Belum sempat Hoon memasukkan CD itu kedalam laptopnya, tiba-tiba Byung Chul datang membuat Hoon langsung memasukkan kepingan CD tersebut ke dalam laci.
Byung Chul memberitahu kalau dia akan pergi ke Cina beberapa hari lagi, seorang temannya di Cina akan membawanya ke Utara. Hoon menjawab kalau Byung Chul ga usah repot-repot melakukan hal tersebut. Biar dia saja yang menemukan Jae Hee.
Byung Chul ga usah mencari Jae Hee lagi.
Hoon berdiri dari duduknya dan memilih pergi, tapi Byung Chul langsung menyodorkan sebuah berkas padanya. Byung Chul memberitahu kalau berkas ini adalah alasan ayah Hoon ke Utara dulu. Hoon penasaran dan langsung melihat berkas apa itu. Ternyata itu adalah berkas yang berisi gugatan ayahnya untuk RS Myung Woo puluhan tahun lalu. Berkas yang dia ingat pernah dibacanya dulu.
Flashback
Saat itu Byung Chul bertandang ke rumah Park Chul, dan dia melihat gugatan itu di meja ruang kerja Park Chul. Byung Chul bertanya apa Park Chul benar-benar akan melakukan hal ini? Park Chul menoleh dan menatap Byung Chul lalu berkata “Ada pasien meinggal ketika operasi berlangsung.”
Byung Chul menjawab kalau kesalahan bisa saja terjadi selama operasi, dan itu adalah hal wajar. Park Chul tertawa kecil dan bertanya, apa Byung Chul tahu kenapa pasien dan keluarga percaya pada dokter? Itu karena dokter harus selalu melakukan yang terbaik, dan menghindari kesalahan. “Nyawa manusia ada di tangan dokter” ucap Park Chul melanjutkan kalimatnya.
(Salah pak..nyawa manusia, bahkan dokterpun hanya ada ditangan sang pencipta..^^)
Byung Chul masih ingin protes, tapi Park Chul tetap pada keputusannya.
Oh Joon Gyu mendengar laporan itu dan menjadi sangat berang. Byung Chul berkata kalau dia akan bertanggung jawab. Joon Gyu ga bisa menerima hal tersebut. Dia beralasan kalau RS mereka akan dibuka sebentar lagi, dan jika kasus ini menguak, maka RS Myung Woo ga akan pernah bisa dibuka. Byung Chul menjawab kalau mereka bisa menunda pembukaan dan melakukannya tahun depan.
Joon Gyu berteriak kesal “Dr Choi, kau sudah berjanji akan menjadikan RS Myung Woo sebagai RS terbaik di dunia. Apa kau lupa?”
Byung Chul menjawab dia ingat janjinya itu, tapi menunda setahun bukanlah masalah. Myung Woo tetap akan menjadi RS terbaik di dunia. Joon Gyu tenang saja. Joon Gyu ga peduli, dia mengingatkan Byung Chul jika RS Myung Woo ga dibuka tahun ini, maka ga akan ada harapan lagi untuk Myung Woo selamanya.
Jang Seok Joo mengetahui permasalahan itu, diapun mengajak Byung Chul dan Joon Gyu bertemu secara pribadi. Joon Gyu heran dan bertanya apa maksud Seok Joo. Seok Joo menjelaskan kalau Utara memerlukan dokter ahli bedah jantung-dada, dan Utara meminta dokter dari Negara mereka. Saat itu Joon Gyu menawarkan Byung Chul yang akan pergi ke Utara.
Seok Joo menjawab kalau ini adalah permintaan tak resmi Utara jadi sebenarnya ga akan membantu promosi RS Myung Woo. Dia punya rencana lain terkait permintaan Utara ini. Seok Joo malah menawarkan agar Joon Gyu dan Byung Chul jadi dokter keluarganya saja, dan lebih baik dokter lain yang berangkat ke Utara.
Jang seok Joo menjelaskan lebih lanjut kalau dokter bedah itu dibutuhkan untuk mengoperasi jantung Kim Il Sung. Kagetlah Byung Chul dan juga Joon Gyu begitu mendengar nama pemimpin Utara tersebut.
“Jadi dokter ini..tak akan pernah bisa kembali ke Selatan setelah menyelesaikan misi menyelamatkan Kim Il Sung. Makanya aku merekomendasikan Park Chul untuk berangkat ke Utara. Lalu, kalian bisa tenang karena gugatan terhadap RS Myung Woo ditunda dan kalian bisa membuka RS Myung Woo pada saat itu.”
Joon Gyu tertawa senang sementara Byung Chul merasa galau. Park Chul adalah temannya, bagaimanapun itu. Tentu berat baginya untuk merelakan Park Chul hidup di Negara musuh mereka. Tapi bisakah dia menolak?
Park Chul memang menyetujui permintaan itu, dia menelpon Byung Chul dan meminta Byung Chul menjaga putranya selama seminggu karena dia harus pergi. Byung Chul tentu pura-pura ga tahu tentang keberangkatan Park Chul ke Utara.
Jang Seok Joo tengah berbaring di ranjang, dan melihat wajah galau Byung Chul yang galau sehabis menelpon Park Chul. Seok Joo pun berucap “Jangan khawatir..aku Jang Seok Joo akan bertanggung jawab atas hidup mereka.”
Seok Jeoo tersenyum manis menenagkan kegalauan hati Byung Chul.
Flashback End
Byung Chul berkata kalau dia dan Seok Joo benar-benar sudah berusaha untuk bisa mengeluarkan Park Chul dari Utara, namun selalu gagal.
“Berusaha katamu? Bukankah kalian menyuruh mereka membunuh kami”
Ucap Hoon sinis pada Byung Chul. Apa yang bisa dia percaya dari kata-kata laki-laki tua ini. Semua terasa palsu.
Byung Chul kaget, dia bertanya apa maksud Hoon? Siapa yang menyuruh membunuh siapa? Hoon meminta Byung Chul untuk berhenti berpura-pura. Dia bukanlah orang bodoh. Byung Chul tak marah dan berkata kalau Utara lah yang sudah membohongi Hoon dan Park Chul, bukan dia ataupun Negara mereka.
Hoobn berteriak kesal, dia meminta Byung Chul berhenti bicara. Sudah cukup kebohongan ini. Byung Chul kemudian berujar “Terserah kau percaya atau tidak, tapi pada saat itu seseorang memang harus pergi untuk menghentikan perang.”
Hoon mulai kesal, dia menjawab kalau ayahnya pergi sebagai dokter yang menyelamatkan pasien dan tak ada urusannya dengan politik dan segala tetek bengek seperti yang Byung Chul katakan tadi. “Kalianlah yang memanfatkan ayahku untuk kepentingan kalian sendiri. Kalian mengirim kami untuk memenuhi keserakahan kalian. Lalu setelah semua kalian dapatkan, kalian berpaling dan meninggalkan kami”
Ada nada kecewa dan luka di setiap kalimat yang Hoon katakan. Dia pun kembali melanjutkan kata-katanya. “Apakah kau tahu..bagaimana kehidupan kami di neraka itu?”
Byung Chul menjawab bahwa setidaknya Park Chul berhasil membesarkan Hoon menjadi seorang dokter yang hebat dan jenius.
Hoon berkata “Dokter katamu? Apa aku terlihat seperti seorang dokter?”
Hoon menahan tangis setiap mengingat bagaimana Utara memperlakukan seorang dokter. Pantaskah dia disebut dokter? Dia kemudian kembali berkata pada Byung Chul kalau ayahnya memang membesarkan dia sebagai dokter. Itu memang benar. Ayahnya pernah bilang, bahwa dokter ga boleh membunuh pasien. Tapi, sepertinya itu salah.
Bibir Hoon bergetar menahan tangisnya, teringat kembali semua kejadian di Utara atas gelar yang disandangnya sebagai dokter? Dokterkah dia sebenarnya?
“Apa kau tahu..disana..di neraka itu..dokterlah yang membunuh manusia.?Aku..sudah tak terhitung..berapa nyawa yang kurenggut disana. Itu bukan tugas dokter kan? Dokter disana hanyalah anjing gila yang harus mematuhi perintah.”
Hoon menangis. Tak tahan lagi. Disana, dengan tangan ini dia mengilangkan banyak nyawa tak berdosa. Dia..bukanlah dokter.
Byung Chul tahu rasa kecewa Hoon, rasa putus asa dan sakit hati yang terpendam. Kemudian dia berkata kalau semua yang Hoon ucapkan memang benar. Dia bisa mengerti penderitaan Hoon di tempat itu. Tapi baginya Hoon tetaplah dokter. Dia selalu ingat betapa inginnya Park Chul menjadikan Hoon kelak sebagai dokter, dan sekarang itu sudah terlaksana. Hoon hanya perlu ingat itu.
Hoon marah, dia berteriak meminta Byung Chul diam. Apa yang Byung Chul ketahui tentang ayahnya? Berani-beraninya Byung Chul bercerita ini dan itu mengenai ayahnya?
“Apa hakmu bicara tentang ayahku. Ayahku rela mati demi menjadikan anjing gila ini sebagai dokter. Apa kau tahu apa yang dirasakan anjing gila ini saat membuat ayahnya mengalami semua penderitaan itu?”
Hoon mengusap air matanya dan berkata agar Byung Chul lebih baik pergi. Byung Chul ga berkata apapun, dia hanya meletakkan bungkusan yang sedari tadi dipegangnya dan memang ingin dia berikan pada Hoon. Sebelum pergi, Byung Chul kembali meminta maaf dengan berkata kalau dia ga bisa membawa Park Chul kembali. Bahkan meskipun itu hanya jasadnya saja. Jadi hanya ini yang bisa dia bawa kembali untuk Hoon.
Byung Chul pun pergi.
Hoon langsung membuka bungkusan itu, dan tangisnya pun pecah. Didalam bungkusan itu terdapat barang-barang ayahnya. Kacamata dan tas milik ayahnya. Hoon tak kuasa menahan tangis. Dia tersedu-sedu sambil memeluk erat kedua benda yang mengingatkan dia pada sang ayah.
Mungkin sudah berjam-jam Hoon menangis, sampai air matanya terasa kering tapi dia masih terus menatap kacamata milik ayahnya. Menatap dengan penuh kerinduan. Diapun memeluk erat kedua benda peninggalan ayahnya itu.
Ternyata Byung Chul masih menunggu di luar, dan Hoon tahu itu. Dia keluar mengembalikan berkas gugatan yang tadi diberikan Byung Chul padanya. Hoon tak lupa mengucapkn terima kasih karena Byung Chul sudah mau membawa barang-barang peninggalan ayahnya.
Hoon juga meminta agar Byung Chul ga usah berusaha mencari Jae Hee lagi.
Hoon kemudian bertanya bagaimana dengan keluarga pasien yang meninggal itu? Suami istri itu akhirnya meninggal, tapi keduanya memiliki seorang anak. Hoon menimpali dengan sinis “Dan..anak itu jadi yatim piatu karenamu kan?”
Byung Chul terpana, tak bisa menjawab. Dia tahu itu benar. Byung Chul pun menjelaskan kalau anak itu mungkin sudah diadopsi dan tinggal di AS sekarang. Dia akan mencari anak itu setelah dia menemukan Jae Hee. Hoon menegaskan kalau dialah yang akan bertemu Jae Hee.
“Temukan anak itu dan minta maaflah padanya. Jadi jangan pergi ke Cina, ke Amerika sajalah dan juga jangan mencampuri urusanku lagi.” Tegas Hoon pada Byung Chul.
Malam ini, Jae Joon tampak datang kembali ke RS Myung Woo. Dia berdiri menatap bangunan menjulang itu dan dalam diamnya dia seolah mempunyai satu tekad. Memiliki Myung Woo adalah keharusan untuknya. Jae Joon pun melangkah ke dalam.
Tak sengaja Jae Joon bertemu dengan Soo Hyun. Jae Joon bertanya kenapa Soo Hyun ada disini? Soo Hyun menjelaskan kalau ayahnya meminta dia datang. Soo Hyun lalu balik bertanya lalu kenapa Jae Joon juga ada disini? Jae Joon menjawab kalau Presdir Oh menyuruhnya juga untuk datang, mungkin ada yang ingin disampaikan Presdir Oh pada mereka berdua.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam lift dan menuju lantai 58 dimana Presdir Oh Joon Gyu menunggu. Tiba-tiba saja Soo Hyun memanggil Jae Joon lalu memeluk Jae Joon erat. Dia melabuhkan kepalanya di bahu Jae Joon membuat Jae Joon merasa heran. Soo Hyun menjelaskan kalau dia hanya sebentar saja kok seperti ini. Jae Joon pun tak berkutik, dia membalas pelukan itu dengan membelai lembut lengan Soo Hyun.
Jae Joon mengingatkan Soo Hyun kalau mereka sudah sampai. Soo Hyun pun melepaskan pelukannya dan kemudian menatap Jae Joon. Soo Hyun tiba-tiba bertanya apa Jae Joon percaya takdir? Jae Joon heran namun dia tak menjawab dan malah balik bertanya, apa Soo Hyun percaya? Soo Hyun tersenyum dan berkata entahlah, dia juga belum tahu.
**
Makan malam kali ini memang sengaja di lakukan Joon Gyu untuk Soo Hyun dan calon menantunya, Han Jae Joon. Joon Gyu berkata kalau menurut dia Soo Hyun dan Jae Joon sudah layak untuk menikah. Soo Hyun tersenyum dan bertanya pada ayahnya, apa ayahnya percaya akan takdir? Joon Gyu heran dan balik bertanya kenapa tiba-tiba Soo Hyun bertanya tentang takdir?
Soo Hyun menjawab bukankah dulu ayahnya juga merasakan hal itu ketika bertemu ibunya? Jae Joon tersenyum mendengar kalimat Soo Hyun dan berkata pada Joon Gyu kalau dia berterima kasih karena Joon Gyu sudah menyetujui hubungan dia dan Soo Hyun, tapi pernikahan adalah sesuatu yang akan dia dan Soo Hyun putuskan sendiri.
Joon Gyu merasa aneh lalu bertanya, lalu apa Soo Hyun dan Jae Joon sedang bertengkar? Soo Hyun menggeleng dan menjawab kalau dia menyukai Jae Joon, dan Jae Joon pun begitu. Soo Hyun menatap Jae Joon dan Jae Joon pun juga menatap Soo Hyun. Mereka saling tersenyum satu sama lain.
Soo Hyun ijin pulang lebih dulu, karena telepon yang baru saja diterimanya. Ketika menunggu lift, Jae Joon menyusul Soo Hyun dan bertanya apa Soo Hyun mau dia antar. Soo Hyun menolak, dan berkata apa Jae Joon akan meninggalkan ayahnya sendiri? Lalu tiba-tiba Jae Joon menggenggam tangan Soo Hyun, dia kemudian berkata “Soo Hyun..takdir yang aku tahu..bukan hanya percaya atau tidak. Menurutku, kaulah yang membuat takdir itu.”
Soo Hyun tersenyum dan berkata jawaban tadi benar-benar Jae Joon banget. Itulah Jae Joon yang dia kenal. Lift terbuka, dan Soo Hyun pun melangkah masuk. Jae Joon yang berdiri di luar tersenyum manis kearah Soo Hyun.
Tepat ketika pintu lift menutup, entah mengapa Soo Hyun merasa perlu berpegangan di lift. Tubuhnya seakan limbung, dan dia butuh sesuatu agar dia bisa tetap berdiri tegak. Soo Hyun teringat akan pelukannya di dada Jae Joon tadi. Entahlah, tak ada yang berbeda di pelukan tadi. Tak ada yang special di hatinya ketika dia melabuhkan kepalanya di bahu Jae Joon, pria yang selama ini dia sukai. Biasa saja, terkesan hambar dan seolah dia merasa bahwa detak jantungnya dan Jae Joon menciptakan irama yang berbeda. Irama yang seolah menandakan bahwa mereka bisa saja tidak memiliki takdir untuk bersama.
Dan..ketika Soo Hyun mengingat kembali pelukan Hoon yang tiba-tiba di RS tadi. Soo Hyun merasakan getaran yang berbeda. Dia tak yakin apakah benar detak jantungnya dan Hoon tadi seirama? Tapi yang jelas, dia merasakan sensasi yang luar biasa hangat dihatinya. Mengingat itu, Soo Hyun pun tersenyum. Bahkan hanya dengan mengingat saja, Soo Hyun tahu Hoon adalah pria berbeda. Tapi, itu tak berlangsung lama. Soo Hyun tiba-tiba tersadar. Dia bahkan mengumpat, dan menyebut kalau dirinya pasti sedang gila. Kok bisa-bisanya dia teringat Hoon? Soo Hyun pun menggeleng-gelengkan kepalanya, sebagai tanda agar Hoon enyah segera dari otaknya.
Jae Joon masih bersama Presdir Oh. Joon Gyu bertanya apa Jae Joon benar-benar akan menjaga Soo Hyun dengan baik? Jae Joon menjawab tentu saja. Lalu,tiba-tiba saja Joon Gyu berkata “Jaga Myung Woo juga, dan jaga semua yang aku miliki”
Jae Joon sontak terkejut. Walau dia memang menginginkan Myung Woo, namun bagaimana mungkin dia menunjukkan rasa senangnya atas permintaan Joon Gyu barusan. Jae Joon tak menjawab, tapi nampak jelas keinginannya begitu kuat, terlihat ketika dia menggenggam gelas anggurnya dengan erat. Seerat dia akan menggenggam Myung Woo nantinya. Itu hanya menunggu waktu saja.
Sesampainya di ruangannya, Jae Joon menatap miniatur kastil yang dia miliki. Miniatur yang hampir saja jadi. Jae Joon menatap miniatur itu dengan penuh makna, lalu kemudian berkata “Ayah..ibu..sedikit lagi..tunggu aku.”
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Bisa dipastikan Jae Joon adalah anak yatim piatu yang dibicarakan Byung Chul dan Hoon. Anak yang secara tidak langsung menjadi korban RS Myung Woo puluhan tahun lalu. Itu artinya, keinginan Jae Joon ingin memiliki Myung Woo bukan semata-mata karena kekuasaan, tapi ada maksud tersembunyi. Bisa saja Jae Joon malah ingin melihat kehancuran Myung Woo, kehancuran yang dia perbuat dengan tangannya sendiri. Perlahan-lahan, sama seperti kematian orang tuanya dulu, yang membuat akhirnya dia menjadi yatim piatu, dan memiliki dendam mendalam di hatinya.
Ouh jd jae joon anak adopsi yg d AS yg d cari dr.choi,,,seru ni Mbak IU sdkit trkuak derita puluhan tahun,,,bs jd PH & JJoon brrsatu but balas dndam(tp PHoon psti g tega sm ITIK)...
ReplyDeleteD tggu part 3 nya mbqk IU....gomawo
KL sj Jae Joon tau kl HOON-ah juga korban RS Myung Woo, dia pst gak akan benci ma hoon kali yaa,,, #ngarep JJ tau scepetnya
ReplyDeletemgkn malah JJ bakalan ngajak krjsama buat balas dendam
Hoon bener2 tebar pesona nie d ep ini :D
Setuju ..... kayak nya alur cerita nya sudah mulai kelihatan
ReplyDeleteJadi sbnarnya Jae Joon ingin mmliki RS Myung Woo, ada niat blas dendam.
ReplyDeleteOya,, brrt yg menangani orang tua Jae Joon adlh ayah Hoon. Dan meninggal..
Di tunggu part 3 ny mb. Gomawoyoo
Iyaa kakak.. Aku td mikirnya jg gtu..
ReplyDeletePasti nih jae joon sii anak yatim piatu *kasian kasian*
Soo hyun???
Ahh...
Suka banget sama dia apalagi pas dipeluk dokter cinta park hoon *sweet sweet*
Kereeeennnn...iya, aku rasa juga gtu.. lanjut mba'.. fighting.
ReplyDeleteKu kira Rs Myung Woo tdk akan hancur kasihan pekerjanya, yg akan terkuak kejahatan direktur Rs sama perdana mentri, hoon dan jae joon akan bersatu mengungkapkan kebenara
ReplyDeleteMbak mau nanyak yg tntg orang tua jae joon jd korban ada diepisode yg keberapa ya ???
ReplyDeleteKoq kayaknya gak prnh ad bru episode ini aja y dibilang ???
Mmng bru d episode ini kok..lebh rincinya belum^^
Deletedaebakk eonni~ ditunggu next sinopnya..
ReplyDelete