[Episode Sebelumnya]
Staf UGD sedang sibuk menangani pasein yang nafasnya tiba-tiba tersumbat, karena tak bisa menelan obat. Kesimpulan pertama kemungkinan pasein menderita peradangan pada laring bagian ternggorokan dan sudah akut. dr. Gook berkata kalau mereka harus melakukan intubasi.
dr. Jang yang ada disana menjawab kalau nafas pasien terhambat, bukankah itu bahaya? dr. Kim membenarkan dan berkata jika intubasinya gagal, maka pasien bisa meninggal. Tapi dr. Gook ga peduli, dan menyuruh mereka semua untuk segera melaksanakan perintahnya.
Nafas pasien terhambat, dan jika mereka menunggu lebih lama maka otak pasien akan mengalami kerusakan.
Intubasi berhasil dilakukan, dan dr. Gook menyuruh agar ruang operasi segera disiapkan.
Sebelum dr. Gook keluar, dr. Kim memberitahu kalau pasien adalah seorang penyanyi. Bagaimana jika pasien tak bisa bernyanyi lagi karena intubasi tadi? dr. Shim yang melihat dr. Gook jadi galau setelah mndengar keterangan dari dr. Kim menjawab bahwa mereka harus menyelamatkan pasien, itu yang terpenting.
dr. Gook keluar ruangan ditemani dr. Shim. Ji Hye berkata kalau dia benar-benar merasa kacau dengan kasus-kasus seperti ini. Saat pasien sadar nanti, pasti pasien akan merasa hidupnya hancur, karena tak bisa melakukan profesinya seperti sedia kala. Chun Soo juga merasakan hal yang sama dalam hatinya, namun dia hanya diam tak menanggapi kalimat Ji Hye.
Oh Chang Min bersiap pulang, dia sudah ada di dalam mobilnya. Namun dia dikejutkan dengan seorang wanita yang berdiri menghadang mobilnya. Chang Min pun langsung menginjak rem gar tak menabrak wanita itu.
Ternyata wanita itu adalah Oh Jin Hee. Jin Hee dengan menggigit setangkai mawar di mulutnya, menatap Chang Min yang terkejut di dalam mobil.
Tak hanya itu saja, Jin Hee bahkan memakai kacamata hitam, dan kini mulai berjalan mendekati Chang Min yang masih menatap heran pada makhluk yang sedang berjalan kearahnya.
Begitu sampai di dekat mobil Chang Min, Jin Hee melemparkan bunga mawar yang digigitnya tadi ke kaca depan mobil Chang Min. Setelah itu tanpa basa-basi Jin Hee duduk di samping Chang Min yang sedang membelalakkan mata menatapnya. Dengan heran Chang Min bertanya apa yang terjadi? Kenapa Jin Hee jadi aneh seperti ini?
Jin Hee melepas kaca matanya dengan anggun, dan bertanya pada Chang Min bagaimana menurut Chang Min penampilannya hari ini? Chang Min jujur menjawab kalau penampilan Jin Hee sangat aneh menurutnya.
Jin Hee tak marah, kemudian dia berkata
“Besok hari liburmu kan? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, jadi aku juga menyesuaikan jadwalku denganmu”
Chang Min masih menatap aneh, sementara Jin Hee memakai kembali kacamatanya lalu berkata kalau dia lapar, jadi ayo sekarang mereka makan.
Chang Min awalnya ga setuju, dia mau pulang dan ga ingin makan bersama Jin Hee. Jin Hee kesal dan kembali ke sifatnya semula, dia bertanya kenapa Chang Min jadi seperti ini sih? Apa dia ga boleh bersama Chang Min walau sehari saja? Chang Min tersenyum mendengarnya, kemudian dia bertanya memangnya kemana mereka akan pergi.
Jin Hee tersenyum senang mengetahui Chang Min setuju dengan ajakannya.
Kini mereka sudah sampai di restoran dan mulai menikmati acara makan malam ini bersama. Jin Hee menawari Chang Min untuk minum sekali saja. Chang Min tersenyum melihat gaya Jin Hee, dan dia pun setuju untuk minum walau hanya segelas.
Melihat Jin Hee minum bukan hanya sekecap saja, membuat Chang Min bergumam kalau Jin Hee sudah seperti peminum saja. Jin Hee menjawab memangnya siapa yang membuatnya jadi seperti peminum? Dia kan mempelajarinya ketika masih pacaran dengan Chang Min. Chang Min lagi-lagi tersenyum mendengar kalimat Jin Hee.
Jin Hee akan menyuapi Chang Min, dan Chang Min kikuk sendiri. Dia berkata kalau dia bisa makan sendiri, tapi Jin Hee memaksa. Chang Min pun mendekatkan wajahnya ke tangan Jin Hee dan membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Jin Hee. Tapi Jin Hee malah mengerjainya. Makanan itu berlumur saus. Jin Hee sengaja mengenai bibir Chang Min dengan saus, dan bukan menyuapi Chang Min dengan benar. Jin Hee bahkan tertawa lepas begitu melihat Chang Min sedikit kesal.
Tapi kemudian Jin Hee berkata kalau dia akan membersihkannya. Jin Hee pun mengulurkan tangannya dan mengusap bibir Chang Min yang kena saus tadi. Chang Min hanya diam menatap Jin Hee, mungkin hatinya sedang berdebar kencang saat ini.
Kini, mereka melanjutkan acara mereka dengan jalan-jalan bersama. Jin Hee kemudian berkata pada Chang Min
“Aku takut, aku pernah berfikir kau akan menghilang ke tempat yang jauh. Jika suatu hari aku pergi ke rumah sakit, dan seseorang mengatakan padaku bahwa kau berhenti. Aku bertanya-tanya apa kita bisa bertemu lagi? Bagaimana caranya agar kita bisa bertemu kembali? Pikiran itu datang begitu saja.”
Chang Min menjawab
“Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini. Bagaimana jika kita bisa memulai kembali semuanya dengan mudah, lalu kita menyakiti seperti dulu lagi? Bagaimana jika itu terjadi lagi diantara kita? Maka tentu kita tak akan benar-benar bisa pulih dari rasa sakitnya. Jadi, pastikan lagi perasaanmu.”
Jin Hee menatap Chang Min dan mengangguk. Dia berjanji akan mengecek lagi perasaannya dan berfikir dengan jernih akan keinginannya ini. Benarkan dia ingin memulai kembali dengan Chang Min, atau dia hanya terbawa perasaan sementara saja.
Mereka pun kembali berjalan, tiba-tiba Jin Hee terpeleset, dan hampir jatuh. Untung saja, ada Chang Min disampingnya, yang langsung memegang tubuhnya , sehingga dia tak jadi terjatuh. Chang Min bertanya apa Jin Hee baik-baik saja? Jin Hee membenarkan.
Chang Min melepas mantelnya, dan langsung menyampirkan mantel itu di pundak Jin Hee. Dia berkata kalau cuaca sedang dingin, dan nanti Jin Hee bisa masuk angin. Chang Min kemudian melangkah setelah berkata kalau dia akan mengantar Jin Hee pulang.
Jin Hee tersenyum menatap Chang Min yang berlalu.
Sementara itu, malam berbeda di lalui Chun Soo. Kini, dia terlihat seorang diri, sambil meminum Soju dan mengingat kembali kalimat Jin Hee padanya tadi. Entah mengapa, Chun Soo teringat saat dia tak sengaja melihat Jin Hee minum soju di kedai yang sama dengannya. Kejadian itu sudah lama sekali. Tapi, dia merasa seolah Jin Hee memang ada di kedai ini, dan dia bisa melihat tingkah konyol Jin Hee.
Saat tersadar, bangku yang dulu ditempati Jin Hee kosong, tak ada siapapun disana.
Kenangan akan Jin Hee tak hanya berhenti di malam itu saja, Chun Soo juga mengingat saat pertama kali dia bertemu Jin Hee. Saat itu dia bahkan mendapatkan tamparan dari Jin Hee yang tengah tak sadarkan diri karena mabuk, dan harus dibawa ke UGD.
Semua berputar kembali diingatan Chun Soo, dia seolah melihat film dimana dia dan Jin Hee adalah pemeran utamanya. Teringat kembali ketika Jin Hee memohon sambil menangis di hadapannya agar Jin Hee tak dikeluarkan dari magang.
Bukan hanya itu saja, kenangan manis ketika Jin Hee memeluknya, dan juga saat dia berada dibawah hujan bersama Jin Hee. Semua terputar jelas di memorinya malam ini.
(Aslii…sakit hati aku nulis bagian ini…Arrgghhh Chun Soo ku..inget-inget waktu pacaran sama Ji Hye kek..kok malah inget kenangan sama Jin Hee sih..-_-)
Chun Soo mabuk berat, dan datang ke rumah Ji Hye. Ji Hye jelas terkejut melihat kondisi Chun Soo yang teler seperti ini. Ji Hye pun memapah Chun Soo masuk, dan bertanya kenapa Chun Soo minum begitu banyak sih?
Ji Hye pun menidurkan Chun Soo di sofa dan menyelimuti Chun Soo. Tibat-tiba Chun Soo memegang lengan Ji Hye. Ji Hye melihat Chun Soo masih terpejam dan bertanya, apa Chun Soo sudah sadar? Apa Chun Soo mau minum?
Chun Soo sambil terpejam menjawab kalau dia baik-baik saja.
Ji Hye tetap memberikan segelas air untuk Chun Soo, dan Chun Soo langsung meminumnya. Ji Hye bertanya kenapa Chun Soo minum alcohol begitu banyak? Ji Hye juga berkata harusnya Chun Soo mengajaknya minum bersama, setidaknya dia bisa menemani Chun Soo.
Chun Soo tertawa kecil membuat Ji Hye heran. Ji Hye pun bertanya kenapa Chun Soo malah ketawa? Chun Soo yang sudah duduk, walau mata masih terpejam menjawab bahwa dia hanya berfikir, seperti apa arti Ji Hye untuknya?
“Kadang-kadang kau menemaniku minum. Memberiku hadiah kaus kaki, menyiapkan bekal untukku dan bahkan memberiku tumpangan.”
Ji Hye tersenyum lalu berkata kalau dia memang berguna di semua hal. Dia tahu itu.
Tiba-tiba Chun Soo bertanya
“Tidakkah…seperti itu sakit?”
Ji Hye tak menjawab, dia malah menyuruh Chun Soo untuk segera berbaring dan istirahat.
Ji Hye sudah menyiapkan bantal untuk Chun Soo, tapi Chun Soo menyingkirkan bantal itu dan merebahkan kepalanya di pangkuan Ji Hye. Ji Hye tersenyum dan Chun Soo bertanya apa dia bisa seperti ini walau hanya sebentar saja?
Ji Hye tentu menjawab iya.
“Aku mengerti kenapa kau seperti ini”
Chun Soo tak menjawab dan Ji Hye kembali berkata jika Chun Soo diam, berarti tebakannya benar.
“Apa kau harus seperti ini? Apa kau harus menunjukkan dirimu yang seperti ini?” ucap Ji Hye sambil menatap Chun Soo dengan pandangan sedih.
Chun Soo hanya menjawab dengan sebaris kalimat permintaan maaf.
Tiba-tiba Ji Hye berdiri dan menyiram wajah Chun Soo dengan air. Ji Hye geram sekali. Siraman itu membuat Chun Soo tersadar, dan bertanya kenapa Ji Hye seperti ini padanya? Ji Hye yang kesal bertanya apa Chun Soo ga merasa kalau sikap Chun Soo terlalu berlebihan? Apa Chun Soo ga berfikir tentang perasaannya?
“Apa kau harus menunjukkan padaku bagaimana kau hancur? Jika kau memang menyukai Oh Jin Hee, maka pertahankan dia!!! Kenapa kau bertindak sama seperti yang kau lakukan padaku dulu? Kenapa lagi-lagi kau melarikan diri seperti saat bersamaku dulu? Kenapa?!!!”
Ji Hye meluapkan semua perasaannya. Dia sakit melihat Chun Soo seperti ini hanya karena seorang Oh Jin Hee. Dia sakit, karena ternyata Chun Soo lagi-lagi tak bisa mempertahankan wanita yang Chun Soo sukai, sama ketika Chun Soo melepasnya dulu.
Ji Hye melanjutkan kalimatnya, dia bertanya berapa lagi dia harus menunggu Chun Soo? Ji Hye pun menangis, sementara Chun Soo hanya terdiam.
Ternyata itu hanyalah khayalan Ji Hye saja, dia sama sekali tak menyiram Chun Soo, atau berteriak di depan Chun Soo. Semua masih seperti tadi. Chun Soo masih tertidur di pangkuannya, dan dia? Dia menyimpan apa yang dia rasakan dalam hatinya. Menyimpan semua itu sendiri, dan merasakan sakitnya pun sendiri. Ji Hye bahkan membelai pipi Chun Soo, dan menatap Chun Soo yang terlelap.
Pagi ini Jin Hee sudah datang ke RS. Dia melihat dr. Gook dan dr. Shim berjalan bersama, lalu Jin Hee berniat mendekati mereka. Tapi Jin Hee tak sengaja mendengar percakapan dr. Gook dan dr.Shim, dimana dr. Gook berkata sudah berapa lama ya dia dan dr. Shim tak tidur bersama? Jin Hee syok mendengar kalimat itu, dan tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya.
dr.Shim dan dr.Gook langsung menoleh ke belakang begitu mendengar ada benda yang terjatuh, dan mendapati wajah Jin Hee yang terlihat canggung. Sementara Ji Hye dan Chun Soo biasa saja.
Kini, Chun Soo dan Ji Hye sedang menunggu lift bersama, dan tiba-tiba Ji Hye bertanya apa tadi Jin Hee mendengar yang mereka bicarakan? Dia yakin Jin Hee mendengar semuanya. Chun Soo pura-pura cuek dan bertanya lalu kenapa memangnya jika Jin Hee mendengar yang mereka katakan tadi?
Ji Hye menjawab kesal, kalau bisa saja Jin Hee berfikir mereka memang pernah tidur bersama. Itu bisa membuat Jin Hee salah paham.
Pintu lift terbuka. Chun Soo pun melangkah masuk bersama Ji Hye, lalu tiba-tiba Jin Hee muncul, dan hanya terdiam. Ji Hye pun bertanya apa Jin Hee ga akan masuk? Jin Hee menjawab agar dr. Shim dan dr. Gook duluan. dr. Shim pun tak memaksa. (Nah..itu baru bener…siiippp…hihihi)
Kini, Jin Hee berdiri di depan ruangan dr. Gook, dia bimbang haruskah dia masuk kedalam?
(Sumpah ya..aku ga ngerti sama sikapnya Jin Hee, dia itu sukanya siapa? Kenapa pas ada dr. Gook, dia kayak suka sama dr. Gook, pas ada Chang Min dia suka sama Chang Min. Lagipula, kenapa emangnya kalau dia denger dr. Gook dan dr. Shim pernah tidur bareng. Itu kan bukan urusan dia juga. Arrgghh ga ngerrti aku. Ini komen bukan berarti aku jelek-jelekin Jin Hee ya..aku hanya mengkritik sifatnya saja yang terkesan plin plan.)
Akhirnya Jin Hee memutuskan untuk masuk kedalam. Setelah mengetuk pintu dan membukanya, terlihat dr. Gook menatap kearahnya. Jin Hee masuk tanpa dr. Gook berkata apa-apa. Setelah mendekat, dr. Gook bertanya bukankah ini hari libur Jin Hee? Jadi kenapa Jin Hee ke RS?
Jin Hee menjawab kalau hasil tes pasien nenek yang kena kanker paru sudah keluar, dan dia ingin melihatnya. Jin Hee pun memberikan hasil tes itu pada dr. Gook. Jin Hee kemudian berkata kalau dia akan merencanakan terapi untuk sang nenek. dr. Gook berkata kalau biaya terapi itu sangat mahal. Jin Hee menjawab bahwa wali si nenek sudah setuju masalah biaya. Tak peduli berapapun banyaknya. dr. Gook kemudian bertanya, apa Jin Hee tahu berapa biaya terapi itu untuk sebulan? Jin Hee pun balik bertanya, memangnya berapa? Apa sangat mahal?
dr. Gook menjawab kalau biayanya 10 juta perbulan. Terkejutlah Jin Hee.
dr. Gook kemudian berkata kalau asuransi bahkan ga akan bisa menutup biaya itu, dan gaji si anak mungkin akan habis seketika untuk biaya ini. Biaya tanpa asuransi bisa saja seratus juta pertahun.
Jika memang pasien dan wali sanggup maka, RS akan segera melakukannya.
Jin Hee terlihat sedih, dia kemudian bertanya apa ada cara lain?
dr. Gook menjawab itu bisa saja, jika pasien berkenan dijadikan partisipan untuk uji klinis.
Jin Hee pun mengangguk, dan berkata kalau dia akan membicarakan hal ini pada wali pasien.
Ketika Jin Hee akan berbalik pergi, tiba-tiba dr. Gook berkata
“Batu besar…ini kan hari liburmu. Jadi pulanglah lebih awal, dan pergilah berkencan.”
dr. Gook mengatakan itu tanpa menatap kearah Jin Hee.
Jin Hee terpana mendengarnya, dan menjawab iya. Lalu dia membungkuk hormat, dan beranjak pergi. Setelah keluar, Jin Hee lagi-lagi terdiam lama di luar pintu dr. Gook sebelum akhirnya dia memutuskan pergi. Entah apa yang ada dipikirannya.
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Mian, untuk yang suka sama Jin Hee, kalau aku berkomentar negative itu murni bukan karena Song Ji Hyo nya…jadi tolong dicermati. Aku sudah sering berkomentar tentang karakter setiap drama yang aku tulis sinopsisnya, dan menurutku untuk karakter Jin Hee di episode ini, jujur bikin aku ga suka sama Jin Hee. (Catet…karakter Jin Hee ya..bukan Song Ji Hyo nya..^^)
Kenapa perempuan harus seperti itu? Kalau dia sudah memberitahu Ah Reum bahwa dia menyesal karena pernah menyarankan Ah Reum untuk menghabiskan waktu bersama Chang Min, yang sebenarnya dia tak ingin itu. Kenapa sekarang seperti ini?
Kenapa wajah Jin Hee harus seperti itu saat bertemu dr. Gook atau bahkan saat mendengar tentang dr. Gook yang udah pernah tidur sama dr. Shim?
Kenapa harus plin-plan seperti cewek-cewek umur belasan yang baru kenal cinta monyet.
Sementara disini, dia adalah wanita dengan usia 30 tahun. Sudah tentu matang, dan punya pola pikir dewasa.
Kenapa?
Aku selalu gregetan dan bertanya-tanya tentang sikap seperti itu? Kenapa seolah selalu memberi harapan palsu? Memang sih, kalau pas sama Chang Min, Jin Hee melakukan hal-hal yang menunjukkan dia suka Chang Min. Tapi, apa iya dia harus memasang raut wajah seperti tak rela jika dr. Shim bersama dr. Gook.
Plis stop seperti itu.
Suka sama dr. Shim, separah apapun luka dihatinya, separah apapun dia kecewa dengan Chun Soo yang memilih menghancurkan diri seperti dulu, toh dia menunjukkan bahwa dia selalu ada untuk Chun Soo. Bukankah, cinta yang dewasa seperti itu?
Sama seperti Ah Reum, yang tahu dia ga bisa memaksakan cintanya pada Chang Min. Bukankah itu juga salah satu bentuk cinta. Cinta yang dewasa.
Oya, sengaja aku bikin jadi 3 bagian. Karena ini terakhirnya aku bikin sinop Emergency Couple. Episode 20 dibikin mba Fifin, dan episode terakhirnya di bikin sama Mba Lilik.
Sengaja...agar kalian berlama-lama di blogku..hahaha