[Sebelumnya di episode 21]
Ha Myung Geun mencoba kembali menghubungi Ah Mi, karena tiba-tiba Ah Mi yang tadi menghubunginya mematikan telepon, padahal mereka belum bicara. Tapi ternyata nomer Ah Mi ga aktif.
Myung Geun yang ada di kamar Eun Joong, berdiri dan menatap foto keluarga yang ada di meja Eun Joong. Dalam hati dia berkata “Bagaimana bisa aku berpisah darinya? Tapi kelihatannya lebih baik bagimu meninggalkanku, daripada aku yang meninggalkanmu Eun Joong. Baiklah, biar kita dipisahkan oleh kebencian. Mari ucapkan salam berpisah, sambil menggertakkan gigi dengan benci. Mari berpisah dengan saling mencaci maki, seperti kita tidak akan bertemu satu sama lain lagi. Mari lakukan itu, bermusuhan dengan saling memunggungi dan saling melawan satu sama lain.”
Episode 22
Ha Eun Joong yang kesal merebut ponsel Ah Mi dan mematikan ponsel itu agar Myung Geun tak bisa mengetahui keberadaannya. Dia benar-benar ga mau mendengar nama itu atau berbicara tentang orang itu, karena itu akan membuat luka dihatinya bertambah besar.
Eun Joong meminta maaf karena sudah berteriak pada Ah Mi dan membuat Ah Mi kaget.
Ah Mi menjawab dia senang karena Eun Joong berteriak padanya.
Eun Joong menoleh heran, dan Ah Mi menjelaskan kalau Ahjussi Ha sudah tahu Eun Joong tidak mengalami Afasia.
Ahjussi Ha mengatakan bahwa Eun Joong sengaja membungkam mulut dan menutup Hati.
Tapi dia cukup senang, karena walaupun Eun Joong ga bisa membuka hati, Eun Joong toh sudah membuka mulut, meskipun itu sebuah teriakan.
Eun Joon bertanya bagaimana bisa Ah Mi tahu dia ada disini?
Ah Mi langsung membuka tas dan mengeluarkan ponsel Eun Joong. Dia lalu memperlihatkan SMS masuk yang menyebutkan Eun Joong menarik uang dalam jumlah besar.
Ah Mi heran dan bertanya kenapa mengambil uang sebanyak itu?
Eun Joong menjawab kalau ini saatnya gajian, dia berencana menghabiskan seluruh uangnya dan baru kembali. Ah Mi menjawab akan memakan waktu lama jika menghabiskan uang sebanyak itu di tempat seperti ini. Eun Joong tak peduli, dia kemudian menyuruh Ah Mi makan lalu kembali pulang.
Ah Mi menolak, dia dengan penuh senyum mengajak Eun Joong menghabiskan uang itu bersama-sama. Ah Mi kemudian tak sengaja memanggil Eun Joong dengan sebutan Detektif Ha, dan Eun Joong ga suka. Bukankah dia sudah meminta Ah Mi untuk memanggilnya Eun Joong saja. Ah Mi bertanya, apa itu sangat penting sekarang? Eun Joong mengiyakan, baginya itu sangat penting.
Ah Mi dan Eun Joong beralih ke dalam tenda. Mereka sudah mulai akan menikmati makan malam. Melihat banyaknya masakan yang Eun Joong buat, Ah Mi pun bertanya, apa semua ini akan dimakan? Eun Joong menjawab tentu saja makanan ini dibuat untuk dimakan, memangnya dia memasak hanya untuk dinilai saja? Ah Mi menjawab apa ini ga kebanyakan untuk dimakan oleh Eun Joong yang sendiri?
“Setelah makan, aku jadi lapar. Setelah tidur aku juga jadi lapar. Meskipun aku terus makan, aku tetap merasa lapar. Saat aku makan malam, aku sudah memikirkan apa yang akan aku makan saat pagi. Saat aku sarapan pagi, aku juga sudah memikirkan apa yang akan aku makan ketika siang. Sepertinya inilah hidup yang aku inginkan.”
Eun Joong menyuruh Ah Mi segera makan, dan saat Ah Mi mencicipinya, Ah Mi merasa ini sangat enak. Eun Joong tahu itu dan dia tersenyum sambil membentuk angka dua di jarinya. Ah Mi pun ikut tersenyum.
Ah Mi mendapat ide dengan mengajak Eun Joong main go-stop dengan uang sebagai taruhannya. 1 juta won per poin. Ah Mi sengaja melakukannya, agar uang Eun Joong cepat habis, dan sesuai janji Eun Joong akan pulang.
Kini, Eun Joong bermain go-stop dengan Ah Mi, sepertinya Eun Joong kalah dan dia jadi gusar, karena uangnya mulai menipis. Diapun melirik ke kaki Ah Mi yang mana uang Ah Mi sangat banyak. Melihat Eun Joong yang kesal karena kalah terus, Ah Mi jadi tertawa senang.
Tapi tanpa disangka, Ah Mi bermain curang. Dia sudah menyembunyikan beberapa kartu yang cocok di balik lengan bajunya, supaya dia bisa mengalahkan Eun Joong.
Eun Joong tanpa sengaja melihat gerak tangan Ah Mi yang menyusup di balik lengan kemejanya, diapun tahu Ah Mi sudah menipunya dari tadi.
Eun Joong langsung memegang tangan Ah Mi yang mana tersimpan bukti bahwa Ah Mi sudah bermain curang. Eun Joong menatap kesal pada Ah Mi dan bahkan hampir memukul Ah Mi, tapi Ah Mi berubah ketakutan, sehingga Eun Joong membatalkan niatnya untuk memukul.
Ternyata benar, di balik lengan kemeja Ah Mi tersimpan beberapa kartu yang disembunyikan Ah Mi dan akan digunakannya untuk mengalahkan Eun Joong.
Eun Joong bahkan menakuti Ah Mi. Dia berkata, seorang penipu harus dipotong tangannya supaya sadar, dan di belakang ada pisau untuk memotong. Ah Mi pun sangat takut dibuatnya. Dia kemudian mengaku kalau tadi dia hanya bercanda saja.
Eun Joong meminta semua uang yang Ah Mi menangkan untuk dikembalikan, Ah Mi menjawab baiklah. Dia akan mengembalikan uang Eun Joong. Ah Mi pun membereskan uang itu, tapi kemudian dia berkata kalau dia akan mengembalikan uang Eun Joong setelah dia kembali dari kamar mandi. Eun Joong akan protes tapi Ah Mi sudah keburu pergi.
Ah Mi yang sudah jauh dari Eun Joong, mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi Ahjussi Ha. Ah Mi mengatakan dimana dia dan Eun Joong sekarang berada. Jika Myung Geun ingin datang, lebih baik besok pagi saja, karena layanan kapal ferry sudah ga ada malam-malam begini.
Myung Geun menjawab bahwa dia ga akan kesana, dia sudah cukup puas jika Eun Joong baik-baik saja.
Ha Eun Joong menatap laut di depannya dengan perasaan yang kalut. Di benaknya penuh dengan berbagai macam ingatan yang tak ingin diingatnya. Entah kenapa Eun Joong jadi mual dan berasa ingin muntah, dia pun mengernyit kesakitan dan teringat kembali alasan Tae Ha menembaknya malam itu.
Tapi yang menyakitkan ternyata lebih dari itu, jika dia mengingatnya, dia tahu bahwa saat dia tertembak, kesadarannya masih belum hilang. Dia masih bisa mendengar ayahnya datang, dan berkata pada Tae Ha bahwa dia adalah putra kandung Tae Ha. Putra yang diculik dan dibesarkan oleh Myung Geun. Kenyataan itulah ternyata yang membuatnya semakin merasa sakit.
Dengan perasaan penuh kecewa, Eun Joong melangkah semakin mendekati air. Dia terus melangkah seolah kehilangan pikirannya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Bagaimana bisa dia adalah putra Jang Tae Ha, laki-laki yang sangat dibencinya? Dan bagaimana bisa, Myung Geun, ayah yang disayanginya ternyata adalah laki-laki yang menculiknya sat kecil, dan memisahkan dia dari keluarganya.
Ah Mi yang melihat Eun Joong semakin ke tengah laut, mulai berlari menghentikan Eun Joong. Ia berhasil memegang tubuh Eun Joong dan meminta Eun Joong segera kembali ke tepi.
Ha Eun Joong benar-benar terlihat tanpa ekspresi. Dia kemudian teringat kembali kenangan saatnya kecil dulu, dimana Myung Geun saat itu benar-benar membencinya, dan tidak mau dipanggil ayah olehnya.
Eun Joong pun menangis mengingat itu, sambil menatap langit yang terhampar diatasnya.
Dia benar-benar terisak, dan Ah Mi tak mampu berkata apa-apa untuk menenangkan Eun Joong. Dia hanya menatap Eun Joong dengan sedih.
*pas nangis kayak gitu jelek lo, Oppa..hihihi
Ha Eun Joong menatap Ah Mi dan berkata “Di suatu tempat yang jauh..bersamaku..apakah kau mau pergi bersamaku ke tempat yang sangat jauh?”
Ah Mi tak tahu harus menjawab apa, dia hanya terdiam sambil terus menatap Eun Joong. Tapi kemudian Ah Mi berkata bahwa dia akan menjawabnya setelah mereka sampai di tepi.
Lalu, entah mengapa Eun Joong langsung memeluk Ah Mi erat. Dia menangis sambil terus mendekap Ah Mi dan berkata bahwa dia sangat takut akan masa lalunya dan juga masa depannya.
Ah Mi pun tak menolak berada dalam dekapan Eun Joong, yang dia tahu sedang mengalami guncangan sangat hebat sehingga terlihat rapuh seperti sekarang.
Keesokan paginya, Jang Tae Ha datang ke rumah Myung Geun. Dengan geram dia bertanya dimana putranya? Myung Geun mengajak Tae Ha bicar diluar, tapi Tae Ha tak mau dan malah mendorong tubuh Myung Geun serta menahan tubuh itu dengan tangannya. Dia terus bertanya dimana Eun Joong nya?
Myung Geun tak takut dan menjawab jika saja saat itu Eun Joong tak bisa diselamatkan maka dialah yang akan membunuh Tae Ha. Kali ini dia serius, dia akan membunuh Tae Ha dan kemudian membunuh dirinya sendiri.
Tae Ha bertambah geram dan berkata kalau begitu seharusnya dari dulu dia sudah membunuh Myung Geun.
Myung Geun tak takut sedikitpun dia membalas bahwa dia lebih menyesal karena tak membunuh Tae Ha, daripada menyesal karena sudah menculik Eun Joong.
“Itu adalah penyesalan terbesarku bahwa aku tidak membunuhmu, Jang Tae Ha. Penyesalan yang lebih daripada menculik Eun Joong.”
“Aku..meskipun putraku sadar, aku akan tetap membunuhmu. Dengan tanganku sendiri aku akan membunuhmu. Aku akan penggal kepalamu”
Tae Ha dengan geram mengatakan hal itu, tapi kemudian terdengar suara Soo Young yang bertanya pada ayahnya siapa itu?
Tae Ha mendengar akan ada orang datang, melepas cengkaramannya pada Myung Geun dan bersikap biasa saja.
Soo Young mendekat dan bertanya pada ayahnya ada apa? Myung Geun menjawab ga ada apa-apa dan menyuruh Soo Young segera berangkat kerja.
Soo Young yang melihat Tae Ha dan merasa ga kenal dengan wajah Tae Ha bertanya pada ayahnya, siapa itu? Myung Geun menjelaskan kalau itu orang yang dikenalnya. Dengan sopan Soo Young menyapa Tae Ha dan memperkenalkan dirinya.
Tae Ha terus menatap kepergian Soo Young dan bergumam dalam hati “Putri kesayanganmu..Aku akan menyakitinya dengan mendorongnya ke dalam matamu.”
Jang Tae Ha membawa Myung Geun untuk mengurus surat-surat kematian Ha Gun Young. Kang Ho ada disana tentu menemani bosnya, dan Tae Ha berkata pada Myung Geun kalau dia harus mendapatkan putranya kembali.
Petugas yang mengurus surat-surat itu merasa terhormat karena ketua Jang mau datang ke tempatnya sepagi ini. Tanpa basa-basi Tae Ha meminta petugas itu mengurus dokumen kematian Ha Gun Young segera. Petugas tentu tak membantah.
Tae Ha kemudian beralih pada Myung Geun dan menyuruh Myung Geun segera membubuhkan stempel pada surat peryataan itu.
Myung Geun pun mengambil stempelnya, dan Tae Ha berkata “Putramu harus mati, agar putraku bisa hidup. Jadi, jangan buat putra orang lain seperti hantu.”
Akhirnya Myung Geun membubuhkan stempelnya pada dokumen kematian atas nama Ha Gun Young, putranya yang memang sudah tiada.
Jang Tae Ha puas karena Myung Geun sudah menyetujui surat ini, dia pun berkata dengan adanya pernyataan ini, maka tidak ada lagi nama Ha Gun Young ataupun Ha Eun Joong sebagai putra Myung Geun. “Kedua putramu sudah meninggal. Mulai sekarang, Eun Joong adalah putraku.”
Myung Geun menatap Tae Ha dan berkata itu tak masalah untuknya, karena baginya, baik Ha Gun Young ataupun Ha Eun Joung, keduanya masih terasa hidup dalam hatinya.
Pagi ini, Eun Joong yang terbangun dari tidurnya melangkah keluar tenda, namun dia merasa ada yang menahan kakinya. Diapun melihat kakinya yang sudah dipasangi seutas tali.
Eun Joong mengikuti arah tali itu berasal, dan dia mendapati Ah Mi di tenda satunya sedang tertidur dengan posisi duduk sambil kedua tangan memegang tali. Tali yang tersambung dengan tali di kakinya. Ternyata tali itu juga diikat di salah satu pergelangan tangan Ah Mi.
Eun Joong pun menatap Ah Mi yang terlelap.
Entah mengapa dia memegang dadanya yang mungkin bergetar hebat saat dia menatap Ah Mi. dalam hati Eun Joong bergumam, “apa yang harus aku lakukan karena semakin lama aku semakin menyukaimu? Tapi, aku adalah musuhmu. Fakta bahwa aku mungkin putra dari musuhmu."
Tiba-tiba Eun Joong menarik tali itu, membuat Ah Mi terdorong ke depan dan bangun dari tidurnya dengan posisi tepat di depan wajah Eun Joong. Dia kaget. Tapi Eun Joong malah tersenyum manis, dan mengucapkan selamat pagi pada Ah Mi.
Eun Joong mengajak Ah Mi untuk gosok gigi, tapi Ah Mi menjawab kalau mereka harus melepaskan ikatan ini dulu. Eun Joong menjawab, agar Ah Mi melepas ikatan itu sambil jalan. Tapi ternyata karena Ah Mi masih sibuk mencari sepatu dan sedikit tergesa-gesa, ikatan itu pun belum sepenuhnya terlepas dari tangan Ah Mi. Hal itu membuat Eun Joong terjatuh dan mengaduh kesakitan. Melihat Eun Joong kesakitan, Ah Mi tertawa terbahak-bahak.
Melihat Ah Mi tertawa seperti itu, Eun Joongpun ikut tersenyum.
Ha Eun Joong dan Ah Mi sedang gosok gigi bersama, Eun Joong mengajak mereka kembali hari minggu nanti. Ah Mi meminta agar dipersingkat saja, jadi hari sabtu. Eun Joong pun setuju, Ah Mi senang tak menyangka.
Kini, mereka berjalan di tepi pantai. Menikmati air laut, dan berlari saat air mulai mendekat. Mereka benar-benar menikmati waktu ini bersama.
Jang Tae Ha sedang di kantor ditemani seseorang, dia menyodorkan obat istrinya, dan bertanya pada orang itu tentang jenis obat apa yang diminum istrinya ini?
Orang tersebut sepertinya dokter yang menangani Hwa Young, dokter itupun menjelaskan kalau itu adalah obat anti depresi dan juga obat tidur.
Tae Ha kemudian mnenyuruh dokter itu untuk mengganti obat istrinya dengan obat Thorazapine. Dokter terkejut dan menjelaskan kalau obat itu untuk orang yang kena Skizofrenia.
“Kalau orang normal yang meminumnya, maka lidahnya akan membengkak, pikirannya akan menjadi kabur, tubuhnya akan sangat terpengaruh, dan tidak mungkin orang itu bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari.”
Tae Ha menjawab maka dari itu dia mau resep untuk istrinya diganti. Dia memang ingin agar pikiran istrinya menjadi tak jelas, maka tubuhnya ga bisa melakukan apapun. Dia juga bertanya berapa bayaran yang dokter itu mau? Apa 1,8 milyar won oke?
Tae Ha juga bilang kalau dia tahu hutang dokter itu sangat banyak, jadi uang segitu dia rasa cukup untuk melunasi hutang-hutang sang dokter. Dokter galau, namun dia menolaknya. Dia malah akan melaporkan ini pada polisi.
Tae Ha tak takut dan berkata jika dokter bisa membuat diagnosis bahwa istrinya tak kompeten, maka dia akan menambah 2 milyar won lagi, selain jumlah yang tadi. Dokter semakin bertambah galau, dia tergoda dengan jumlah uang itu, namun nuraninya juga tak ingin melakukannya.
Kemudian Tae Ha berkata, jika dokter ga mau dia bisa mencari dokter lain, karena masih banyak dokter di Korea ini. Jadi dia butuh jawabannya sekarang juga.
Di kantornya, Hwa Young sedang berbicara dengan pengacaranya dan membahas tentang masalah warisan. Dia bertanya, jika ada sesuatu yang tak beres dengannya, bisakah pengacara Song mengesahkan semua yang terkait warisan yang sudah dibuatnya?
Hwa Young berkata jika nanti ada sesuatu yang tak beres padanya, dia mau warisan yang dia miliki, diserahkan bukan untuk suaminya melainkan untuk putranya.
Eun Joong-Bok datang, dan Hwa Young menatap tak suka pada putranya itu. Eun Joong-Bok memberitahu bahwa sekarang dia disuruh memanggil Ayah dengan sebutan Ketua Jang. Lalu apa dia juga harus memanggil ibu dengan sebutan Nyonya?
Hwa Young kaget mendengarnya, dia hanya menatap Eun Joong-Bok. Kemudian Eun Joong-Bok berkata bahwa dia sama sekali tak sakit hati dengan Ayah, Meskipun Ayah melemparkannya keluar dan menelantarkannya. Namun, dia ga akan pernah menelantarkan Ayah.
“Di dunia ini, tidak seorangpun yang mencintaiku sepenuhnya seperti Ayah. Tidak seorangpun. Tidak juga orang tua yang melahirkanku. Dan tidak juga ibu yang sudah membuatku begini.”
Eun Joong-Bok kemudian menyerahkan surat pengunduran diri pada Hwa Young. Hwa Young terkejut dan memanggil nama putranya itu. Tapi, Eun Joong-Bok menjawab kalau nama itu bukan miliknya lagi.
“aku sekarang seperti hantu, aku tidak punya nama, dan tidak ada dalam catatan keluarga. Aku hanya hantu tanpa esensi. Dan itu berkatmu, Ibu. Berkat ibu aku menjadi seseorang yang tidak pernah ada lagi di dunia ini. Kemarahan yang tidak tertahankan pada ibu, membuatku sadar bahwa aku masih hidup. Membuatku sadar bahwa aku sudah bertahun-tahun hidup. Aku akan hidup dengan kemarahan ini mulai sekarang. Dengan kemarahan itu, akan akan terus hidup. Untuk membesarkanku, aku tidak berfikir bisa mengucapkan terima kasih.”
Eun Joong-Bok pun berlalu, dan meninggalkan Hwa Young yang hanya mampu menangis. Dia memang marah pada Eun Joong-Bok, tapi bagaimanapun dialah yang membesarkan bocah itu, dan dia masih tetap menyayangi Eun Joong-Bok.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Heran aku sama Eun Joong-Bok, bukankah yang tulus menyayanginya adalah hanya Hwa Young? Cuma Hwa Young yang tahu Eun Joong-Bok itu palsu, tapi dia tetap menganggapnya seperti anak sendiri.
Lha kenapa malah marahnya sama Hwa Young? Dasar anak ga tahu diuntung..hihihi
Tae Ha jahatnya ampun banget ya..masak obat istrinya mau diganti..
pmengerikan banget..
Lihat Ah Mi dan Eun Joong, kayak kurang banget chemistrynya. Mereka itu kayak bukan pasangan yang saling cinta gitu. Yah,minimal tatapan matanya si Eun Joong, ga berbinar (?) waktu melihat Ah Mi.
Kurang suka deh sama pasangan ini.
Tapi, sayangnya Joo Ha dan Jin Woong ga kelihatan di part ini. Jadi ga ada yang romantic..Hihihi
Aduh itu jang tae ha kpn insaf_nya? Makasih sinop_nya sehat selalu dan tetap Sέ♍äπƍάτ..".
ReplyDelete