Monday, 21 April 2014

Sinopsis Gap Dong Episode 1 Part 3

[Episode Sebelumnya]


Moo Yeom menaruh sample semua pasien RSJ ke NFS, disana petugas NFS terlihat sangat sibuk. Dia bahkan mengeluh begitu melihat Moo Yeom datang. Staf NFS bertanya apa Moo Yeom ga melihat kalau tugas di NFS sedang banyak-banyaknya? Moo Yeom menjawab dia tahu kok, tapi punya nya yang ini ga terlalu mendesak, jadi kerjakan kapan saja.

Tak selang berapa lama, Gil datang membawa sample rambut Moo Yeom ke NFS dan meminta staf NFS untuk segera memeriksa yang satu ini. Bukankah Chief Yang sudah menelpon NFS terkait tugas yang satu ini. Gil juga berkata kalau ini adalah tersangka utama, makanya NFS harus segera memeriksa. Moo Yeom yang memang ada disana, mendnegar itu dan tentu menjadi penasaran. Dia pun bangkit dari duduknya.







Moo Yem langsung mendekati Gil dan bertanya memangnya siapa si tersangka utama? Gil terkejut dan meminta staf NFS untuk segera menerima sample nya ini, tapi staf NFS cuek saja. Moo Yem merebut sample itu, dan Gil tetap berusaha mencegah Moo Yeom agar tak membuka sample tersebut. Sampai akhirnya sample itu terjatuh dengan sebagian isinya melongok keluar, membuat Moo Yeom akhirnya membaca nama siapa yang tertera di sample itu. Jelas saja Moo Yeom langsung mengambilnya san semakin syok karena namanyalah yang ada disana.



Di kantor polisi, Yang Chul Gon sedang bersama Jaksa Park Joong Goo. Chul Gon berkata kalau ini merupakan kehormatan baginya karena Jaksa Park mau mengunjunginya disini. Jaksa Park berkata tentang masalah Il Shik. Fakta bahwa bukti yang menunjukkan Il Shik bersalah sudah hilang. Chul Gon menjawab kalau itu bukan berarti mereka tak mungkin mendapatkan bukti itu kembali.




Moo Yeom datang dengan perasaan marah luar biasa. Dia kecewa, atau lebih tepatnya dia terluka. Moo Yeom pun berniat menemui Chul Gon. Gil jelas saja mencegah hal itu, tapi Moo Yeom adalah biksu gila, jadi mana bisa Moo Yeom dihentikan begitu saja.

Moo Yeom langsung membuka pintu ruangan Chul Gon, dan dia menatap Chul Gon tajam. Chul Gon berkata memperingatkan Moo Yeom kalau dia sedang ada tamu. Jaksa Park mungkin merasa suasana yang buruk sehingga dia memutuskan untuk pergi saja.

Setelah Jaksa Park pergi, Moo Yem mendekati Chul Gon. Dia menatap tajam pada Chul Gon. Staf polisi lainnya melihat dari luar, termasuk Chief Cha.Moo Yem berkata kalau dia tahu dia memang anak tersangka. Jadi apa karena itu Chul Gon sangat marah begitu tahu dia menjadi polisi?
Chul Gon menatap balik Moo Yeom, dia membenarkan apa yang Moo Yeom katakan. Dia merasa ini hanya omong kosong, melihat Moo Yeom menjadi polisi. Tak pantas sama sekali.
Tapi menurutnya, ini juga ga terlalu buruk. Ini malah kesempatan bagus untuknya.

“Aku tidak bisa tidur nyenyak selama 20 tahun karena kehilangan Gap Dong asli. Tapi, belakangan ini dia bahkan tak bisa tidur sama sekali. Kali ini karena penasaran. Apakah DNA putra Ha Il Shik, dan DNA Gap Dong Asli akan 99.99% cocok?”

Moo Yeom tertawa mengejek, diikuti oleh tawa Chul Gon. Mereka sama-sama tertawa. Chul Gon menjauhi Moo Yeom, dia memilih duduk di kursinya, dan Moo Yeom yang geram langsung mendekati Chul Gon, lalu menggebrak meja kerja Chul Gon. Dia kemudian bertanya apa yang akan Chul Gon gunakan kali ini untuk menangkap Gap Dong, sementara UU hukumnya saja sudah berakhir.

“Apa kau akan memenjarakan orang yang sudah mati? Bisakah kau melakukannya? Apa kau ingin mendapatkan perhatian media. Ya, benar kau selalu haus ketenaran.”

Chul Gon hanya tersenyum menatap Moo Yeom, bukan senyum ramah, tapi senyum mengejek, sama seperti tawanya yang selalu terdengar sumbang.
Dia tak berkata apa-apa, sementara Moo Yeom menyarakan padanya agar dia ke dokter saja jika memang mengalami gangguan tidur. Moo Yeom juga berkata akan memperkenalkan dokter yang cantik pada Chul Gon.

Chul Gon akhirnya berkata, dia bertanya kenapa Moo Yeom ga mau melakukan tes DNA itu, bukankah seharusnya Moo Yeom mau? Lakukan tes itu untuknya. Buktikan jika memang Moo Yeom ga bersalah. Setidaknya jika ayah Moo Yeom memang bukan Gap Dong asli.

“Aku akan memberikan lengan kiriku, jika kau menemukan bukti bahwa ayahku memanglah Gap Dong. Sebaliknya kau harus korbankan satu jarimu jika, jika ternyata kau salah.”





Chul Gon tertawa terbahak-bahak mendengar hal konyol dari mulut Moo Yeom. Dia merasa ini sangat lucu. Dia benar-benar terkikih geli. Kemudian dia bertanya kenapa harus dia yang mengorbankan satu jarinya? Kenapa ga orang lain? Dia juga banyak menderita, terlebih anaknya juga sakit, dan sekarang dia harus memotong satu jarinya hanya untuk pria gila seperti Moo Yeom? Chul Gon mendekati Moo Yeom dan bertanya apa sekarang Moo Yeom merasa tak percaya diri? Jikapun hasil mengatakan sebaliknya, Gap Dong pertama tetaplah ayah Moo Yem.

“Bahkan jika DNA dan dalam NISI tak cocok denganmu, kau tahu ada banyak Gap Dong. Itu bisa jadi 2 atau 3 orang. Dan ayahmu adalah Gap Dong pertama.”

Moo Yeom tentu sangat terluka, dia berkata kalau Chul Gon benar-benar sakit parah. Chul Gon tak peduli, dia berkata kalau dia tahu bahwa dalam hati Moo Yeom, Moo Yeom juga curiga kan pada Il Shik. Moo Yeom juga berfikir bahwa Gap Dong adalah ayah Moo Yeom sendiri. Moo Yeom tak menjawab. Dia hanya menatap tajam pada Chul Gon.




Flashback

Malam itu, Moo Yeom kecil membakar jaket ayahnya. Jaket yang sedang dicari-cari Chul Gon dan polisi lain karena diduga terdapat darah di jaket itu dan bisa membuktikan Ha Il Shik bersalah. Il Shik yang melihat jaket nya dibakar, tentu tak terima. Tadi Moo Yeom tak peduli. Dia berkata pada ayahnya kalau sampai ayahnya tertangkap, maka ayahnya akan mendapat hukuman mati.

Ha Il Shik yang memang mengalami ganguan mental menjawab kalau pelakunya sungguh bukan dia. Moo Yeom bertanya, lalu jika bukan ayahnya, kenapa ayahnya harus menyembunyikan jaket ini? Kenapa ada darah di jaket itu? Belum sempat Il Shik menjawab, Chul Gon dan tim polisi lainnya sudah datang ke rumah Il Shik dan melihat jaket yang terbakar itu. Chul Gon jelas marah namun apa yang bisa dia lakukan, jaket itu sudah menjadi abu.





Flashback End

Moo Yeom berkata lebih baik Chul Gon melupakan saja tentang Gap Dong. Dia dan polisi lainnya sudah berusaha mencari tapi tetap tak menemukan apapun. Chul Gon menjawab kalau dia adalah orang yang tak pantang menyerah. Moo Yeom dengan lantang berkata jika Gap Dong memang masih hidup, sudah dari dulu dia berhasil menangkap Gap Dong. Jika Gap Dong muncul lagi, maka dia pasti bisa menangkap Gap Dong.

“Lalu bagaimana kau akan menangkap Gap Dong?”

Moo Yem menjawab dia akan menangkap Gap Dong dengan kegilaannya. Jawaban itu membuat Chul Gon kembali tersenyum. Senyum mengejek. Moo Yeom kembali berkata

“Aku yakin orang gila lebih baik untuk menangkap Psikopat gila.”

Chul Gon akhirnya mengalah, dia berkata jika Moo Yeom memang bisa membuktikan bahwa ayah Moo Yeom tak bersalah, dan Moo Yeom bisa membuktikan Gap Dong asli padanya, maka dia akan memberikan satu jarinya pada Moo Yeom. Chul Gon berkata sambil menunjukkan satu jaru tengahnya pada Moo Yeom.

“Aku lebih baik berdoa pada langit bahwa dia masih hidup”

Chul Gon berkata kalau ini ga akan mudah. Moo Yeom harus bisa mencium bau yang mencurigakan. Tapi dia ga yakin, apa Moo Yeom bisa mencium bau itu, karena bau yang Moo Yeom miliki adalah sama.

“Monster pemakan orang akan menangkap orang. Bagaimana bisa kau menangkapnya? Tap peduli seberapa keras kau mencoba..kau tetaplah…anak monster”

Moo Yeom terluka, matanya merah menahan air matanya akan penghinaan ini. Chul Gon bukannya tak tahu amarah yang meluap di dada Moo Yeom, namun dia tak peduli. Dia semakin mencondongkan dirinya kearah Moo Yeom, dan kembali menyebutkan kata anak monster, seolah mengejek Moo Yeom.
Moo Yeom marah, dia berteriak. Kemudian dia bersiap akan melayangkan tinjunya kearah Chul Gon.

Chul Gon tentu tak takut. Dia hanya berkata kalau pemberontakan memang sedang trend saat ini. Jadi daripada Moo Yeom memberontak seperti ini, lebih baik Moo Yeom membuktikan yang terbaik padanya. Moo Yeom yang kesal, bertambah kekesalannya, dia menarik tangan Chul Gon, dan menaruh tangan itu diatas meja. Chul Gon heran, tapi dia tak menanyakan apapun.

Moo Yeom mengambil pulpen dan menuliskan namanya pada satu jari yang memang akan menjadi miliknya. Dia akan buktikan bahwa ayahnya tidak bersalah, dan bahwa dia bukanlah anak monster.





Berita ini jelas menghebohkan. Bahkan kepala kepolisian langsung datang dan rapat dadakan pun diadakan. Chief Cha membela Moo Yeom. Dia berkata walaupun Moo Yeom adalah anak tersangka utama, Chul Gon ga bisa melakukan tes DNA jika Moo Yeom tak mengijinkan. Chul Gon membela diri, dia berkata jika Moo Yeom setuju maka tes DNA bisa kan dilaksanakan.

Moo Yeom akhirnya berkata agar tes itu segera dilaksanakan. Dia tak menolak. Dia akan senang apapun hasilnya. Chul Gon kembali mengejek Moo Yeom, dia berkata kalau Moo Yeom mau melakukan itu karena ingin dibebaskan dari aib masa lalu. Chief Cha berkata kalau media akan segera tahu hal ini. Mereka akan mengalami kesulitan jika ternyata hasil tes DNA mengatakan tidak. Itu berarti polisi sudah memenjarakan orang yang salah selama ini, bahkan sampai orang itu meninggal.

Chul Gon lah yang menjawab, dia berkata kalau semua kekacauan yang timbul nanti dialah yang akan bertanggung jawab penuh. Jadi semua jangan khawatir dan lakukan saja.
Dia bahkan akan berhenti, jika ternyata hasil tes DNA Moo Yeom mengatakan yang sebaliknya.


Malam berganti pagi, namun rapat belum juga membuahkan hasil. Kepala polisi bingung keputusan apa yang harus diambilnya. Sementara raut wajah yang lainnya juga sudah mulai letih. Akhirnya kepala polisi berkata kalau dia sudah mengambil keputusan. Dia mau semua dibubarkan.

“Aku tak ingin kita menjadi isu hanya karena menuruti kekonyolanmu saja.” Kepala polisi menunjukkan kalimat itu pada Chul Gon.

Chief Cha bertanya lalu bagaimana dengan sample yang sudah mereka taruh di NFS untuk diperiksa? Kepala Polisi menjawab agar mereka semua menyingkirkan itu. Tak ada lagi yang mencoba menyelidiki kasus ini.



Moo Yeom frustasi dengan pembubaran ini. Dia masuk ke kantor dan berkata pada Hyeong Nyeon kalau dia perlu satu kasus hari ini. Dia harus dapat. Hyeong Nyeon menjawab bagaimana mungkin bisa? Moo Yeom tak peduli dan langsung menyambar berkas diatas meja. Moo Yeom melihat kalau yang ada hanya kasus pencurian, sedangkan yang dia butuhkan adalah kasus pembunuhan, pemerkosaan atau kasus psikopat lainnya. Moo Yeom berteriak dan membuat semua menjadi heran, Gil berbisik pada temannya kalau akhirnya Moo Yeom menunjukkan sifat asli Moo Yeom.



Tae Oh bersiap menikmati kebebasannya hari ini. Sinar mentari menghangatkan tubuhnya. Diapun berjalan meninggalkan tempat yang selama ini mengurungnya.


Sementara itu di lain tempat, Ma Ji Wool sedang menerangkan pada teman sekolahnya tentang komik yang dia buat. Teman sekolah Ji Wool adalah seorang pria yang sepertinya malah lebih tertarik dengan wajah cantik Ji Wool daripada komik yang sedang Ji Wool terangkan.
Tiba-tiba Moo Yeom lewat, dan Ji Wool langsung berdiri. Dia tersenyum senang menatap kearah Moo Yeom. Bahkan Ji Wool melambaikan tangan pada Moo Yeom. Tapi Moo yeom ga peduli, dan terus berjalan, membuat Ji Wool heran.
Ji Wool bergumam kesal kalau Moo Yeom lagi-lagi memperlakukannya seolah dia tak terlihat.




Ji Wool kembali focus pada penjelasannya tentang komik yang dibuatnya itu sementara si teman pria Ji Wool juga kembali focus menatap wajah cantik Ji Wool. Lalu tiba-tiba saja tangan pria itu mengarah ke rambut Ji Wool. Ji Wool terpana, dan hanya diam saja. Tapi, ada satu tangan yang memukul tangan pria itu, dan ternyata Moo Yeom lah pelakunya. Ji Wool tentu menatap heran pada Moo Yeom, dia berkata bukannya tadi Moo Yeom cuek padanya?

Moo Yeom menyuruh pemuda itu untuk tak menyentuh Ji Wool. Moo Yeom berkata pada Ji Wool, kalau suasana hatinya sedang baik hari ini makanya dia membela Ji Wool. Moo Yeom pun langsung pergi meninggalkan Ji Wool yang keheranan.



Ji Wool memilih mengikuti Moo Yeom. Dia menghadang jalan Moo Yeom. Ji Wool kemudian berkata sepertinya ada kilatan di mata Moo Yeom.

“Terlihat senang dan sedih disaat bersamaan.”

Ji Wool pun penasaran, dia bertanya memangnya apa yang terjadi hari ini? Apa Moo Yeom ketahuan melepas pencuri kelas teri lagi? Atau mungkin masalah wanita? Moo Yeom tak menjawab karena ada yang menelponnya.




Kantor polisi di hebohkan akan laporan tentang adanya pejalan kaki yang menusuk setiap pejalan lain yang lewat. Tak ada alasan kenapa pelaku melakukan itu.

Sementara di lokasi, pelaku secara membabi buta menusuk siapa saja yang lewat dan siapapun orang yang ada di dekatnya. Seorang wanita bahkan sudah ditusuk berkali-kali oleh pelaku. Tindakan itu begitu brutal.

Moo Yeom yang mendapat kabar dan kebetulan tak jauh dari lokasi tentu langsung berniat menghentikan pelaku. Terlebih hari ini dia harus berhasil menangkap penjahat. Ma Ji Wool mengejar Moo Yeom, tapi lari Moo Yeom sangat kencang, membuat dia kewalahan dan memilih berhenti.

Tak jauh dari tempat itu, Maria Oh juga terlihat sedang berjalan seorang diri. Tampilannya sudah berbeda dari biasanya. Dia seolah terlihat bukan seperti dokter yang lembut dan sabar. Pakaiannya berbanding terbalik dengan jas dokternya yang putih bersih.





Keributan benar-benar terjadi, karena pelaku menyandera seorang gadis yang berseragam. Gadis itu tentu menjerit ketakutan terlebih melihat pisau yang dipegang pelaku. Maria Oh, mendengar kehebohan itu. Tak jauh dari tempatnya berdiri, dia melihat sang pelaku yang sedang menodongkan pisau mencoba menakut-nakuti siapa saja yang mendekati pelaku.

Moo Yeom yang terus berlari tanpa sengaja menyenggol Maria namun Moo Yeom tak punya waktu untuk meminta maaf atau melihat siapa yang disenggolnya tadi.
Tapi Maria tahu bahwa orang yang tanpa sengaja menyengolnya adalah Moo Yeom.




Ternyata pelaku membawa gadis yang disanderanya ke atap gedung. Disana Moo Yeom sudah berhasil mendekat. Pelaku meminta Moo Yeom menjauh kalau tidak dia akan membunuh gadis ini. Sambil terus berjalan mendekat, Moo Yeom berkata kalau dia tahu bagaimana perasaan pelaku. Dia tahu pelaku tak ingin mati sendirian di dunia yang hina ini.

“Aku juga sama, seseorang mengatakan padaku bahwa aku anak monster.”

Orang lainnya dan Maria menyaksikan itu dari bawah. Semua cemas, dan takut jika gadis itu akan jatuh. Seemntara Moo Yeom berhasil naik ke tepi tembok, dan terus berjalan mendekati pelaku sambil mengajak pelaku untuk berbincang-bincang.

“Bruce Lee meninggalkan dua perkataan yang terkenal. Salah satunya adalah jangan pikirkan tapi rasakan. Kau tak harus berfikir, tapi merasakannya. ”

Pria itu yang sudah tak bisa berjalan mundur menjauhi Moo Yeom yang semakin mendekat hanya bisa mengancam Moo Yeom. Dia berkata jika Moo Yeom maju selangkah lagi. Maka dia akan menjatuhkan gadis ini. Pelaku tak main-main, dia sudah mencodongkan tubuh si gadis semakin ke depan, dan jika dia melepas pegangannya pada si gadis, maka gadis ini akan mati.
Gadis itu jelas semakin takut.
Moo Yeom berkata kenapa pelaku ga membunuhnya saja?

“Kalau begitu kenapa kau tak melompat?” tanya si pelaku menantang Moo Yeom.

Moo Yeom terdiam beberapa detik begitu mendengar kalimat itu yang dilontarkan si pelaku.

“Kenapa? Kau takut? Pengecut.” Ejek si pelaku.

Moo Yeom tak punya pilihan lain, dia mulai memposisikan dirinya menghadap ke depan. Bersiap untuk melompat mengikuti keinginan si pelaku.





Moo Yeom maju selangkah. Ujung sepatunya sudah tak menapak di tepi tembok ini. Haruskah dia melompat?
Tapi belum sempat dia melakukan apapun. Terdengarlah seseorang yang mengucap kata bodoh. Moo Yeom dan pelaku menoleh. Ternyata dia adalah Maria Oh.

Moo Yeom meminta Maria menjauhi tempat ini, tapi Maria menolak. Dia malah dengan santainya meminta si pelaku mendekatinya. Maria mengisyaratkan dengan jari telunjuknya agar si pelaku mendekat. Dia bahkan mengejek si pelaku yang merupakan pecundang. Pelaku tentu saja terpancing emosinya. Dia pun melompat akan menerjang Maria, namun Moo Yeom langsung menghentikan itu. Dia ikut melompat dan akhirnya bisa menangkap si pelaku.




Polisi segera berdatangan ke TKP. Moo Yeom pun berhasil meringkus penjahat itu. Saat Moo Yeom akan berjalan, Maria ada di belakang Moo Yeom. Maria melihat tetes-tetes darah yang keluar dari tubuh Moo Yeom. Maria pun sadar jika Moo Yeom terluka. Terlebih melihat langkah Moo Yeom yang tertatih.

Maria langsung menghentikan langkah Moo Yeom. Dia hanya menatap pada luka Moo Yeom, sementara Moo Yeom berkata

“Dia bilang…dia tak bisa berhenti.”





Moo Yeom terus melangkah, dan mencoba tak mempedulikan sorot kekhawatiran Maria padanya. Tapi, hanya beberapa langkah tubuh Moo Yeom ambruk. Maria jelas bertambah panik. Dia melihat tangan Moo Yeom memegang bagian perut Moo Yeom yang terluka, dan Maria pun menaruh tangannya diatas tangan Moo Yeom, bersama-sama mereka berusaha menghentikan darah yang terus mengucur itu.



Malam ini, terlohat seorang wanita tengah berjalan sendirian. Di sekelilingnya tampak sepi. Tiba-tiba dia mendapat pesan bahwa taksi yang dipesannya tak bisa sampai ke daerah ini. Salju mulai turun, dan sang wanita mendadak mendengar suara siulan. Dia mencoba menoleh ke sumber suara. Tapi tak ada siapapun. Wanita itu menjadi semakin takut, dia mempercepat langkahnya.

Di balik semak-semak, seorang pria muncul dan mengamati langkah wanita itu. Ketika sang wanita berhenti untuk menoleh kembali, tiba-tiba dengan gerakan cepat seorang laki-laki menyergapnya. Diapun menjerit.




Kasus pertama terjadi, 24 Desember 2013

KOMENTAR :

Lamakah menunggu? Maaf ya, karena aku juga ketinggalan God’s Gift, terpaksa drama baru ini aku pending. Alhamdulillah, sekarang aku dapet partner untuk nulis sinop Gap Dong. Jadi untuk episode dua kalian bisa berkunjung ke blog Puji Eka Rini ya..nama blognya http://drama-favorite.blogspot.com/

Dia udah banyak juga nulis sinop, dan kata-katanya juga mudah dimengerti. Untuk selanjutnya aku yang membuat sinop Gap Dong episode ganjil, sementara Puji di episode genap. Tapi tenang saja, aku akan tetap apdet Link sinop kok..

Oya, drama Park Min Young yang A New Leaf juga akan aku buat duet bareng Puji…Semoga kalian suka yaa…^^

2 comments:

  1. siap...ditunggu yah mb...wah...harus buka blog baru lagi nih.......

    tengkyu

    san

    ReplyDelete
  2. seru drama ini mbak,tegang juga...misterinya dpt banget...emosix MY dpt banget,keren....Tae oh menakutkan,misterius....dtggu eps slanjutx y....gomawo....

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^