Tuesday 15 April 2014

Bride Of The Century Episode 16 Part 1

[Episode Sebelumnya]


“Ini bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah awal. Penantian dan kerinduanmu membuatku mengerti akan cinta. Injak semua penderitaanmu sekarang, dan tempuh jalanmu sendiri. Teruslah berjalan hingga kau tiba di ujung. Maka, akan ada yang menantimu disana.”

Doo Rim meresapi kalimat Arwah Byul dalam diam. Tangan arwah Byul masih terasa menggenggam erat tangannya.




Episode terakhir

Kang Ju berjalan ditemani Ru Mi dan Sek Kim. Ru Mi berkata kalau penghargaan kali ini adalah penghargaan yang bergengsi, karena ini adalah penghargaan tertinggi dari Republik Korea. Ru Mi kemudian berkata kalau dia juga tahu siapa yang membuat Kang Ju sekeren sekarang. Kang Ju menoleh sekilas menatap Ru Mi, lalu tersenyum simpul







Lalu terdengar keributan di Dept. Store Kang Ju, ternyata ada seorang pelanggan VVIP yang meminta barang yang dibelinya dikembalikan, karena rusak. Staf Dept. Store menjawab kalau itu tak bisa, karena batas waktu pengembalian sudah berakhir, dan pula kerusakan disebabkan oleh pelanggan sendiri. Pelanggan wanita itu tak terima. Dia langsung memukul si karyawan, membuat karyawan itu terjatuh.

Kang Ju mendekat, dan menatap tajam si pelanggan VVIP. Dia hanya berkata ahjumma, saat memanggil pelanggan VVIP tersebut. Tentu saja panggilan Ahjumma membuat pelanggan tersebut kesal. Bagaimana bisa semuda ini dia dipanggil Ahjumma?

Kemudian Kang Ju mengambil tas yang dibawa si Ahjumma, dan berkata ketus kalau tas ini dan Ahjumma terlihat tidak sepadan. Ahjumma kesal, tapi Kang Ju langsung berkata pada stafnya untuk segera memproses pengembalian tas ini sesuai keinginan si Ahjumma. Setelah berkata seperti itu, Kang Ju berbalik lagi pada pelanggan VVIP nya, dan dengan santai menyuruh si pelanggan untuk meminta maaf pada stafnya, karena tadi pelanggan sudah bersikap kasar pada stafnya.

Ahjumma menolak, dia merebut kembali tas itu, dan memilih pergi tanpa jadi mengganti tas sesuai keinginannya. Karyawan Kang Ju berterima kasih sekali. Dia membungkuk hormat pada Kang Ju, dan mengucap terima kasih berkali-kali. Karyawan tersebut bahkan berjanji akan bekerja sebaik mungkin.





Kang Ju kembali melanjutkan jalannya, tiba-tiba ada seorang gadis yang menghadang Kang Ju. Gadis tersebut dengan genit mendekati Kang Ju dan berkata apa Kang Ju ga melihat berita kalau dia dan teman prianya sudah putus? Sepertinya gadis ini ingin menggoda Kang Ju. Bahklan si gadis membelai lembut kerah jas Kang Ju dan berkata jika Kang Ju punya waktu, dia mau mengajak Kang Ju makan malam. Kang Ju hanya tersenyum, membuat si gadis semakin bergerak mendekat. Dia membisikkan sesuatu di telinga Kang Ju. Dia bertanya pelan, kenapa sampai sekarang Kang Ju belum menikah?

Kang Ju, secantik apapun wanita di depannya, dia sama sekali tak tergoda. Dengan santai dia menunjukkan jari manisnya yang sudah tersemat cincin. Itu sebagai pertanda bahwa dia sudah milik seseorang.

“Aku sudah menikah.”

Setelah Kang Ju berlalu, sang wanita malu sekali dengan kejadian tadi.





Di arena bermain, Kang Ju mendengar tangis anak kecil yang sepertinya kehilangan ibunya. Kang Ju langsung menggendong si bocah, dan mencoba menenangkan bocah itu agar tak menangis. Lalu saat matanya menatap kedepan, dia terkejut. Matanya menangkap sosok Doo Rim. Benarkah itu Doo Rim?

Tapi ternyata itu hanya halusinasi Kang Ju saja, karena dia begitu merindukan Doo Rim. Wanita yang berjalan mendekat kearahnya bukan Doo Rim, melainkan ibu dari bocah yang digendongnya ini.

Setelah anak dan ibu itu berlalu, Kang Ju kembali sedih. Berapa lama lagi dia harus menahan rindunya pada Doo Rim?





Il Doo membakar semua kenangan akan Sun Hwa. Buku harian ataupun foto Sun Hwa, dia membakar semua di tempat abu Sun Hwa ditaburkan. Disana juga ada Myung Hee yang menemani Il Doo.

Il Doo berkata kalau sudah setahun Myung Hee tak disisinya. Walau mungkin setahun yang dia lalui tak sebanding dengan penantian Myung Hee akan cintanya, tapi asal Myung Hee tahu satu hari tanpa Myung Hee disisinya bagaikan setahun.

“Dalam hari-hariku selanjutnya, aku ingin melalui sebagai suami Kim Myung Hee. Sekarang aku baru mengerti bahwa kehadiranmu dalam hidupku, adalah takdir yang sangat berharga.”

Myung Hee menatap suaminya dengan penuh senyum. Dia tahu rasa cinta untuk Il Doo tak pernah padam. Il Doo pun memeluk Myung Hee. Pelukan kali ini benar-benar pelukan tulus akan rasa sayang yang ternyata dia miliki untuk istri yang selalu mencintainya. Ternyata benar, rasa sayang dan cinta itu baru akan terasa setelah kita mengalami yang namanya kehilangan.
Myung Hee tentu membalas pelukn suaminya itu, dia tahu akhirnya rasa yang berpuluh-puluh tahun dijaganya kini berbalas.




Malam ini di kamarnya Kang Ju menatap sebuah cincin yang sepertinya sengaja dia siapkan untuk Doo Rim. Sambil menatap cincin itu Kang Ju berkata dalam hati

“Aku menyambut musim dingin yang kedua semenjak ia pergi meninggalkanmu. Dan seperti yang diharapkannya, kami menyambut kehidupan yang tenang dan damai. Orang yang pergi telah kembali.”



Keluarga Kang Ju lengkap sudah. Ayah dan ibunya kini bersama kembali. Kang In berkata kalau di Showcasenya kali ini, dia mau seluruh keluarganya hadir. Kang In tiba-tiba berkata kalau saja Doo Rim bisa datang ke showcsenya, pasti terasa sangat lengkap. Mendengar nama Doo Rim, Kang Ju tersenyum, dan menyodorkan ubi jalar pada ibunya.

Ayah Kang Ju cemburu karena Cuma Myung Hee yang dikasih. Myung Hee akhirnya menyuapi suaminya ubi jalar yang tadi diberi Kang Ju padanya. Kang Ju tersenyum senang menatap keharmonisan keluarganya kali ini. Kemudian dalam hati dia berkata

“Sepeninggalnya…kami baru mengerti kalau dia member begitu banyak hadiah pada kami. Tempat yang dikosongkannya, tidak diisi dengan air mata, tapi senyum kebahagiaan. Aku benar-benar merindukannya.”



Tahun berikutnya di Namhae.

Doo Rim pamit pada neneknya, dia tak lupa juga pamit pada putra semata wayangnya yang dia beri nama Kang Im, mungkin singkatan Kang Ju Doo Rim.
Kang Im ada di gendongan neneknya, dan sama sekali terlihat tak rewel.



Di sela-sela melayani pembeli di pasar, Doo Rim sibuk merajut . Saat sedang sibuk merajut, Doo Rim menatap langit. Dia memejamkan matanya, dan dalam hati berkata.

“Anak kita sangat mirip denganmu.Dia adalah sebuah hadiah yang kau berikan padaku agar aku tak kesepian. Saat aku melihat anak kita, aku seolah melihat dirimu. Aku menahan kerinduanku dalam hati. Kau pasti sedang menatap langit yang sama. Semoga aku bisa bertemu denganmu di suatu tempat. Aku benar-benar merindukanmu, Kang Ju. ” Ujar Doo Rim dalam hati



Lee Ru Mi datang ke peramal ditemani Kang In. Disana peramal mengira Ru Mi akan bertanya perihal jodoh, tapi Ru Mi membantah, dia menjawab kalau dia sedang mencari seseorang. Orang itu bernama Na Doo Rim. Peramal menjawab, kalau Ru Mi mau cari orang harusnya bukan ke tempatnya tapi ke kantor polisi.

“Tidak peduli segaib apapun aku, aku tak bisa melacak orang.”

Ru Mi pun menatap heran pada Kang In, bagaimana ini? Kang In menjelaskan kalau dia dengar dari ibunya tentang peramal ini. Peramal tersenyum dan berkata kalau Ru Mi dan Kang In kan sudah datang ke tempatnya, jadi bagaimana kalau dia ramal jodoh Ru Mi dan Kang In.

“Melihat wajah kalian berdua, sepertinya kalian jodoh yang sudah ditakdirkan.”

Ru Mi heran, tapi Kang In tersenyum senang. Peramal bahkan berkata kalau wajah Ru Mi dan Kang In benar-benar sepadan. Ru Mi langsung membantah kalimat si peramal, membuat senyum di wajah Kang In langsung lenyap.
Peramal kemudian berkata

“Jika kalian tidak bersama, peruntungan kalian akan menjadi tak bagus.”

Ru Mi tak percaya, dia dengan kesal mengajak Kang In segera pergi. Ngapain lama-lama disini. Tapi peramal tak menyerah, dia terus berkata kalau Ru Mi menyia-nyiakan berlian yang ada di depan Ru Mi, maka sama saja Ru Mi menolak peruntungan baik. Percaya atau tidak terserah Ru Mi. Ru Mi jadi sedikit takut mendengarnya. Sementara Kang In bertambah senang, dia melirik dikit-dikit kearah Ru Mi. Sepertinya sang peramal sengaja di bayar Kang In untuk membuat Ru Mi mau bersama Kang In. LOL

Ru Mi tak percaya jika berlian yang dimaksud adalah Kang In, dia menatap kearah Kang In. Masih tak percaya, dia tetap mengajak Kang In segera pergi.




Ru Mi berjalan lebih dulu meninggalkan Kang In di dalam bersama si peramal. Setelah hanya berdua, Kang In mengedipkan sebelah matanya pada si peramal, tanda bahwa dia suka dengan cara kerja si peramal. Ru Mi sebentar lagi pasti akan jadi miliknya. Diapun memberikan amplop yang berisi bayaran untuk si peramal, kemudian berlalu pergi.


Ru Mi datang ke kantor Kang Ju, dan memberitahu Kang Ju tentang foto-foto yang tersebar di forum. Sepertinya menunjukkan lokasi dimana Na Doo Rim berada. Ru Mi juga mengingatkan kalau bisa saja foto itu palsu seperti yang selalu mereka alami, jadi dia minta Kang Ju ga terlalu berharap. Kang Ju menjawab, meskipun palsu dia tetap harus mengecek tempat itu.
Kang Ju pun langsung pergi.

Setelah sendiri, Ru Mi menautkan semua jemarinya dan berdoa

“Tuhan..Kali ini tolong..kau harus mempertemukan mereka.”



Kang Ju sudah sampai di kota kecil ini, dia langsung menunjukkan foto Doo Rim dan menanyai setiap orang yang ada. Padahal tak jauh dari tempatnya, Doo Rim tengah bersiap pergi dengan motor. Mereka tak bertemu. Tepatnya belum dipertemukan.

Hari sudah malam, Kang Ju memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tanpa dia sadari, tak jauh dari tempatnya duduk terlihat Na Doo Rim. Kang Ju tak melihat itu. Lagi-lagi, takdir masih tak mengijinkan mereka untuk bertemu.




Kang Ju mendapat telepon. Telepon itu dari Ru Mi yang mengabarkan kalau sepertinya Doo Rim ga ada di sana. Kantor polisi Seocho mengatakan menemui seseorang yang mirip dengan Doo Rim. Informasi kali ini bisa dipercaya.

Ketika Kang Ju berbalik pergi, Doo Rim pun terlihat akan berjalan meningglkan tempat itu. Tak sengaja sebuah motor menyerempet Doo Rim, membuat barang yang Doo Rim bawa berjatuhan. Sebuah benar rajut warna merah menggelinding jauh, dan berhenti tepat di depan kaki seorang pria. Pria itu adalah Kang Ju.




Kang Ju mengambil benang rajut itu. Sementara Doo Rim sedang berjalan mendekat untuk memungut benang rajutnya yang terjatuh. Kemudian Kang Ju menoleh, dan mereka akhirnya saling bertatapan. Doo Rim terdiam melihat bahwa Kang Ju lah yang ada di depannya. Kang Ju pun begitu, dia terpana tak menyangka menyaksikan wanita yang dicintainya kini sudah dia temukan.




Mereka saling menatap dalam diam. Rasa haru menyelimuti hati keduanya. Mereka bahkan terlihat menahan tangis, karena rindu yang luar biasa menyesakkaan dada mereka berdua. Mata mereka berkaca-kaca. Doo Rim bahkan tak sanggup menahan tangisnya. Air matapun menitik membahasa pipinya. Bukan karena sedih, tapi karena bahagia yang tak tertahankan di hatinya. Doa yang dia ucap setiap hari terkabul juga.





Di dinding rumah Doo Rim, tertempel banyak informasi mengenai Kang Ju yang sukses. Papan dinding itu tertulis.

“Papan Berita Keluarga Kami
Tahun 2014 – 2015
Keluarga kami yang bahagia.
Papa Kang Im..Aku cinta padamu.
I Love You Kang Ju”


Na Doo Rim sudah membawa Kang Ju ke rumah, dia memangku Kang Im dan memberitahu Kang Im kalau papa sudah datang. Kang Im dengan matanya yang bulat menatap pada orang yang di depannya. Kang Ju menatap takjub pada anaknya. Doo Rim menjelaskan kalau dia member nama putra mereka Kang Im, karena itu merupakan gabungan nama dia dan Kang Ju.

“Mata , hidung, dan bibirnya sangat mirip sekali denganmu, Kang Ju.”

Nenek kemudian berterima kasih karena Kang Ju masih mengingat Doo Rim, dan sampai bisa menemukan Doo Rim. Kang Ju tak menjawab, dia hanya berkata agar nenek mau menerima sembah sujud penghormatannya.
Kang Ju pun melakukan ritual keluarga itu, dalam sujudnya dia meminta maaf karena dia datang sangat terlambat.





Di restoran Doo Rim yang berada di Seoul, Jin Joo lah pengelolanya. Jin Joo bahkan menambahkan tulisan, bahwa di restpran inilah asmara Choi Kang Ju dan Na Doo Rim bersemi. Restoran itu tetap ramai, walau dulu sempat ada keributan. Tapi, semua sudah kembali.

Dua pelanggan datang, dan mereka adalah seorang gadis. Mereka sudah membaca tempat ini, dan memtuskan untuk datang. Mereka juga berkata pada Jin Joo, bahwa saat ini mereka benar-benar merasa tersentuh dengan kisah cinta Kang Ju dan Doo Rim. Jin Joo tersenyum senang mendengarnya. Salah satu gadis yang memakai topi rajut warna merah berkata kalau dia sampai menangis semalaman begitu membaca kisah cinta Kang Ju dan Doo Rim, matanya bahkan sampai bengkak.



Nenek, dan Doo Rim datang ke rumah Kang Ju. Disana sudah ada Myung Hee. Nenek kemudian membuka bungkusan yang dibawa. Bungkusan itu adalah sepatu warna merah. Myung Hee terkejut melihat sepatu merah tersebut, karena dia juga memilikinya. Kang Ju, Doo Rim, dan Il Doo tidak tahu apa-apa, dan sedikit heran melihat Myung Hee yang kaget. Semua menanti cerita yang akan keluar dari mulut nenek Doo Rim.





Flashback

Kediaman keluarga Choi, 50 tahun yang lalu

Malam itu, seseorang sudah menaruh bubuk ke dalam sebuah teko minuman. Dia adalah si pengantin wanita yang ada di episode awal drama ini. Pengantin wanita yang sebelah sepatunya ditemukan di dekat tebing. Pengantin wanita itu adalah nenek Doo Rim yang bernama Park Sun Bok.
Sang pengantin pria tersenyum senang dan duduk di depan mempelainya. Dia mulai menuang minuman ke dalam gelas minumannya.

Sang suami bertanya apa istrinya percaya akan rumor kutukan yang beredar tentang keluarganya? Wanita itu hanya diam, memilih tak menjawab. Pria tersebut mulai mendekati sang istri, dan mencoba menggenggam tangan wanitanya itu. Dia dengan lembut memanggil nama istrinya.

“Sun Bok, kau tahu rumor itu disebarluaskan olehku..Jika ingin memperistrimu, maka hanya itu cara yang aku punya. Pertama kali bertemu denganmu di musim semi waktu itu, saat kau datang membantu ibuku dalam urusan menjahit, ibuku memujimu karena kehalusan hasil kerajinan tanganmu, dan kau tersenyum malu-malu, dibawah pohon plum yang bersemi. Dibandingkan dengan baju merah muda yang kau jahit, aku merasa kau jauh lebih cantik. Sepertinya pada saat itu, aku sudah jatuh cinta padamu. Makanya aku ingin memperistrimu. Tapi tetua keluargaku pasti akan menentang. Maka dari itulah aku menyebarkan rumor seperti itu. Lalu orang-orang percaya akan rumor itu. Ditambah akan kenyataan, istri pertama ayah dan kakeknya yang meninggal karena kecelakaan. Akhirnya perjodohan untukkupun batal. Para putri keluarga terhormat menolak menikah denganku. Jadi para tetua terpaksa turun tangan sendiri, membeli menantu dengan uang. Karena itu janganlah kau takut, karena itu hanyalah kebohongan yang ku karang agar aku bisa mendapatkanmu.”





Kini, pria tersebut mulai membuka Hanbok Sun Bok dan berniat melakukan malam pertama mereka. Tapi sepertinya bubuk yang ditaurh Sun Bok ke dalam teko minuman tadi sudah mulai bereaksi, karena belum sempat lelaki tersebut membuka keseluruhan baju istirnya dia sudah terjatuh pingsan.
Sun Bok memanfaatkan kesempatan itu untuk lari.




Ternyata Sun Bok kabur bersama lelaki pilihannya. Dia sama sekali tak menyukai anak keluarga Taeyang itu. Sebelum melanjutkan langkah, Sun Bok berhenti dan melepas sebelah sepatunya, lalu menaruh di sekitar rerumputan. Dia hanya ingin mengecoh semua yang mencarinya, agar dia dikira sudah mati.



Tn Choi menunggu kabar, apakah mayat Sun Bok berhasil ditemukan? Orang suruhan Tn Choi menjawab tidak. Kemudian Tn Choi bertanya lagi, lalu bagaimana dengan hal yang dia suruh selidiki? Orang suruhan tersebut menjawab kalau tadi malam, ada kabar bahwa seorang pemuda bernama Dong Jae yang satu kampung dengan Park Sun Bok menghilang.
Pesuruh Tn Choi, bahkan menambahkan kalau Dong Jae disebut-sebut adalah orang yang menjalin cinta dengan Sun Bok. Tn Choi syok mendengarnya.
Cinta yang tulus dia miliki untuk Sun Bok ternyata hanya bertepuk sebelah tangan.



Tn Choi menggenggam sepatu merah Sun Bok dan berdiri dimana sepatu itu ditemukan. Dia menatap lurus kedepan, dengan tatapan sedih dan berkata dalam hati.

“Sun Bok, kau menolak cintaku dan melarikan diri sambil menggandeng pria lain. Aku benci sekali padamu. Benar-benar benci padamu, karena kau terlalu mencintai laki-laki lain dan memilih meninggalkanku. Tapi, aku begitu mencintamu. Sangat mencintaimu.”

Akhirnya Tn Choi memilih menutup mulut akan kaburnya Sun Bok, karena dia yang begitu mencintai Sun Bok. Tn Choi seolah membenarkan bahwa Sun Bok telah meninggal. Terbukti dengan Tn Choi yang menaruh sepatu merah Sun Bok, di ruang sembahyang.





Flashback End

Nenek Doo Rim, meminta maaf pada keluarga Taeyang karena sudah menciptakan kekacauan seperti ini. Il Doo yang mendengar keseluruhan cerita sama sekali tak marah. Dia malah berkata kalau menemukan cinta sejati itu ibarat ayam yang buta dan berhasil menemukan beras. Itu adalah sesuatu yang langka sekali.Il Do juga menambahkan walaupun nenek Doo Rim dan ayahnya tak berjodoh, tapi Kang Ju dan Doo Rim telah mengikat tali perjodohan yang kuat. Jadi, menurut dia itu adalah takdir yang ga bisa dihindari.

“Mari kita lihat kalau ini sebagai sebuah takdir yang berharga dari TUHAN.”

Semua pun saling tersenyum bahagia.


Kang Ju dan Doo Rim kemudian berdiri di ruang sembahyang, dan Kang Ju berkata

“Dia adalah sosok yang Anda nantikan selama 100 tahun. Orang yang akan meneruskan keturunan keluarga ini. Dia adalah istriku.”

Kang Ju dan Doo Rim saling berhadapan, dan Kang Ju memegang tangan Doo Rim. Doo Rim membalas dengan menggenggam tangan Kang Ju yang satunya. Kini di kedua tangan mereka sudah tersemat cincin pernikahan. Setelah itu, Doo Rim menatap Kang Ju dan tersenyum manis. Kang Ju pun begitu, dia kini bahagia sudah ada Doo Rim di sisinya. Senyum manis Doo Rim menghadirkan nuansa hangat di hatinya.
Kemudian Kang Ju memeluk Doo Rim. Penantian panjangnya usai sudah. Cintanya dan Doo Rim akhirnya bisa bersatu. Setelah liku-liku yang dia hadapi, akhirnya kebahagian itu menjadi miliknya. Walau kerikil tajam menerpa, dia tetap kuat, dan kini..dia bisa memeluk istrinya tercinta.






Bersambung ke part 2

KOMENTAR :

35 menit awal yang begitu manis. Bukankah begitu?

9 comments:

  1. ikutan nangis waktu pertemuan kang ju-doo rim...

    @_@

    ReplyDelete
  2. betul...betul gak sabar liat endingnya kayak gimana....makasih mba ayu,,,,

    Gumawo...^^

    ReplyDelete
  3. Manis banget....lanjut part 2nya mba...

    ReplyDelete
  4. baca sinopsis nya berasa terbang ke langit ke tujuh .. sweet sweet banget

    ReplyDelete
  5. Akhirx benang merahx ketemu...
    Berbeda dgn drama laen yg benang merahx tkuak d beberapa episode terakhir...tp drama ini menguak benang merahx bnr2 d episode t'akhir...
    Oenni, dtunggu last partx... ^^

    ReplyDelete
  6. Kok do rim senyumnya gitu ya...?

    ReplyDelete
  7. Baca ini tengah malam sambil guling2 rusuh sendiri...wakakakk....

    Kang Im *Omoo....♥♥♥

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^