Monday, 19 May 2014

Sinopsis Doctor Stranger Episode 4 Part 2

[Episode Sebelumnya]


Oh Joon Gyu memanggil Han Jae Joon ke ruangannya. Disana Jae Joon membaca hsil rontgen seorang pasien dan berkata kalau tumor pasien ini sudah menyerang paru-paru, dan menyebar ke ruas jantung kiri, arteri pulmonalis, dan juga aorta. Ada resiko tinggi terjadinya pendarahan jika operasi dilakukan.
Joon Gyu berkata kalau pasti pasien merasakan sakit luar biasa. Jae Joon menjawab kalau tim dokter juga memberikan obat penghilang rasa sakit, tapi itu juga ga bisa bertahan lama. Joon Gyu kemudian bertanya bagaimana dengan operasi? Jae Joon menjawab bahwa seperti yang dia bilang tadi, kalau operasi dilakukan maka resiko terjadinya pendaharan akan semakin tinggi dan keberhasilannya sangat kecil.



Oh Sang Jin bertemu dengan adik tirinya, dia kemudian menarik sang adik untuk mengikutinya karena dia akan memberikan hadiah untuk Soo Hyun. Begitu sampai di sebuah kamar pasien, Soo Hyun terkejut karena yang terbaring disana adalah ibunya. Ibu kandungnya . Sang Jin mendekati Soo Hyun dan menatap reaksi Soo Hyun. Dia bertanya apa Soo Hyun menyukai hadiahnya?Sang Jin juga memberitahu kalau wanita ini mengidap kanker paru-paru stadium akhir. Setidaknya hanya bisa bertahan seminggu untuk tetap dinyatakan hidup.

Soo Hyun bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia menatap Sang Jin dan bertanya santai, apa hanya ini hadiah yang Sang Jin bilang? Sang Jin heran, dia mengingatkan Soo Hyun kalau wanita itu adalah ibu kandung Soo Hyun.

“Jadi kenapa, kalau dia ibu kandungku dan hidupnya tinggal seminggu lagi? Apa kau ingin melihatku menangis histeris? Sekarang ibuku…mungkin sedang bermain golf bersama temannya atau malah sedang menikmati bersantai di sauna.”



“Itu adalah ibuku” bentak Sang Jin.

“Aku minta maaf Manajer..tapi pasti kau kesulitan membawa wanita ini” Soo Hyun sengaja menekankan kata Wanita ini dihadapan Sang Jin, setelah itu dia berlalu pergi. Sang Jin geram melihat kepergian Soo Hyun.





Di lorong RS, walau Soo Hyun tampak kuat, dia berusaha untuk tak menangis. Pertemuan dengan ibunya tadi, benar-benar memporak-porandakan hatinya. Dia langsung ke depan dan menanyai bagian administrasi tentang kapan pasien Kim Eun Hee dimasukkan ke RS ini? Staf menjawab kalau pasien Kim Eun Hee dipindahkan pagi tadi.

Hoon tiba-tiba datang dan bertanya apa Soo Hyun tahu siapa wali Kim Eun Hee? Soo Hyun menatap Hoon dan balik bertanya kenapa Hoon bertanya padanya? Hoon berkata kalau dia hanya ingin memberitahu kalau pasien Kim Eun Hee, masuk ke dalam daftar pasien yang ga boleh menerima CPR. Jadi jika Kim Eun Hee mengalami serangan jantung, maka tim medis ga boleh melakukan CPR untuk membantu. Soo Hyun terkejut.
Hoon berkata kalau ini ga masuk akal menurutnya. Tapi Soo Hyun ga peduli. Dia kemudian pergi meninggalkan Hoon yang heran dengan sikap Soo Hyun.




Ternyata Soo Hyun kembali ke ruang perawatan ibunya. Dia bahkan harus berpegangan ke ranjang ibunya agar bisa kuat berpijak saat melihat kondisi ibunya yang menyedihkan. Suster datang dan memeriksa kondisi Eun Hee. Dia juga menyeka kening Eun Hee. Soo Hyun bertanya apa pasien pernah sadar? Suster menjawab kalau pasien terkadang memang bisa sadar walau hanya sebentar.
Soo Hyun dengan tegas menyuruh suster untuk membangunkan Eun Hee. Suster kaget dan menatap Soo Hyun dengan wajah tak percaya.




Flashback

Saat itu Kim Eun Hee adalah seorang guru lukis, muridnya banyak, dan ketika dia sedang asik mengajari murid-muridnya seseorang datang ke sekolah lukisnya. Orang itu adalah Soo Hyun, putrinya.

Eun Hee mencoba tak mempedulikan kehadiran Soo Hyun, bahkan dia mengabaikan tatapan penuh rindu dari putrinya itu. Eun Hee kembali sibuk mengajar murid-muridnya.



Soo Hyun tak patah arang. Dia menunggu ibunya sampai selesai mengajar. Ketika ibunya melangkah pulang, Soo Hyun langsung memanggil sang ibu. Eun Hee bahkan ga berbalik untuk menatap putrinya. Soo Hyun terus mengikuti sang ibu sambil memberitahu kalau dia berhasil mendapatkan lisensi dan bisa menjadi dokter di RS Myungwoo.

“aku akan jadi kaya Omma, apa kita bisa tinggal bersama lagi? Aku kesulitan di dalam rumah itu.”

Soo Hyun hampir menangis. Eun Hee menghentikan langkahnya, dan berbalik lalu kemudian berkata pada Soo Hyun kalau masa sulit itu akan segera berlalu. Jadi lebih baik sekarang Soo Hyun pulang. Eun Hee langsung berlalu pergi. Soo Hyun tak percaya ibunya seperti itu padanya? Apakah ibu sama sekali tak merindukannya?



Tim Jae Joon malam ini mengadakan acara makan malam bersama. Soo Hyun ada disana. Hanya tubunnya yang ada disana, sementara pikirannya jauh menerawang ke tempat lain. Dia teringat ibunya. Jae Joon berdiri dan memberikan kata sambutannya.

“Aku tak akan panjang lebar. Seperti yang Chi Gyu bilang kita adalah saudara. Jadi aku harap kita bisa menjadi seperti keluarga.”

Semua bertepuk tangan, dan hanya Soo Hyun yang diam saja. Dia seolah sama sekali tak tahu apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Bahkan ketika semua akan bersulang, hanya Soo Hyun yang tidak menaikkan gelasnya. Sampai akhirnya ada yang memanggil namanya, membuatnya sadar, dan kemudian ikut bersulang, walau sama sekali tak meminum anggur di gelasnya itu.





Sementara di RS, Hoon berlari setelah mendengar ada keadaan darurat di kamar 1125. Sesampainya di dalam kamar, dia melihat para suster hanya diam saja tak melakukan apapun. Hoon geram, dia langsung naik ke sisi ranjang, dan menekan-nekan dada pasien sambil meminta agar suster segera memberikan dia satu ampul. Suster mengingatkan Hoon kalau pasien ini adalah pasien DNR. (Pasien DNR ga boleh menerima CPR saat terjadi gagal jantung, atau jantung tiba-tiba berhenti.)
Hoon menjawab sambil marah, lalu apa kalian semua hanya akan melihat saja. Pokoknya sekarang beri dia satu ampul F1 dan defibrilator.



Soo Hyun juga dapat kabar itu, dia mencoba bersikap tenang dan pamit pergi pada semua. Ketika menunggu lift, Jae Joon menyusul Soo Hyun dan bertanya kenapa Soo Hyun buru-buru pulang? Soo Hyun hanya menjawab kalau dia harus ke suatu tempat. Tepat saat itu pintu lift terbuka dan Soo Hyun melangkah ke dalam meninggalkan Jae Joon. Sebelum lift menutup kembali, Soo Hyun tersenyum kearah Jae Joon.



Hoon melakukan sekuat tenaga untuk mengembalikan denyut jantung pasien. Satu kali hentakan dari defibrillator tak berhasil membuat denyut itu kembali. Hoon tak putus asa dia mencoba lagi. Terus dan terus tanpa henti.


Sementara Soo Hyun sudah sampai di RS, dan tampak bergegas menuju lift dan berharap segera sampai di kamar 1125. Sesampainya di lift, hampir saja tubuhnya limbung, karena langkahnya yang tergesa-gesa. Raut panik dan khawatir tampak jelas di wajah cantiknya.



Flashback

Soo Hyun kecil menikmati hidup bersama ibunya dengan bahagia. Dia diajari caranya menggambar dan dia senang sekali. Berdua seperti ini saja sudah cukup untuknya saat itu. Dia merasa ibu sangat menyanyanginya.



Flashback End

Soo Hyun sampai di kamar 1125. Dia menyingkap tirai pembatas dan mendapati ranjang ibunya kosong. Hanya ada suster disana. Soo Hyun bertanya apa pasien meninggal? Suster menjawab kalau pasien dipindah ke ruang ICU. Soo Hyun lega mendengarnya. Diapun tak menunggu waktu untuk segera ke ruang ICU.


Kini, di sebuah ranjang di ruang ICU, Soo Hyun menatap ibunya yang terbaring lemah dengan segala alat bantu di tubuh ibunya. Hoon datang dan Soo Hyun langsung menarik tangan Hoon untuk mengikutinya. Dia tak peduli akan kebingungan Hoon atas sikapnya ini,



Setelah berada di luar ruang ICU, Soo Hyun bertanya bukankah Hoon tahu Kim Eun Hee adalah pasien DNR? Hoon menjwab iya dia tahu, tapi dia juga ga bisa hanya diam saja. Soo Hyun marah, dia berkata pada Hoon kalau pasien sendiri yang memutuskan siap untuk mati. Hoon menjawab itu dulu. Dia kemudian berbalik dan akan pergi, tapi Soo Hyun menahannya.

“Mungkin dulu dia sangat ingin mati.”

Hoon bingung akan kalimat Soo Hyun, Soo Hyun dengan nada kesal menjelaskan kalau pasien terkena kanker stadium akhir.

“Dia merasakan sakit luar biasa walau sudah diberikan obat penghilang rasa sakit. Itulah kenapa dia menjadi pasien DNR. Sekarang apa dia harus merasakan sakit lagi karenamu?”

Hoon menatap tajam Soo Hyun. Dia kemudian menjawab

“Mungkin kau benar, tapi jika pasien tak punya kemauan untuk hidup CPR pun tak akan ada gunanya”

Fakta bahwa denyut jantung Kim Eun Hee kembali sudah cukup menandakan kalau pasien masih ingin hidup.

“Kemauan untuk hidup katamu? Dia hanya hidup dengan alat bantu pernafasan, apa yang bisa diharapkan?”

Soo Hyun pun berlalu pergi. Sementara Hoon hanya mampu garuk-garuk kepala karena merasa Soo Hyun sangat aneh.



Hoon kembali ke ruang ICU dan bertanya pada suster yang menjaga disana apa hubungan si itik dengan pasien Kim Eun Hee? Pasien malah bingung dan bertanya balik pada Hoon, siapa si itik? (Hahaha..LOL)



Hoon kemudian memeriksa kondisi Kim Eun Hee, saat itulah dia melihat gelang merah yang dulu pernah diberikannya pada Jae Hee ketika mereka masih kecil. Gelang yang dia buat karena ingat akan jahitan di operasi ayahnya. Jahitan pertama yang dia lihat. Hoon menatap dengan jelas gelang itu, dan semakin yakin ini memang gelang milik Jae Hee.



Setelah mengetahui fakta itu, Hoon memeriksa data pasien. Dia melihat nama Han Seung Hee yang di data Kim Eun Hee, ketika ditransfer ke RS ini. Hoon pun langsung menghubungi RS dimana Han Seung Hee bekerja.


Di sebuah RS, seorang wanita yang mirip dengan Song Jae Hee menerima telepon yang berdering dan mengucapkan namanya. Dia adalah Han Seung Hee dari RS Myung Woo. (Sama-sama Myung Woo, mungkin tempat Hoon kerja Myung Woo pusat. Dan tempat Seung Hee kerja Myung Woo cabang.)

Ternyata telepon yang Seung Hee terima bukan dari Hoon, melainkan dari UGD. Dia diminta untuk ke UGD. Sementara itu seorang suster yang dipanggil suster Hong, menerima telepon berdering lainnya, dan bertanya apa ada yang bisa dia bantu?



Hoon yang ada di seberang sana bertanya apa dia bisa bicara dengan Dr Han Seung Hee? Suster Hong menjawab kalau Dr Han sedang sibuk saat ini. Hoon berkata kalau ini tentang pasien Kim Eun Hee. Suster Hong menjawab kalau Kim Eun Hee memang dari unit RS ini, ada apa memangnya?
Hoon langsung menanyakan perihal gelang yang dipakai Eun Hee, apa suster tahu gelang itu dari siapa?


Di sebuah tempat, tepatnya di luar RS tempat Seung Hee bekerja, tampak seorang pria di dalam mobil dan terlihat sedang menunggu seseorang. Pria itu keluar begitu melihat Dr Han Seung Hee. Dari wajahnya pria itu cukup mencurigakan.

Tn Im tampak mengintip dari tempatnya sembunyi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya pria yang mencurigakan itu adalah yang membayar Tn Im untuk kasus Jae Hee.

Han Seung Hee menunduk hormat begitu bertemu pria mencurigakan itu. Tn Im melihat semua dari tempatnya bersembunyi. Dia sangat terkejut, bahkan sampai tak bisa menutup mulutnya yang menganga lebar. Gadis tadi benar-benar mirip dengan Song Jae Hee.





Suster Hong masih berbincang di telepon dengan Hoon. Dia menjelaskan kalau pasien Kim Eun Hee sama sekali ga suka perhiasan, dan dia yakin gelang merah itu bukan milih Eun Hee. Hoon pun bertanya tentang siapa wali Kim Eun Hee? Suster menjawab kalau Eun Hee hidup sebatang kara. Jadi kemungkinan besar Eun Hee ga punya wali. Hoon pun menutup telepon tanpa sempat mengucapkan terima kasih. Dia menatap gelang merah itu dengan rasa penasaran luar biasa di benaknya. Dia harus tahu kenapa gelang ini bisa ditangan Kim Eun Hee? Apa Eun Hee mengenal Jae Hee nya?



Jang Seok Joo malam ini sedang mengadakan pertemuan. Ada reporter juga disana, terlihat dari kilat kamera yang menerpa wajahnya. Seok Joo sedang membahas Negara mereka yang menjadi dua, dan ini ga bisa dibiarkan. Utara dan Selatan setidaknya harus bersatu. Seorang pria berkacamata di meja Seok Joo setuju akan usul Seok Joo untuk membuat Utara dan Selatan bersatu. Ada kabar beredar kalau Blue House sedang diam-diam menyiapkan pertemuan dengan Utara.

Seok Joo dengan percaya diri berkata kalau sebagai warga Negara Korea yang baik tentu dia harus membantu kelancaran rencana itu, tak peduli dari partai mana dia berada sekarang. Seorang pria lainnya bertanya apa Seok Joo ga mau menjelaskan tentang dana yang hilang selama pemilu? Seok Joo menjawab dia benar-benar ga tahu.

Pria itu kembali berkata kalau jaksa sudha mengambil tindakan hukum untuk kasus itu. Sepertinya kedua pria di meja Seok Joo mencurigai Seok Joo yang telah menghilangkan dana di pemilu dulu. Seok Joo pura-pura santai dan menjawab jika memang jaksa telah bertindak, maka perlu diadakan pemeriksaan menyeluruh untuk kasus tersebut tanpa memandang status social.
Seorang staf datang dan membisikkan sesuatu di telinga Seok Joo. Setelah mendengar bisikan itu, dia pun pamit pada semua yang duduk di mejanya.





Kini, di ruangannya Tae Sool memberikan sesuatu pada Seok Joo. Sesuatu yang terbungkus amplop cokelat. Seok Joo bertanya apa itu? Tae Sool menjelaskan kalau ini adalah sumber dana pemilu. Seok Joo tampak kesal mendengar kata pemilu. Lagi-lagi tentang pemilu. Tadi di pertemuan ada yang bahas tentang pemilu, sekarang Tae Sool bahas juga tentang pemilu di depannya. Seok Joo mengambil amplpo cokelat yang diserahkan Tae Sool padanya lalu merobek-robek amplop itu dengan kesal.


Pagi ini, Kim Tae Sool dikelilingi reporter yang bertanya apa benar ada pemberian dana illegal pada Menteri Jang Seok Joo? Tae Sool terus berjalan dan mencoba tak peduli. Namun karena semua terus mencecarnya dengan pertanyaan, dia akhirnya menjawab

“Yang ingin aku katakan adalah Menteri Jang sama sekali tak ada hubungannya dengan semua ini. Aku akan bekerja sama selama masa penyelidikan”

Jang Seok Joo juga melihat tayangan itu di ruangannya. Semua jadi kacau karena dana pemilu yang hilang tersebut.



Kim Chi Gyu sedang asik berciuman dengan seorang staf di RS. Dia tampak menikmati sekali melumat bibir si wanita, dan kini bahkan tangannya mulai meraba bokong wanita tersebut. Wanita itu langsung melepskan ciumannya, dan bertanya pada Chi Gyu, apa Chi Gyu yakin disini aman untuk mereka bermesraan seperti ini? Chi Gyu yang wajahnya sudah penuh dengan hal-hal mesum menjawab kalau dia merasa disini sangat nyaman.





Tiba-tiba Bong Hyun datang mengangetkan Chi Gyu, sehingga keasikannya dalam berciuman terganggu. Chi Gyu memarhi Bong Hyun yang datang tanpa mengetuk pintu.


Dr Moon memarahi Hoon karena berani merawat pasien DNR yang itu adalah sebuah kesalahan. Hoon menjawab dia bisa saja membuat pasien hidup tanpa alat bantu pernafasan lagi? Dr Moon kesal dan bertanya memangnya Hoon Tuhan? Dr Moon juga bilang kalau semua usaha Hoon hanya akan sia-sia saja, karena pasien DNR itu akan meninggal ketika operasi. Tak akan berhasil, percaya padanya. Tapi Hoon menjawab mantap kalau dia akan berusaha menyelamatkan pasien DR tersebut.

“Aku harus menyelamatkannya, karena ada sesuatu yang harus kutanyakan padanya.”



Di ruang ICU, tepatnya di ranjang Kim Eun Hee terbaring. Soo Hyun menatap lama pada sosok yang terbujur disana, dan masih terpejam. Jae Joon datang mendekati Soo Hyun dan bertanya apa ibu ini alasan Soo Hyun pulang buru-buru semalam? Soo Hyun tak menjawab, Jae Joon pun melihat catatan medis dan kondisi Kim Eun Hee, di layar monitor yang ada di depannya.

Jae Joon kemudian bercerita kalau Presdir juga menanyakan tentang pasien ini? Soo Hyun langsung menoleh, dan Jae Joon melanjutkan kalau presdir menanyai pendapatnya tentang kemungkinan operasi untuk pasien ini. Soo Hyun yang tahu kalau kondisi ibunya tak mungkin diselamatkan bertanya pada Jae Joon, apa Jae Joon tetap bisa melakukan operasi itu? Berusaha menyelamatkan wanita tua didepan mereka ini?

Jae Joon tak menjawab dan malah menjawab kalau mereka adalah saingannya Dr Moon? Apa Soo Hyun menanyakan hal tadi untuk membuat tim mereka kalah dan tim Dr Moon bahagia akan kekalahan tim mereka?

“Tapi..siapa wanita ini?” tanya Jae Joon

“Dia..ibuku..” jawab Soo Hyun.

Jae Joon syok tak menyangka. Berkali-kali dia menatap kearah Soo Hyun dan wanita yang diakui Soo Hyun sebagai ibunya.


Di sebuah ruang tertutup di RS, Hoon sedang melihat hasil rontgen Ny Kim Eun Hee. Otaknya berfikir, bagaimana agar dia bisa melakukan operasi dengan lancar dan bisa menyelamatkan pasien ini. Hoon memejamkan matanya, mencoba membayangkan cara itu.

Tiba-tiba ketika dia membuka mata, semua ruangan gelap. Hoon pun seolah sedang berada di ruang operasi, dan dengan gerakan tangan lincah mencoba membayangkan sedang melakukan usaha penyelematan pada Ny Kim. Hoon seolah bisa membayangkan jantung dan letak paru-paru Ny Kim walau itu hanya imajinasinya saja. Hebatnya dalam imajinasi Hoon yang sedang melakukan operasi ini, semua alat yang akan dipakainya, tinggal dia sebut, langsung muncul ditangannya.
Misal dia bilang gunting, maka seketika dia seolah sudah memegang gunting.
Keren kan si Hoon? Haha





Imajinasi operasi itu gagal, karena darah tetap menyembur keluar, dan saat itulah lampu menyala lagi. Imanjinasi pun terhenti. Hoon bingung dan kesal sebenarnya. Dia berteriak pada dirinya sendiri, untuk mencoba lagi. Lalu dia memejamkan mata, mencari kembali fokusnya, dan seketika lampu padam. Gelap menyelimuti ruangan itu dalam imajinasi Hoon. Diapun mulai beraksi.


Soo Hyun menemui sang ayah dan bertanya kenapa ayahnya membawa ibunya ke RS ini? Joon Gyu menjawab karena dia sangat mencintai ibu Soo Hyun. “aku tak bisa melupakannya.”

Soo Hyun kemudian berkata kalau ayahnya hanya bisa memperpanjang masa hidup ibunya saja, tanpa bisa menyembuhkan sang ibu. Joon Gyu membenarkan dan berkata setidaknya selama seminggu Eun Hee masih bisa bernafas.

“Aku hanya ingin bersamanya ketika saat-saat terakhir” ucap Joon Gyu tulus.

Tak disangka Soo Hyun berkata kalau dia akan melepas semua alat bantu di tubuh ibunya. Jadi dia harap ayahnya menyetujui keputusannya ini. Joon Gyu tersentak karena putrinya secara tidak langsung ingin membuat Eun Hee mati perlahan. Soo Hyun sejatinya hanya tak ingin ibunya semakin menderita dengan semua alat bantu itu. Dia tak tahan melihat ibunya seolah menahan sakit. Ini dia lakukan bukan karena tak menyayangi ibunya, tapi justru karena dia sangat sayang.



Flashback

Kim Eun Hee berkata pada Soo Hyun kecil kalau mulai detik ini dia bukanlah ibu Soo Hyun. Di belakang Soo Hyun ada seorang pria yang itu adalah Oh Joon Gyu. Eun Hee berkata pada Soo Hyun kalau Joon Gyu adalah ayah Soo Hyun. Soo Hyun menoleh ke belakang dan menatap pada pria yang disebut ibunya sebagai ayahnya.

Eun Hee bahkan dengan tegas berkata

“Tetap fokus..dan buat ayahmu bangga. Berhenti menangis. Jangan menangis. Jangan pernah. Ingat itu.”




Bahkan ketika Soo Hyun ingin menggenggam tangan ibunya, sang ibu menepis tangan Soo Hyun. Soo Hyun hampir tak bisa menahan tangisnya. Terlebih ibunya langsung berbalik memunggunginya, dan menyuruh dia pergi dan jangan pernah mencarinya lagi.

“Jika kau melihatku, anggap kau tak pernah melihatku.”

Soo Hyun kecil terluka mendengar semua itu. Dia hanya mampu menangis dalam dia menatap ibunya yang pergi meninggalkannya.



Flashback End

Kini Soo Hyun sudah berada di ruang perawatan ibunya. Dia mulai mematikan semua alat bantu yang masih menopang kehidupan ibunya. Tangannya tampak bergetar ketika melakukan hal itu, tapi tekadnya pun sudah bulat. Dia hanya tak ingin mempersulit ibunya.



Han Jae Joon menemui Presdir Oh. Dia berkata kalau dia akan mencoba meng operasi Kim Eun Hee. Presdir bertanya apa ini karena Soo Hyun? Jae Joon tak menjawab tapi sepertinya diamnya Jae Joon seolah membenarkan apa yang ditanyakan Presdir Oh. Joon Gyu kemudian berkata kalau dia ga bisa membiarkan Jae Joon melakukan itu.

“Akan jadi aib besar jika pasien meninggal ketika operasi.”

Jae Joon ingin membantah tapi Presdir Oh mengingatkan Jae Joon yang kini tengah bersaing dengan Dr Hoon. Jadi Jae Joon harus hati-hati. Jae Joon pun seolah tak bisa berkutik.
Dia hanya tak ingin melihat Soo Hyun nya bersedih. Setidaknya itu yang ingin dia lakukan demi Soo Hyun.



Soo Hyun mulai akan melepas alat bantu pernafasan yang terpasang di tubuh ibunya. Tangannya bergetar. Dia mencoba sekuat tenaga untuk tak menangis dan tetap tegar. Ketika semua peralatan sudah mati dan tak berfungsi lagi, Soo Hyun berbalik akan pergi. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia merasakan tangan lemah ibunya mencoba menggapai jemarinya, dan mencoba ingin menyentuh tangannya. Tampak ibunya membuka mata. Soo Hyun terkejut, ibunya kini sadar walau tampak sangat lemah. Matanya mulai berkaca-kaca, dan dia memanggil ibunya dalam tangis tertahan.

Eun Hee sempat menatap putri kesayangannya yang kini tampak cantik dalam seragam dokter itu. Dia memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi, dan tersenyum kearah Soo Hyun. Dia seolah ingin berkata kalau dia baik-baik saja, dan dia mau Soo Hyun ga sedih.

Tapi itu tak berlangsung lama, sedetik kemudian mata Eun Hee terpejam, dan pengangannya pada jemari Soo Hyun melemah lalu terlepas. Soo Hyun pun menjadi bertambah sedih. Inikah akhir dia dan ibunya? Inikah perpisahan menyakitkan itu?





Bersambung ke part 3

KOMENTAR :

Keren yaa abang Hoon waktu berimagine tentang operasi Eun Hee. Sudah seprofesional itu otaknya.
Aku suka sama Soo Hyun…Suka banget malah. Tapi belum tahu apakah sukaku akan bertahan lama, karena disini sosok Seun Hee atau Jae Hee masih misterius.
Jae Joon sepertinya memang sangat mencintai Soo Hyun.

Masih bingung kenapa Ibu Soo Hyun bisa ada di Utara? Kalau dia memiliki gelang Jae Hee berarti bisa dipastika ibu Soo Hyun memang ada di Utara, bisa jadi memang satu sel bersama Jae Hee. Lalu kenapa Joon Gyu yang katanya sangat mencintai Eun Hee tidak bisa membebaskan Eun Hee dari kekejaman utara.

Chang Yi aja bisa mendapatkan ibunya yang ditahan Utara. Masak Joon Gyu yang berduit banyak ga bisa menyelamatkan Eun Hee?
Apa Joon Gyu ga tahu Eun Hee di utara? Apa iya ga tahu? Katanya cinta..katanya sayang? Hehehe

Aku memang yakin Seung Hee ya Jae Hee. Dia ingat dia Jae Hee, tapi pasti ada perjanjian yang membuatnya harus berpura-pura menjadi Seung Hee.

10 comments:

  1. Mba, bukannya gelang itu di kasih seunghee ke ibunya sohyun pas di rs myungwoo ya??
    Ato ada yg kelewat y, gr2 sy bc nya ga ada gambar. Gomawooo ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul..gelang itu memang dikasih Seung Hee waktu nganter ibu Soo Hyun ke RS Myung Woo.Ada di episode 3.

      Delete
    2. Part 3 nya mana mba, aduh ga sabar ini hehe penasaran.

      Delete
  2. Mba ayu itu si jae hee yg kasih gelangnya waktu dia lg anter ibu soo hyun ke rs pas di kamar rs, kalo ga salah jae hee sempet ngomong pas dia makein gelangnya, dia blg ' ini sbg tanda'
    kayanya jae hee ada rencana terselubung deh sm org yg pke jaket item itu, aku duganya itu si yg plg jahat d korut (lupa namanya, pokonya yg ngejar hoon wkt d budhapes)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener...Jae Hee atau Seung Hee juga sempet ngmong kalau ibu Soo Hyun selalu suka dengan gelangnya ini, makanya dia ngasih gelang itu dan semoga keberuntungan didapat ibu Soo Hyun.

      Yang ngejar Hoon itu namanya Cha Jin Soo. (Kalau ga salah...hihihi)

      Delete
  3. Doktr.Hoon AWESOME...takjub saat dia berimaginasi kya' gtu....ckckckcckk...
    Coba kmrin junior q d tangani doktr.Hoon psti aq tak akan GALAU...gomawo author IU q nanti part 3 nya :*

    ReplyDelete
  4. Poor soo hyun...pas pertemuan diakhiri dgn perpisahannya juga sama ibunya...ditggu mba part 3 nya..gomawo

    ReplyDelete
  5. adu gak kebayang kalo seunghee adalah jae hee
    kasian hoon nya dong di hianatin
    moga aja jae hee gak berhianat dah

    ReplyDelete
  6. Oppa hoon emang keren,, bngeeet mlah, jd tmbh sesuatu deh.. *Hallah..

    Suka sma karakter soo hyun, jgn² nnt aku lbh shipperi hoon ma soo hyun ktimbang hoon ma JH/SH.
    Dan kasian soo hyun, dia ingin menghilangkn rsa sakit ibu nya, tp apa iya , hrus dgn cra mmbnuh ibu nya sendiri?,,
    Mb iu di tunggu part 3 ny. Hwaiting..

    ReplyDelete
  7. hahahah jd inget ma good doctor deh

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^