Tuesday, 10 January 2012

Tentang Difabel dan Solo


Beberapa

hari yang lalu, ada yang nyeletuk tentang Difabel yang harusnya berani untuk meninggalkan Solo.
Memang banyak yang bilang kalo Solo surganya Difabel, dan aku membenarkan hal itu. Ada banyak faktor yang ngebuat Solo disukai oleh Difabel. Salah satunya adalah tempat-tempat publik yang akses..
yah, memang sih nggak semuanya bisa dijangkau oleh Difabel, apalagi pengguna kursi roda. Masih banyak tempat di solo yang nggak Friendly untuk mereka..tapi setidaknya masih ada beberapa tempat yang bisa menjadi pilihan untuk mencari hiburan bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Dan orang itu bilang kalo difabel harusnya tidak menjadi katak dalam tempurung, yang merasa ga berani untuk meninggalkan Solo, yang merasa takut untuk memulai kehidupan yang baru di tempat lain..dan mengatakan bahwa kota lainpun akan welcome dengan Difabel.

Aku yakin kalo setiap kota memang akan welcome dengan para difabel. Tapi welcome yang seperti apa.?
Jika hanya sekedar ramah, semua orang juga pasti bisa..semua kota juga pasti bisa welcome..
Tergantung kitanya kan..? Kalo kitanya ramah, orang-orang juga bakal ramah.tapi kalo tempat, apa setiap tempat bakal welcome buat difabel..?ga kan?
Iya kalo Difabelnya nggak pake alat bantu, mungkin bisa bebas ada disetiap tempat yang dia mau. Atau kalo Difabelnya pake alat bantu,cuma dia masih bisa ada di tempat-tempat yang ga akses. Itu ga masalah buat mereka. Lha kalo Difabelnya pake kursi roda dan ga bisa pake tongkat. Repot kan kalo dia harus menemui banyak tempat di luar sana yang ga ramah buat keadaan dia.

Kalo di solo..Mall aja bisa dimasuki difabel jenis apapun, toko buku, restoran, dan tempat-tempat lain yang bisa menurut kapasitas mereka, ada di Solo
Dikota laen belum tentu seperti itu.

Jadi istilah katak dalam tempurung, aku rasa terlalu sadis guys,Itu hanya sebatas pilihan. Ya kan? Kalo kamu berani untuk ada dikota yang bukan surganya Difabel, ya itu pilihanmu..ga ada sangkut pautnya dengan katak dalam tempurung, dan bukan berarti Difabel tidak bisa menyamankan dirinya saat berada di kota lain. Bukan seperti itu, itu karena emang Solo nya yang bikin Difabel merasa ada di surga..:-)

Kalo memang niatmu ingin memberi masukan, pilihlah kata-kata yang mengena.. bukan mengena karena tajamnya, sehingga yang membaca akan merasa terdeskreditkan..tapi pilihlah kata-kata yang mengena karena memang saat membaca tulisanmu si pembaca akan merasa yakin dan membenarkan apa yang kamu katakan..

Mengeluarkan pendapat itu memang hak setiap individu, apalgi di dunia yang serba canggih seperti sekarang, tapi ada baiknya kalo kita juga memasukkan unsur perasaan..toleransi..dan lainnya saat membuat tulisan berisi pesan sehingga pesan kita itu tidak hanya terkesan menggurui...atau terkesan seperti yang "serba tahu.."
Sumapah, itu menyebalkan saat dibaca.
So guys, hati-hatilah..
Kalo lidah bisa setajam pisau saat mengeluarkan kata-kata..
Maka tulisan ga kalah tajamnya sama pisau..
“setajam silet..” itu istilahnya..:-D

No comments:

Post a Comment

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^