Thursday, 10 April 2014

Sinopsis The Flu (KMovie) Part 6 - END

[Episode Sebelumnya]


Gook Hwan yang berhasil menemukan Mi Reu langsung membawa paksa gadis kecil itu ke suatu ruang, dia menidurkan Mi Reu di meja, dan tak peduli dengan pemberontakan Mi Reu. Mi Reu terus memberontak, namun Gook Hwan jelas lebih kuat dari dirinya. Mi Reu takut dengan paman satu ini.

Gook Hwan menyuruh Mi Reu untuk diam, dia kemudian mengambil jarum suntik, dan berkata pada Mi Reu kalau darah Mi Reu sangat berguna baginya jadi dia mau Mi Reu tenang saja.
Mi Reu semakin takut.

Tiba-tiba Jin Ye datang, dia bertanya apa yang sedang Gook Hwan lakukan pada Mi Reu? Jin Ye terlihat tak suka dengan sikap kasar Gook Hwan pada anak kecil, terlebih jelas-jelas Mi Reu ketakutan.
Dengan tangan bergetar, Jin Ye mengarahkan pistolnya kearah Gook Hwan dan menyuruh Gook Hwan melepaskan Mi Reu.
Gook Hwan tak takut, dia menjawab kalau yang dia lakukan ini adalah untuk menyelamatkan mereka semua.

Jin Ye semakin mendekat, dan masih mengarahkan pistolnya kearah Gook Hwan, dia kemudian berkata

“Kau adalah orang yang hidup hanya untuk kepentinganmu sendiri”

Gook Hwan membentak Jin Ye, dan Jin Ye langsung menodongkan senjatanya ke pelipis Gook Hwan. Gook Hwan tahu Jin Ye ga mungkin menembaknya, sehingga dia berkata tembak saja jika Jin Yee berani. Gook Hwan semakin maju mendekati Jin Ye, sementara Jin Ye berjalan mundur, sambil memperingatkan Gook Hwan agar tak bergera. Senapan itu masih terarah ke Gook Hwan.








Staf pemerintahan kembali ribut, setelah presiden memperbolehkan In Hae melewati zona pertempuran, PM menolak keputusan presdien itu. Kini, Presiden berang sekali, dan staf lain mencoba menenangkan Presiden. PM berteraik pada Presiden menyuruh Presiden mengikuti saja perintahnya.
(Emang kamu siapa sih Kek..-_-)

Snyder semakin memperkeruh suasana dengan berkata kalau dia ga bisa begitu saja percaya dengan yang In Hae katakan. Iya, jika anak itu memiliki antibody, jika ternyata tidak?
Tugasnya bukan hanya menjaga Korea, tapi juga dunia internasional.




Gook Hwan mencekik leher Jin Ye, dan Jin Ye terus mempertahankan dirinya. Ji Goo berhasil datang, dan langsung memanggil Mi Reu. Mi Reu yang ketakutan bersembunyi dabawah kolong meja, dan lega melihat Paman Ji Goo datang. Mi Reu sambil menangis mendekati paman Ji Goo, dan Ji Goo menyuruh Mi Reu keluar.

Gook Hwan yang melihat itu tak sengaja (atau memang disengaja) melepaskan pelurunya kearah bahu Jin Ye. Ji Goo melihat temannya terluka, menjadi sangat tak terima dan segera menolong Jin Ye.



Pertempuran pun terjadi. Ji Goo menyerang Gook Hwan, begitu juga Gook Hwan. Mereka saling serang, dan juga saling mempertahankan diri. Ketika Ji Goo dalam kondisi terjepit, dimana dia dicekik lehernya dengan kawat besi, Jin Ye datang menyelamatkan. Akhirnya Ji Go berhasil diselamatkan.

Tapi kekuatan Jin Ye tak seberapa, dengan sekali pukul Jin Ye berhasil dilumpuhkan oleh Gook Hwan. Gook Hwan mulai menyerang Ji Goo lagi. Kini dia sudah membawa senjata dan bersiap menghantamkan senjatanya itu ketubuh Ji Goo. Ji Goo berusaha melawan. Dia menyeruduk perut Gook Hwan dengan kepalanya, dan berjalan terus maju, sampai mereka keluar tenda. Ji Goo tak mengetahui jika diluar tenda ada sebuah benda tajam, dan benda tajam itulah yang akhirnya tanpa sengaja menusuk perut Gook Hwan. Tusukan itu begitu dalam, sehingga nyaris menembus perut Gook Hwan. Ji Goo kaget, dia sendiri tak menyangka akan seperti ini. Gook Hwan pun mati seketika.





Di ruang staf pemerintahan, Snyder memberi perintah pada komandan pasukan untuk mempersiapkan diri menyerang para demonstran. Siapapun yang melewati garis polisi, segera tembak di tempat. Komandan pasukan pun mematuhi perintah itu.



Kim In Hae berusaha memberontak ketika tentara melarangnya lewat. Dia tak mengerti kenapa Presiden membatalkan perintah. Sementara itu, tim demonstran saling berpegangan tangan, dan membulatkan tekad untuk tak mundur. Tentara sudah memberi peringatan, jika ada yang melewati garis oranye, maka akan langsung ditembak.

Kim In Hae berhasil melepaskan dirinya, dan kini hampir mendekati garis oranye itu. Dia melambaikan tangan, menyuruh agar para demostran tak terus maju ke depan.

Mi Reu, kemudian menyeruak di tengah para demonstran sambil terus memanggil ibunya. Dia sudah berada di barusan paling depan, dan menangis sambil berteriak memanggil ibunya. Dia takut, karena orang-orang terus menyenggolnya. In Hae mendengar suara Mi Reu dan lega sekali melihat Mi Reu baik-baik saja.




Merekapun saling berlari untuk mendekat. Mi Reu senang melihat ibunya, sehingga dia mempercepat langkah kaki kecilnya agar segera sampai di dekat ibunya, sementara In Hae pun begitu.

Staf pemerintahan melihat semua dari layar mereka, dan ada yang harap-harap cemas begitu mengetahui Mi Reu sebentar lagi akan melewati garis oranye.
Komandan pasukan melalui teropongnya, melihat Mi Reu yang hampir mencapai garis polisi, dan menyuruh timnya untuk bersiap menembak. Pasukan tentu kaget, hati nurani mereka tak mengijinkan menembak bocah tak berdosa itu. Komandan pasukan marah, dan malah menodongkan senapannya ke kepala pasukannya yang membantah.

Mi Reu, bocah kecil itu tak tahu bahaya mengintainya. Dia terus berlari, sementara In Hae juga mempercepat langkahnya sambil berteriak menyuruh Mi Reu tak mendekat.
Ji Goo juga berlari di belakang Mi Reu, mencoba menghentikan Mi Reu.





Pasukan degan berat hati menarik pelatuk dan melakukan tembakan itu. Pasukan yang tak tega melakukan hal tersebut, memejamkan mata saat menembak, sehingga tembakan tak focus, dan tak mengenai Mi Reu. Mi Reu takut mendengar suara tembakan, sehingga dia menghentikan langkahnya. Dia hanya melihat langkah ibunya yang semakin mendekat. In Hae merentangkan tangan untuk memeluk Mi Reu, menyelamatkan Mi Reu, dari kemungkinan tertembak.

Tapi, tembakan itu menyentuh pundak In Hae. In Hae pun limbung, dan Ji Goo berhasil menangkap tubuh In Hae. Mi Reu menangis melihat ibunya terluka. Dia pun merentangkan tangan kearah para pasukan, sambil berteriak agar jangan menembak ibunya.

Sambil menangis Mi Reu berteriak

“Jangan tembak ibuku.”




Pasukan melihat itu dari tempat mereka, dan tersentuh dengan apa yang Mi Reu lakukan. Mereka jelas semakin tak tega untuk menembak Mi Reu.



Presiden melihat itu dari layar monitor, dan sangat marah. Walau marah Presiden sangat telat, tapi kini dia bertindak tegas. Dia menghampiri Snyder dan berkata agar Snyder menghentikan penembakan. Snyder tak menggubris itu, tanda bahwa dia tak akan menuruti keinginan Presiden.

Melihat Snyder tak melakukan apa-apa, Presiden lah yang akhirnya menghubungi komandan pasukan, dan memberi perintah untuk tidak menembak. Snyder tak kehabisan akal, dia menghubungi awak pesawat tempurnya, untuk meluncurkan serangan kedua.
Presiden mendengar itu, menjadi semakin memuncak emosinya. Dia tak menyangka Snyder sangat berlebihan dengan menyiapkan pasukan pesawat tempur.
Snyder berdalih kalau dia hanya berjaaga-jaga jikalau tentara Korea gagal. Snyder juga memberitahu kalau pesawat tempur akan tiba 10 menit lagi.



Benar saja, langit Korea sudah menampakkan pesawat tempur Amerika yang bersiap meluncurkan serangan udara.


Ji Goo tahu kondisi semakin gawat untuk mereka semua, dia kemudian mencari kamera CCTV, dan sambil menggendong Mi Reu, Ji Goo mengarahkan dirinya menghadap kamera lalu berkata

“Pak Presiden, tolong lihat sini. Anak ini berhasil sembuh dan selamat. Aku melihatnya sendiri, anak ini..Kim Mi Reu berhasil selamat dari virus mematikan itu.”



Presiden yang melihat itu, bertanya pada Prof. Yang bagaimana caranya agar mereka tahu Mi Reu memiliki antibody itu? Prof Yang menjawab tentu saja yang utama penyerangan harus dihentikan, karena mereka ga akan bisa menentukan jika penyerangan masih berlanjut. Bisa saja Mi Reu terluka, dan itu akan merugikan mereka.

Presiden setuju, dia menyuruh Sekretaris Negara untuk menghubungi Menteri Pertahanan. Sekretaris Negara jelas mematuhinya. Selagi Sekretaris Negara menelpon Menhan, Presiden berkata kalau keputusan mempertahankan ibukota negara, adalah yuridiksi Presiden. Jadi, kali ini tak ada yang bisa mencegahnya.

Setelah Sekneg berhasil menghubungi Menhan, dia memberikan sambungan telepon itu pada Presiden. Presiden dengan tegas menyuruh Menhan, untuk segera menyiapkan misil anti serangan udara. Jika terlihat satu saja pesawat tempur di kota Bundang, maka segera jatuhkan.

Snyder tak terima, dia mendekati Presiden dan berkata kalau tindakan Presiden ga bisa diterima. Otoritsnya tak bisa dikalahkan oleh Presiden. Presiden mana peduli, dengan tegas dia menjawab

“Orang-orang itu adalah rakyatku. Jadi, Tn. Snyder, secara resmi aku memperingatkanmu, aku akan menembak jatuh mereka semua.”




Suasana semakin sengit, pasukan pesawat tempur milik Snyder memberitahu kalau mereka sudah sampai di lokasi target. Sementara Sekneg yang terhubung dengan Menhan juga memberitahu kalau pesawat tempur mereka, juga sudah memasuki jarak tembak misil. Presiden yang menatap tajam pada Snyder memberi perintah untuk segera meluncurkan serangan udara.
Snyder akhirnya takut akan kegigihan Presiden, dia pun menyuruh agar serangan udara dibatalkan.



Presiden lega karena misi serangan udara Snyder dibatlakan, kemudian melalui pengeras suara yang tersambung ke lokasi demonstran, Presiden berkata

“Warga Bundang, ini aku Presiden Korea. Bagaimanapun keadaannya, pemerintah tidak akan menelantarkan kalian. Kami telah membatalkan semua serangan udara. Tolong untuk tenanglah disana. Segera akan dikirimkan bantuan untuk kalian.”

Para demonstran lega, mengetahui mereka masih bisa bertahan hidup. Ji Goo, dan In Hae pun tersenyum senang.
Tanpa sadar, Ji Goo dan In Hae menatap penuh makna, dan In Hae tak menolak ketika Ji Goo membenamkan kepalanya, ke dada Ji Goo. Kini mereka semua aman.





Snyder memberitahu Presiden, kalau dia sudah melaporkan Presiden ke PBB. Presiden menjawab dia mengerti. Jika ternyata Mi Reu ga punya antibody, maka dia akan bertanggung jawab secara penuh.



Petugas medis datang ke lokasi dan menyelamatkan semua warga. In Hae juga sudah mendapatkan pertolongan pertama untuk luka di bahunya. Langit cerah mulai menyelimuti Bundang. In Hae menatap Ji Goo yang sedang membalut lukanya dengan penuh senyum. Dia kemudian mengucap terima kasih. Ji Goo tersenyum senang, karena akhirnya In Hae mengucapkan terima kasih padanya. Dia jadi merasa keadaannya jadi lebih baik, setelah mendengar terima kasih dari In Hae. In Hae tertawa. Dia kemudian menyuruh putrinya untuk mengucapkan terima kasih pada Ji Goo.
Mi Reu tersenyum manis dan memeluk Paman Ji Goo, sambil mengucapkan terima kasih.




Mi Reu akhirnya dibawa tim medis, sebelum berangkat In Hae berkata pada Mi Reu agar Mi Reu tak takut, walaupun dia sangat ingin menemani Mi Reu, tapi kali ini kondisinya ga mungkin. Mi Reu cemberut, dia ga mau berpisah dari ibunya.

Ji Goo akhirnya berkata pada Mi Reu, kalau disana Mi Reu akan menolong nyawa orang banyak.
Akhirnya walau dengan berat hati, Mi Reu pun mau dibawa Prof. Yang dan tim medis lainnya.
Tiba-tiba Mi Reu bertanya pada Ji Goo

“Paman, akan baik-baik saja kan dengan ibuku?”

In Hae sedikit kikuk dengan pertanyaan itu, terlebih Ji Goo. Tapi kemudian Ji Goo mengangguk sambil tersenyum pada Mi Reu. Tanda bahwa dia akan menjaga ibu Mi Reu sebaik mungkin.




Setelah mobil yang membawa Mi Reu berlalu, Ji Goo dan In Hae tersenyum senang. Ji Goo memberanikan diri merangkul In Hae, dan In Hae sama sekali tak menolaknya. Merekapun mulai menyadari ada tunas baru yang tumbuh di hati mereka. Sehingga membuat hati mereka seolah saling bertaut.


Berita pun tersiar, bahwa Kim Mi Reu, anak yang selamat dari Virus mematikan itu, bisa dijadikan antibody.

**
Setelah beberapa waktu berlalu.

Ji Goo terlihat membantu seorang wanita yang roknya tengah terjepit dipintu sebuah transportsi umum. Wanita itu ga mau jika Ji Goo sampai membuat roknya sobek, padahal menurut Ji Goo hanya itu satu-satunya cara untuk membuat wanita itu selamat.

In Hae marah melihat wanita itu kasar pada Ji Goo. Ji Goo menenangkan In Hae, dan meminta In Hae berangkat saja dulu, nanti dia menyusul. In Hae merajuk dan menjawab kalau dia ga mau, dia maunya mereka pergi bersama-sama.

Mi Reu juga ada ditengah itu, dan berkata agar Paman Ji Goo segera menyelesaikan masalah rok Ahjumma itu. Mi Reu bahkan berkata pada wanita yang roknya tersangkut, kalau kehilangan rok kan bukan masalah besar. Wanita itu menjawab kesal pada Mi Reu. Dia berkata, memangnya dia harus memakai rok ibu Mi Reu? Ternyata Mi Reu masih memanggil Ji Goo dengan sebutan paman, padahal sepertinya In Hae dan Ji Goo sudah menjadi sepasang suami istri.
Jin Ye datang menyelamatkan Ji Goo, dia menyuruh Ji Goo segera berangkat ke bandara, dan biarkan masalah ini dia yang mengurus.




In Hae, Ji Goo dan Mi Reu akhirnya bisa melepaskan diri dari kekacauan kecil tadi. Sambil menggelendot manja di lengan Ji Goo, In Hae berkata

“Sayang, berhentilah mengurusi orang lain. Kau tetap orang baik kok, walaupun kau bersikap jahat.”

Ji Goo menjawab sambil menatap In Hae

“Aku mengerti.”

Merekapun akhirnya bisa hidup bahagia bersama.


THE END

KOMENTAR :

Berkali-kali menonton, aku masih merasa tersentuh di beberapa bagian dari drama ini. Aku suka sama sikap tegasnya Presiden, walau agak telat sih sadarnya. Udah parah kayak gitu, baru dia bertindak. Menyayangkan sikap presiden yang terlalu manut sama Perdana Menteri. Padahal yang Presiden kan dia, bukan si Perdana Menteri.

Masih heran sama Ji Goo, dia antibodinya mantep banget, tanpa masker tetap sehat. Berkelahi dengan Gook Hwan tanpa masker pun dia ga tertular. Hehehe
Akhir yang bahagia, karena In Hae dan Ji Goo bersama.^^

Terima kasih untuk sabar menanti, karena aku terlalu lambat dalam menulis synopsis film ini. Kadang mood bagus, kadang ga. Mohon dimaafkan..^^

7 comments:

  1. makasih mbak... sinopnyaaaa keren bingit bingit super duper bingit.... Azam Nadine

    ReplyDelete
  2. hhhuuyyyyyeeeeaah.....happy end....gomawo author...salut buat Ji Goo,trharu krna mi reu...benar kata author mski telambat tp salut juga buat presiden....gomawo mbak

    ReplyDelete
  3. Daebakkk,,
    sinopsis nya bikin deg-degan gimana gitu :)
    gomawo mbak :)

    #riny F.Y

    ReplyDelete
  4. trm kshnya atas sinopnya :D

    aku mw tanya kan mi reu btu saat bagian trkhir ? apa mi rue tertular lagi apa gk ?

    ReplyDelete
  5. Deaaaabbaaakkk...

    Makasih Onnie... Semangat terus yaaa...

    ReplyDelete
  6. makasih banget eonnie sinopsis the flunya ^^

    ReplyDelete
  7. keren dan sangat membantu sekali kak sinopsisnya .... :)

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^