[Episode Sebelumnya]
Salah seorang petugas tak sengaja melihat ibunya yang ternyata di area infeksi. Dia mendekati sang ibu yang duduk diatas kursi roda dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kondisi sang ibu sudah terlihat parah, dan anak itu bertanya bagaimana bisa ibunya sampai di tempat ini?
Ibu itu yang wajahnya sudah hampir dipenuhi bercak merah membuka masker dan menatap sedih pada anaknya. Dia menjawab kalau tadi dia ke pesta temannya, dan dia tak tahu jika virus ini menyebar begitu cepat, sehingga diapun akhirnya tertular.
Sang anak frustasi sekali, dia melepas maskernya dan langsung memeluk sang ibu. Ibu menolak, karena dia tak mau anaknya tertular. Tapi apa daya, anak itu sedih mengetahui orang yang dia sayangi terjangkit penyakit mematikan ini. Petugas lainnya, menarik mundur sang anak, tapi anak itu terus mencoba mendekati ibunya. Petugas terpaksa memukul si anak, dan ibu berteriak agar anaknya jangan dipukul.
Ji Goo ketahuan petugas, sehingga kejar-kejaran pun terjadi. Dia menggendong Mi Reu, dan terus berusaha lari agar tak tertangkap.
Kegaduhan terjadi, sang anak tadi mendorong kursi ibunya agar sang ibu tak dimasukkan ke area infeksi. Karena dia tahu ibunya tak akan diselamatkan, namun malah dibunuh diarea tersebut. Petugas yang lain berusaha menangkap. Si anak siap dengan senapannya, dan mengancam semua petugas yang akan mendekat, karena dia akan membunuh semua yang berani menghalanginya.
Ibu meminta anaknya agar tak melakukan hal seperti itu, karena dia akan baik-baik saja. Dia percaya akan dirawat di area infeksi. Anak itu menjelaskan pada ibunya kalau tak ada yang hidup di area infeksi. Semua mati disana. Petugas marah karena anak itu membocorkan rahasia, sedangkan banyak orang yang akhirnya mendengar.
Orang-orang yang di area non infeksi, mendengar kalimat si anak. Mereka jelas terkejut karena saudara mereka ada yang ditempatkan di area infeksi. Si anak berkata sambil menangis, kalau asap yang mereka lihat setiap hari adalah asap dari pembakaran mayat-mayat di area infeksi. Tak ada yang selamat. Semua yang masuk area itu, walaupun masih bernafas tetap akan dibakar dan mati.
Letusan terdengar, dan kegaduhan semakin terjadi.
Orang-orang yang tak terinfeksi merangsek maju ke daerah dimana jadi tempat pembakaran massal. Disana mereka melihat kenyataan yang mengenaskan, bahwa saudara mereka, orang-orang yang mereka cintai, bahkan banyak manusia yang masih bernafas seolah tak berarti. Semua seolah hanya seperti sampah yang harus dimusnahkan agar tak menimbulkan bau.
Ji Goo beruntung dengan kekacauan itu, karena petugas yang mengejarnya, lebih focus menenangkan orang-orang yang berdatangan. Ji Goo pun menggunakan HT yang dibawa Mi Reu, lalu dengan alat itu dia memanggil-manggil In Hae.
In Hae yang masih ada di area parkir, senang mendengar suara Ji Goo. Tapi belum sempat dia mendengar kabar apa-apa, staf medis mendekati In Hae, dan berkata kalau In Hae harus ikut mereka meninggalkan Bundang, untuk mengamankan Moon Sai. Antibodi akan segera dibuat. In Hae menolak, dia beralasan kalau putrinya masih ada di tempat ini, jadi bagaimana mungkin dia bisa pergi. Tiba-tiba massa bergerak akan mendekati In Hae, dan tim medis, sehingga In Hae ditarik oleh rekannya menuju mobil untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, melalui HT terdengar suara Ji Goo yang bertanya In Hae dimana. In Hae menjawab kalau dia ada di area parkir, dan meminta Ji Goo segera menyusulnya.
Mobil tim medis dikepung, dan berhasil dibuka paksa, tangan In Hae pun sempat ditarik sehingga HT yang menjadi alat komunikasi dia dengan Ji Goo terjatuh. Moon Sai melihat HT itu jatuh, langsung bergegas keluar untuk mengambilnya. Dia tahu In Hae butuh HT itu untuk mengetahui keberadaan Mi Reu. Saat keadaan kacau itulah Byung Ki berhasil menarik tangan Moon Sai, dan membawa Moon Sai menjauh. Tim medis jelas saja panik.
Byung Ki tersenyum puas karena berhasil mendapatkan Moon Sai, orang yang membuat adiknya meninggal. Dia pun langsung menusuk perut Moon Sai tanpa ampun. Tak hanya sekali. Tapi berkali-kali. Bahkan tim medis pun tak bisa menghentikan Byung Ki.
Ji Goo berhasil ke tempat parkir, dia melihat In Hae ditengah orang banyak dan berniat menyusul In Hae. Tapi In Hae tak melihat atau mendengar teriakan Ji Goo, semua tim medis berusaha keluar dari area ini dan berusaha melindungi Moon Sai yang terus mengeluarkan banyak darah. Sementara massa masih mencoba menaiki mobil tim medis untuk menunjukkan protes mereka.
Akhirnya tim medis berhasil keluar area parkir walau harus menabrak beberapa tempat secara paksa.
Presiden marah karena para tentara dan tim medis memilih mundur meninggalkan warga. PM menjelaskan kalau keadaan akan semakin parah jika tim medis dan tentara terkena virus itu. Presiden kesal dia berkata itu semua karena pemerintah tak menepati janji mengeluarkan semua orang yang tak terinfeksi setelah lebih dari 48 jam. Inilah akibatnya.
PM pun ngotot bahwa semua yang dilakukan tadi adalah hal terbaik.
Presiden menjawab bahwa yang terpenting adalah melindungi antibody, jika antibody aman maka semua juga aman.
Moon Sai mengeluarkan darah dari mulutnya. Tiba-tiba In Hae mendengar suara Ji Goo, dia langsung mengambil HT yang ada di tangan Moon Sai. In Hae lalu bertanya apa Ji Goo bersama Mi Reu? Ji Goo membenarkan. Dia sedang bersama Mi Reu saat ini. In Hae senang, dan bertanya lagi, apa putrinya masih hidup?
“Aku rasa dia baik-baik saja, aku tidak bisa tahu secara pasti, tapi yang kulihat kondisi Mi Reu mengalami kemajuan.”
Bertambah legalah In Hae mendengar kalimat itu dari mulut Ji Goo. Putri kesayangannya berhasil hidup. In Hae pun meminta agar Ji Goo terus memberitahunya kabar Mi Reu. Ji Goo menyetujuinya.
Situasi Bundang semakin tak terkontrol. Banyak warga yang akhirnya berhasil keluar dari area karantina, karena memang tim medis dan tentara ditarik mundur oleh pemerintah. Ji Goo berlari sambil menggendong Mi Reu. In Hae sudah memberitahunya dimana lokasi mereka akan bertemu.
Tiba-tiba langkah Ji Goo terhenti, dia melihat Jin Ye ada semobil dengan Gook Hwan. Dan Jin Ye terlihat memegang senjata. Ji Goo pun memilih kabur, karena dia tahu tak aman bertemu Gook Hwan saat ini. Tapi sayang Gook Hwan melihat Ji Goo, dan menyuruh Ji Goo berhenti. Gook Hwan hanya bertanya bukankah seharusnya anak itu sudah mati? Ji Goo berbalik dan melihat Gook Hwan yang menyelipkan pistol di tubuhnya.
Gook Hwan menyuruh Ji Goo memberikan Mi Reu padanya. Ji Goo tentu tak mau. Dia mendekap Mi Reu semakin erat, dan memilih segera pergi.
Presiden menyuruh agar evakuasi dibatalkan, tapi PM dan Dubes Amerika menolak usul Presiden. Presiden menatap tajam pada Dubes Amerika itu, tanda bahwa perintahnya lah yang harus didengar di tempat ini.
Malam sudah berlalu, dan pagi menjelang. Tapi In Hae dan tim medis belum berhasil sampai di Seoul, sementara kondisi Moon Sai semakin kritis. Moon Sai membuka mata, dan berkata maaf pada In Hae. In Hae menggeleng, dan meminta Moon Sai untuk tak bicara banyak-banyak. Sebentar lagi mereka pasti sampai.
Nafas Moon Sai semakin melemah, dan dia kembali berkata bahwa dia tak bisa pulang. Dia kembali meminta maaf. In Hae hampir menangis, meminta Moon Sai untuk terus bertahan.
Sementara keadaan kota semakin parah. Perbatasan wilayah barat sudah berhasil diterobos massa, dan petugas yang memblokade tak bisa berkutik karena banyaknya massa yang menerobos. Gook Hwan dan romobongannya memprovokasi warga agar mereka semua menyebarkan virus ini sampai ke Seoul.
“biarkan Seoul terinfeksi, dengan begitu pemerintah baru akan memperhatikan kita” Ucap Gook Hwan dengan lantangnya.
Warga yang mendengar, merasa bahwa ide Gook Hwan benar, sehingga mereka semua bergerak maju menuju Seoul, untuk menyebarkan virus ini.
In Hae sudah sampai, dan Prof. Yang langsung menuju mobil tim medis untuk melihat Moon Sai, tapi tenyata Prof. Yang mendapati bahwa Moon Sai sudah meninggal. Prof. Yang pun langsung memberitahu presiden bahwa antibody tak berhasil diselamatkan. Presiden tentu tak percaya mendengar ini semua.
Prof. Yang menghalangi jalan In Hae yang berniat menuju lokasi di massa sedang berdemo. Tapi In Hae menjawab bahwa putrinya ada disana, dan Mi Reu masih hidup. Prof. Yang bertanya apa In Hae yakin jika Vaksin dari Moon Sai menghasilkan antibody di tubuh Mi Reu? In Hae menjawab dia belum terlalu yakin, tapi yang jelas putrinya masih hidup.
Prof. Yang masih menghalangi In Hae, dengan berkata kalau Bundang sangat tak aman sekarang ini. Lebih baik In Hae jangan pergi.
“Professor, putriku masih menunggu ibunya datang. Jadi, aku harus kesana” jawab Mi Reu tegas.
Dubes Amerika bertanya pada PM, kalau PM ga akan membiarkan virus semakin menyebar kan? Terlebih antibody sudah dinyatakan meninggal. PM menjawab mantap kalau tentu saja dia tak akan membiarkan itu. Ini demi keselamatan negeri. PM pun melihat kelayar monitor dimana massa sebentar lagi berhasil menerobos blokade terakhir. Petugas juga sudah bersiap dengan senjata mereka. Dan benar saja, pagar pembatas itu roboh, dan massa bergerak maju. Sementara itu di tempatnya, PM mengumumkan kalau penembakan diijinkan.
Di lokasi, petugas sudah bersiap menembak dan sudah mengambil posisi. Seorang wanita maju dan berkata kalau dia bukanlah orang yang terinfeksi. Wanita itu memperlihatkan lehernya yang tidak ada bercak merah. Diapun bahkan melepas kancing bajunya untuk memperlihatkan bahwa dia bebas dari virus ini. Jadi kenapa pemerintah harus bertindak kejam?
Gook Hwan melihat Mi Reu dan Ji Goo berdiri di belakang wanita yang sedang berteriak tersebut. Dia mengacungkan pistolnya bersiap menembak. Tapi tepat saat Gook Hwan menarik pelatuk, Jin Ye langsung memegang tangan Gook Hwan, sehingga tembakan malah mengenai salah satu petugas yang berjaga. Tentu saja suara letusan dari senapan Gook Hwan membuat suasana semakin kacau.
Keadaan semakin parah, banyak yang mati tertembak, sementara Ji Goo terus melindungi Mi Reu agar selamat.
Presiden marah, dan berteriak kesal pada Dubes Amerika yang lancang sekali memberi perintah penembakan. Rakyatnya tak bersalah, kenapa harus dibunuh? Dubes Amerika yang bernama Snyder itu menjawab apa Presiden ingin mengorbankan seluruh negeri? Inilah jalan terbaik. Melenyapkan semua yang kemungkinan terinfeksi. Presiden semakin geram, dia mencengkeram jas Snyder lalu berkata rakyatnya sama sekali tak bersalah. Tiba-tiba PM berkata kalau penembakan itu adalah perintahnya.
Presiden mendekati PM yang beralasan kalau dia juga dengan berat hati memutuskan perintah tersebut. Presiden tak peduli dengan alasan PM dan berkata kesal, kalau PM begitu tega mengorbankan warga sendiri.
“Kau membunuh wargamu sendiri. Apa kau tahu itu?!!”
PM tak kalah geramnya, dia menyodorkan catatan bahwa semua ini ga ada solusinya, dan penembakan adalah jalan terbaik. Blokade Bundang awalnya hanya 35% tapi sekarang menjadi 96%.
Itu berarti virus menyebar dengan cepat.
Pembersihan kota Bundang pun diberlakukan. Snyder yang memerintahkan itu.
Melihat banyak orang terluka, membuat naluri Ji Goo sebagai seorang regu penyelamat muncul. Dia menaruh Mi Reu di tempat yang menurutnya aman, dan menyuruh Mi Reu diam disini dulu, karena dia akan segera kembali. Mi Reu enggan ditinggal paman Ji Goo, dia bahkan memeluk Ji Goo dan meminta agar Paman Ji Goo bersamanya saja. Dia takut sendiri.
“Mi Reu…kau tahu orang-orang disana sangat menderita? Paman harus menolong mereka.” terang Ji Goo pada Mi Reu. Dia berharap Mi Reu mengerti
Mi Reu menjawab
“Apa itu karena paman adalah anggota dari regu penyelamat?”
Ji Goo mengangguk senang, karena Mi Reu mengerti. Mi Reu pun kembali berkata kalau Paman Ji Goo menolong mereka sama seperti paman Ji Goo menolongnya kan? Ji Goo mengangguk senang, tanda Mi Reu paham akan apa yang dia katakan.
“Apapun yang terjadi, paman akan menjaga Mi Reu.”
Mi Reu memeluk Ji Goo erat, dan berkata kalau dia akan menunggu Paman Ji Goo disini. Jadi paman Ji Goo harus segera kembali. Ji Goo mengangguk.
In Hae terus berlari, dan sudah melihat bahwa lokasi yang ditujunya semakin dekat. Dia pun mencoba menghubungi Ji Goo untuk bertanya dimana Ji Goo berada. In Hae menggunakan HT itu, dan memanggil nama Ji Goo. Mi Reu, di tempat persembunyiannya mendengar suara sang ibu dan menjawab panggilan itu.
In Hae senang mendengar suara anaknya dan bertanya apa Mi Reu baik-baik saja? Mi Reu menjawab iya, dia juga menyuruh agar ibunya segera datang karena dia sangat takut di tempat ini.
Presiden memerintahkan PM untuk melucuti senjata para tentara. Tapi PM menolak, karena itu adalah keputusan bersama antara KOREA – AS.
Staf lain, menenangkan Presiden. Tapi Presiden tak suka. Amarahnya sudah memuncak.
Prof. Yang datang mengabarkan kalau ada anak yang berhasil hidup setelah mendapatkan antibody dari Moon Sai, dan anak itu bisa mereka jadikan antibody untuk mengobati seluruh warga yang terinfeksi.
Walikota memarahi Prof. Yang yang lancang menginterupsi mereka semua. Tapi Presiden tak peduli dengan Walikota, dia malah menyuruh Prof. Yang untuk bicara berdua saja dengannya.
In Hae masuk ke ruang dimana, dia bisa melakukan Video Call dengan Presiden. In Hae meminta agar dia bisa melewati zona pertempuran dengan aman, karena dia yakin putrinya hidup dan bisa menghasilkan antibody. Presiden bertanya apa In Hae yakin dengan itu? In Hae mengangguk mantap.
Sementara itu, Mi Reu harap-harap cemas menunggu ibunya dan paman Ji Goo. Tiba-tiba ada seseorang yang di dekatnya, dan itu adalah Gook Hwan. Gook Hwan baru saja tertembak, tapi masih terlihat kuat. Dia tersenyum puas begitu melihat Mi Reu. Gook Hwan berkata agar Mi Reu mendekatinya, sementara Mi Reu takut melihat Gook Hwan. Diapun mundur untuk menyembunyikan dirinya. Mi Reu sangat takut sekali. Kenapa ibu dan Paman Ji Goo belum datang juga?
Ji Goo kembali ke tempat dimana Mi Reu dia sembunyikan tadi, tapi ternyata tak ada Mi Reu disana. Hanya ada HT yang menjadi penghubung antara dia dan In Hae. Ji Goo cemas. Kemana Mi Reu pergi?
Bersambung ke part 6 (FINAL)
KOMENTAR :
Presiden terlalu percaya pada PM. Apa yang PM putuskan presiden cuma marah tapi tak membatalkan. Presiden baru bertindak setelah banyak korban yang jatuh. Keadaan semakin kacau.
Apakah Mi Reu berhasil diselamatkan? Karena Gook Hwan berhasil membawa Mi Reu. Gook Hwan butuh darah Mi Reu, karena dia juga termasuk orang yang terinfeksi.
Tolong bersabar, untuk part selanjutnya. Aku ga akan meninggalkan sinopsisnya kok..
Sebel sama gook hwan nya,semoga aja mireu selamat,makasih sinopnya mbak,ditunggu part 6 nya,penasaran banget
ReplyDeleteHaaadeewwww....baru juga nongol udh bikin tegang & msh kontinyuuuuu lagi....bikin penasaran mbaaaaakkk....posting laaageeeee yyyaaaa....heheheee gomawo
ReplyDeleteGook Wan Gila...PM n Dubes Amrik kejamx...
ayo mba, aku penasaran banget sama finalnya, plis mba aku mohon, sinopsisnya besok udah ada ya mba, soalnya aku besok terakhir buka internet:( soalnya mau siap siap UN mba:(
ReplyDeleteFinalnya mana mba?
ReplyDeletelanjut plis. makin penasaran endingnya, fighthing!!! makasih udah bwat sinosisnya ^^
ReplyDeleteLanjutin dong mbak .. ak penasaran banget sm ni drama ^^
ReplyDeleteFilm ini memperlihatkan sekali bahwa korea itu sangat diatur oleh Amerika. Padahal seharusnya Amerika tidak punya hak memberi perintah dinegar korea tanpa persetujuan presiden korea
ReplyDelete