Saturday 15 February 2014

Sinopsis Scandal Episode 23 Part 1

[Episode Sebelumnya]


Episode 23

Jang Tae Ha akhirnya bertemu sang putra kandung. Dia menatap penuh kasih pada Eun Joong yang berdiri di depan rumahnya. Dengan bibir bergetar menahan tangis dia memanggil lembut nama Eun Joong. Setelah itu dia memeluk putranya penuh kasih. Ha Eun Joong hanya terdiam saja, dia sama sekali tak membalas pelukan itu. Hatinya sama sekali tak bergetar akan pelukan hangat dari ayah kandungnya ini.

Sementara Tae Ha, dia sangat lega bahwa Eun Joong nya kembali dalam pelukannnya. Putra yang selama lebih dari 20 tahun ini dirindukannya.



Tae Ha benar-benar sangat baik dalam memperlakukan Eun Joong, dia mengajak Eun Joong masuk dan mempersilakan Eun Joong duduk. Lagi-lagi Eun Joong hanya diam. Dia sendiri jujur masih gamang dengan keputusannya datang ke rumah ini.

Tae Ha kini menatap putra tercintanya dan bertanya bagaimana keadaan Eun Joong sekarang? Dia sangat khawatir akhir-akhir ini. Tae Ha juga memberitahu Eun Joong, kalau dia sudah mengganti dokter yang merawat Eun Joong, dengan dokter terbaik di Korea.
Eun Joong tak menjawab atau mengucap terima kasih mendengar pengakuan Tae Ha.

Tae Ha lalu berkata lagi bahwa dia ga sadar jika Eun Joong adalah putra aslinya. Dia menahan tangis dan berkata kalau dia sangat menyesal akan apa yang sudah dia lakukan pada Eun Joong.

Jang Tae Ha, sosok laki-laki yang beringas dan jahat itu, tiba-tiba berlutut di depan Eun Joong sambil meminta maaf.
“Tolong maafkan ayahmu..Semua salahku..akan ku bayar kembali semua yang kulakukan di sepanjang sisa hidupku ini.”

Tae Ha bahkan meneteskan air matanya. Ya, Jang Tae Ha menangis, hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya. “Aku ayahmu..akan memperbaiki semuanya. Aku hatiku sakit. Sakit, seakan-akan ditusuk sembilu. Hatiku sakit Eun Joong, sangat sakit.”

Eun Joong tak bergeming, tak menangis atau berkata apapun. Lalu tiba-tiba Eun Joong menatap Tae Ha, dia berkata agar Tae Ha ga usah melakukan hal itu.


Tae Ha heran dan menatap Eun Joong, Eun Joong lalu menjelaskan kalau dia sudah melupakan semuanya. “Jadi, ketua Jang, Anda juga harus melupakannya, karena saya memutuskan melupakan semua itu.”

Tae Ha menjawab bagaimana bisa Eun Joong melupakan semuanya, apa Eun Joong juga melupakan fakta bahwa Eun Joong adalah putranya. Dia ga bisa, dan dia ga mau untuk itu. “Kau adalah putra Jang Tae Ha. Kau akan selalu menjadi putraku. Ini adalah kebenaran mutlak yang ga bisa diubah.”

Eun Joong menjawab “Jika Anda mau menerima saya, maka mulai sekarang saya akan mencoba untuk hidup sebagai putramu.”

Tae Ha terpana mendengarnya. Dengan air mata yang masih berlinang dia menatap Eun Joong, tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Dia kemudian bertanya, apa Eun Joong bersungguh-sungguh? Eun Joong yang seolah geram berkata bahwa ini adalah pembalasan terbaik yang bisa dia berikan pada penculik yang sudah memisahkannya dari Tae Ha dulu. Dia harus membuat penculik itu membayar semua yang sudah dilakukannya.

Tangis Tae Ha semakin menjadi, dan dia langsung memeluk putranya, sambil terus berkata anakku. Eun Joong, tak membalas sedikutpun pelukan itu. Tak ada yang berubah dihatinya. Tak ada rasa hangat. Hambar, dan biasa saja rasanya.


Datanglah Joo Ha yang terkejut melihat ayahnya ga jadi pergi. Tapi dia lebih terkejut lagi saat melihat ada Ha Eun Joong yang terlihat akrab dengan ayahnya. Eun Joong menoleh dan menatap Joo Ha, sambil tersenyum dia berkata, jika mereka benar-benar terlibat dalam hubungan percintaan, maka pasti akan jadi berita besar. Tak lupa Eun Joong menambahkan kata Noona diakhir kalimatnya tadi. Joo Ha pun syok jadinya.

Tae Ha mengajak Eun Joong untuk ikut dengannya, Eun Joong menolak dan meminta Tae Ha duluan, karena dia ingin melihat ibunya. Tae Ha kaget, dia ga mungkin bisa menolak, tapi dia juga ga mungkin akan membiarkan Eun Joong menemui Hwa Young, karena Hwa Young memang sengaja dia buat tak berdaya saat ini.


Di dalam kamarnya, Yoon Hwa Young tak mampu berdiri, dia bahkan hanya bisa berbaring sambil menyeret tubuhnya di lantai. Bibirnya kelu sehingga tak ada yang bisa keluar dari mulutnya. Dia berharap ada yang bisa menolongnya dari tempat ini.

Tae Ha datang dan langsung mengangkat istrinya, lalu membaringkan istrinya di kasur. Tae Ha mengambil kembali pil-pil terkutuk itu, dan mencecoki Hwa Young. Hwa Young menggeleng, sedikit pikiran sehatnya masih ada, kalau dia tahu Tae Ha mencoba meracuninya dengan obat ini. Tapi dia tak bisa berkata apapun. Dengan tenaga yang masih tersisa, Hwa Young menggerakkan tangannya menepis obat yang disodorkan Tae Ha padanya.

Tae Ha marah, tapi dia masih punya cara lain. Dia menaruh pil-pil itu ke dalam gelas, dan menghancurkannya dengan air. Lalu Tae Ha mengaduk-aduk pil itu menggunakan tangannya, dan menyodorkan pada sang istri. Hwa Young tak tahu ini adalah cara licik Tae Ha, sehingga Hwa Young menerima saja minuman itu.


Jang Joo Ha masuk menanyakan kabar ibunya, Tae Ha menjelaskan kalau Hwa Young masih merasa sakit, dan sekarang tidur karena habis minum obat. Joo Ha pun tak menaruh curiga mendengar alasan ayahnya itu.

Tae Ha pun menemui Eun Joong, dan berkata kalau ibu sedang tidur karena ga enak badan, sehingga dia ga enak membangunkan ibu. Eun Joong pun tak membantah.


Kini, Joo Ha dan Eun Joong terlihat duduk bersama. Eun Joong bertanya apa Joo Ha kesal karena tadi dia begitu mudah memanggil Joo Ha dengan sebutan noona? Joo Ha membenarkan.
Eun Joong pun melanjutkan kalimatnya, kalau tadi dia merasa bahwa jika dia bisa dengan mudah mengucapkan kata noona pada Joo Ha, maka dia juga pasti bisa mengucapkan kata ayah pada Tae Ha.

Joo Ha menatap Eun Joong dan bilang “Kau harus melalukan apa yang dikatakan hatimu, bukan otakmu. Aku tahu hatimu terluka, tercabik hingga berkeping-keping, tapi jangan pernah membuangnya.”

Joo Ha juga bertanya apa Eun Joong serius akan kembali ke rumah ini? Eun Joong membenarkan dan bilang, bahwa hatinya selalu mengikuti kemana tubuhnya pergi.
“Jika tubuhku ada disini, maka hatiku juga akan mengikuti.”

Joo Ha lalu bertanya lagi, apa alasan Eun Joong datang ke rumah ini? Apa hanya semata-mata karena inign balas dendam pada Ha Myung Geun, atau karena ada alasan lain.
Eun Joong menjawab jujur, kalau dia ga bisa bohong bahwa memang dia juga punya niat lain saat memutuskan datang ke rumah ini. Dengan santai Eun Joong bilang, jika dia beruntung, dia akan bisa jadi pemimpin Grup Tae Ha yang besar itu.

“Hanya orang gila yang tak menginginkan hal seperti itu.”

Joo Ha menjawab kalau dia merasa itu terdengar tidak seperti Ha Eun Joong yang dikenalnya. Eun Joong pun menatap Joo Ha tajam, dia lalu berkata “Aku…adalah Jang Eun Joong, Noona. Apa kau lupa?”


Lalu tiba-tiba sudah berdiri Eun Joong-Bok di depan mereka. Eun Joong menatap Eun Joong-Bok, begitu juga sebaliknya. Tatapan Eun Joong-Bok penuh dengan dendam saat melihat orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Orang yang sebenarnya tak bersalah, namun ternyata menjadi perusak mimpi dan kebahagiaannya.


Eun Joong-Bok dan Eun Joong, kini ada bersama di kedai dan menikmati minuman mereka. Eun Joong-Bok berkata sepertinya Eun Joong sudah menyortir semua emosi Eun Joong? Eun Joong membenarkan. Eun Joong-Bok kemudian menyebut bahwa Eun Joong, benar-benar seperti ayahnya. Cepat bertindak, penuh tekad, tidak pernah menyesal, kejam dan juga brutal.

Eun Joong hanya tersenyum simpul. Dia kemudian menjawab kalau dia memang ga pernah menyesal akan keputusan yang sudah diambilnya. Dengan penuh kemantapan Eun Joong berkata “Walau memerlukan waktu, aku akan tetap mendapatkan namaku kembali dan menjalani kehidupanku.”

Eun Joong-Bok mengaku iri dengan Eun Joong, karena Eun Joong bisa kembali ke kehidupan Eun Joong yang sebenarnya. Eun Joong-Bok juga memberitahu Eun Joong, kalau dia akan segera mengganti nama, dan dia juga sudah memutuskan berhenti dari pekerjaan di Firma Hukum Cheonha.

Eun Joong-Bok terus melanjutkan kalimatnya, kalau tanpa nama dan KTP, maka dia bukan siapa-siapa, dan dia ga bisa membeli rumah, bahkan semua kartu kredit yang dia miliki tak bisa dia gunakan. Seolah dengan nada mengiba, Eun Joong-Bok bertanya, apa Eun Joong ga merasa dengan kembalinya Eun Joong, berarti sama seperti membunuhnya? “Begitulah caramu menjadi Jang Eun Joong, yaitu dengan membunuhku.”

Tidak cukup sampai disitu, Eun Joong-Bok juga mengatakan bahwa perusahaan kertas, yang Eun Joong temukan sebagai perusahaan untuk menghindari pajak, itu dibuat atas nama Jang Eun Joong, dan itu berarti adalah milik Ha Eun Joong sekarang.
Dia berharap agar hidup Eun Joong, sebagai Jang Eun Joong memang sesuai dan Eun Joong bisa menjalaninya dengan baik.

Tiba-tiba ponsel Eun Joong bergetar dan ternyata Kepala Song yang menelponnya, Eun Joong pun meneriman telepon itu tidak di dekat Eun Joong-Bok.


Di dalam tenda, Eun Joong-Bok penasaran sekali dengan isi tas Eun Joong, terlebih saat dia dengan sengaja menguping pembicaraan Kepala Song dengan stafnya beberapa waktu lalu. Eun Joong-Bok langsung meraba tas Eun Joong, dan mulai membukanya.

Diluar, Kepala Song berkata kalau senjata yang Eun Joong gunakan malam itu hilang. Eun Joong tak berkomentar dan malah berkata kalau dia akan ke kantor besok. Kepala Song marah dia kembali mengulangi perkataannya, bahwa senjata Eun Joong hilang, kenapa Eun Joong ga berkomentar apapun?
Jangan-jangan Eun Joong sudah mengambilnya. Eun Joong membantah hal itu. Dia berkata kalau dia sama sekali ga tahu apapun.

Kembali ke dalam tenda, Eun Joong-Bok akhirnya berhasil menemukan pistol itu. Senjata yang disebut Kepala Song menghilang di TKP. Melihat Eun Joong akan segera masuk, membuat Eun Joong-Bok segera bersikap biasa.
Eun Joong pun tak menaruh curiga sedikitpun, walau dia menatap sedikit aneh pada Eun Joong-Bok. Mungkin naluri detektifnya memberikan sinyal.


Eun Joong-Bok bertanya apa Eun Joong benar akan berhenti dari pekerjaan sebagai detektif dan melepaskan semua penyelidikan yang sudah Eun Joong kerjakan?
Eun Joong mengiyakan dan berkata kalau setelah segala urusan nama beres, maka dia akan benar-benar berhenti dari kerjaannya.
Lagipula, dia benar-benar ga bisa memasukkan ayahnya ke penjara.
Sepertinya Eun Joong-Bok masih ragu dengan jawaban Eun Joong, dia yakin Eun Joong menyembunyikan sesuatu.
Namun, Eun Joong pun yakin, jika ada hal yang diketahui oleh Eun Joong-Bok.

[**]

Song Jae Moon menemui Ha Myung Geun untuk menceritakan tentang senjata Eun Joong yang hilang di TKP malam itu. Dia yakin Eun Joong membawa senjata yang sudah dimasuki alat perekam di dalamnya, tapi ternyata senjata itu ga ada.
Jae Moon dengan nada takut juga bilang bahwa suara Myung Geun juga pasti ada di rekaman itu, dan sekarang senjatanya hilang, berarti rekaman suara itu juga hilang.

Jika Tae Ha yang menemukannya maka ini namanya bencana untuk mereka, tapi jika Eun Joong yang mendengar rekaman itu, maka berarti Eun Joong mengetahui semuanya. Jae Moon bahkan berkata bahwa Eun Joong benar-benar malang.


Woo Ah Mi, terkejut melihat Eun Joong hanya berdiri di depan rumah tanpa berniat masuk. Entah mengapa, Ah Mi jadi mengingat pengakuan Eun Joong yang berkata bahwa Eun Joong menyukainya. Melihat Eun Joong berbalik pergi, Ah Mi langsung mendekat dan berkata karena Eun Joong sudah sampai di rumah, maka harusnya Eun Joong masuk. Memangnya kemana lagi Eun Joong akan pergi?
Ah Mi bahkan bilang akan menyeret Eun Joong, jika Eun Joong ga mau masuk ke rumah.

Eun Joong menoleh kaget menatap Ah Mi.Dia hanya terdiam, membuat Ah Mi menarik lengan Eun Joong, tapi Eun Joong langsung melepasnya. “Kau tidak boleh menyentuhku. Jika kau menyentuh lenganku, maka aku ingin memegang tanganmu. Jika aku pegang tanganmu..maka aku mungkin akan memelukmu lagi. ”

Ah Mi jadi gugup dan bilang kalau sentuhannya tadi bukan sentuhan mesra. Eun Joong jangan salah paham. Aku hanya menahan seseorang yang ingin melarikan diri lagi. Eun Joong kembali menegaskan pada Ah Mi agar Ah Mi tidak menyentuhnya, bahkan jangan pernah sedikitpun menyentuhnya. “Jangan tersenyum padaku, jangan mencemaskan aku, atau menahanku. Meskipun aku datang dan pergi tanpa bilang-bilang, mulai sekarang jangan mencariku. ”

Ah Mi bingung kenapa Eun Joong berkata seperti itu padanya? Eun Joong menjawab tajam, kalau sekarang dia bukan Eun Joong yang Ah Mi kenal sebelumnya. Ah Mi bertambah heran dan bertanya memangnya siapa yang sudah mengubah Eun Joong dalam semalam?
Eun Joong hampir menangis kali ini, kemudian dia berkata, mana yang harus dia beritahu dulu pada Ah Mi. Apakah tentang fakta dia putra seorang pembunuh? Atau tentang kenyataan bahwa dia adalah anak seorang penculik?
Ah Mi kaget. Eun Joong pun melanjutkan kalimatnya “Jika aku hanya putra seorang penculik, aku mungkin ga akan melepaskan perasaanku padamu. Meskipun kau bilang tidak, aku akan tetap menunggu, sampai akhirnya kau bilang iya. Tapi sebagai putra seorang pembunuh, bagaimana bisa aku melakukannya padamu, Woo Ah Mi? Aku harus mengakhiri ini seperti cinta yang bertepuk tangan.”

Eun Joong berlalu dan memutuskan masuk menemui Myung Geun untuk mengakhiri semuanya.


Eun Joong-Bok sedang membereskan barang-barangnya, dia sudah ga bisa tinggal di rumah ini lagi. Tapi tiba-tiba Joo Ha datang, dan terkejut melihat Eun Joong-Bok berkemas besar-besaran. Joo Ha bahkan bertanya apa-apan ini? Eun Joong-Bok menjawab dia sudah mendapatkan Officetel,dia juga hanya akan membawa sedikit barang. Joo Ha menghentikan kegiatan beres-beres Eun Joong-Bok, dia ga setuju Eun Joong-Bok keluar dari rumah ini. “Jangan pergi, ini rumahmu. Bertindaklah seakan ini rumahmu. Percaya diri saja. ”

Eun Joong-Bok tersenyum dengan kepedulian Joo Ha padanya, dia merasa sangat tersentuh. Eun Joong-Bok menahan tangis dan mengucapkan terima kasih.


Sementara itu di kamar utama, Jang Tae Ha sedang memaksa Hwa Young memberi cap jempol pada beberapa asset milik Hwa Young, juga persetujuan bahwa Firma Hukum Cheonha ditutup. Rumah ini, dan juga TaeHa Grup telah terpaksa disetujui Hwa Young untuk diberikan pada Jang Tae Ha. Hwa Young yang tak bisa apapun, karena tak berdaya hanya mampu menuruti saja.
Hwa Young tak kuasa, dan hanya bisa meneteskan air matanya saja.

Hwa Young kemudian bergumam dengan patah-patah, kalau dia ga bisa membayangkan wajah Eun Joong, putranya. Seperti apa wajah Eun Joong?


Joo Ha berkata pada ayahnya agar melarang Eun Joong-Bok pergi, apa ayahnya bisa hidup tanpa Eun Joong-Bok? Tae Ha hanya terdiam, dia tahu bahwa jauh di lubuk hatinya dia benar-benar menyayangi Eun Joong-Bok, walau ternyata Eun Joong-Bok itu palsu.


Jang Tae Ha memutuskan masuk ke kamar Eun Joong-Bok, dan dia memang melihat Eun Joong-Bok sedang bersiap. Eun Joong-Bok yang tengah menatap foto keluarganya, menjadi canggung ketika Tae Ha masuk menemuinya. Tae Ha berkata jika Eun Joong-Bok butuh bantuan, Eun Joong-Bok bilang saja padanya. Tae Ha bahkan membantu Eun Joong-Bok berkemas sambil bertanya dimana Officetel yang akan Eun Joong-Bok tempati?
Eun Joong-Bok menjawab dia mendapatkan Officetel di Gwanghamoon.

Tiba-tiba Eun Joong-Bok memberanikan diri bertanya “Ketua Jang, apa aki boleh membawa foto ini? Tapi jika saya tidak boleh membawa foto ini, maka saya akan semakin merasa benar-benar seperti hantu.”

Tae Ha menggeleng, walau dia sayang pada Eun Joong-Bok, Eun Joong-Bok bukanlah keluarganya. Dia menyodorkan tangan meminta foto itu kembali. Eun Joong-Bok terpana, bahwa Tae Ha benar-benar tak mengijinkannya membawa foto keluarga ini. Dia menahan tangis saat menyerahkan foto itu ketangan Tae Ha.
Tae Ha bahkan berpesan agar kamar ini segera dikosongkan paling lambat besok pagi, dan Eun Joong-Bok hanya mampu mengangguk.

Eun Joong-Bok menatap punggung Tae Ha yang sudah berbalik akan pergi, dengan air mata yang dia tahan, dia berkata “Terima kasih karena telah membesarkan saya. Terima kasih karena telah mencintai saya, dengan cinta yang tidak patut saya terima. Hidup sebagai putra Anda, saya benar-benar merasa bahagia.”

Tanpa disadari Eun Joong-Bok, mata Tae Ha juga memerah menahan semua kesedihannya. Dia ga boleh rapuh, karena ini adalah keputusannya.

*tes, ikut nangis aku..sediihh…


Setelah Tae Ha keluar kamarnya, tangis Eun Joong-Bok semakin menjadi. Dia tersedu-sedu sendiri dengan takdirnya ini.
Sementara itu Jang Tae Ha, di ruang kerjanya juga ikut menangis. Sambil menatap foto keluarga itu diapun terisak. Bukan hanya tangisan biasa, tapi Tae Ha benar-benar tersedu, sampai dadanya terasa sesak karena terus menangis.


Bersambung ke part 2

KOMENTAR :

Walau aku benci banget sama Jang Tae Ha, karena dia sangat jahat, tapi setiap liat aktingnya, aku jadi suka. Liat gerak bibirnya, apalagi lihat eksresinya nangis, entah kenapa aku juga ikut tersentuh.
Luar biasa banget Ahjussi satu ini. Pas jahat aku kebawa emosi sama jahatnya, dan jadi geregetan banget. Tapi pas nangis..aku juga kebawa emosi dengan rasa sedihnya..

5 comments:

  1. Ingat komentarnya jadi ingat mami misil,malah ngefans ma tokoh antagonisnya.

    ReplyDelete
  2. akhirnya keluar lg sinopsinya..dah lama ditunggu

    ReplyDelete
  3. Sama mbkkk..ntah kenapa walaupun jang tae ha itu jahat tpi aku g bsa benci ama diaa..krna liat rsa syng dan cinta pda anak nyaaaa... Mbk lnjkan ya buat sinops emergncy emergncy couple ny..udh pnsrn bngetttt....mksh mbk

    ReplyDelete
  4. Mbk bikin ya sinopsis emergency couple nyaaa.semngat mbkkk..

    ReplyDelete
  5. dari awal aku malah kasian sm eun bok,,

    unni d tunggu lanjutannya yaaa
    gumawo :)

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^