Episode 3
kemarin diakhiri dengan keterkejutan Addie, Ah Ri, Tae Baek dan Ji Yoon karena berada pada satu tempat yang sama.
Episode 4
Flashback sebentar kenapa kok bisa Tae Baek tiba-tiba menghajar laki-laki yang lagi menggoda Ah Ri.
Saat itu Tae Baek sedang menerima telepon, sehingga dia harus keluar ruangan. Saat itulah dia melihat Ah Ri sedang diperlakukan tidak baik oleh laki-laki. Karena Tae Baek melihat Ah Ri merasa terganggu, diapun segera melayangkan tinjunya pada laki-laki kurang ajar itu.
Ah Ri melihat dengan mata basah karena menangis, bahwa Tae Baeklah yang menolongnya. Sedang Addie yang sudah duiluar dari tadi hanya melihat saja dari jauh.
Saat itulah Ji Yoon keluar, mungkin ingin memanggil Tae Baek, dan menyadari situasi diluar yang kacau.
Tae Baek memegang tangan Ah Ri dan berkata kalau dia ingin bicara. Ah Ri menolak, dan meminta dilepaskan, tapi Tae Baek tetap memaksa. Ah Ri berteriak lepaskan pada Tae Baek, dan Tae Baek balas berteriak kalau dia perlu bicara dengan Ah Ri. (Yang lain..disuruh sutradanya diam aja..^^)
Namun Ah Ri langsung menampar Tae Baek dengan keras, dan Ji Yoon yang melihat langsung kaget menutup mulutnya tanda terkejut.
Direktur yuang dihajar tadi, segera bangkit dan mendekati Tae Baek sambil sempoyongan lalu bertanya apa Tae Baek seorang gangster, kok berani ngajar dia? Tae Baek diam saja, mungkin masih syok karena Ah Ri berani melayangkan tangannya di pipi Tae Baek. Direktur mesum tadi^^ berniat memukul Tae Baek, namun langsung dicegah Addie. Addie yang dari tadi cuma diam, langsung memegang tangan direktur itu. Addie dengan dingin berkata lebih baik laki-laki itu berhenti sebelum dikenakan sanksi karena sudah berlaku tidak senonoh tadi.
Ah Ri terkejut dan melihat Addie yang membelanya.
Pria tadi yang dalam kondisi mabuk menjawab mereka ini siapa berani mengancamnya? Apa mereka satu geng..? Apa dia harus memberikan mereka pelajaran? LOL
Keluarlah sang bos tua yang dari geumsan konstruksi, dan bertanya ada apa ini? Apa Addie sedang membuat pertunjukan? Addie pun terpaksa melepaskan cekalan tangannya pada laki-laki mesum tadi, dan si bos berkata kalau apa yang dikatakan ketua tim Go tentang sesuatu yang berbeda di dunia periklanan, dia sudah mempelajari perbedaannya hari ini. (Berantem tadi ada hubungan sama iklan ya pak.Hehe..^^)
Ah Ri yang tahu semuanya berjalan dnegan tidak baik, ingin mengejar bos Geumsan konstruksi itu, tapi langsung ditahan oleh Addie. Ah Ri pun menoleh menatap Addie,dan Addie berkata lupakan saja.
Namun Ah Ri menolak, dia menepiskan tangan Addie dan tetap menyusul pria-pria tadi. Sedang Addie tidak berniat untuk mengikutinya.
Saat Ah Ri sudah berlalu, Tae Baek yang hanya diam kemudian berkata apa yang dilakuksn Addie? Apa seperti itu cara Addie melindungi bawahannya. Berpura-pura sok jagoan, tapi hanya diam saat melihat bawahanyya diperlakukan dengan tidak sopan.
Addie menjawab, apa dengan tinju tadi, Tae Baek kira dia berhasil melindungi Ah Ri? Bos Ma pun yang sedari tadi di dalam, akhirnya keluar, dan terkejut melihat yang terjadi.
Bos Ma bertanya ada apa? Tae Baek berbalik dan meminta maaf pada Bos Ma, dan berkata kalau dia akan menemui Bos Ma besok. Tae Baek pun lebih memilih pergi.
Ah Ri yang menyusul Direktur-direktur tadi, membungkukkan badannya dan meminta maaf atas semua yang terjadi. Sedangkan sang direktur utama mendengarnya dari dalam mobil. Ah Ri meminta diberikan satu kesempatan lagi, dan dia berjanji akan melakukannya dengan baik. Tae Baek yang sudah sampai di depan, melihat Ah Ri menundukkan kepalanya pada laki-laki di dalam mobil itu. Apalagi di dalamnya ada laki-laki yang sudah berlaku kurang ajar pada Ah Ri.
Direktur utama pun berkata kalau Ah Ri orang naïf daripada yang terlihat. Ah Ri bertanya apa maksudnya? Sang direktur utamapun menjawab kalau meskipun Ah Ri berlari sambil telanjang, Ah Ri tidak akan mampu menyelesaikan masalah ini ataupun mengatasinya. Setelah itu mobil melaju meninggalkan Ah Ri, dan Tae Baek masih melihatnya dari jauh.
Ah Ri sendiri masih terpaku ditempatnya, syok dengan semua. Bahkan dia sudah memohon, tapi hasilnya ternyata seperti ini. Dia begitu takut akan kehilangan posisinya sebagai AE. Ah Ri pun berbalik, dan terkejut mendapati Tae Baek sedari tadi ada dibelakangnya.
Tae Baek pun melangkah mendekati Ah Ri, seolah hendak berkata.
Tae Baek meminta maaf jika memang semua terjadi karena yang dilakukannya tadi. Ah Ri pun juga meminta maaf, dan meminta agar Tae Baek menjauhi hidupnya. Dia berkata itu dengan nada kesal, penuh emosi.
Di tempat karaoke, masih menyisakan Addie dan Ji Yoon. Sebenarnya masih ada Bos Ma, tapi karena Ji Yoon berdiri sedikit lebih dekat dnegan Addie, maka Ji Yoon mulai slah tingkah, dan Addie langsung menyapa ramah Ji Yoon.
Addie berkata kalau dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Ji Yoon di tempat yang tidak terduga seperti ini. Ji Yoon mengiyakan dengan agak gugup.
So Ran tiba-tiba keluar dan bertanya pada Bos Ma dimana kakaknya, karena lagu pilihan kakaknya akan dimainkan. Belum sempat Bos Ma menjawab, So Ran melihat Ji Yoon dnegan seorang pria. Bos Ma langsung berkata kalau lagu tadi bukan pilihan Tae Baek tapi pilihannya jadi dia yang akan menyanyikannya, sambil menyeret So Ran untuk masuk kembali.
So Ran yang melihat Ji Yoon, sedikit berteriak dan menahan langkah Bos Ma yang menyeretyanya untuk masuk. So Ran berteriak apa Ji Yoon tahu dimana kakaknya?
Ji Yoon akhirnya benar-benar berdua saja dengan Addie. Ji Yoon sedikit mencemaskan Tae Baek, dan bertanya apa tidak lebih baik mereka menyusul keluar? Addie menjawab biarkan saja Ah Ri dan Tae Baek, karena sepertinya mereka butuh waku untuk bicara.
Kembali lagi ke Tae Baek dengan Ah Ri.
Mereka masih diluar, dan dengan mantap Ah Ri berkata kalau dia sudah menghapus semua yang berkaitan dnegan nama Go Bok Hee. Pekerjaannya sekarang dan orang-orang yang dia temui adalah orang-orang di kehidupan Go Ah Ri, kecuali satu yaitu Tae Baek. Jadi jauhi dia, karena dia sudah nyaman menjadi Go Ah Ri. Tapi sejak Tae Baek muncul semua menjadi kacau. Apa Tae Baek tahu apa alasannya? Karena Tae Baek selalu melihatnya sebagai Go Bok Hee. Sambil menangis Ah Ri terus berkata kalau Tae Baek selalu melihatnya sebagai Go Bok Hee, orang yang pernah Tae Baek cintai.
Tae Baek kemudian bertanya apa seharusnya tadi dia pura-pura tidak melihat dan mengabaikan Ah Ri? Dengan berteriak Ah Ri menjawab, ya seharusya seperti itu. Ah Ri pun bertanya apa yang bisa Tae Baek lakukan untuknya? Meninju orang seperti tadi? Apa Tae Baek kira dengan tinju bisa melindunya?
“Kau seharusnya mengabaikanku meskipun aku mati dihadapanmu.”
Tae Baek bertanya bagaimana bisa Bok Hee sekarang seperti ini? Ah Ri meminta Tae Baek mendengarkan kata-katanya dengan baik. “Go Bok Hee yang kau cintai meninggal 5 tahun yang lalu. Dia sudah hilang. Go Bok Hee adalah segalanya untuk Tae Baek.Tapi Lee Tae Baek untuk Go Ah Ri hanya seorang pecundang.”
Ah Ri berkata kalau dia bukan satu-satunya yang jahat. Tapi ini semua juga karena ulah Tae Baek sendiri. Kenapa Tae Baek tidak berusaha keras sepertinya? Apa yang Tae Baek lakukan selama dia berusaha di Amerika sana?
Tae Baek hanya tetap berada di tempatnya..tanpa melakukan apapun..tanpa berusaha untuk bisa maju..
Sekarang biarkan mereka berada di tempat masing-masing.
Setelah mengatakan itu Ah Ri pergi menuinggalkan Tae Baek yang masih mematung.
(Aku paham sih yang Ah Ri rasakan, dia kecewa tentu saja. Dia berharap saat di Amerika, saat disana dia juga berjuang untuk sukses, dia berharap Tae Baek juga melakukan hal yang sama, jadi saat mereka bertemu, mereka bisa sama-sama merasakan keberhasilan itu. Tapi, saat kembali..Tae Baek masih tetap “Bukan apa-apa”)
Ah Ri berjalan terus meninggalkan Tae Baek, walau hatinya sakit, dan air mata mengalir deras di pipinya, dia tetap berjalan menjauh. Tanpa menoleh sedikitpun. Sedangkan Tae Baek berteriak sekecang-kencangnya memanggil nama Bok Hee. Tae Baek sedih, mungkin juuga sakit hati. Dia bukannya tidak berusaha, tapi kesempatan yang selalu tidak datang padanya. Keberuntungan seolah menjauh darinya.
Di dalam mobilnya, Ah Ri masih terus menangis. Mungkinkah dia menyesal karena masih ada cinta dihatinya untuk Tae Baek?
Entahlah, tapi yang jelas Ah Ri benar-benar tidak bisa membendung air matanya. Ah Ri mengingat kenangannya saat bersama Tae Baek.
Flashback
Saat itu Ah Ri memasuki sebuah ruangan dengan tangan Tae Baek menutup matanya. Terlihat di ruangan itu, sudah banyak hiasan yang membuat semarak suasana. Ternyata mereka merayakan anniversary cinta mereka. Ada kue tart, balon-balon, semua Tae Baek yang menyiapkannya. Saat Ah Ri membuka mata, dia merasa menjadi wanita yang paling berbahagia sehingga dia langsung memeluk Tae Baek.
Flashback end
Tae Baek berlari sekuat tenaganya, mungkinkah dia ingin mengejar Ah Ri?
Sedangkan Ah Ri masih menangis tersedu-sedu di dalam mobilnya. Ah Ri kembali mengingat kenangan itu.
Flashback
Kejutan yang diterima Ah Ri saat itu belum berakhir, Tae Baek masih memberikan sesuatu untuknya. Ah Ri menerima itu dan melihat isinya, ternyata sketsa gambar dirinya yang sudah memakai pakaian kerja, dan masih dengan kacamatanya. Sketsa dirinya yang Tae Baek gambarkan telah menjadi wanita hebat dan sukses. Ah Ri begitu senang saat itu.
Flashback end
Sementara itu, Addie mengantarkan Baek Ji Yoon. Mereka masih saling diam. Tapi kemudian Addie memechak keheningan dengan bertanya pada Ji Yoon apa hubungan antara Tae Baek dengan Ah Ri? Ji Yoon pun menjawab kalu setahunya mereka hanya teman satu SMA. Addie pun bertanya lalu apa hubungannya Tae Baek dengan Ji Yoon? Ji Yoon pun terkejut dan bertanya sekali lagi, kalau mungkin saja dia salah dengar, tapi kemudian Ji Yoon menjawab kalau dia dan Tae Baek hanya teman saja. Addie tanpa basa-basi juga bertanya apa Ji Yoon tidak bermaksud ingin berkencan dengan Tae Baek? Ji Yoon tentu makin kaget, dan membantah dengan cepat kalau dia sama sekali tidak berkencan.
Tae Baek sedang memandangi gambar Ah Ri yang masih tersisa. Dia terlihat begitu sedih. Tae Baek mengingat saat Ah Ri menolak bicara dengannya dan malah menampar di tempat karaoke tadi. Juga dengan kata-kata Ah Ri tentang Bok Hee yang sudah meninggal dan karena kehadiran Tae Baeklah hidupnya menjadi kacau.
Tae Baek menyudahi semua ingatannya tentang Ah Ri, dia menarik nafas, dan melipat sketsa gambar Ah Ri yang dipegangnya. Tae Baek membuatnya menjadi pesawat dan siap menerbangkannya jauh.
Setelah menerbangkan kertas berisi gambar Ah Ri, Tae Baek berkata “selamat tinggal Go Bok Hee”
Di kantor GRC, Tae Baek sudah ribut membangunkan Bos Ma yang masih terlelap. Tae Baek berkata kalau ini bukanlah waktunya untuk tidur. Bos Ma bertanya memang waktunya apa sekarang,kenapa dia tidak bisa tidur bahkan di kantornya sendiri, sambil kembali lagi terpejam. Tae Baek berkata serius kalau dia sedang terdesak sekarangdia harus sukses, dan perlu mendapatkan uang. Bos Ma mengangkat kepalanya sedikit dan bertanya kapan dia bilang Tae Baek tidak bisa sukses? Tae Baek tidak peduli dan berkata lagi “Presiden ayo beriklan dengan tepat.”
Bos Ma memutuskan bangun dan bekerja, dia sedang melihat hasil dan meneliti brosur yang mungkin harus direvisi. Saat itulah Tae Baek berkata berhentilah membuat brosur atau papan nama. Tae Baek mengistilahkan seperti sebuah pedang yang bagus, kalau tidak digunakan pasti akan karatan, sama seperti ilmu yang Bos Ma. Tae Baek mengajak Bos Ma untuk membuat iklan di TV, majalah atau surat kabar. Bos Ma yang sedang serius, menyuruh Tae Baek untuk diam. Dia berkata kalau membuat brosur seperti ini saja sudah sangat sibuk. Mengapa harus melakukan yang lebih?
Tae Baek lalu menyerahkan sesuatu utnuk dilihat Bos Ma, dan berkata kalau dia menghabikan waktu semalaman untuk mengumpulkan ini.
Bos Ma menerimanya dan tersenyum saat melihat apa yang ada di dalamnya. Kumpulan iklan-iklan yang pernah Ma Jing Ga buat. Tae Baek berkata kalau dia tahu bahwa Bos Ma sudah menaklukkan dunia periklanan.
Staf yang lain tentu terkejut mendengar yang dikatakan Tae Baek. Menaklukkan dunia periklanan? Mungkin mereka tidak menyangka bos mereka selama ini ternyata begitu hebat.
Bos Ma masih merasa takjub dengan hasil yang pernah dibuatnya dulu, dan Tae Baek masih berceloteh, dia heran kenapa Bos Ma harus meninggalkan dan mundur dari dunia yang sudah membesarkan namanya itu? Tae Baek dengan mantap berkata kalau dia akan membatu Ma Jing Ga untuk kembali eksis di dunia periklanan. Haha
Bos Ma yang tadinya serius menamati hasil karyanya lalu berkata kalau semua ini adalah masa lalu.
Bos Ma berkata kalau dunia iklan itu sangat kejam, dan dia merasa terganggu. Membuat brosur dan papan nama rasanya lebih sederhana.
Tae Baek berkata kalau Ma Jing Ga sang legenda tidak boleh mengubur dirinya di gudang seperti ini. “Jika kau semakin mengubur dirimu disini, kau akan menjadi sampah.”
Bos Ma tentu marah dikatakan sampah, dan Tae Baek berkata tenang saja dia yang akan bersih-bersih, sehingga semua sampah akan hilang. Jadi kenapa Bos Ma tidak menggerakkan diri untuk menguasai dunia iklan?
Bos Ma menjawab kalau semua itu bisa terjadi, jika ada yang menginginkan iklan. Tae Baek menjawab kalau dia pasti akan mendapatkan pesanan iklan.
Bos Ma tersenyum dan berkata kalau mendapatkan pesanan itu jauh lebih sulit daripada membuat iklan. Apa Tae Baek tidak tahu itu.
Tae Baek menjawab kalaiu doa tidak akan ada disini kalau dia hanya menghindari kesulitan, yang penting harus berusaha dan bekerja keras, karena dia hidup untuk itu.
Bos Ma berkata kalau Tae Baek terlihat terlalu percaya diri? Tae Baek menjawab “Aku akan menghadapinya meskipun aku akan hancur.”
Bos Ma lalu melemparkan sebuah termos kecil yang langsung duitangkap oleh Tae Baek. Bos Ma berkata, kalau Tae Baek harus bisa mendapatkan pesanan dari perusahaan yang membuat termos itu.
Ma Yi Cha mengantarkan Tae Baek ke perusahaan termos yang ayahnya bilang tadi. Dan sebelum pergi Ma Yi Cha berkata kalau pemimpin perusahaan ini sangat pelit, jadi akan sangat sulit untuk Tae Baek. Tae Baek mana peduli, dia hanya mengembalikan helm yang dipakainya pada Ma Yi Cha, dan Ma Yi Cha sebelum menjalankan motornya berkata “Semoga berhasil”
Tae Baek sudah masuk ke dalam gedung perusahaan termos itu, disana dia bertemu dengan karyawan-karyawan lain. Tae Baek heran karena mereka sepertinya tidak merasa dingin, sedangkan dia bahkan bisa melihat uap yang keluar dari mulutnya.
Sebelum bertemu dengan sang Presdir, Tae Baek berniat mencuci mukanya dulu di kamar mandi. Saat itu masuklah seorang laki-laki yang sudah tua dan menegur Tae Baek untuk tidak boros dalam menggunakan air. Laki-laki itu terlihat seperti petugas kebersihan, karena dia membawa alat pel. Tae Baek menoleh dan menjawab kalau dia harus membersihkan semuanya karena dia harus bertemu dengan Presdir. Tae Baek mengambil handuk yang tergantung disana ututk mengelap tangannya dan berkata dengan santai kalau kata orang-orang Presdir ini orang yang sangat pelit. Lampu yang sedikit, pemanas suhu yang rendah, dan bukannya menyediakan tisu kamar mandi tapi malah handuk. Tae Baek pun bertanya pada sang kakek, pasti gaji kakek itu sedikit sekali? Sang kakek dengan acuh menjawab kalau dia sudah mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan jadi Tae Baek ga perlu repot memikirkan gajinya yang kecil. Tae Baek lalu bertanya dimana ya kantornya Presdir?
Tae Baek pun diantar sang kakek untuk ke ruangannya Presdir. Dan Tae Baek masih sambil terus mengeluh, karena bukan naik lift melainkan tangga. Sang kakek menjawab kalau lift digunakan hanya untuk para difabel saja (Penyandang cacat). Bukankah ini baik utuk berolahraga dan menghemat listrik? Tae Baek lagi-lagi menjawab kalau Presdir ini benar-benar keterlaluan pelitnya, paling dia juga naik lift menuju ke kantornya? Sang kakek menjawab memangnya Tae Baek tahu apa? Tae Baek yang ngos-ngosan menjawab, bukankah hal itu sudah jelas, karena dia Presdir maka dia pasti naik lift untuk sampai ke lantai 7?
Saat sudah sampai di lantai 7, sang kakek bertanya apa benar Tae Baek dari GRC advertising? Tae Baek yang masih capek menjawab iya. Kakek bertanya lagi, ada urusan apa?
Tae Baek menjawab kalau dia ingin menawarkan iklan pada Presdir. Sang kakek menjawab kalau bisnis ini bahkan berjalan baik tanpa iklan, jadi kenapa harus membuat iklan? (Curiga deh sayo..ini orang pasti sang Presdir deh.)
Tae Baek menjawab kalau iklan yang banyak akan meningkatkan bisnis. Sang kakek malah menyuruh Tae Baek untuk pulang, karena tidak akan ada iklan.
Tae Baek bertanya bagaimana kakek itu bisa tahu? Sang kakek haya diam, dan masuk e sebuah ruangan.
Tae Baek protes karena kakek itu masuk dengan lancang ke ruang presdir. Sang kakek hanya diam, dan menaruh alat pel nya tadi, lalu beranjak ke meja, dan berniat duduk di kursinya. Kursi sang Presdir. Tae Baek semakin kaget, dan berkata kalau ada yang melihat nanti kakek bisa dipecat. Sang kakek dengan santai bertanya memang siapa yang akan memecatnya? Lagipula kalau bukan disini lalu dimana dia harus duduk? Tae Baek semakin kaget dan berseru “Kau Presdir Nam?”
Presdir Nam menjawab “Orang pelit itu adalah diriku.”
Haha. LOL
Presdir Nam melihat kumpulan iklan hasil karya ma Jing Ga, dan Tae Baek memuji Ma Jing Ga, yang adalah seorang legenda di dunia iklan. Bahkan bisnisnya pun besar.
Presdir Nam menatap Tae Baek dan bertanya apa Tae Baek kenal Geumsan Advertising? Tae Baek mengangguk. Presdir Nam kemudian bercerita kalau dia pernah sekali memesan iklan di Geumsan. Meskipun bukan iklan yang besar, tapi Presdir Nam cukup banyak mengeluarkan uangnya saat itu. Tapi hasilnya hanya sampah di matanya. Tae Baek berkata kalau GRC advertising akan berbeda dengan Geumsan. Dia berani menjamin itu.
Presdir Nam berkata kalau pengiklan terbaik di negeri ini saja sampah menurutnya, apalagi orang yang baru seperti Tae Baek? Presdir Nam menyebut GRC Ad hanya periklanan yang konyol. Daripada Tae Baek membuang-buang waktu mendingan pergi saja, karena dia tidak akan menyetujui segala bentuk bisnis apapun.
Tae Baek mana kenal kata menyerah, dia mengintili(Halah bahasanyo..), dia menempel terus pada Presdir Nam. Presdir Nam masuk ke ruang staf, dan mengingatkan mereka yang fotokopi untuk memakai kertas daur ulang saja. lalu meminta yang lainnya untuk mematikan lampu, karena ini bukan malam hari.
Tae Baek masih mencoba berkata “Arti penting iklan bukanlah terletak pada ukuran perusahaannya. Tetapi kualitas dari idenya”
Presdir Nam menjawab kalau sekarang ini lagi masa resesi, bahkan menggaji karyawan saja sangat sulit, jadi jangan buang-buang waktu dan uang untuk sebuah iklan.
Tae Baek masih bverusaha denga berkata kalau iklan yang terlalu banyak memang akan menimbulkan reaksi yang buruk. Tae Baekpun menceritakan tentang restoran cina yang hampir bangkrut dan berhasil bangkit karena membuat iklan di tempatnya.
Presdir Nam marah, dan berkata apa sekarang Tae Baek menyamakan perusahaannya dengan restoran cina? Tae Baek tidak gentar dan berkata percaya saja pada GRC Advertising utnuk membuat iklan terbaik. Bahkan Tae Baek membungkuk tanda dia benar-benar meminta.
Presdir Nam bertanya memang Tae Baek tahu apa itu iklan terbaik? Iklan terbaik itu ya dari mulut ke mulut orang yang sudah menggunakan produk. Presdir Nam malah menyuruh Tae Baek ke Perusahaan BK saja, karena produk BK yang buruk sepertinya membutuhkan iklan.
Tae Baek belum menyerah dan berkata kalau dari mulut ke mulut memang efektif, tapi bukankah akan lebih terdengar jika kita memakai pengeras suara? Pengeras suara akan menjangkau tempat-tempat yang jauh. Jadi anggaplah pengeras suara itu sebuah iklan. Presdir Nam pun semakin gigih menolak dan berkata kalau perusahaan termosnya tidak butuh pengeras suara apapun.
Tiba-tiba datang seorang staf yang memberitahu kalau orang dari Grup BK datang mencari Presdir Nam. Presdir Nam bertanya apa orang itu sudah membawa garamnya? Laki-laki itu pun menyerahkan ember yang sudah berisi garam. (haha.kayak ngusir apa aja pake garam?)
Tanpa basi-basi Presdir Nam mendekati orang-orang itu dan melemparnya dengan garam. Presdir Nam dengan lantang berkata kalau dia tidak menjual apapun untuk bisnis, apa mereka buta dan tuli sehingga terus mengganggunya? Sang pesuruh BK berkata kalau dia datang kesini hari ini hanya untuk mengkonfirmasi saja keputusan akhir dari perusahaan termos Bak-Nyeon.
Presdir Nam pun dengan mantap berkata kalau keputusan akhirnya tetap sama, apa mereka tidak berani untuk mengatakan pada pemimpin mereka tentang keputusan akhirnya? Apa dia harus melemparkan lebih banyak garam lagi pada mereka.
Sang kiriman dari BK pun menjawab kalau dia akan segera melaporkan pada CEO mereka. Mereka pun langsung mengundurkan diri.
Tae Baek mendekat dan bertanya apa BK akan mebeli perusahaan ini? Presdir Nam berbalik dan melihat ternyata Tae Baek masih belum pergi. Tae Baek berkata kalau Presdir Nam sudah melakukan yang terbaik untuk tidak menjual perusahaan ini. Dan jangan pernah menjualnya. Presdir Nam pun akhirnya melempar garam pada muka Tae Baek.
Di Geumsan Ad, orang-orang sepertinya akan rapat. Tim AE khususnya.
Seorang staf bertanya pada Lee Eun Hye apa benar proyek iklan Geumsan kontruksi sudah lepas? Eun Hye menjawab dengarkan saja apa yang nanti direktur katakan. Mauklah sang direktur, Addie Kang.
Tanpa basa-basi Addie berkata kalau rumor yang beredar benar, kalau mereka sudah memutuskan hubungan kerjasama dengan Geumsan konstruksi. Sebaliknya, karena ini mereka harus bisa mendapatkan proyek yang lebih besar. Eun Hye tertawa dan berkata kalau proyek itu senilai 30 milyar dolar, apa ada yang lebih besar dari ini dalam masa krisis seperti sekarang?
Addie dengan santai menjawab kalau mereka semua pasti tahu, tentang grup BK? Ji Yoon langusng mendengar perusahaan ayahnya disebut.
Addie melanjutkan kalimatnya kalau sebentar lagi BK akan mendesain ulang CIP. Salah seorang staf berkata kalau itu jadi iklan, maka mereka akan menghasilkan 300 miliar dolar. Addie mengatakan kalau bukan 300, tapi 500 miliar dolar, bahkan bisa lebih.
Addie kemudian memanggil Ji Yoon dan bertanya apa Ji Yoon benar lulus dari sekolah perempuan So Hwa?
Ji Yoon dengan gugup menjawab iya. Addie melanjutkan kata-katanya, kalau diantara alumni SMU Ji Yoon ada seorang gadis yang bernama Baek Ji Hyun. Kalimat itu ibarat petir untuk Ji Yoon, karena orang yang dimaksud tentu adalah dia. Addie kembali berkata entah Ji Yoon sadar atau tidak, nona Baek Ji Hyun itu adalah putri bungsu CEO Baek dari grup BK. Addie meminta Ji Yoon menguhubungi nona itu, sesibuk apapun kerjaan yang Ji Yoon miliki. Dan dari nona Baek Ji Hyun, Addie meminta Ji Yoon bisa mengetahui karakter CEO Baek sedetail mungkin. (Jleb..banget lah ini..^^)
Ji Yoon pun terpaksa menurutinya.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Ihh..semakin menarik. Addie sudah tahu identitas Ji Yoon yang sebenarnya. Tapi Ji Yoon yang belum sadar kalu kedoknya sudah terbongkar. Menarik sekali..
Terima kasih ya..^^
Keren . . .
ReplyDeleteMkin pnasaran. . .
Eon sinop. School 2013 eps special.a donx. . . Pngen tau crita.a gmna nieh. . . Gomawo,kelanjtan.a scptan.a xlo bza. .
Maaf ya untk yg menantikan episod specialna,
ReplyDeleteaku kykna ga bsa bkin sinop ep special it.
smga ngrti ya..^^