Lee Ji Yoon menelpon Sun Hee, dia bertanya tentang perkembangan kasus Hye Ryeong. Bukankah berkas dakwaan akan dikirim ke kejaksaan sebelum tengah malam? Sun Hee membenarkan, dia berkata kalau dakwaan untuk Hye Ryeong sudah jadi dan baru saja dikirim ke kejaksaan. Ji Yoon tersentak. Semakin kaget ketika Sun Hee memberi tahu kalau Hye Ryeong di dakwa atas kasus pembunuhan, bukan seperti yang dijanjikan Woo Gyeong waktu negosiasi.
Kim Seok Joo sedang asik di ruangannya dan melihat banyaknya artikel tentang ayahnya. Ayahnya yang menjadi pejuang HAM kala itu. Ayahnya yang berusaha berada dijalan keadilan. Kemudian Seok Joo beralih ke album foto dimana banyak terdapat kenangan manis dia bersama ayahnya. Tampak sekali ayahnya begitu mencintai dan menyayanginya.
Tiba-tiba terdengar bel pintu, dia heran siapa yang larut malam begini datang bertamu ke apartemennya. Setelah membuka pintu dan melihat wajah Ji Yoon, Seok Joo langsung berkata agar Ji Yoon membicarakan masalah kantor besok saja. Dia bahkan memperingatkan Ji Yoon untuk tak mengganggunya tengah malam begini.
Ji Yoon tak peduli, dia langsung memberitahu perihal Hye Ryeong pada Seok Joo. Seok Joo menjawab bukankah itu sudah prediksinya, dan dia sudah mengatakan itu pada Ji Yoon. Ji Yoon ga menggubris hal itu, dia melanjutkan kalimatnya dengan bertanya apa yang harus mereka lakukan? Seok Joo menjawab kalau pengacara Hye Ryeonglah yang akan mengurus semua itu. Kenapa mereka yang repot?
Seok Joo tak mempedulikan lagi protes Ji Yoon, dia langsung menutup pintu dan kembali ke ruangannya tadi.
Sementara itu Ji Yoon menunduk sedih begitu pintu tertutup, dia teringat akan penderitaan kakeknya menjalani hari-hari dalam penjara atas kasus yang bahkan tak pernah dilakukan kakeknya. Seperti itulah Hye Ryeong akan menjalani hari-harinya. Tertekan dan tersiksa sama seperti kakeknya dulu, dan entah mengapa dia ga mau itu terjadi
Seok Joo kembali menatap album fotonya, dimana memang terdapat banyak kehangatan antara dia dan ayahnya. Tapi tiba-tiba kepala Seok Joo terasa pusing dan sakit sekali.
Keesokan paginya.
Cha Young Woo mendapat tamu penting di firma hukumnya. Seorang klien yang mencari Seok Joo. Klien tua itu ingin Seok Joo menangani kasus yang dihadapinya. Ada masalah pada perusahaan-perusahaan kecil yang merugi sbeesar 30 juta dolar, sehingga Bank City miliknya dituntut sebesar 20 juta dolar. Itu sebabnya dia butuh Kim Seok Joo, karena ini termasuk kasus yang besar. Young Woo menjelaskan kalau Seok Joo kini sedang dalam masa pemulihan, dan sepertinya tak bisa menerima kasus baru. Seok Joo hanya ingin menyelesaikan kasus lama saja. Klien tersebut tampaknya ngotot tetap ingin menggunakan jasa Seok Joo, karena dia tahu Seok Joo adalah yang terbaik.
Young Woo terpaksa menjanjikan kalau dia akan menyampaikan ini pada Seok Joo, dan semoga saja Seok Joo mau. Klien setuju dan kemudian pamit pergi.
Setelah pihak Bank City pulang, tinggallah ketua tim Kang dan satu staf yang masih diruang rapat bersama Young Woo. Staf satunya berkata kalau banyak berita beredar yang mengatakan kalau Seok Joo menderita kanker, makanya tidak mau menerima kasus baru. Ketua Tim Kang seolah membenarkan dengan berkata kalau Seok Joo tampak aneh, makanya dia yakin terjadi sesuatu.
Cha Young Woo datang ke ruang kerja Seok Joo dan melihat foto yang terselip di buku catatan Seok Joo. Foto masa kecil Seok Joo dan sang ayah. Seok Joo bertanya penasaran apa Young Woo tahu tentang ayahnya? Young Woo membenarkan, dia bahkan mengenal Kim Shin Il dengan sangat baik.
Young Woo bertanya apa Seok Joo ingat pada pengacra Kang yang jadi menteri hukum? Seok Joo mejawab iya dia ingat. Young Woo kemudian melanjutkan kalau dulu menteri Kang pernah terlibat kasus politik di masa kuliah Kang.
Flashback
Ketika itu persidangan dimulai. Hakim memasuki ruang sidang diikuti oleh semua hadirin yang berdiri menyambut sang hakim. Hakim membaca dakwaan terhadap tersangka yang ternyata melanggar perintah presiden pada tanggal 14 April 1979
Hakim ketika sidang itu adalah Kim Shin Il, ayah Seok Joo.
Saat itu Shin Il menyatakan kalau Kang tak bersalah. Karena keputusan itulah Shin Il diturunkan dari posisi Hakim dan menjadi pengacara HAM serta politisi. Ayah Seok Joo bahkan sempat dipenjara ketika itu.
Flahback End
Kini, Seok Joo dan Young Woo tengah duduk bersama. Setelah menceritakan tentang ayah Seok Joo, Young Woo bertanya apa benar Seok Joo ga mau mengambil kasus baru? Seok Joo membenarkan. Dia berkata kalau Young Woo tahu kondisinya tak memungkinkan untuk itu, jika dia nekat, maka dia hanya akan membuat perusahaan merugi.
Young Woo pun bertanya setelah semua kasus lama Seok Joo selesai, Seok Joo ingin ditempatkan di bagian apa? Seok Joo menjawab bahwa dia ingin istirahat sejenak setelah semua kasusnya selesa. Young Woo pun tak bisa memaksa, dia hanya berharap ingatan Seok Joo segera pulih karena sejatinya Seok Joo adalah pengacara yang hebat.
Setelah Young Woo keluar, Seok Joo menelpon Sun Hee. Sebelumnya dia sempat menyuruh nona Kim untuk mencari nomer telepon Sun Hee, dan kini sudah ditangannya. Sun Hee tampak sibuk ketika ada yang menelponnya. Tapi dia tetap menerima panggilan tersebut dan terkejut begitu mendengar nama Kim Seok Joo di seberang sana.
Seok Joo mengajaknya bertemu karena ingin menanyakan beberapa hal terkait kasus Hye Ryeong. Ini sungguh mengejutkan bagi Sun Hee.
Seok Joo bersiap untuk bertemu dengan Sun Hee, tapi Sang Tae tiba-tiba mengingatkannya tentang acara hari ini. Seok Joo bingung lalu bertanya memangnya acara apa? Sang Tae menjawab acara main basket. Seok Joo menjawab kalau dia sudah terlanjur ada janji. Sang Tae penasaran dan bertanya janjian dengan siapa? Seok Joo pun menjawab kalau dia ada janji bertemu dengan Sun Hee.
Seok Joo bahkan dengan polosnya bertanya Sang Tae tahu kan siapa Lee Sun Hee? Raut wajah Sang Tae pun berubah. Dia tampak kesal, namun juga merasa aneh. Sang Tae pun mencoba meraba kening Seok Joo, yang tentu langsung dihalangi oleh pemilik kening. Sang Tae bahkan bertanya Seok Joo kenaoa akhir-akhir ini beda?
“Apa kau begitu menikmati melukai perasaanku? Kau tahu kan..Lee Sun Hee pernah mencampakkanku ketika masa pelatihan.”
Seok Joo tergagap, dan meminta maaf karena dia lupa bagian itu. (Hahaha..LOL)
Sang Tae tak menyangka Seok Joo melupakan hal itu, dia bahkan sempat mabuk selama 3 bulan karena dicampakkan Sun Hee. Dia bahkan melakukan kencan buta dengan siapapun, lalu menikah dua bulan setelahnya. Sang Tae juga berkata kalau hanya dia orang baik yang mau mengajak Seok Joo bicara, tapi kenapa Seok Joo seperti ini padanya?
Dia bertanya pada Seok Joo, apa Seok Joo ingat saat itu Seok Joo mengatakan apa? Seok Joo menjawab jujur kalau dia ga ingat. Sang Tae tampak kecewa, dia menyebut kalau penjahat memang selalu ga ingat akan apa yang sudah diucapkan. Dia juga berkata kalau dia ga mau berteman dengan Seok Joo lagi.
Tapi ternyata staf lain menguping pembicaraan itu dan bertanya pada Sang Tae memangnya apa yang saat itu Seok Joo ucapkan? Sang Tae menjawab dengan sedikit malas kalau saat itu Seok Joo berkata bahwa gadis kecil juga memiliki standart yang tinggi. Seok Joo tersenyum geli mendengar kalimat Sang Tae, dan entah mengapa senyumnya menggemaskan banget. (Abaikan yang satu ini…hahaha)
Sun Hee menuruti ajakan Seok Joo untuk bertemu, dan setelah mereka duduk berhadapan Sun Hee langsung bertanya kenapa Seok Joo ingin tahu tentang kasus Hye Ryeong? Seok Joo ga menjawab dan malah balik bertanya apa Sun Hee bawa berkas kasus Hye Ryeong?
“Kalau aku bawa…atas dasar apa aku harus menyerahkan berkas itu ke tangan musuh?” jawab Sun Hee tegas.
Seok Joo mengejek jaksa Woo Gyeong yang tidak cakap dan malas. Sun Hee membenarkan. Woo Gyeong sangat memalukan, tapi untuk kasus Hye Ryeong dia akan pelajari itu di sidang. Sun Hee masih penasaran kenapa Seok Joo mau melihat berkas milik Hye Ryeong?
“Tunjukkan dulu kartumu..baru aku tunjukkan kartuku.”
Seok Joo hanya berkata agar Sun Hee memeriksa si pengantar paket yang tertangkap CCTV saat hari Dong Hyun terbunuh. Sun Hee merasa Seok Joo aneh. Apa Seok Joo tahu sesuatu yang tidak dia ketahui. Seok Joo menjawab dia juga ga yakin, tapi segala dugaan layak diselidiki.
“Kau percaya Hye Ryeong tak bersalah?” tanya Sun Hee.
Seok Joo jujur menjawab belum. Dia sendiri belum yakin sehingga belum bisa memutuskan untuk percaya atau tidak. Mendengar jawaban jujur itu Sun Hee pun mau menyerahkan berkas terkait kasus Hye Ryeong.
Setelah melihat berkas tersebut, Seok Joo dengan mantap meminta Sun Hee menyelidiki si pengantar paket. Dari yang dia tahu si pengantar paket pacar dari salah satu mantan wanita Dong Hyun.
Sun Hee terkejut. Seok Joo menambahkan kalau semua rekaman CCTV patut diperiksa. Apa benar pria itu adalah pengantar paket yang selalu mengantar kiriman, atau tidak?
Seok Joo juga melihat hasis analisis suara yang menyebutkan kalau kecocokan suara Hye Ryeong dengan wanita yang tak sengaja terekam adalah 98%.
Seok Joo bertanya heran bagaimana tetangga Dong Hyun bisa melakukan rekaman ini? Sun Hee menjelaskan kalau saat itu tetangga Dong Hyun tengah menelpon dan sengaja merekam untuk dijadikan bukti jikalau orang yang ditelepon si tetangga tak mau mengaku.
**
Jung Hye Ryeong juga sudah membaca berkas dakwaannya yang tertulis jelas disana kalau dia didakwa sebagai pembunuh. Pengacara Hye Ryeong duduk di depan Hye Ryeong dan beralasan kalau apapun alasannya, ada seseorang yang meninggal dan itu sama saja pembunuhan. Hye Ryeong tak terima karena merasa ditipu. Pengacara itu bahkan tak bisa membantunya. Padahal dia membayar mahal si pengacara. Bukankah pengacara itu berkata kalau dia mengaku maka hukumannya hanya akan 3 tahun penjara, tapi kenapa sekarang berbeda?
“Dengar…pengacara bukanlah dewa. Jadi aku tidak bisa membantumu.”
“Kapan memangnya kau pernah membantuku?” tanya Hye Ryeong geram. Dia marah dengan pengacaranya ini, dan langsung memecat si pengacara.
Pengacara tak sakit hati, dia bersiap pergi dan sebelumnya berkata pada Hye Ryeong kalau ga akan ada pengacara ternama yang mau menangani kasus Hye Ryeong ini. Lihat saja nanti.
Kim Seok Joo memutuskan menjenguk ayahnya di RS. Dia membawa buah tangan untuk ayahnya. Ketika sampai di bangsal ayahnya, Seok Joo memberi salam hormat pada sang ayah. Shin Il sempat terkejut melihat putranya menjenguk dirinya di RS, tapi kemudian dia berpura-pura tak peduli.
Seok Joo menampakkan kepeduliannya pada sang ayah. Sesuatu yang mungkin jarang dilakukannya. Shin Il tentu merasa aneh dengan sikap Seok Joo, tapi dia mencoba biasa saja. Shin Il bahkan sempat meminta Seok Joo segera pergi dan ga usah datang lagi. Seok Joo sempat terpana, tapi dia tak bisa mengingat sebenarnya seperti apa hubungan dia dan ayah dulu.
Tiba-tiba pusing itu datang lagi menyerang Seok Joo. Dia mengernyitkan keningnya dan mencoba menghalau rasa pening ini. Shin Il tampak khawatir dan akhirnya bertanya Seok Joo kenapa? Apa Seok Joo sakit? Seok Joo menjawab dia ga apa-apa kok.
Tapi kemudian Shin Il kembali sinis, dia berkata “wajar saja kau sakit kepala..kau kan selalu mengerjakan pekerjaan kotor.”
Kembali Seok Joo tercengang mendengar kalimat ayahnya tadi. Pekerjaan kotor? Apakah benar selama ini dia melakukan pekerjaan kotor?
Seok Joo bertanya apa ayahnya ga suka dengan profesinya? Shin Il menjawab di dunia ini ada banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan perasaan tenang. Seok Joo pun membenarkan walau dia masih meraba-raba arti dari kalimat ayahnya tersebut.
Ayha menyuruh Seok Joo segera pergi. Seok Joo pun tak membantah, ketika dia melangkah belum terlalu jauh ayah berkata kalau dokter melarangnya makan makanan yang manis. Jadi lain kali jangan bawakan buah-buahan yang manis seperti ini. Kalimat itu berasa angin segar untuk Seok Joo. Itu terdengar seolah ayahnya masih mengharapkan dia datang.
Sun Hee benar-benar menuruti keinginan Seok Joo untuk menyelidiki semua pengantar paket. Woo Gyeong pun melakukan hal yang sama. Woo Gyeong berkata pada stafnya kalau Lee Sun Hee tiba-tiba seperti ini itu tandanya ada yang curiga.
Mereka bisa saja hancur jika penyelidikan menyeluruh dilakukan.
Di lain tempat Kim Hak Tae menelpon orang suruhannya. Orang suruhan Hak Tae sedang mengawasi seorang pengantar paket yang tengah ditanyai polisi.
Hak Tae menyuruh orang suruhannya untuk membuat pengantar paket itu sembunyi.
Setelah penyelidikan selesai, pengantar paket langsung menemui anak buah Kim Hak Tae, dan bertanya apa dia bisa pergi sekarang? Anak buah Hak Tae menyuruh pemuda itu untuk ke luar negeri sampai semua kasus di sini tenang. Pemuda tersebut menjawab kalau dia butuh uang untuk hidup jika dia keluar negeri. Anak buah Hak Tae memberikan segepok uang untuk pemuda itu, yang tentu disambut dengan raut wajah senang.
Sidang pertama kasus Hye Ryeong dilaksanakan. Jaksa untuk kasus tersebut adalah Kim Woo Gyeong. Lee Sun Hee dan Ji Yoon juga tampak hadir mengikuti jalannya persidangan. Sebelum dimulai Hakim bertanya mana pengacara Hye Ryeong? Hye Ryeong menjawab kalau dia sudah memecat pengacaranya.
Sun Hee mendengar hal itu dan tampak syok. Hakim bertanya kenapa Hye Ryeong baru mengatakan sekarang. Sidang ga akan bisa dilakukan jika Hye Ryeong tak didampingi pengacara. Hye Ryeong menolak itu. Semua yang hadi tampak tak percaya mendengar kalimat Hye Ryeong.
Hakim dengan tegas memutuskan kalau sidang ditunda sampai Hye Ryeong mendapatkan pengacara. Hye Ryeong berkata kalau dia ga butuh pengacara. Tapi Hakim tetap tegas berkata kalau Hye Ryeong butuh pengacara karena ini termasuk kasus besar, oleh karena itulah sidang ditunda.
Sidang pun ditunda, Hye Ryeong bertemu Sun Hee dan Sun Hee menawarkan akan mencarikan pengacara untuk Hye Ryeong. Hye Ryeong menjawab ga usah pengacara mahal. Pengacara biasa saja. Sun Hee terkejut, Hye Ryeong tampak pasrah akan apa yang akan menimpanya.
“Aku sudah melakukan yang terbaik, tapi jika ini memang takdirku..maka aku menerimanya.” Jawab Hye Ryeong.
Malam ini, Ji Yoon sengaja menunggu Seok Joo. Setelah Seok Joo datang, Ji Yoon langsung mendekati Seok Joo. Dia bercerita tentang Hye Ryeong. Seok Joo tampak cuek, dan masih tak peduli. Ji Yoon bahkan menceritakan Sun Hee yang sudah melakukan petunjuk yang Seok Joo berikan tentang pengantar paket.
Seok Joo sama sekali tak peduli, dia tetap melangkahkan kaki masuk ke apartemennya, sementara Ji Yoon terus merongrong di belakangnya tentang kasus Hye Ryeong.
Seok Joo berbalik dan menatap Ji Yoon lalu berkata agar mencari pengacara untuk kasus criminal saja. Dia juga menyuruh Ji Yoon segera pergi. Ji Yoon tak mau. Dia berkata kalau Hye Ryeong sudah pasrah menerima takdir saat ini.
“Apa itu bisa dikatakan takdir? Dia bahkan tak melakukannya.” Ji Yoon sedikit keras mengucapkn kalimat itu dihadapan Seok Joo.
Ji Yoon menangis dia berkata kalau dia tahu hidup memang ga adil.Tapi apa Seok Joo tahu bagaimana rasanya dipenjara karena kesalahan yang tidak kita lakukan?
“Tentu saja kau tak tahu rasanya…Tapi kaulah yang membiarkan Park Dong Hyun lolos dari kesalahannya dulu.”
Seok Joo tak terpengaruh, dia mendorong Ji Yoon keluar dan langsung menutup pintunya.
Seok Joo tak sepenuhnya acuh. Terbukti ketika dia sudah duduk di ruang kerjanya dia tampak berfikir. Diapun membuka catatan di ponselnya, yang sempat dia tulis dulu ketika bertemu Hak Tae. Catatan yang mencurigakan menurutnya, dan membuatnya yakin ada sesuatu yang terselubung di dalam kasus kematian Dong Hyun.
Seok Joo pun menelpon Hak Tae. Hak Tae langsung menerima panggilan itu dan berkata pada Seok Joo kalau tadi dia juga baru akan menelpon Seok Joo. Hak Tae memberitahu bahwa fakta tentang pengantar paket adalah benar. Pengantar paket itu sudah bekerja selama sebulan di tempat tersebut.
Seok Joo kemudian bertanya apa aborsi Young Ah berjalan baik? Hak Tae tampak sedikit gugup saat menjawab pertanyaan itu. Hak Tae lalu bertanya kenapa Seok Joo tiba-tiba ingin tahu? Seok Joo menjawab dia hanya teringat saja, karena sekarang dia sedang mengemudi.
Hak Tae pun mengajak Seok Joo bertemu jika memang Seok Joo sedang mengemudi. “Apa kau dekat Basic sekarang?”
Seok Joo yang ga tahu Basic itu istilah atau sebuah kode memilih langsung mencatat kalimat tersebut di bukunya.
Tapi karena Seok Joo hanya diam, Hak Tae pun berkata kalau dia baru ingat bahwa Seok Joo sedang dalam masa penyembuhan, jadi mungkin lain kali saja mereka bertemu. Seok Joo pun setuju
Ji Yoon begitu geram di apartemennya. Dia tak menyangka Seok Joo benar-benar tak behati nurani. Ji Yoon memutuskan menghubungi Seok Joo.
Tepat ketika itu Seok Joo juga berniat menghubungi Ji Yoon, tapi telepon Ji Yoon lebih dulu masuk sehingga diapun memilih langsung menerima panggilan itu. Begitu mendengar suara Seok Joo, Ji Yoon langsung marah-marah. Dia berkata jika Seok Joo memang ga peduli kenapa menyuruh Sun Hee memeriksa ini dan itu? Menyuruh dia ikut memeriksa kasus Hye Ryeong.
“Kenapa kau seolah memberiku harapan?” teriak Ji Yoon kesal.
Seok Joo tak marah, dia dengan tenang berkata agar Ji Yoon bisa menjadwalkan pertemuan dengan Hye Ryeong besok. Ji Yoon kaget tak percaya. Dia hampir menangis karena terharu mendnegar kabar bahagia ini.Ji Yoon pun mengucapkan terima kasih pada Seok Joo.
Pagi ini, di penjara. Hye Ryeong terkejut melihat bahwa tamunya adalah Seok Joo. Dia bertanya pada petugas bukankah tadi petugas berkata kalau pengacara yang datang? Petugas membenarkan dan berkata kalau pria yang mengunjungi Hye Ryeong sekarang ini mengaku sebagai pengacara. Hye Ryeong berakata akan pergi, tapi Seok Joo meminta Hye Ryeong untuk duduk. Mereka akan sidang. Ini kasus besar dan Hye Ryeong butuh pengacara.
Hye Ryeong terpana di tempatnya berdiri. Dia menatap tajam pada Seok Joo, dan berkata apa Seok Joo datang untuk mengejeknya?
Seok Joo berkata jika Hye Ryeong ingin bebas dari tempat ini maka lebih baik Hye Ryeong duduk sekarang juga. Hye Ryeong pun menuruti keingina Seok Joo. Setelah dia duduk dihadapan Seok Joo, dia bertanya apa sebenarnya yang Seok Joo mau? Hye Ryeong bahkan menyebut Seok Joo manusia tak berhati nurani. Seok Joo tak marah, dia kemudian bertanya apa benar Hye Ryeong membunuh Park Dong Hyun?
“Jika kau memang membunuhnya, maka aku akan pergi sekarang juga.”
Hye Ryeong masih menyangka Seok Joo mempunyai rencana busuk dengan bertanya seperti itu padanya, sehingga dia kembali menanyakan maksud kedatangan Seok Joo yang sesungguhnya. Seok Joo tak menggubris pertanyaan itu dan berkata dengan mantap kalau dia akan percaya apapun yang Hye Ryeong katakan.
“Jika ternyata kau membunuhnya, maka aku tidak bisa membantumu karena dulunya aku pengacara Dong Hyun”
Terkejut. Itu yang pertama Hye Ryeong rasakan. Apa dia ga salah dengar? Seok Joo mau membantunya?
Karena Hye Ryeong hanya diam, Seok Joo memilih berdiri dan akan berbalik pergi. Tapi tiba-tiba Hye Ryeong berkata kalau dia bukan pembunuh Dong Hyun. Dia bahkan sampai menangis saat mengatakan pada Seok Joo kalau dia bukan pembunuh Park Dong Hyun. Bukan dia pelakunya.
Seok Joo kembali duduk dan dengan tenang mengeluarkan buku catatannya. Dia bersiap mencatat kesaksian Hye Ryeong. Seok Joo meminta Hye Ryeong menceritakan kejadian yang sebenarnya di hari itu. Hye Ryeong masih terpana dengan sikap Seok Joo yang bertolak belakang dari Seok Joo yang dikenalnya dulu.
“Kau bilang kau tidak membunuhnya. Itu berarti kita harus memenangkan kasus ini”
Menatap tak percaya pada Seok Joo, Hye Ryeong pun bertanya apa Seok Joo percaya pada kata-katanya? Seok Joo menjawab iya dengan mantap.
“Sebenarnya kau kenapa? Kenapa kau seperti ini? Apa ada yang salah denganmu?” tanya Hye Ryeong bertubi-tubi karena rasa tak percayanya dengan sikap Seok Joo.
Hye Ryeong bahkan menuduh Seok Joo disuap oleh Grup Seongah untuk melakukan ini padanya. Seok Joo tak peduli dengan semua kalimat Hye Ryeong, dia hanya berkata “Kau kan sudah tahu kemampuanku, jadi hubungi aku saat kau sudah siap.”
Seok Joo berdiri dan bersiap meninggalkan Hye Ryeong. Hye Ryeong kemudian bertanya sebenarnya apa maksud Seok Joo? Seok Joo tanpa berbalik menatap Hye Ryeong menjawab pertanyaan itu dengan mantap “Jika kau ingin aku menjadi pengacaramu, hubungi aku”
Setelah mengatakan semua itu, Seok Joo menoleh menatap Hye Ryeong. Dari tatapannya seolah dia ingin meyakinkan Hye Ryeong kalau niatnya tulus dan sungguh-sungguh.
KOMENTAR :
Suka sama Seok Joo…Arrhgghh..
Disini aku malah ga terlalu peduli, Seok Joo nantinya sama siapa. Ga sama Ji Yoon juga ga masalah.
Tapi second femalenya belum juga muncul ya sampe sekarang. Padahal sudah berjalan 6 episode.
Hmm…misterius juga..
Episode 7 di blonya Puji ya...untuk link tetap akan di share di Twitter, Blog ataupun BBM Channel.
G+ juga kok..^^
Woooww...keerewnn....susahx klo keadilan VS $ ...gomawo author IU
ReplyDeleteSJ membla kbenaran semoga akan berlanjut....trims mbak ayu
ReplyDeleteOfie
selalu ditunggu kelanjutan sinopsisnya, gomawo....
ReplyDeleteGk sabar pengen menunggu krlanjutan sinops nya.....
ReplyDelete