Jae Suk mulai menunggu.
Jae Suk menendang pelan kaki kursi Suk Hoon agar Suk Hoon segera membantunya. Tapi Suk Hoon diam saja. Woo Hyun melihat itu dan merasa sedikit aneh.
Woo Hyun kemudian meminta lembar jawab baru dan Ji Hye langsung memberinya. Sementara Sung Yeol tampak sudah selesai mengerjakan soal dan memejamkan matanya menunggu waktu ujian berakhir. Saat Ji Hye kembali ke mejanya, saat itu digunakan Suk Hoon untuk memberi lembar jawab yang sudah dia tulis pada Jae Suk. Jae Suk tentu menerimanya dan mulai menyalin jawaban tersebut di lembar jawabnya sendiri.
Ji Hye melihat ada sesuatu yang aneh di lembar jawab milik Woo Hyun yang ditukarnya tadi. Dia mulai menggosok lembar jawab itu di tempat yang secara samar nantinya akan memunculkan tulisan. Ji Hye penasaran apa yang tertulis diatasnya.
Ternyata di lembar jawab itu tertulis “Tidak berhasil. Coba lagi lain kali”
Ji Hye tersenyum geli dengan tingkah Woo Hyun. Saat Ji Hye mengangkat kepalanya, dia melihat Jae Suk memiliki dua lembar jawab dan membuat Ji Hye menyuruh Jae Suk menaruh kedua tangan Jae Suk ke kepala. Jae Suk jelas saja kaget.
Ji Hye mendekati meja Jae Suk dan benar saja di meja Jae Suk ada dua lembar jawab.
Ji Hye dengan tegas bertanya siapa yang memberikan Jae Suk lembar jawab ini? Jae Suk mengelak dengan berkata kalau ini adalah lembar jawabnya. Ji Hye ga percaya dan menyuruh Jae Suk berterus terang. Suk Hoon mulai cemas di mejanya. Dia pasti akan ketahuan kali ini.
Lalu secara mengejutkan Jae Suk menyebut sebuah nama. Dia tidak menyebut nama Suk Hoon melainkan Hwang Sung Yeol. Semua jelas terkejut. Sung Yeol yang sedari tadi memejamkan mata bahkan membuka matanya akan fitnah itu. Dia menoleh ke arah Jae Suk.
Seul Bi, Ki Soo dan Woo Hyun sudah bersiap pulang. Seul Bi berkata pada Woo Hyun kalau dia yakin Sung Yeol ga mungkin melakukan hal seperti itu. Woo Hyun sepertinya juga merasakan hal yang sama, terlebih dia ingat ketika Jae Suk menendang pelan kaki kursi Suk Hoon. Dia tahu kejadian tadi bukan salah Sung Yeol.
Berbekal ingatan itu, Woo Hyun berkata pada Seul Bi dan Ki Soo kalau dia ada urusan. Dia juga meminta Ki Soo mengantar Seul Bi pulang. Woo Hyun segera berlari, dia berniat menemui Ji Hye untuk membela Sung Yeol.
Ji Hye mengajak Sung Yeol bicara berdua. Dia bertanya kenapa Sung Yeol melakukan hal seperti tadi? Sung Yeol menjawab kalau seharusnya bukan itu yang dikatakan Ji Hye padanya. Seharusnya Ji Hye berkata kalau Ji Hye percaya dia ga akan melakukan itu. Tapi ternyata Ji Hye malah mengeluarkan kalimat berbeda. Sung Yeol sengaja berkata demikian untuk menegaskan kalau Ji Hye memang bukan ibunya. Seorang ibu akan percaya pada anaknya.
Ji Hye tak marah dia kembali bertanya apa Jae Suk mengganggu Sung Yeol? Sung Yeol harus memberitahunya agar dia bisa membantu Sung Yeol. Sung Yeol menolak dengan tegas bantuan Ji Hye dan menyuruh Ji Hye fokus dengan pekerjaan Ji Hye saja.
Ji Hye tak tahan, dia berkata kesal kalau Sung Yeol ternyata sengaja melakukan seperti tadi maka nilai Sung Yeol nol. Sung Yeol menjawab cuek kalau dia sama sekali ga peduli. Ji Hye semakin kesal, dia berkata “Kau lebih bodoh daripada yang aku pikir. Aku tak menyangka kau akan merusak hidupmu karena kebencianmu padaku.”
Sung Yeol menjawab santai, kalau seorang guru memang selalu berfikir nilai adalah segalanya. Apa dengan dia mendapat nol maka itu tanda dia merusah hidupnya?
“Sejak kau ada di hidupku, walaupun aku mendapat nilai 100 atau menjadi yang pertama di sekolah, aku tak pernah merasa bahagia.”
Ji Hye terluka. Dia kemudian berkata agar Sung Yeol membawa orang tua Sung Yeol ke sekolah. Dia bisa pastikan ayah Sung Yeol akan kecewa jika tahu perbuatan Sung Yeol ini.
Ji Hye keluar dan mulai menuruni tangga, lalu Woo Hyun datang mendekat. Dia langsung berkata kalau dia tahu bukan Sung Yeol pelakunya. Dia melihat ada sesuatu antara Suk Hoon dan Jae Suk. Ji Hye bertanya sesuatu apa itu? Apa Woo Hyun melihat Suk Hoon memberi lembar jawab pada Jae Suk?
Woo Hyun menjawab kalau dia memang ga melihatnya. Tapi dia tahu ga ada alasa bagi Sung Yeol melakukan hal itu,
Ji Hye bertanya apa Woo Hyun teman baik Sung Yeol? Woo Hyun menjawab tidak. Ji Hye bertanya lagi, lalu kenapa Woo Hyun membel Sung Yeol? Woo Hyun menjawab singkat bahwa semua harus adil. Ji Hye lalu berkata akan sangat ga adil untuk Woo Hyun jika Woo Hyun terlibat tanpa adanya bukti.
Woo Hyun lalu teringat jari Sung Yeol yang terluka. Dia kemudian berkata kalau Sung Yeol menulis jawaban dengan tangan kirinya, karena jari di tangan kanan Sung Yeol terluka. Ji Hye kaget dan Woo Hyun berkata kalau dia akan menemukan bukti untuk membela Sung Yeol
Woo Hyun bergegas pergi, tapi Ji Hye memanggil Woo Hyun. Dia bertanya apa Woo Hyun sudah baikan? Ji Hye juga menyuruh Woo Hyun membeli obat anti histamine yang diresepkan untuk alergi, dan minum obat flu dalam keadaan darurat. Woo Hyun mengangguk dan menjawab baiklah. Dia juga mengucapkan terima kasih walau dia merasa heran. Kenapa guru Ji Hye baik padanya?
Perhatian malah.
Shin Woo Hyun mencari Jae Suk, lalu tak sengaja dia melihat sebuah mobil mendekati Jae Suk dan ternyata itu adalah ayah Jae Suk. Woo Hyun pun bersembunyi di balik tembok dan terus mengintip apa yang terjadi.
Ayah Jae Suk hampir melayangkan tamparannya untuk Jae Suk, dia kemudian menahannya dan bertanya apa yang bisa dilakukan Jae Suk hanya berbuat curang? Jae Suk menjawab bukankah ayahnya yang minta agar dia memiliki nilai yang bagus agar dia ga ditendang keluar dari rumah. Ayah Jae Suk menjawab jika Jae Suk memang benar anaknya maka Jae Suk ga perlu bebruat curang untuk mendapat tempat pertama.
Ayah Jae Suk bahkan berkata kalau dia akan melakukan tes DNA dengan Jae Suk untuk membuktikan benarkah Jae Suk anaknya.
Ayah Jae Suk pergi dan Jae Suk menjadi kesal. Kekesalannya bertambah ketika dia melihat bahwa ada seseorang yang mengintipnya. Itu dia ketahui karena melihat sepatu seseorang yang bersembunyi di balik tembok. Jae Suk mendekat dan ternyata dia mendapati Shin Woo Hyun yang tengah bersembunyi dan sudah menguping semua pembicarannya dengan ayahnya tadi.
Jae Suk langsung menarik kerah kemeja Woo Hyun. Tatapan tajamnya seolah ingin menerkam Woo Hyun, terlebih saat dia mendekat tadi dia mendengar Woo Hyun berkata “Keluarga macam apa seperti itu?”
Hwang Sung Yeol berjalan pulang. Tiba-tiba ada pesan masuk di ponselnya dan itu dari Seul Bi. Seul Bi mengajak Sung Yeol makan kue beras di restoran tempat nenek Woo Hyun. Sung Yeol tersenyum membacanya dan mulai melangkah menuju restoran kue beras dimana ada Seul Bi disana.
Sung Yeol sampai juga di restoran kue beras, dan Seul Bi menyambut dengan senang. Sung Yeol berkata kalau Seul Bi terlalu banyak mengiriminya pesan. Satu saja kan cukup. Seul Bi menjawab kalau dia sangat khawatir makanya dia mengirimi Sung Yeol pesan yang banyak.
Seul Bi langsung menyiapkan kue beras untuk Sung Yeol dan meminta Sung Yeol untuk memakannya. Seul Bi bahkan berkata kalau ini akan menghangatkan hati Sung Yeol dan memberi Sung Yeol kekuatan. Seul Bi malah sudah menyodorkan kue beras yang dia pegang ditangannya. Sung Yeol hanya menatap Seul Bi. Dia senang Seul Bi memperhatikannya.
Sung Yeol akhirnya memakan kue beras itu dan Seul Bi berkata kalau dia percaya bukan Sung Yeol pelakunya.
“Bagaimana kau tahu itu bukan aku?”
“Karena kau adalah orang baik yang meminjamkanku payung. Mengajakku makan ketika aku lapar, dan kau membuatku tersenyum ketika aku sedang dalam suasana hati yang buruk.”
Seul Bi kemudian teringat Woo Hyun dan menjadi kesal karena Woo Hyun ga bisa dihubungi. Dia memegang ponselnya dengan wajah cemberut sambil berkata kalau Woo Hyun bahkan ga membalas pesannya.
Sementara itu di tempat lain, Woo Hyun sudah babak belur. Jae Suk dan kedua temannya menghajar Woo Hyun. Woo Hyun meminta agar Jae Suk mengaku kalau itu bukan Sung Yeol melainkan Suk Hoon. Ini adalah kesempatan terakhir Jae Suk. Jae Suk tertawa mengejek, dan berkata “Apa katamu? Kesempatan terakhir?”
Seul Bi menelpon dan Jae Suk yang mengangkatnya. Seul Bi langsung bertanya Woo Hyun dimana? Jae Suk yang tahu itu Seul Bi langsung menjawab kalau dia dan Woo Hyun lagi jalan-jalan di taman? Sepertinya Seul Bi harus datang agar ini tambah menarik. Woo Hyun berteriak dan meminta agar Seul Bi ga usah datang. Jangan datang.
Seul Bi tahu Woo Hyun dalam bahaya, diapun memberitahu Sung Yeol. Seul Bi bergegas pergi dan Sung Yeol langsung mengejarnya.
Sementara di tempat Woo Hyun. Jae Suk siap diatas motor dengan mesin menyala sedang Woo Hyun ada di depannya. Dipegang oleh kedua temannya. Dia berniat menabrak Woo Hyun dengan motor ini, dan membuat Woo Hyun terluka.
Lee Seul Bi berusaha sekuat tenaga berlari dengan kencang agar bisa segera sampai di tempat Woo Hyun. Dia harus menyelamatkan Woo Hyun. Harus. Sementara Sung Yeol ikut berlari di belakang Seul Bi.
Celotehanku :
Woo Hyun selamatlah. Masak pemera penting mati seketika dan begitu saja, mana seru. Hahaha
Lihat Woo Hyun cemburu asik juga yaa..
Dan Seul Bi apa dia juga mulai cemburu? Malaikat bisa cemburu jugaaa? Hahaha
Sepertinya Sung Yeol sangat membenci pernikahan kedua ayahnya. Tapi jika Sung Yeol sayang pada sang ibu, mengapa dia malah memilih tinggal bersama ayahnya?
thank u mba.....faiting (9 ^ ^)9
ReplyDeletemakasih mba sinopnya ^^ semangaaaat
ReplyDeleteSemangat yach.... mbak nulis sinopsisnya....
ReplyDeleteAku tunggu episode berikutnya...
Sepetinya makin seru aja.......
Daebak....
ReplyDeleteSemangat untuk menulis sinopsis nya...^^
Trimakasih juga.... :D
Bingung pilih sungyeol atau woohyun
Semangat ...
ReplyDeleteIni sangat seru...
Semoga lanjutan nya ada lagi.. ^^
Trimakasih...
Fightiiinggg.. ªќυ tunggu kelanjutanny yh mbaa,,, gomawoo... :*
ReplyDeleteKapan lanjutannya mb..penasaran..
ReplyDeleteSmg cepet ada lanjutannya ya mb..semangaaat!!!