Seperti kita tahu,
sebentar lagi kita bakal menyambut bulan penuh berkah..
Yup..bener banget..apalagi kalo bukan bulan Ramadhan..
Dimana setiap dari kita sebagai umat muslim..yang benar-benar Muslim—Bukan KTP doang lo ya—akan berbahagia bisa bertemu dan menjalankan ibadah di bulan ini..
Dan juga di bulan Ramadhan..ibadah-ibadah yang kita lakukan..yang sesuai tuntunan syariat akan dilipat gandakan pahalanya oleh ALLOH sanga Maha Pemurah..
Tapi…entah karena saking bahagianya menyambut Ramadhan..banyak sekali dari kita melakukan hal-hal yang sebenarnya ga ada tuntunannya di Bulan Suci tersebut..
Niatnya biar dapat pahala..eh malah terjerumus ke dalam Dosa..
Bid’ah itu juga hal yang tidak disukai Rasulullah..
Dalam firman Allah Ta’ala, “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”(Qs. AJ An’aam [6]: 153),
arti dari jalan yang lurus adalah jalan Allah yang diserukan untuk diikuti, yaitu As-Sunnah. Adapun jalan-jalan yang lain yaitu jalan orang-orang yang berselisih dan keluar dari jalan yang lurus, yaitu para pembuat bid’ah. Jalan-jalan orang yang berbuat maksiat berbeda dengan jalan-jalan para pembuat bid’ah, karena jika ditinjau dari statusnya (kemaksiatan), tidak ada orang yang membuat cara-cara untuk dijalankan selama-lamanya yang menyerupai syariat. Oleh karena itu, sifat-sifat tersebut khusus untuk perkara bid’ah dan hal-hal yang baru dalam agama. Nah sudah jelas kan kalo Bid’ah itu adala jalan yang sesat..
Mengada-adakan suatu perkara yang tidak disyariatkan oleh Alloh dan Rasulnya adalah kemaksiatan..
Semoga kita terhindar dari hal yang demikian ya..^^
Balik lagi ke Tradisi masyarakat dalam menyambut Bulan Yang Suci..
Ada banyak kegiatan yang menurutku sia-sia dilakukan.
Badan capek..pahalapun ga diperoleh..
Buat apa coba..?^^
Yah..memang tidak semua orang melakukan ritual-ritual tersebut..namun sebagian menganggap hal itu wajib dilakukan untuk keabsahan puasanya..
Hadewh…ado-ado sajo..^^
1.Nyadran
Pernah denger tradisi Nyadran..?
Yup..berziarah.
Disini berziarahnya dilakukan di waktu-waktu khusus..dengan niat yang macem-macem juga..
Di Klaten Jateng, banyak aktivitas di pemakaman tertentu seperti makam Ki Ageng Gribig, Ki Ageng Pandanaran dan lain-lain. Tak jauh beda dengan daerah-daerah lain terutama di Jawa.
Ada sebagian masyarakat yang secara serentak, pada hari tertentu di bulan sya'ban membersihkan makam di desanya, dengan keyakinan ada keutamaan tertentu bagi yang menunaikannya.
Ada pula yang mengadakan ziarah ke kuburan tertentu seperti kuburan wali songo, para kyai dan orang-orang sakti. Masiih heran lo saya sampe sekarang..wong sudah meninggal kok diistimewakan lo..^^
Padahal mereka dijemput ajalanya atas perintah ALLOH kan..
Disinii harusnya ALLOH yang dispesialkan..bukan yang sama-sama makhluk hidup seperti kita..^^
Keadaan manusia yang berziarah ke kuburan di bulan sya'ban (maupun hari-hari tertentu lainnya) bermacam-macam bila ditinjau dari sisi motif dan tindakan apa yang mereka kerjakan di dalamnya.
Pertama, ada orang-orang yang sekedar berziarah sebagai rutinitas setiap kali datang bulan sya'ban. Mereka menjadikan kuburan-kuburan tertentu sebagai tempat perayaan yang dikunjungi setiap masa tertentu. Tak ada tuntunannya dari Nabi, bahkan hal ini dilarang kendati itu adalah kuburan Nabi. Beliau bersabda:
"Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan." (HR Abu Dawud)
Nah, yang dimaksud tempat perayaan disini adalah tempat yang dikunjungi pada waktu-waktu tertentu secara rutin. Jika orang-orang mengkhususkan bulan sya'ban untuk mengunjungi kuburan tertentu, berarti mereka telah menjadikan kuburan itu sebagai tempat perayaan.
Kedua, ada orang-orang yang bermaksud untuk melakukan beberapa bentuk ibadah seperti berdo'a kepada Allah di sana, membaca Al-Qur'an, shalat atau bentuk ibadah lain dengan keyakinan tempat tersebut lebih afdhal dari tempat lain bagi terkabulnya do'a ataupun diterimanya amal ibadah. Jelas ini merupakan keyakinan baru yang tidak dikabarakan maupun dicontohkan oleh Nabi. Karena tak ada keterangan yang menyebutkan bahwa tempat-tempat tersebut lebih sesuai untuk berdo'a dan beribadah. Bahkan yang ada larangan dan celaan secara terisrat terhadap orang yang melakukannya.
Nabi bersabda,
"Isilah rumahmu dengan shalat (sunnah) dan jangan jadikan ia seperti layaknya kuburan." (HR Al-Bukhari)
"Janganlah kalian jadikan rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari suatu rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR Muslim)
Dari dua hadits diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa Nabi memerintahkan untuk mengisi rumah dengan shalat (sunnah), tilawah Al-Qur'an dan ibadah lain. Tidak seperti kuburan yang tidak disyari'atkan bagi kita untuk melakukan berbagai macam bentuk ibadah meski ditujukan untuk Allah.
Lagi pula perbuatan tersebut dapat mengantarkan manusia pada tindakan beribadah kepada penghuni kubur. Perbuatan tersebut juga menyerupai perilaku Yahudi dan Nashrani.
sebagaimana hadits Nabi:
“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani yang telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid, Allah mengancam apa yang mereka kerjakan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Ketiga, mereka yang berziarah ke makam tertentu untuk berdo'a kepada penghuni untuk mendapatkan sesuatu tang dicari dan menghindarkan sesuatu yang dibenci. Baik do'a tersebut ditujukan semata-mata untuk penghuni kubur ataupun dengan dalih agar penghuni kubur tersebut menjadi perantara antara dirinya dengan Allah.
Firman Allah:
"Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah (berdo'a kepada) siapapun di dalamnya di samping menyembah/berdo'a kepada) Allah." (Al-Jin 18)
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa`atan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)." (QS Yunus 18)
Sebenernya Diperbolehkannya berziarah ke kubur adalah agar kita dapat mengingat kematian dan mengucapkan salam kepada penghuni kubur dengan salam yang telah diajarkan oleh Nabi. Itupun tanpa terikat dengan hari dan bulan tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang.
So,,jangan dilakukan lagi ya..^^
2.Padusan
Nah, inii nih juga sebagai kebiasan yang sering dilakukan untuk menyambut Ramadhan.
Buat kamu yang tinggal di daerah yang deket dengan tempat pemandia..pasti lihat dong keramaian yang terjadi disana saat penghujung Sya’ban..
Di daerah lain, satu hari menjelang Ramadhan ada dikenal sebuah tradisi bernama Balimau, yaitu sebuah prosesi mandi bersama di sungai, campur-aduk antara laki-laki dan perempuan, konon dalam rangka mensucikan diri menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ini di Jawa disebut megengan atau padusan (hari pemandian). Kabarnya di Klaten Jawa Tengah ada tempat berkumpulnya orang-orang lelaki dan perempuan, di sebuah umbul (mata air) Cokro Tulung. Tradisi itu juga tidak ada tuntunannya dalam Islam.
Anehnya prosesi inipun dianggap sebagai tradisi islami, karena diadakan dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang penuh barakah.
Gimana mau berkah kalo bercampur aduk seperti itu..?
Telah terkumpul dalam acara tersebut dua fitnah terbesar, yakni fitnah syubhat (kesesatan berpikir dan berkeyakinan) dan fitnah syahwat (hawa nafsu). Jika orang menyangka bahwa shaum ramadhan kurang afdhal tanpa mandi di tempat pemandian pada hari terakhir bulan sya'ban atau ritual lain yang tidak diajarkan oleh kitabullah dan sunnah rasulullah, sungguh itu merupakan fitnah syubhat berupa bid'ah yang nyata. Padahal setiap bid'ah itu sesat, sedang mereka menyangka beroleh pahala.
Lagi pula, di manakah letak kejernihan akal dan sehatnya nalar mereka. Ketika hendak memasuki ibadah, mereka berpuas-puas dengan gelimangan maksiat dan dosa. Tak ubahnya seperti orang yang "berwudhu dengan air kencing" lalu mengerjakan shalat. Diawalinya ibadah dengan dosa lalu berharap meraup pahala.
Sekarang sudah jelas kan..?
Kalo padusan itu ga ada tuntunannya..
Kalopun mandi yang diperbolehkan itu ada Sembilan, yaitu : Macam-macam mandi itu ada sembilan. Yang tiga fardhu yaitu mandi dari janabat (hadats besar, bersetubuh, atau keluar mani), haidh, dan nifas. Yang satu wajib yaitu mandinya mayit. Demikian dalam Kitab Muhith As-Sarakhsiyyi.
Empat macam yang mandi sunnah, yaitu mandi hari Jum’at, hari raya, hari ‘arafah, dan ketika ihram. Dan satu yang mustahab (disukai) yaitu mandinya orang kafir ketika masuk Islam dan dia dalam keadaan tidak junub. Demikian dalam Kitab Muhith As-Sarakhsiyyi. (Al-Fatawa Al-Hindiyah, Lajnah Ulama, juz 1.)
So, dari kesembilan mandi itu..ga ada tuh disebutkan mandii sebelum puasa ramadhan..
Jangan sampe niat kita meraup pahala berlipat ganda malah jadi dosa yang berlipat-lipat..
Hati-hati ya..^^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^