In Jae
menelepon Jung Hoo, dan mengancamnya untuk segera datang dalam 5 menit, kalau tidak maka In Jae akan datang ke rumahnya.
Hal ini tentu saja membuat Jung Hoo kesal. Lalu datanglah seorang laki-laki yang berhenti di depan Jung Hoo, dan kawan-kawanya. Laki-laki itu bilang kalau motor yang dikendarainya enak sekal. Jung Hoo kesal dan bilang supaya menjaga motornya dengan baik. Laki-laki itu menolaknya.
“Kalau begitu bawakan uangku.”
Ji Hoo dan Yi Kyung langsung bersikap ramah dan memanggil laki-laki itu dengan sebutan Hyungnim. Mereka bilang kalau mereka pasti akan membawa uang nanti. Tapi apa bisa laki-laki itu mengembalikan motor Jung Hoo dulu.
“Aku tak bisa melakukannya. ”
Jung Hoo langsung pergi meninggalkan laki-laki itu diikuti oleh Yi Kyung dan Ji Hoon. Tiba-tiba laki-laki itu berseru “Hei, apa kalian mau kerja?”
Nam Soon dan Young Woo mendengarkan dengan cermat penjelasan In Jae. In Jae menjelaskan sesuatu dan juga memberikan contoh agar mereka semakin mengerti. In Jae mencontohkan sesuatu kejadian yang menyebabkan dilemma, dan meminta agar mereka berdua membuat contoh dilemma itu pada pertemuan berikutnya. In Jae bilang mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan jika suatu saat mereka menghadapi yang namanya Dilemma.
Liat wajah mereka lucu badai ya?
In Jae meminta agar mereka bertanya padanya, kalau mengalami Dilemma.
Han Young Woo dan Go Nam Soon berjalan pulang, dan tiba-tiba Jung Hoo menyepanya dengan sebutan Tsunami. Nam Soon meminta agar Young Woo pulang duluan Young Woo pun mematuhinya.
Jung Hoo mendekati Nam Soon dan bertanya dimana rumah Park Heung Soo? Nam Soon bertanya kenapa Jung Hoo ingin tahu? Jung Hoo menjawab kalau Nam Soon ga perlu tahu alasannya. Nam Soon bilang kalau Jung Hoo jangan mengganggu Heung Soo.
“Dan jika aku melakukannya?Apa yang akan kau lakukan?”
Yi Kyung bilang kalau mungkin Nam Soon akan rela mati untuk Heung Soo jika mereka mengganggunya. Jung Hoo bilang kenapa Nam Soon tidak menunjukkan padanya seberapa besar rasa persahabatn Nam Soon pada Heung Soo. Setelah mengatakan itu Jung Hoo mengajak keduanya temannya pergi.
Nam Soon memandang Jung Hoo dengan tatapan tajam.
Nan Hee yang sedang sibuk menyiapkan soal ujian, tiba-tiba ditelpon putranya. Dia yang saat itu sedang menuruni tangga sambil membawa laptop menaruhnya sebentar untuk menerima telpon. Di laptop terlihat ada Flashdisk Nan Hee yang tertancap di sana. Sepertinya Flashdisk itu berisi soal-soal untuk ujian tengah semester. Lalu tiba-tiba ada seorang siswa yang mendekati Nan Hee dan mengambil Flasdisknya saat dia sedang asik berbicara dengan putranya. NanHee sama sekali tidak menyadari hal itu.
Nan Hee menyudahi telponnya, dan tersadar kalau flashdisnya hilang. Dia kaget dan mencoba mencarinya kemana-mana. Nan Hee mencoba menanyakan siswa-siswi yang berkumpul disana dan ternyata mereka pun tidak melihat Flashdisk yang dimaksud Nan Hee.
Di kelas 2-2, anak-anak sedang menyebarkan sesuatu di kertas kecil, sepertinya jawaban untuk mencontek. Masuklah Ha Gyung ke dalam kelas, dan menuju lokernya tempat menyimpan buku. Dia terkejut, karena kunci lokernya rusak dan berarti ada yang membukanya. Ha Gyung langsung melihat buku yang disimpan di lokernya, dan tambah terkejutlah Ha Gyung melihat semua buku pelajarannya basah kuyup tak bersisa. Min Ki , Gang Joo, dan seorang temannya masuk dan mendapati Ha Gyung yang terlihat kaget. Min Ki bertanya ada apa, dan langsung melihat ke dalam loker Ha Gyung. Min Ki mengambil kunci Ha Gyung yang rusak, dan bertanya siapa yang sudah merusaknya? Tapi tidak ada satupun yang mengaku.
Gang Joo juga ikut melihat ke dalam loker, dan ikut terkejut.
Gang Joo mencoba menenagkan Ha Gyung dengan berkata akan melihatnya, dan mencoba mengeringkannya. Tapi saat Gang Joo mengambil buku itu, ternyata buku itu benar-benar basah, bahkan airnya masih menetes.
Ha Gyung langsung mengambil tempat sampah, dan membuangnya.
Masuklah In Jae dan Se Chan ke kelas itu. Se Chan langsung bertanya apa yang sedang Ha Gyung lakukan? In Jae langsung mendekat, dan juga bertanya apa yang terjadi. In Jae bahkan mencoba mengambil salah satu buku yang dibuang Ha Gyung.
Se Chan menyuruh yang lain segera duduk, dan tidak lupa juga meminta Ha Gyung kembali ke mejanya. Ha Gyung benar-benar sedih dengan kejadian yang dialaminya.
In Jae didepan kelas, menatap murid-muridnya dan bertanya siapa yang melakukan ini kepada Ha Gyung? In Jae melihat apa masuk akal kalau kejadian ini tidak ada satupun yang melihatnya.
Salah satu siswi berkata kalau kejadian itu biasa terjadi menjelang ujian. Mereka bilang sepertinya In Jae tidak tahu tentang hal itu?
Saat itu,Se Chan mengambil kertas yang sedang disebarkan. Se Chan melihat isi kertas itu. Ternyata itu Ki Deok dan temannya yang katahuan oleh Se Chan. Se Chan maju ke depan dan memanggil nama Byun Ki Deok dan Kim Hyun Joong (ternyata namanya ini to.^^)Se Chan menyuruh mereke berdua berdiri. In jae meminta kertas itu dan melihatnya. Ki Deok bilang kalau dia baru saja menerimanya dari Hyun Joong. Hyun Joong tidak mengakui itu, dan mereka malah saling menyalahkan.
In Jae yang sudah melihat kertas itu kaget karena ternyata kertas itu berisi jawaban soal-soal guru Yoo Nan Hee.
In Jae bertanya sejauh mana kertas ini menyebar? In Jae menanyakan kenapa jawaban soal-soal etika bisa ada di kelas ini?
In Jae bahkan berteriak menyuruh mereka menjawab. Tapi semua tidak ada yang mengaku.
Hyun Joon berkata kalau itu hanya tersebar di kelas 2-2. In Jae berkata, berarti salah satu dari mereka mencuri Flashdisk guru Yoo. Semua anak hanya saling memandang satu sama lain, tanpa ada yang mengakuinya. In Jae syok dan mencoba bertanya siapa yang melakukan ini?
In Jae berkata kalau dia masih bisa menerima mereka tidak bersemangat di kelas saat pelajaran, tapi membasahi loker, dan merusak buku teman sendiri,dan sekarang mencuri soal ujian bahkan membagikannya. Itu benar-benar tidak bisa diterima.
Nam Gyung Min berkata kalau Nan Hee hanya tinggal membuat soal ujian yang baru. Lagipula jawaban itu juga sudah tidak berguna.
In Jae berkata berarti menurut Gyung Min mencuri itu tidak masalah. Gyung Min dan seluruh kelas terdiam mendengar perkataan In Jae.
In Jae memanggil ketua kelas dan menyuruhnya mengambil sapu, dan meminta agar ada yang mengunci semua pintu.
In Jae menerima sapu dari Nam Soon, dan dengan perasaan kecewa, In Jae menyuruh semua siswa maju ke depan, karena dia akan menghukum mereka. Anak-anak masih tak bergeming, dan In Jae semakin keras berteriak menyuruh mereka maju ke depan. Ki Deok dan Hyun Joo yang maju duluan ke depan, dan In Jae menyuruh Hyun Joong mengulurkan tangannya. Hyun Joong sedikit takut,karena pasti dipukul gagang sapu akan sangat terasa sakit. In Jae sudah siap untuk memukul. Dengan perasaan yang bercampur aduk, sapu ditangan In Jae masih tertahan di udara, dia bahkan belum dan tidak sanggup untuk memukul muridnya. Walaupun kecewa, dia tahu kekerasan sangat tidak dianjurkan untuk menyelesaikan masalah.
Tapi tiba-tiba In Jae membuang sapu itu ke lantai, dia memukul dengan tangannya sendiri terhadap seluruh siswa. Ibaratnya hukuman itu juga ditujukan untuk dirinya sendiri.
(Aku benar-benar sedih melihat adegan ini..Salut akan adanya guru yang tidak serta merta menyalahkan semua ke anak didiknya, dan menghukum mereka dengan kekerasan.)
In Jae bahkan menangis saat memukul siswanya. Se Chan hanya melihat yang In Jae lakukan tanpa melakukan apapun. Semua siswa di kelas lain melihat kejadian itu dari luar jendela. Bahkan Jo Bong Soo juga melihat itu dari luar kelas.
Anak-anak menahan sakit karena pukulan keras In Jae, tapi aku yakin In Jae pasti lebih sakit karena dia memukul semua siswa dengan tangannya sendiri. Sudah hamir seluruh siswa dihukum oleh In Jae sampailah di siswa yang terakhir, Park Heung Soo. Saat itu tangan In Jae benar-benar sudah memerah. Se Chan langsung menghentikan In Jae, memegang tangannya. Terlihatlah tangan In Jae yang memerah. Se Chan menata anak-anak, meminta mereka untuk tetap di kelas dan tidak membuat keributan.
Se Chan langsung membawa In Jae keluar dan saat itu datanglah Im Jung Soo. Dia langsung menanyakan kebenaran In Jae yang memukul anak-anak. Jung Soo memarahi In Jae yang melakukan pemukulan tanpa persetujuan terlebih dulu. Se Chan langsung mengangkat tangan In Jae yang memerah dan berkata apa seperti ini bisa dikatakan dia memukul murid-muridnya?
“Lihat baik-baik”
Jung Soo kaget melihat tangan In Jae yang memerah. Se Chan berkata kalau bukan murid yang dipukul In Jae, tapi In Jaelah yang sudah dipukul. Se Chan lalu menarik In Jae, dan meninggalkan kepala sekolah.
Se Chan mengajak In Jae ke klinik sekolah, tapi klinik sekolah sudah tutup. Se Chan kesal karenanya. Se Chan marah dan berkata bagaiman bisa In Jae sebodoh itu? Se Chan melihat lagi tangan In Jae yang memerah. In Jae hanya diam saja, dia bahkan tidak mampu berkata tentang yang dirasakannya. Dia seolah merasa gagal menjadi pengajar kerena anak-anak didiknya berani melukakn hal serendah itu—mencuri. Yah, itu cukup membuat In Jae kecewa.
Se Chan bilang kalau bahkan anak-anak mungkin sampai detik ini tidak tahu kesalahan apa yang sudah mereka buat.
In Jae akhirnya bersuara “Apa salah mereka?Aku..dan kau yang mengajarkan mereka seperti itu. Orang tua mereka sendiri juga membiarkan mereka melakukannya. Sekolah juga mengabaikan mereka, dan berkata tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Jadi bagaimana ini salah mereka?”
In Jae menahan tangisnya, menahan sakit di hatinya. Dia hanya ingin anak-anak bisa belajar dan sekolah dengan baik.
Se Chan hanya termenung mendengar kata-kata In Jae. Mungkin dia juga merasa bersalah dan merasa apa yang dikatakan In Jae adalah faktanya.
Se Chan masuk ke ruang guru dan melihat kursi yang biasanya diduduki In Jae kosong. Se Chan mengambil buku agenda In Jae dan membukanya. Membaca lembaran di dalamnya dan berhentilah Se Chan pada satu kalimat “Ini..belum saatnya melepaskan tangan pada mereka”
Se Chan tersenyum mebacanya dan berkata “Mimpi yang besar.”
Se Chan menaruh agenda itu dan beralih ke kertas soal-soal yang sudah In Jae buat. Se Chan mengambilnya dan membawa ke tempatnya memperhatikan dengan seksama soal-soal yang sudah dibuat In Jae.
Di kelas 2-2 sesudah insiden pemukulan, amak-anak kembali ke tempat duduknya. Gang Joo berkata apa yang akan mereka lakukan sekarang?
Ha Gyung balik bertanya lakukan apa?
Min Ki tiba-tiba ikut bicara dia meminta teman-temannya untuk tidak membuat masalah. Ki Deok juga ikut berkomentar kalau mereka harus mengembalikan kehormatan mereka. Mereka harus belajar. Nam Soon memandang tangannya bekas pukulan guru Jung.
Keesokan paginya di SMA Seungri.
Di ruang guru In Jae masih belum masuk dan Se Chan memandang kursi In Jae dengan tatapan seperti kehilangan.
Tiba-tiba guru Jo datang dan melihat juga kursi In Jae yang kosong. Bong Soo berkata pada se Chan kalau Se Chan tidak perlu khawatir karena In Jae pasti akan datang.
Se Chan jadi salah tingkah, dan Bong Soo kembali berkata kalau kemana lagi seorang guru akan pergi jika bukan ke sekolah? Setelah itu Bong Soo pergi meninggalkan Se Chan.
Di kelas 2-2 Ha Gyung baru datang dan segera ke mejanya. Di sana dia mendapati bungkusan plastic putih yang dilihatnya berisi buku-buku pelajaran. Ha Gyung bingung dan melihat ke belakang lalu Min Kin datang dan menyerahkan bukupada Ha Gyung. Min Ki bilang kalau Ha Gyung pasti tidak sempat mencatat kembali. Ha Gyung mengucapkan terima kasih dan berkata kalau dia yakin catatan Min Ki tidak akan sebagus catatannya.(Masih bisa aja si Ha Gyung ini..^^)
Ha Gyung kembali menatap buku-buku yang ada di mejanya.
Nam Soon sedang menuruni tangga karena sepertinya mereka ada jam olahraga, Ha Gyung yang juga sedang turun langsung berkata pada Nam Soon kalau buku pelajaran itu pasti dari Nam Soon. Ha Gyung berterima kasih untuk itu. Nam Soon mengelak dan berkata kalau buku-buku itu bukan dari dia. Nam Soon mengalah dan bertanya “bagaimana Ha Gyung bisa tahu?”
Ha Gyung dengan senyumnya berkata kalau sekarang mereka sedang belajar matematika 1 bukan matematika 2.
Mati kutu deh Nam Soon karena malu. Ha Gyung bilang kalau siapa lagi selain Nam Soon yang tidak tahu tentang pelajaran. Setelah itu Ha Gyung turun meninggalkan Nam Soon. Nam Soon hanya tersenyum karena keteledorannya.
Berarti sama aja boong kalau bukunya dikasih ke Heung Soo ya?^^
Anak-anak sedang olahraga di lapangan mereka mengangkat teman mereka di punggung dengan posisi yang berlawanan (kalau bingung lihat gambar ya^^)
Nam Soon diangkat Young Woo dia melihat ke atas. Gang Joo tentu berpasangan denga Ha Gyung. Guru Jo menyuruh mereka menukar posisi. Gantian dengan temannya yang tadi diangkat.
Han Young Woo yang sedang diangkat Nam Soon tiba-tiba melihat In Jae datang dia lalu berdiri membuat Nam Soon dan lainnya kaget.
Young Woo memanggil guru Jung. Melambaikan tangan padanya. Anak-anak yang lain pun mengikuti. Gang Joo bahkan bilang kalau mereka semua masuk hari ini untuk belajar. Min Ki juga tidak mau kalah, dia bilang karena guru Jung terlambat, maka guru Jung harus membacakan puisi lagi di kelas.
In Jae memandang mereka dengan heran, tapi senang dan tersenyum.
Bong Soo memarahi mereka dan menyuruh mereka kembali ke posisi semula. In Jae menatap guru Jo. Guru Jo tersenyum pada In Jae, dan In Jae membungkuk hormat.
Se Chan sedang termenung di ruangannya tapi tiba-tiba bersemangat dengan kedatangan Jung In Jae. Se Chan memutar kursinya menghadap kearah In Jae. Se Chan berkata kalau berapa kelas yang sudah diajar Se Chan karena In Jae berada di luar sepanjang hari? In Jae meminta maaf untuk itu.
Se Chan melihat tangan In Jae yang diperban. Se Chan lagi-lagi berucap..”Bodoh sekali..benar-benar bodoh. ”
In Jae bingung tapi Se Chan tidak berniat menjelaskan dan langsung pergi meninggalkan In Jae.
Di kelas 2-2, terlihat Min Ki sedang memberi tahu soal-soal apa saja yang kemungkinan akan muncul di ujian. Tiba-tiba Min Ki melihat Se Chan, dan sedikit kaget. Se Chan masuk, dan menyuruh mereka yang tidur untuk segera bangun.
Di kelas tambahan In Jae, ada Heung Soo yang juga mengikutinya. In Jae berkata pada mereka yang ada kalau Heung Soo belum bisa mengikuti pelajaran karena kepindahannya. Tapi Heung Soo masih lebih baik dari mereka yang mengikuti kelas ini.
Lalu tiba-tiba terdegar kegaduhan diluar, In Jae penasaran dan ingin melihatnya. In Jae heran dan bertanya pada Se Chan mereka akan kemana?
“Mau ikut dengan kami?”
Se Chan ternyata membawa mereka bermain bola.
Bukan di lapangan tapi diaula, biar adem. Anak-anak senang sekali, mereka dengan riang bermain menendang bola,dan berlari kesana kemari. Bahkan Young Woo juga ikut melempar bola. Nam Soon tertawa gembira berada di dalamnya.
Saat sedang asik melempar dan menendang bola, tiba tiba bola menggelinding sangat jauh, dan berhenti di depan kaki seseorang.
Dia adalah Heung Soo. Suasana tiba-tiba berubah.
Heung Soo menatap mereka,dan Nam Soon juga menatapnya. Gang Joo yang melihat Heung Soo diam saja, menyuruh Heung Soo melempar bolanya. Heung Soo bukannya melempar, tapi malah berbalik dan pergi. Se Chan mencairkan suasana dengan meminta mereka memulai lagi permainan.
Min Ki mengambil bola, dan tiba-tiba ibunya datang. Suasana yang mulai membaik, kembali tegang dnegan kehadiran Ibu Min Ki. Min Ki juga sepertinya tidak begitu senang.
In Jae menghampiri mereka, dan bertanya pada Ibu Min Ki apa dia akan menjemput Min Ki? Ibu Min Ki tersenyum ramah (Bete juga nih liat ibunya Min Ki.)
In Jae segera mengambil bola di tangan Min Ki, dan memperbolehkan Min Ki pulang.
Min Ki segera pergi dengan wajah tidak senang. Sebelum meninggalkan aula Ibu Min Ki bahkan sempat mengatakan pada In Jae kalau dia benar-benar bernyali mengajak anak-anak bermain padahal ujian tinggal dua hari lagi. In Jae tidak mau menanggapi, dan karena itu anak-anak sudah tidak hasrat bermain.Mereka pergi sendiri-sendiri.
Diluar, saat Min Ki dan ibunya menuju ke mobil Min ki memanggil ibunya. Ibu Min Ki pun berhenti. Min ki lalu berkata “Hidup seperti ini..kau tak merasa lelah?Aku..merasa lelah.”
Ibu Min Ki berbalik menatap anaknya dan berkata kalau dia tahu Min Ki lelah. Tapi Ibu Min Ki meminta Min Ki bertahan satu setengah tahun sampai lulus dan berhasil masuk ke universitas S.
Min Ki menjawab, kalau dia berharap dia dilahirkan saat berusia 20 tahun karena hidupnya babhkan tidak ada sampai saat itu.
(Kasihan juga yah Min Ki, hidup dikendalikan ibunya. Dia mungkin sampai tidak tahu mana yang menjadi keinginannya..Yang dia tahu semua adalah keinginan ibunya. Kenapa yah Ibu Min Ki seperti itu?Apa ga sadar dia menyiksa anaknya, dengan memaksakan kehendak pada Min ki.
Hufftt..benar-benar melelahkan punya ibu seperti itu.^^)
Min Ki langsung menuju mobil dan Ibunya bahkan tidak menyesal sama sekali karena kata-kata Min Ki.
Keesokan paginya di kelas 2-2, guru Uhm sedang mengisi pelajaran matematika di kelas itu, dan dia mendapati lagi meja Heung Soo yang belum ada buku pelajaran diatasnya.
Guru Uhm berkata kalau Park Heung Soo lagi-lagi tidak membawa buku pelajaran hari ini? Guru Uhm juga bertanya apa Heung Soo mencoba memberontak?
Guru Uhm berkata kalau ini adalah peringatan terakhir darinya, Guru Uhm akan menganggap kalau Heung Soo mencoba membuatnya marah, kalau sampai melakukannya lagi. Guru Uhm tidak akan memindahkan Heung Soo ke sekolah lain, tapi akan langsung mengeluarkannya , jadi Heung Soo harus mengerti dan mematuhinya. Heung Soo pun menjawab Iya.
Jung Hoo tiba-tiba memamerkan buku matematika jilid 1 yang dipunyanya pada Nam Soon (apa itu buku yang dimiliki Heung Soo? Kok Nam Soon sampai kaget gitu liatnya?)
Nam Soon dan Jung Hoo beserta ke dua temannya bertemu di toilet pria, setelah kedua teman Jung Hoo mengusir semua yang ada di toilet.
Nam Soon langsung ke pokok masalah menyuruh Jung Hoo mengembalikan buku Heung Soo. Jung Hoo bertanya apa itu punya Nam Soon? Nam Soon tidak menjawab, dia malah berkata untuk tidak mengganggu Heung Soo lagi.
Jung Hoo menjawab kalau karena itulah dia ingin terus mengganggu Park Heung Soo, agar dia tahu apa Nam Soon akan melawannya atau tidak.
Jung Hoo berkata kalau dia berencana melaporkan perkelahian mereka pada komite kekerasan sekolah karena dia korban maka tentu bukan dia yang akan rugi. Tapi Heung Soo lah yang akan merugi karena dia biang keladinya. Jung Hoo yakin karena itu Heung Soo pasti akan dikeluarkan.
“Apa yang kau inginkan?”
“Hanya..soal ujian.Curikan untukku.”
Nam Soon diam tak menjawab Jung Hoo lalu berkata "Aku tak mendengar kau menolaknya"
Nam Soon ada di atap sekolah, bingung mungkin dengan apa yang harus dia lakukan.
Di ruang guru,Se Chan sedang menyusun soal-soal ujian. Lalu tiba-tiba Nam Soon datang, Se Chan kaget dan menutup layar laptopnya. Nam Soon juga kaget melihat reaksi Se Chan. Se Chan bertanya apa Nam Soon Melihatnya? Nam Soon menjawab, kalaupun dia melihatnya, dia juga ga akan tahu.
Nam Soon bertanya dimana guru Jung? Se Chan menjawab, kalau In Jae pulang lebih awal untuk pergi ke rumah sakit.
Se Chan bertaya ada apa? Apa terjadi sesuatu?
(Nam Soon pasti mau menceritakan tentang dilemma yang dialaminya. Masih inget kan kalau In Jae pernah pesen, pada Nam Soon dan Young Woo saat mengisi kelas tambahan untuk mereka. Saat mereka mengalami dilemma, mereka harus menemui In Jae untuk mencari solusinya.)
Nam Soon berfikir, dan akhirnya memutuskan untuk mengatakannya pada Se Chan secara kiasan. “Begini..Jika aku tak melakukan apa-apa, seseorang akan terluka.Tetapi jika aku melakukan sesuatu yang buruk, maka tidak ada yang terluka. ”
Se Chan yang tidak tanggap malah bertanya “Apa artinya itu?Apa itu Pekerjaan rumah yang diberikan guru Jung padamu?”
Se Chan menyuruh Nam Soon untuk mengerjakannya sendiri. Nam Soon tidak bisa bertaya padanya. Se Chan juga menyuruh Nam Soon untuk segera pergi dan belajar.
Nam Soon memutuskan untuk pergi saja, dan Se Chan memandangnya dengan heran.
Nam Soon yang ada di atas, melihat kepergian Heung Soo yang akan pulang. Nam Soon sepertinya sudah mengambil keputusan, dan segera menemui Jung Hoo di atap sekolah. Nam Soon bertanya apa Jung Hoo yakin kalau dia tidak akan tertangkap?
Petugas kebersihan sudah mengunci semua ruang, termasuk ruang penyimpanan soal-soal ujian. Lalu Yeon Ah datnag dan meminta maaf karena ada beberapa perubahan dalam soal ujian sehingga di terlambat mengumpulkan. Kim yeon Ah meminta dengan lembut, sehingga sang bapak tidak kuasa menolak.
Nam Soon bersembunyi di salah satu tembok, dan melihat keadaan. Nam Soon melihat CCTV yang terpasang dan teringat perkataan Jung Hoo kalau dia akan mematikan semua sumber listrik, jadi Nam Soon tidak usah khawatir tentang CCTV.
Nam Soon terlihat ragu.
Yi Kyung masuk ke salah satu ruang untuk mematikan semua listrik. Gelaplah beberapa ruangan. Se Chan juga terkejut mendapati ruangannya gelap. Nam Soon masih menunggu,Kim Yeon Ah, takut karena ditinggal oleh si bapak petugas, berlari dan mengejarnya.
Nam Soon melihat kalau Yeon Ah dan bapak petugas sudah keluar dari ruang pengumpulan soal ujian.
Nam Soon mulai bergerak, dia bahkan sudah mulai sampai di tempat penyimpanan soal ujian. Nam Soon sedikit ragu untuk membukanya. Tapi, Nam Soon tetap memutar kenop pintu.
KOMENTAR :
Selesai sudah episode 5. Melegakan sekali. ^^
Ada kejadian yang lucu saat saya sedang membuat sinop ini. Huruf P di keyboard yang aku pake lepas.
Haha..Entahlah apa aku terlalu bersemangat menyelesaikan sinop ini, atau memang tenagaku yang super ekstra.
Tapi sangat bahagia karena dalam kurang dari seminggu aku berhasil menyelesaikan satu episode.
Episode 5..hmm apa yang bisa aku katakan..?
Semakin membuat penasaran.
Bahwa fakta Nam Soon dan Heung Soo berteman memang sudah terbukti tapi apa yang masih tersembunyi diantara mereka sehingga Heung Soo masih saja tidak mau di dekati Nam Soon..?
Apa Nam Soon melakukan kesalahan fatal..atau apa?
Aku sendiri bingung, dan semakin semangat menyelesaikan sinop ini..
Heung Soo memang misterius, sepertinya memang bukan dia petarung terbaik di Gyunggi.
Benarkah Nam Soon? Sepertinya iya, mengingat Nam Soon kaget sewaktu Jung Hoo memanggilnya dengan sebutan Tsunami.?
Tapi yang aku bingungin..kenapa Nam Soon tidak mau membela diri saat dihajar Jung Hoo, padahal dia punya kemampuan untuk itu?
Jung In Jae..?
Guru yang luar biasa.
Aku salut dengan yang dia lakukan. Memang benar bahwa kenakalan anak-akan belum sepenuhnya kesalahan mereka. Bisa saja kurangnya pendidikan atau perhatian yang mereka dapat. Seharusnya guru tidak menghukum mereka, tapi lebih instropeksi diri sendiri. bahwa kenapa sampai murid tidak mau mendengarkan dan mematuhi mereka atau bahkan melakukan sesuatu yang tercela.
Okay, episode 6 semoga masih sabar menanti ya.
Aku akan segera menyelesaikannya..
Terima Kasih..^^