[Episode Sebelumnya]
Jae Ran ada bersama putranya dan berkata kalau dia sudah menyuruh pembantu rumah tangga untuk libur sementara waktu, karena dia ga ingin pembantu rumah tangga curiga tentang keberadaan Doo Rim, meskipun Doo Rim sangat mirip dengan Yi Kyung. Ibu mengeluh sampai kapan mereka harus seperti ini? Siapa yang akan menyelesaikan pekerjaan rumah.
Doo Rim, tanpa sengaja mendengar kalimat Ma Jae Ran itu.
Keesokan paginya, Doo Rim sudah menyiapkan sarapan untuk Nyonya Ma dan Yi Hyun. Dia bangun pagi dan memasak makanan yang lezat unuk anggota di rumah ini. Setelah Jae Ran sampai di ruang makan, dia terkejut melihat semua sudah siap dan dia tinggal menyantapnya.
Yi Hyun yang juga sudah turun ikut tercengang dengan makanan yang enak di depannya.
Doo Rim langsung menyuruh ibu dan kakak palsunya untuk duduk dan menikmati sarapan yang sudah dia siapkan. Jae Ran heran dan bertanya, kapan memangnya Doo Rim menyiapkan semua ini? Doo Rim menjelaskan kalau dia bosan ga ada kerjaan makanya dia memasak, dan dia juga merasa ga enak karena dialah PRT diliburkan.
“Mulai sekarang jangan memikirkan pekerjaan rumah tangga. Masak, cucui baju, bersih-bersih, semua biar aku yang melakukannya.”
Jae Ran menolak dan bilang kalau dia akan mencari PRT baru saja. Doo Rim menjelaskan kalau itu malah pemborosan.
Sambil menunjukkan kedua lengan ototnya, Doo Rim berkata kalau dia punya tangan dan kaki yang kuat, jadi tak usah khawatir.
Jae Ran kemudian mencicipi masakan Doo Rim dan ternyata memang enak. Doo Rim senang karena apa yang dia masak sesuai dengan selera Ny. Ma dan juga Yi Hyun.
Yi Hyun menjelaskan pada Doo Rim, kalau nanti mereka akan ada latihan special. Doo Rim pun mengangguk setuju.
Inilah sesi latihan Doo Rim. Dia mendengarkan semua penjelasan Yi Hyun tentang makanan yang tidak disuka Yi Kyung. Mendengar semua jenis makanan itu, Doo Rim menggerutu dan bilang kalau semua makanan itu enak. Cumi, Kepiting, semua makanan laut itu sayang untuk tidak dimakan. Dia bahkan menyuruh Yi Hyun membawa Yi Kyung ke restorannya dan akan dia masakkan makanan laut yang tak akan ditolak Yi Kyung karena rasanya benar-benar maknyuss..
Yi Hyun tak menjawab dan menambahkan kalimatnya kalau Yi Kyung suka dengan Salmon, Caviar dan juga Lobster. “Tapi, Yi Kyung tidak suka makanan pencuci mulut.”
Mendengar itu Doo Rim semakin merengut, karena dia sangat suka makanan pencuci mulut. Yi Hyun kemudian melanjutkan kalau Yi Kyung suka kue tart berbahan , organic, biscuit dan cokelat buatan tangan.
“Kalau buah-buahan, Yi Kyung suka mangga. Kalau kopi, Yi Kyung suka, kopi buatan tangan. Kalau alcohol, dia sanggup minum 3 sampai 4 gelas anggur merah.”
Doo Rim takjub mendengar penjelasan Yi Hyun tentang Yi Kyung yang begitu mendetail. Dia memiringkan kepalanya dan menatap Yi Hyun yang terus menerus bicara tentang Yi Kyung. Begitu Yi Hyun menatap kearah Doo Rim, dia sedikit heran karena Doo Rim malah menatapnya lekat. Diapun bertanya ada apa?
“Aku sedang melihatmu, yang membuka dan menutup mulut selalu mengeluarkan nama Yi Kyung. Yi Kyung begini dan Yi Kyung begitu, sebagai Oppa, kau benar-benar perhatian. Tidak ada yang tidak kau ketahui tentang adikmu. ”
Yi Hyun tak menjawab, dia malah meberikan ponsel untuk Doo Rim, dan menyuruh Doo Rim pakai ponsel ini saja, karena diponsel ini sudah dia masukkan nomer-nomer orang yang dekat dengan Yi Kyung.
Doo Rim pun menerima ponsel tersebut. Tepat saat dia memegang ponsel, langsung ada telepon masuk dari ibu Kang Ju yang begitu membuatnya kaget.
Ternyata Myung Hee mengajak Doo Rim-Kyung untuk datang ke rumahnya. Disana, Myung Hee memberikan daftar tentang semua yang berkaitan dengan Kang Ju. Mulai dari apa yang disukai Kang Ju dan sebagainya, termasuk brand pakaian yang disukai Kang Ju.
Doo Rim-Kyung harus paham itu, karena Doo Rim-Kyung akan jadi istri Choi Kang Ju.
Bukan hanya itu saja, Myung Hee juga memberikan daftar acara keluarga Taeyang yang harus Doo Rim-Kyung ikuti sebagai tunangannya Kang Ju. “Yi Kyung, Kang Ju akan menjadi orang besar. Jadi sebagai seorang istri kau harus bisa melakukan semua tugas dan kewajiban dengan baik. Jangan sampai kejadian waktu itu terulang lagi. Segala tindak tanduk juga harus dijaga, jangan sampai meninggalkan gossip yang memalukan keluarga.”
Doo Rim mendengarkan dengan patuh, dia mengangguk tanda mengerti dan berkata kalau dia akan melakukan yang terbaik agar tak mengecewakan Eomonim.
Myung Hee kemudian menyuruh Doo Rim-Kyung menunggu Kang Ju dikamarnya, karena sebentar lagi Kang Ju akan pulang.
Doo Rim kembali mengangguk patuh.
Begitu masuk ke kamarnya Kang Ju, Doo Rim tercengang dan bergumam kalau kamar Kang Ju mirip lapangan bola, sangat besar. Diapun mencoba melihat ke tempat lain, dan semakin takjub melihat pakaian-pakaian Kang Ju yang tertata rapi.
Setelah itu, Doo Rim beralih ke sebuah meja, dia melihat topi Anggar milik Kang Ju dan memakainya. Dia berlagak seperti sedang melakukan olahraga Anggar dengan pedang yang juga sudah dipegangnya. Doo Rim bergerak kesana kemari dengan pedangnya seolah dia sedang melawan musuh.
Merasa lelah, Doo Rim merebahkan tubuhnya di kasur, dan tanpa dia tahu tiba-tiba musik berbunyi begitu tubuhnya menjejak di kasur Kang Ju yang empuk. Doo Rim jelas bingung, padahal dia sama sekali ga menekan tombol play di alat apapun tadi, lalu darimana suara musik ini berasal.
Doo Rim bangkit dan mencari dimana suara berasal dan bagaimana mematikannya. Dia ga mau Kang Ju tahu karena pasti Kang Ju ngomel-ngomel padanya. Topi Anggar masih menempel di kepala Doo Rim, saat sedang sibuk mencarinitulah Doo Rim terkejut begitu mendapati kepala Kang Ju yang ada di depan matanya.
Doo Rim diam saja dan ga berusaha melepas topi Anggarnya, Kang Ju yang sudah mematikan musik dengan remote yang dipegangnya langsung membuka penutup kepala Doo Rim-Kyung, dan Doo Rim-Kyung menjadi tak enak karena ketahuan.
Setelah itu Kang Ju ngomel-ngomel pada Doo Rim-Kyung, dan berkata apa seperti ini sesungguhnya wajah asli Doo Rim-Kyung? “Di depan orang-orang bepura-pura anggun dan pendiam, tapi di belakang malah melakukan hal yang aneh-aneh.”
Kang Ju pun beralih akan mengganti bajunya. Doo Rim menjadi kikuk, dan langsung berkata kalau dia akan keluar dulu, jadi silakan Kang Ju ganti baju. Kang Ju tanpa berkata apa-apa berjalan mendekati Doo Rim-Kyung dan menghadang jalan calon istrinya itu. Dia terus mendekat membuat Doo Rim semakin bergerak mundur, dan akhirnya berhenti karena tertahan oleh dinding di belakang punggungnya. Sementara Kang Ju dengan senyum sinis, menaruh satu tangannya di bawah dagu Doo Rim-Kyung.
Doo Rim tentu tak nyaman dengan kedekatan ini, Dengan santainya Kang Ju bertanya “Katanya kau baik dalam memahami diriku. Apa kau tak mau memahami tubuhku juga?” tanya Kang Ju sambil menatap pada bagian atas kemejanya yang sudah terbuka sedikit.
Doo Rim jelas jengah dengan situasi ini. Kang Ju mendekatkan wajahnya dan akan bersiap mencium Doo Rim-Kyung, tapi Doo Rim dengan kedua tangan langsung mendorong tubuh Kang Ju dengan keras. Kang Ju terkejut, dan semakin tmbah terkejut ketika Doo Rim-Kyung memperlihatkan tinjunya di depan mata Kang Ju.
“Jika kau berani macam-macam. Kau tak akan kuampuni.”
Kang Ju heran, dan bertanya Doo Rim-Kyung kenapa? Doo Rim jadi sadar dan berubah manis, dia berkata lemah lembut bahwa meskipun dia dan Kang Ju sudah tunangan, tapi mereka belum menikah secara resmi. Jadi hubungan seperti itu tidak pantas mereka lakukan, lagipula mereka bukanlah seorang remaja. “Walaupun jaman sekarang mahar itu sering dalam bentuk kandungan di dalam janin, tapi mereka tetap harus tahu batas-batas. Jadi sebelum menikah, jangan harap bisa melakukannya. Mengerti???”
**
Doo Rim sudah pulang ke rumah dan dia sedikit protes dengan banyaknya acara yang harus dia jalankan sebagai tunangan Kang Ju. Perjanjian awal mereka tidak seperti ini. Dia hanya harus datang ke acara makan itu saja, tapi kenapa sekarang dia harus disuguhi seabrek acara keluarganya Kang Ju. Termasuk yang paling dekat adalah acara peringatan wafatnya kakek Kang Ju.
Yi Hyun yang mendengar protes itu menjelaskan kalau Kakek Kang Ju adalah pendiri Taeyang Grup. Di hari itu semua memang diwajibkan datang bahkan sampai karyawan Taeyang Grup juga tak boleh melewatkan acara itu. Doo Rim masih protes dan Yi Hyun akhirnya merayu Doo Rim dengan menawarkan sebuah toko. Doo Rim yang mendengar kata toko, langsung mengangkat wajahnya dan tersenyum senang sambil mengiyakan semua acara itu.
Doo Rim bahkan memberitahu Yi Hyun kalau dia juga pernah menghadiri upacara peringatan kematian dan dia pintar menangis meraung-raung jika memang saat itu diperlukan.
Hari ini adalah hari dimana peringatan kematian Kakek Kang Ju. Semua sudah berkumpul termasuk para tetua. Ada seorang nenek yang merupakan tetua di keluarga Taeyang sedang asik bermain games di ponselnya. Dia tak mempedulikan semua yang hadir, dan sibuk sendiri.
Presdir Choi meberitahu Gomonim (Panggilan lebih hormat untuk nenek) kalau tunangan Kang Ju akan memberi salam hormat. Tapi Gomonim masih asik dengan games nya, membuat Presdir Choi langsung merebut ponsel itu.
Gomonim akhirnya menatap ke depan dan melihat Doo Rim-Kyung yang akan memberi penghormatan pada tetua. Tiba-tiba Gomonim berdiri dan memarahi Doo Rim-Kyung. Dia menyebut Doo Rim-Kyung bukanlah tunangannya Kang Ju. “Berani-beraninya kau..kau bisa membohongi orang lain, tapi kau tak bisa membohongiku. Pergi sana. Dasar orang yang berhati culas.”
Presdir Choi mendekati Gomonim dan menenangkannya, sementara Doo Rim sedikit takut karena sepertinya sang nenek tahu dia palsu.
Akhirnya Doo Rim melakukan pekerjaan lain, tepat saat Ru Mi datang dan mulai mengejeknya. Ru Mi bahkan berkata, apa karena Doo Rim-Kyung merasa tak punya otak dan kemampuan makanya sekarang mengunakan tenaga untuk dapat menarik hati Kang Ju.
Doo Rim menatap heran karena belum tahu siapa orang yang begitu kasar padanya ini. Apa orang ini kerabat Kang Ju? Ru Mi ga memperhatikan wajah bingung Doo Rim-Kyung sehingga bilang agar Doo Rim-Kyung boleh menggunakan segala cara untuk mendapatkan Kang Ju, Tapi untuk hasil siapa yang tahu.
Kemudian Myung Hee datang dan memanggil Ru Mi. Ru Mi tersenyum pada ibu Kang Ju dan langsung mendekat, dia juga berkata kalau dia datang bersama Kang Ju. Ru Mi sengaja mengatakan itu agar Doo Rim-Kyung mendengarnya. Itu untuk memanas-manasi Doo Rim-Kyung.
Ru Mi juga dengan sengaja berkata kalau semasa kakek hidup, kakek sangat sayang padanya, jadi mana mungkin dia ga datang ke hari peringatan wafatnya Kakek.
Myung Hee yang memang pada dasarnya suka sekali dengan Ru Mi langsung mengajak Ru Mi masuk ke dalam dan minum teh bersama, dia sama sekali tak mempedulikan Doo Rim-Kyung yang sedang memperhatikan dari jauh.
Setelah Ru Mi dan Myung Hee masuk ke dalam, Doo Rim yang penasaran langsung mencari tahu siapa sebenarnya Ru Mi. Dia membuka ponsel dan mencari keterangan disana, dimana Yi Hyun memang sudah menulis secara rinci tentang siapa-siapa orang yang dekat dengan Yi Kyung.
Doo Rim-Kyung semakin tercengang begitu membaca kalau ternyata Lee Ru Mi adalah sahabat baiknya Jang Yi Kyung. Dia heran, mana mungkin sahabat baik bersikap seperti tadi?
Tiba-tiba Kang Ju datang dan bertanya ngapain Doo Rim-Kyung disini? Doo Rim-Kyung dengan cuek menjawab kalau dia sedang kerja, memangnya Kang Ju ga bisa lihat apa yang sedang dia lakukan.
Kang Ju menjawab dengan sinis, bukannya tangan Doo Rim-Kyung hanya bisa dipakai untuk bermake up, Shopping dan makan saja? Ini juga sudah direncanakan kan? Pura-pura membantu untuk menarik simpati? Doo Rim langsung kesal dan berkata “Hei Kang Ju..kenapa setiap buka mulut kau selalu membuat orang merasa muak?”
Kali ini, Doo Rim membantu di dapur, melihat Ahjumma Ahn sibuk memotong ikan, Doo Rim-Kyung pun menawarkan bantuan. Dia berkata kalau ikan ini harus dibuka insangnya dulu. Kemudian pas ditengah, antara perut dan punggung tusuk sekali, agar darahnya keluar. Doo Rim tentu juga langsung mempraktekkan setiap apa yang diucapkannya. Sementara Ahjumma Ahn melongo tak percaya tunangan Kang Ju juga memiliki keahlian seperti ini.
“Aigoo..kau belajar darimana semua ini?”
Doo Rim-Kyung dengan penuh senyum akan menjawab dan sudah terlanjur mengucap kalimat “sudah sepuluh tahun”
tapi kemudian dia ingat kalau dia adalah Yi Kyung sehingga dia langsung meralat kalimatnya. Dia beralasan kalau dia bisa melakukan semua ini karena belajar di kelas memasak.
Lalu datanglah ahjumma lainnya yang akan membantu dan langsung memuji Doo Rim-Kyung yang pandai dan bisa bergaul. Padahal awalnya semua mengira tunangan Kang Ju hanya bisa hidup seperti tuan putri saja. Tanpa mereka sadari, Kang Ju mendengar pujian para ahjumma kepada calon istrinya.
Setelah tugas di dapur selesai, Doo Rim-Kyung masih sibuk dengan tugas lainnya. Dia bersama para ahjumma lain sibuk memasak di luar ruangan belakang rumah. Disana Ahjumma Ahn bergosip tentang rumor istri pertama keluarga Taeyang yang meninggal. Doo Rim-Kyung yang awalnya tidak ada di kelompok Ahjumma Ahn, tiba-tiba mendekat dan bertanya memangnya selain kakek Kang Ju masih ada yang meninggal? Ahjumma Ahn mana berani memberi keterangan lebih lanjut. Terlebih Myung Hee juga datang dan menegur mereka semua. Myung Hee memarahi para Ahjumma yang malah asik mengobrol dan bukannya bekerja. Para Ahjumma hanya bisa meminta maaf.
Doo Rim-Kyung yang langsung mendekati Eomonim, juga ikut dimarahi. Myung Hee memperingatkan Doo Rim-Kyung untuk tak terlalu bergaul dekat dengan para Ahjumma, karena bagaimanapun kelas mereka berbeda. Jika Doo Rim-Kyung terlalu akrab dengan para Ahjumma, takutnya Ahjumma-ahjumma itu, malah tidak hormat pada Doo Rim-Kyung, padahal Doo Rim-Kyung adalah calon istrinya Kang Ju.
Doo Rim-Kyung hanya bisa menunduk dan menjawab kalau dia mengerti.
Myung Hee membawa Doo Rim-Kyung bertemu Gomonim. Dikursi goyangnya, Gomonim meminta agar Doo Rim-Kyung menggendongnya. Myung Hee meminta agar Gomonim tidak seperti itu. Mana bisa Doo Rim-Kyung menggendong Gomonim?
Butler Jang datang, dan menawarkan diri untuk menggendong Gomonim, tapi Gomonim ga mau dan tetap ingin Doo Rim-Kyung yang menggendong. Butler Jang sudah siap memberikan punggungnya, tapi Gomonim juga dengan santai malah menendang punggung butler Jang, sehingga butler Jang terpental dan tubunnya terhempas ke sofa di depannya.
Ahjumma Ahn yang datang, terkejut melihat suaminya meringis kesakitan sambil memegang pinggangnya. Akhirnya Doo Rim-Kyung mau menggendong Gomonim.
g
Sambil menggendong Gomonim, Doo Rim-Kyung bertanya apa Gomonim senang? Gomonim tersenyum dan memang terlihat nyaman di gendongan Doo Rim-Kyung.
Tapi, tak disangka nenek ngompol saat masih dalam gendongan Doo Rim-Kyung.
Semua sudah panik dan takut Doo Rim-Kyung marah. Tapi, ternyata Doo Rim-Kyung menanggapinya dengan santai dan malah menawarkan dirinya untuk mengganti baju Gomonim.
Ru Mi dan Kang Ju yang juga datang langsung terkejut melihat nenek ngompol digendongannya Doo Rim-Kyung. Kang Ju lebih kaget lagi mengetahui Doo Rim-Kyung dengan suka rela mau mengganti baju neneknya.
Setelah Do Rim-Kyung selesai mengganti baju Gomonim. Gomonim malah menguap karena matanya terasa ngantuk. Doo Rim-Kyung pun langsung merebahkan badan Gomonim agar Gomonim bisa tidur dengan nyaman. Melihat nenek sudah pulas, timbullah keinginan Doo Rim-Kyung untuk tidur sebentar disamping nenek. Akhirnya Doo Rim-Kyung merebahkan dirinya disamping Gomonim dan memejamkan mata. Dia senang karena tidur bersama Gomonim mengingatkannya pada neneknya di kampung.
Sementara itu di tempat yang berbeda,Nenek Doo Rim terlihat sedih dan sangat merindukan cucunya. Dia menikmati makan malam ini dalam kesendirian. Tapi walaupun nenek sendiri, dia malah merasa kasihan karena Doo Rim pasti merasa kesepian di Seoul.
KOMENTAR :
Maaf aku terpaksa membaginya jadi 3 part..
Semoga tak kecewa yaaa...^^
sedih,jadi kangen sm nene aq mba
ReplyDelete