Wednesday 11 September 2013

Sinopsis Two Weeks Episode 3 Part 2


Tae San yang sampai saat ini masih berhasil melarikan diri dari kejaran petugas, mendatangi suatu tempat dan menemukan sebuah sepeda disana. Dia mengambil sepeda itu, dan langsung melanjutkan pelariannya.


Part 2

Tae San sedikit kesusahan saat menjalankan sepedanya, dia memandang tangannya yang terborgol dan merasa kesal sekali, semua jadi serba lambat karena tangannya yang tidak bisa leluasa bergerak ini.
Saat bingung hendak kemana, Tae San melihat ada tenda di sebelah sana, sepertinya ada yang sedang berkemah. Tae San pun mengintai tempat itu untuk memastikan keamanannya.
Dia yakin kalau mereka yang berkemah sudah terlelap. Tae San berjalan mendekat dan mengambil pakaian yang dijemur disana, saat itu dia mendengar ada suara mesin yang membuatnya terkejut.
Ternyata masih ada para pekerja yang terjaga malam ini, dan memang mereka sedang mengoperasikan alat-alat yang menimbulkan suara.



Tae San yang sudah berhasil mengambil pakaian milik mereka yang berkemah, memandang ke sekitar. Adakah tempat yang bisa dia datangi untuk berganti pakaian?
Tae San menuju salah satu rumah yang terlihat sepi, penghuninya dia yakini masih terlelap, apalagi saat ini hari sudah hampir pagi. Untuk memastikan keyakinannya, Tae San melempar sebuah batu kecil ke pintu, dia ingin mengetes apakah pemilik rumah benar-benar pulas tidurnya.
Lemparan pertama, masih belum ada tanda-tanda, membuat Tae San melempar kembali batu kecil kearah pintu.

Kali ini Tae San yakin jika dia bisa bersembunyi sementara dengan aman disini. Tae San melihat ada sebuah tempat yang bisa dia pakai sementara, setidaknya untuk berganti pakaian.
Tae San pun sangat senang dan langsung kesana.


Soo Jin sepertinya ga bisa tidur, kakinya dipijit oleh In Hye.
In Hye bertanya kenapa Soo Jin ga bisa tidur? Soo Jin menjawab dia ga bisa tidur karena berisik sekali.
In Hye langsung bilang akan mematikan TV biar Soo Jin ga merasa berisik lagi.
Soo Jin dengan santainya bilang “Suara detak jantungku terlalu berisik” (Ihii kayak bapaknya ya..suka bercanda..hahaha)
In Hye jadi tersenyum dan bilang, bagaimanapun itu Soo Jin tetap harus tidur.

Terlihat di TV ada penyiar berita yang akan mengabarkan kaburnya tersangka yang akan dikirim ke kejaksaan dari kantor polisi Young Deung. In Hye dan Soo Jin tahu itu adalah kantor polisi tempat Seung Woo bekerja.
In Hye langsung mematikan televisi tanpa melihat lebih lanjut.
Soo Jin bilang kalau itu kan tempat Om Seung Woo bekerja. Pasti Om Seung Woo sangat sibuk sekarang karena berita ini. In Hye hanya mengangguk saja.
Soo Jin kemudian bilang kalau ibunya pasti bosan, karena Om Seung Woo akan jarang berkunjung.
In Hye menjawab mana mungkin dia jadi bosan hanya karena Seung Woo ga datang. Dia kan bukan anak kecil.
Tiba-tiba In Hye berkata “Apa pria itu kabur?”
Soo Jin bertanya “Siapa?”

In Hye menjelaskan kalau ada pria yang sangat jahat, yang ingin ditangkap oleh Om Seung Woo. Soo Jin bertanya apa seorang pembunuh? Dia tahu karena tadi juga melihat berita. In Hye sepertinya ga suka Soo Jin melihat berita seperti itu.
Soo Jin kemudian bilang dia juga tahu pria yang mendonorkan sumsum tulang belakang untuknya adalah orang baik. In Hye kaget dan bertanya dari mana Soo Jin tahu kalau pendonor itu seorang pria?
Soo Jin menjawab kalau dia hanya berfikir pendonornya seorang pria, apa dia salah?
In Hye ga mau jawab dan berkata kalau dia juga ga tahu, kan dokter sudah bilang, ga bisa ngasih tahu siapa pendonor Soo Jin. In Hye pun menyuruh Soo Jin untuk tidur, dan Soo Jin langsung memejamkan mata memathui perintah ibunya.


Tae San masuk ke dalam ruang yang terlihat seperti gudang itu. Dia terlihat mencari sesuatu. Lalu saat melihat ada lampu terpasang disana, Tae San mencoba untuk menghidupkannya, dan berhasil. Dia kemudian melihat kearah kabel lampu dimana listrik ada disana.
Tae San pun menemukan sumber listrik yang membuat lampu itu menyala. Dia senang sekali.


Tae San langsung mengambil alat pemotong besi yang ternyata tadi juga diambilnya dari tempat pekerja di sekitar kemah. Dia mencoba menghidupkan mesin itu, dan terkaget sendiri karena suara berisik yang ditimbulkan oleh mesin tersebut.
Tae San reflek langsung mematikannya. Dia takut ada yang terbangun mendengar suara berisik itu. Tae San juga langsung mematikan lampu agar tidak ada yang mengira di tempat ini ada orangnya.
Setelah itu dia mengintip keluar, dan ternyata si pemilik rumah tidak mendengar suara ribut yang dihasilkan mesin tadi. Dia bersyukur karenanya.
Tae San kembali dengan niatnya melepas borgol ini. Dia berusaha memotong borgol itu, tapi sepertinya dia salah dalam mengambil posisi, sehingga masih mengalami kegagalan.
Sampai akhirnya dia mendapat ide, dengan menejepit mesin tadi di antara kedua lututnya yang terkekuk.


Soo Jin tetap tidak bisa tidur, dia duduk sambil memeluk kedua kakinya, dan menatap jauh keluar jendela. Apakah dia teringat akan ayahnya, atau tahu jika ayahnya mengalami masa yang sulit saat ini?


Tae San yang sudah dapat posisi pas, untuk memotong borgol ini, mulai mencobanya. Walau dengan suara yang sangat bersisik, Alat pemotong itu kini bisa dia gunakan dengan mudah, dan borgol pun bisa terlepas, walau memang masih melingar di pergelangan tangannya, namun paling tidak, dia bisa lebih leluasa lagi dalam bergerak. Tae San menangis bahagia karena dia berhasil. (Jadi ikut sedih..)


6.10 AM

Jae Kyung terlihat galau di depan sebuah kantor, bagaimana bisa dia disuruh berhenti hanya karena dia adalah jaksa yang belum banyak pengalaman dan terkesan sembrono? Sang Hoon yang datang kaget melihat Jae Kyung sudah ada sepagi ini.
Sang Hoon pun mendekati Jae Kyung dan bertanya apa Jae Kyung disini semalaman.
Jae Kyung hanya diam, membuat Sang Hoon memilih duduk di samping Jae Kyung.


Sang Hoon mengajak Jae Kyung masuh ke dalam. Jae Kyung berkata bagaimana bisa dia menghadapi Mi Suk nanti? Dia benar-benar merasa bersalah pada Mi Suk. Sang Hoon menjawab kalau ini sudah diluar jangkauan Jae Kyung, jadi sekarang Jae Kyung Cuma bisa berharap polisi segera bisa menemukan Jang Tae San.
Jae Kyung akhirnya masuk ke dalam bersama Sang Hoon. Disana ternyata adalah ruang jenazah, tepatnya tempat dimana Mi Suk di otopsi.


Jae Kyung mencoba membuka kain yang menutup tubuh Mi Suk. Jae Kyung semakin tidak tahan menatap wajah Mi Suk. Dia kembali menangis melihat orang yang disayanginya ini. Tapi dia menguatkan hati, karena sangat ingin melihat kondisi Mi Suk saat dia menerima tikaman mengerikan itu.
Dokter menjelaskan kalau luka itu mulai dari leher, dada, lalu perut.
Jae Kyung berkata kalau pelaku menikam Mi Suk dengan sangat brutal.


Sang Hoon kemudian bertanya pada dokter “Dokter, jika ini pembunuhan disengaja, dia tidak mungkin ditikam dibagian atas tubuhnya seperti ini kan?”
Dokter menjawab “kau benar. Tersangka tentu hanya akan menusuk perut bagian bawah saja”

Jae Kyung berkata kalau pelaku sudah merencanakan ini sedemikian rupa. “Dasar keparat.”

Sang Hoon berkata kalau wajah Mi Suk terlihat lebih baik daripada terakhir kali dia melihat Mi Suk dulu. Jae Kyung menjawab sambil menangis apa gunanya Sang Hoon mengatakan itu, jika ternyata dialah yang membuat Mi Suk mati. Menyelamatkan Mi Suk dari jeratan narkoba, tapi ternyata menyebabkan Mi Suk mati mengenaskan seperti ini. “Jika dia hidup sebagai pecandu Narkoba, setidaknya dia pasti masih hidup sampai saat ini”


Petugas membawa pakaian terakhir yang digunakan Mi Suk saat dia ditikam sebrutal ini. Pakaian itu diterima Jae Kyung, yang semakin sedih saat melihatnya. Petugas bilang ga ada darah lain selain darah korban dari pakaian ini.
Jae Kyung mengeluarkan pakaian itu dan menatapnya lekat. Sang Hoon bertanya kenapa Jae Kyung mau menyimpan pakaian ini? Jae Kyung menjawab saat dia mengkremasi Mi Suk, maka saat itu dia juga akan membakar pakaian ini.
Tangis Jae Kyung kembali pecah saat melihat barang Mi Suk lainnya. Sang Hoon bertanya ada apa? Ternyata Jae Kyung menangis saat melihat Bra Mi Suk sudah berubah menjadi merah karena darah. Jae Kyung berkata kalau Bra inidia belikan sebagai hadiah ulang tahun Mi Suk tahun lalu. Dia pun mendekap erat Bra itu


Sambil terus mendekap Bra itu, Jae Kyung berkata maaf pada Mi Suk. Dia tidak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya, dan rasa bersalahnya. Semua membuatnya semakin merasa sakit.
Saat itulah, Jae Kyung merasa ada sesuatu di balik Bra Mi Suk, dia pun bergumam apa ini.
Karena penasaran, Jae Kyung melihat kedalam cup Bra, yang ternyata sudah dirobek dan Jae Kyung mendapati secarik kwitansi disana. Kwitansi di sebuah pegadaian, dan tertulis disana Mi Suk menggadaikan kamera.
Sang Hoon jelas ikut kaget, dan Mi Suk membaca nama toko pegadaian itu. “Pegadaian Menerima Segalanya.”
Sang Hoon langsung merebut kwitansi itu dan melihatnya sedang Jae Kyung bergumam kalau ternyata orang-orang itu belum mengambil kamera Mi Suk.


Han Jung Woo sudah siap akan berangkat kerja, saat dia keluar rumahnya dia terkejut mendapati Jae Kyung di depan rumahnya. Jae Kyung yang melihat pimpinannya keluar langsung menyerahkan pakaian Mi Suk, dan tentu Jung Woo bingung.
Jae Kyung menjelaskan kalau dia menemukan kwitansi pegadaian kamera digital di pakaian Mi Suk.
Jung Woo jelas semakin bingung dan Jae Kyung mengeluarkan kwitansi itu lalu menyerahkannya pada Jung Woo. Jae Kyung berkata kalau bukti itulah yang dilindungi Mi Suk sampai harus terbunuh.
Dalam kamera ini ada pertemuan rahasia Jo Seo Hee dan Moon Ill Suk.


Jae Kyung langsung berlutut di depan Jung Woo dan memoho agar dia dibiarkan untuk mengambil kasus ini. Dia ingin dialah yang menangkap Jo Seo Hee dan Moon Ill Suk. Jika dia ga mendapat ijin penyelidikan, maka kamera itu mungkin akan jatuh ke tangan Moon Ill Suk atau bahkan Jo Seo Hee. Kematian Mi Suk akan sia-sia, begitu juga dengan kematian ayahnya.

Jung Woo kaget mendengar penjelasan terakhir Jae Kyung. “Ayahmu?”
Jae Kyung hanya menjawab Ya mendengar kata itu melontar dari bibir Jung Woo. Dia menjadi Jaksa karena alasan ini. Dia berpura-pura bersikap tidak kompeten agar dia bisa leluasa menyelidiki Ill Suk dan Seo Hee.
Jung Woo bertanya jadi selama ini Jae Kyung menjadi Jaksa untuk menyelidiki kedua orang itu?
Jae Kyung berkata maaf pada Jung Woo.

Jung Woo melihat keseriusan Jae Kyung yang selama ini terlihat sembrono. Dia kemudian berkata kalau dia harus mempertahankan posisinya untuk melakukan hal ini. Jadi apa Jae Kyung juga bisa mempertaruhkan posisi Jae Kyung untuk melakukan ini?
Jae Kyung menengadah dan menatap Jung Woo lalu berkata jika dia ga bisa menangkap kedua orang itu, maka dia akan berhenti menjadi jaksa. Jung Woo menjawab kalau dia ga bicara tentang itu, dia bicara tentang hidup Jae Kyung. Jae Kyung bisa mati karena ini, mengerti?
Jae Kyung terharu dan mengangguk.


Semua staf kantor polisi sedang kalut. Salah satu dari mereka berkata kalau sampai saat ini ga ada toko yang melaporkan kehilangan pemotong besi. Taek Nam bertanya apa Tae San bersembunyi dengan menyandera seseorang? Seung Woo berkata jika Tae San ga dikirim ke kejaksaan . Lebih baik mereka memulai investigasi lagi. Dia bertanya pada Taek Nam bagaimana?
Taek Nam menjawab, dia mau tim 1 pergi ke Busan dan cari orang yang pernah menghubungi Tae San, lalu tim 2 pergi ke Seoul. Dia ingin semua mencari informasi tentang teman-teman Tae San dipanti asuhan, SD, SMP, SMA bahkan mantan pacar Tae San juga.
Semua mengerti dan langsung bergerak mematuhi perintah atasan mereka.


Seung Woo menyuruh Il Do memeriksa klub malam yang sering di datangi Tae San. Il Do bertanya, Seung Woo ngapain dong? Seung Woo menjawab kalau dia akan menyusul Il Do nanti, Il Do berkata pasti Seung Woo mau ketemu In Hye ya? Seung Woo langsung memencet hidung Il Do sambil bilang kalau Il Do harus mencari tahu siapa saja yang dihubungi Tae San, apa Il Do mengerti? Il Do tersenyum dan menjawab iya.


Benar saja, Seung Woo datang ke rumah sakit menjenguk Soo Jin. Saat itu Soo Jin sedang bersiap-siap pindah ke ruang aseptic untuk perawatan Pra Operasi. Seung Woo bersiul saat membuka pintu kamar Soo Jin, dan Soo Jin langsung menoleh ke sumber suara, dan tersenyum senang mendapati ada Om Seung Woo. Dia pun berseru pada ibunya dan bilang kalau Om Seung Woo datang.

In Hye terkejut melihat Seung Woo datang dan berkata dia pikir Seung Woo akan sibuk karena tersangka yang kabur itu.
Seung Woo yang masih melongok di pintu, menjawab teganya In Hye mengira dia ga bisa datang hari ini. Seung Woo bahkan meminta persetujuan Soo Jin dengan bertanya benar kan In Hye kejam padanya? Soo Jin tersenyum dan berkata pada ibunya kalau Om Seung Woo datang kesini untuk menemuinya.

In Hye kemudian bertanya kenapa Seung Woo ga masuk dan malah berdiri disitu saja? Seung Woo menjawab kalau sebenarnya dia sangat ingin memeluk Soo Jin, tapi dia kotor dan belum mandi.
Soo Jin menjawab kalau untuk saat ini masih bisa kok, kan dia belum masuk ruang aseptic. Soo Jin pun melambai menyuruh Seung Woo masuk dan mendekat padanya. Seung Woo jelas sangat senang.


Seung Woo langsung masuk dan memeluk Soo Jin sambil bertanya bagaimana perasaan Soo Jin? Soo Jin menjawab kalau sebenarnya dia merasa sedikit takut. Seung Woo tahu itu dan bilang kalau masa di ruang Aseptik memang akan sedikit menyulitkan untuk Soo Jin, tapi Soo Jin hanya harus menahannya selama 13 hari. Dan ingat akan apa yang bisa Soo Jin lakukan setelah hari itu. Soo Jin tersenyum dan bilang, kalau setelah hari itu dia akan bermain sepak bola, makan es krim dan pergi ke taman bermain.
Seung Woo tertawa senang mendengarnya dan meminta Soo Jin mencium pipinya.


Seung Woo meminta maaf pada In Hye, karena dia jarang datang. In Hye menjawab ga apa-apa kok. Dengan bercanda Seung Woo bilang kalau dia minta maaf bukan pada In Hye, tapi pada Soo Jin. In Hye jadi tersenyum mendengarnya dan bilang kalau Soo Jin bahkan mengira kalau dia akan bosan karena Seung Woo akan jarang datang karena penjahat yang kabur itu.
Seung Woo bertanya benarkah Soo Jin berkata seperti itu?

Tiba-tiba Seung Woo berkata “In Hye tinggalkan saja aku.”
In Hye jelas kaget dan Seung Woo melanjutkan kalimatnya “Aku merasa tak berguna. Aku tak bisa bersamamu saat kau mengalami masa sulit.”

In menjawab santai kenapa penjahat itu harus kabur sih? Mengganggu banyak orang saja.
Seung Woo langsung bilang kalau dia harus menangkap keparat itu, walau sudah menjadi mayat. In Hye bilang kalau itu terdengar menakutkan.
Seung Woo tersenyum dan menenangkan In Hye dengan bilang,kalau tersangka itu ga akan dibunuh, Cuma dia akan menangkap tersangka bagaimanapun caranya. “Tapi satu hal yang pasti dia bukan manusia”
In Hye langsung memengang tangan Seung Woo dan berpesan agar Seung Woo jangan sampai terluka. Seung Woo membalas pegangan tangan itu, dan menjawab kalau dia akan menghubungi In Hye, agar In Hye tahu kalau keadaannya baik-baik saja.


Tae San tertidur di dalam gudang karena merasa sangat lelah. Perutnya lapr dan tenaganya semakin berkurang.


Soo Jin mulai masuk ruang aseptic, dan dia terlihat sedikit takut. Suster melapisi pakaian In Hye dengan pakaian steril dan juga mengganti pakaian Soo Jin, dengan pakaian yang sudah disterilkan.
Saat benar-benar akan masuk ke ruang Aseptik, Soo Jin meminta ibunya berhenti dulu. In Hye yang mendorong kursi roda Soo Jin, menurtui keinginan putrinya dan bertanya ada apa?

“Saat keluar dari ruangan ini, aku masih hidup kan?”
In Hye walau dia juga takut menjawab tentu saja pada anaknya. Dia juga bilang agar Soo Jin ga khawatir dan pikirkan saja tentang janji Soo Jin padanya dan pada Om Seung Woo. Janji akan main bersama.
Soo Jin kemudian bertanya apa ibunya benar-benar menyukai Om Seung Woo?

In Hye jelas bingung, dan Soo Jin bilang kalau dia tahu Om Seung Woo sangat mencintai ibunya. In Hye bertanya kenapa Soo Jin tiba-tiba bertanya seperti itu? Bukankah Soo Jin juga bilang kalau Soo Jin menyukai Om Seung Woo?
Dengan polos Soo Jin menjawab memang sejak kapan dia bilang dia membenci Om Seung Woo?


Jae Kyung ditemani Sang Hoon langsung menggeledah gudang tempat toko pegadaian menerima segalanya itu meyimpan barang-barang yang digadaikan, dan tidak ada kamera Mi Suk disana.
Jae Kyung bertanya pada Suk Doo yang memang meneman mereka menggeledah pegadaian.
Suk Doo menjawab memang hanya ini, dan ini sudah semua barang.

Jae Kyung emosi, dan langsung mencengkeram kerah Suk Doo, dan memepetkan tubuh Suk Doo ketembok. Dia berkata kesal, kalau kwitansinya saja ada, masak kameranya ga ada. Mana kamera yang digadaikan Oh Mi Suk di hari dia terbunuh? Jika Suk Doo berbohong maka Suk Doo akan dituduh menyembunyikan barang bukti.
Suk Doo menjawab kalau bukan dia yang memberikan kwitansi itu, itu kan tulisan tangan Tae San. Jae Kyung menjadi kaget mendengar nama yang disebut Suk Doo.


Jae Kyung berseru kesal saat mereka sudah ada di luar, kenapa Mi Suk harus menggadaikannya pada Jang Tae San? Kenapa harus Jang Tae San?
Sang Hoon yang berdiri di belakang Jae Kyung menjawab kalau Mi Suk menggadaikan kamera itu pasti karena takut jika Moon Ill Suk mengambilnya. Mi Suk juga ga tahu kalau Jang Tae San adalah anak buah Moon Ill Suk.
Jae Kyung yang tambah sedih berkata mungkin Mi Suk ketahuan saat menggadaikan kamrea itu pada Tae San, makanya Mi Suk dibunuh.

Sang Hoon bertanya apa Jae Kyung sama sekali ga tahu tentang keberadaan Tae San setelah Tae San keluar penjara dulu? Jae Kyung menjawab kalau di berhenti mengawasi Tae San setelah Tae San dipenjara di tahun 2008. “Dia hanya anjing Moon Ill Suk yang melakukan semua perintah Moon Ill Suk”

Sang Hoon kemudian bilang kalau Tae San mungkin tahu akan dijatuhi hukuman mati. Jae Kyung teringat kalau Tae San kan ga punya keluarga, jadi ga mungkin Tae San dapat kompensasi uang karena kasus ini, dan rela dihukum mati.
Dia kemudian menyuruh Sang Hoon mencari informasi tentang Tae San sejak tahun 2008 itu.
Sang Hoon menjawab kalau dia akan mencari tahu sejak Tae San di Busan.

Jae Kyung juga bilang kalau dia mencium bau busuk pada acara lelang amal yang akan diadakan Seo Hee, tapi dia ga tahu bau busuk itu apa? Dia ingin agar Sang Hoon juga menyelidiki itu. Sang Hoon menjawab kalau dia mengerti.
Sang Hoon kemudian bertanya kalau Ill Suk dan Seo Hee pasti tahu Jae Kyung datang kesini.
Jae Kyung menjawab kalau sekarang dia ga mau sembunyi-sembunyi lagi dalam menyelidiki kedua orang itu. Dia akan menangkap Jang Tae San dan membongkar kebusukan Ill Suk dan Seo Hee.
Tiba-tiba Ponsel Jae Kyung berbunyi, dan Jae Kyung langsung menerimanya. Telepon itu mengabarkan kalau Jang Tae San telah ditemukan. Tentu saja Jae Kyung jadi sangat bersemangat.


Sementara itu di lain tempat, Moon Ill Suk mendapat laporan tentang datangnya Jaksa Park ke pegadaian dan mencari sebuah kamera milik Mi Suk.
Mi Suk tentu ditemani dua anak buahnya, dae Jun dan Hyung Jin. Setelah percakapan di telepon itu usai, Ill Suk langsung berkata tentang kamera digital yang dicari Mi Suk pada kedua anak buahnya itu.
Ill Suk berkata apa mungkin Mi Suk mengambil gambar dia dan Seo Hee saat itu? Tapi jika Mi Suk mengambil gambar dari luar, kan saat itu gordennya ditutup, bagaimana bisa?
Hyung Jin menjawab jika itu kamera dari Jae Kyung, maka kamera itu pasti berbeda dengan kamera pada umumnya. Jika kamera itu memang ditujukan untuk menangkap Ill Suk dan Seo Hee, itu mungkin kamera yang bisa berfungsi untuk merekam.
Ill Suk langsung mengingat pesan Mi Suk untuk Jae Kyung yang berbunyi “aku merindukanmu.”
Dia berkata jadi kalimat itu adalah kode untuk Jae Kyung yang bisa saja berarti “Aku punya bukti.”
Hyung Jin juga bilang kalau kamera itu ga ada di pegadaian maka berari itu ada pada Tae San.


Seorang pria sedang ada di ruang gelap untuk cuci cetak foto. Pria itu adalah Killer Kim (Song Jae Rim)
Ponsel Kim berdering dan ternyata Ill Suk yang menelponnya, Kim menghidupkan lampu ruangan dan menerima telepon itu serta memanggil ayah pada Ill Suk.
Ill Suk menyampaikan sesuatu yang sepertinya adalah tugas untuk Kim, dan Kim menjawab kalau dia mengerti dan akan melaksanakannya.
Di saku bajunya ada sebuah pulpen yang sepertinya bukan hanya pulpen biasa. (Inget sama Shark deh kalau pulpen-pulpen gini..)


11:30 AM

Jae Kyung dan staf polisi lainnya kembali rapat. Seung Woo mengatakan kalau ada laporan sepeda hilang Kyung Book, dan juga pemotong besi di Kang Wan Do.
Kang Wan Do 20 km dari Kyung Book.
Menurut orang-orang yang bekerja disana, mereka bekerja sampai jam 2 pagi. Jadi bisa diperkirakan kalau Tae San mengambil alat pemotong besi itu setelah jam 2.
Jika itu memang pemotong besi, otomatis Tae San butuh stop kontak untuk bisa menggunakannya. Jadi kemungkinan Tae San pergi ke tempat yang lebih tenang dan memperkirakan waktu yang tepat untuk memotong borgol.
Menurut perkiraan Seung Woo, Tae San memotong borgolnya jam 4 pagi.

Taek Nam juga bilang kalau ada laporan dari orang yang kemah disana, kalau baju dan sepatu mereka dicuri.
Jae Kyung merasa takjub karena Tae San melakukannya dengan tangan masih terborgol, sedang Il Doo bergumam kalau ke Kyung Book itu kan butuh waktu sekitar 8 jam.

Jae Kyung melihat jamnya dan berkata kalau dari jam 4 tadi dan sekarang sudah jam segini, berarti itu berlalu sekitar 7 setengan jam, dan menurut Jae Kyung itu waktu yang cukup untuk Tae San kabur lagi.
Seung Woo berkata dia ga tahu bagaimana Tae San bisa kabur sejauh ini dengan tangan yang masih terborgol, tapi saat di penjara Tae San bahkan sama sekali ga tidur.

Jae Kyung langsung tahu maksud Seung Woo yang berarti mungkin saja saat ini Tae San sedang tidur karena kelelahan?
Seung Woo berkata lagi kalau Tae San juga belum makan apapun saat itu.
Taek Nam kemudian bilang kalau Tae San ga mungkin bisa pergi jauh, karena pemeriksaan ada dimana-mana saat ini.
Dengan semua informasi itu, Jae Kyung meminta agar disetiap ruas jalan dalam radius 30 km diblokir dan mulai pemeriksaan terhadap kendaraan-kendaraan yang melintas.
Jae Kyung juga minta agar setiap rumah diperiksa, dan ditanya apa ada yang mendengar suara mesin pemotong besi?

Taek Nam juga bilang agar mereka meminta bantuan dari pertahanan nasional, agar mereka bisa menyelidiki juga daerah pegunungan. Jae Kyung mengangguk tanda setuju dan bilang kalau tersangka bergerak lebih cepat dari yang mereka duga, dan jika memang tersangka berhasil melepas borgol, itu artinya tersangka bisa bergerak semakin cepat.
Jae Kyung mengajak semua untuk memulai sekarang. Yang lain heran dan bertanya apa Jae Kyung juga akan ikut pencarian? Jae Kyung yang sudah menggendong tasnya bertanya balik, memangnya dia ga boleh ikut?
Taek Nam jelas heran karena jaksa ikut mencari tersangka, karena biasanya itu hanya tugas mereka sebagai polisi atau detektif.


Seung Woo mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, membuat Il Do yang duduk disamping kemudi, menjadi sangat takut.


Tae San masih belum sadar dari tidurnya. Toba-tiba dia mendengar ada suara wanita yang berteriak “Ayam sial ! Mati kau kalau kutangkap !”

Teriakan itu berhasil membangunkan Tae San yang langsung terkaget-kaget menyadari tempatnya berada saat ini. Dia langsung mengintip keadaan luar untuk mengetahui amankan dia saat ini.
Tae San melihat seorang ahjumma, yang sedang mengejar seekor ayam. Walau terlihat sudah tua, ahjumma itu geraknya sangat cepat, seolah-olah umurnya masih 20 tahunan.
Ahjumma itu memarahi-marahi ayam yang pasti ayamnya ga bakalan ngerti. Dia bilang “Memangnya memberi beras setiap hari tanpa alasan? Aku harus memakanmu untuk bertahan di musim panas ini.Aku tak punya suami dan anak yang peduli padaku.”


Tim polisi dan bantuan dari pertahanan nasional bergerak cepat untuk mencari keberadaan Tae San.


Tae San masih berjingkok melihat keluar jendela. Dia berkata kalau nenek itu punya banyak tenaga. Sudah lebih dari satu jam dan nenek itu sama sekali ga kelelahan. Mana bisa dia keluar begitu saja, karena nenek tersebut pasti akan melihatnya. Tae San melihat kesinar mentari yang mulai terik dan bertanya sendiri, sekarang ini jam berapa ya?

Si nenek masih mengejar ayamnya sambil membawa sebatang ranting kayu. Ayam masih terus berlari setiap kali nenek akan menangkapnya. Tae San terkekeh geli melihat kejadian di depan matanya itu. Tapi kemudian dia memarahi dirinya sendiri yang masih sempat tertawa dalam kondisi seperti ini.
Tae San mengeluh kalau perutnya sangat lapar dan dia juga sangat haus. “Dimana aku harus bersembunyi?Aku tak punya uang? Polisi pasti ada dimana-mana sekarang.”


Tae San terduduk lemas sambil memegang kedua lututnya, tiba-tiba Tae San mendengar suara Soo Jin yang bertanya apa yang akan Tae San lakukan?
Tae San jelas kaget dengan suara itu. Dalam imajinasi nya Soo Jin duduk didepannya saat ini.
Tae San menjawab, entahlah..dia juga ga tahu harus berbuat apa? Dia berharap semoga bisa sembunyi disini terus. Selama ada makanan sampai Soo Jin diperasi, saat itu Tae San tiba-tiba teringat dengan boneka yang Soo Jin titipkan padanya. Dia langsung menuju celananya kemarin dan mengambil boneka yang ditaruh disaku celananya itu.


Tae San bersyukur karena boneka itu masih ada. Dia menoleh kearah Soo Jin yang masih ada di imajinasinya. Soo Jin bertanya bagaimana caranya Tae San akan mengembalikan boneka itu padanya? Kenapa Tae San kabur? Dan apa rencana Tae San sekarang?
Tae San menjawab kalau dia sama sekali ga ada rencana. Dia kabur agar dia ga terbunuh. Dia ga bisa mati sampai Soo Jin dioperasi. Tapi Moon Ill Suk mencoba membunuhnya. Makanya dia harus kabur.

Soo Jin menatap Tae San lekat-lekat. Dia bertanya lagi bagaimana caranya Tae San bertahan sampai hari operasi tiba? Sekarang saja Tae San sedang kelaparan.
Tae San menjawab dia tahu itu.


Pengumuman tentang buronan kabur itu menyebar cepat ke seluruh desa melalui pengeras suara.


Kali ini Soo Jin dan Tae San duduk berdampingan dengan posisi yang sama. Sama-sama memeluk kaki mereka masing-masing. Tae San bertanya kenapa Moon Ill Suk ingin membunuhnya? “Bagaimanapun aku memikirkannya, aku semakin ga mengerti. Mereka menjebakku dengan merekayasa sidik jari dan alibi. Tapi kenapa harus sampai membunuhku? Kenapa?”

Tae San menoleh kesamping, dan Soo Jin nya menghilang. Imajinasinya berhenti sampai disitu. Hampir seperti akan menangis, Tae San bertanya apa sebenarnya hubungan antara Ill Suk dan Mi Suk?
Tae San langsung teringat tentang Man Suk. Ya, apa Man Suk sudah mendapatkan informasi yang dia minta?
Tae San kemudian melihat ke sekeliling dan berkata apa ada telepon di tempat ini? Dia kembali mengintip si nenek melalui kaca jendela.


Sang nenek seolah menatap tajam kearah Tae San. Tae San kaget dan reflek menyembunyikan dirinya dari tatapan si nenek. Dia emnyakinkan dirinya lagi dengan mengintip keluar, benarkah nenek itu menatapnya? Tapi ternyata tidak, nenek itu menatap ayam miliknya yang memang ada disekitar tempatnya bersembunyi. Nenek itu melemparkan jagung untuk memancing si ayam mendekat.
Tae San lega karenanya, tapi dia memegangi kembali perutnya yang keroncongan.


Saat nenek sedang sibuk mengejar ayam. Tae San keluar dari persembunyiannya. Dia ingin menolong nenek yang sedang terjatuh karena gagal menangkap ayam. Tapi nenek malah kaget dan langsung menoleh menatap Tae San yang berdiri di belakangnya.
Tae San tahu nenek heran dan dia berkata kalau dia tersesat di hutan dan semalaman mencari jalan keluar.
Nenek yang memandang Tae San berkata kalau wajah Tae San terlihat sangat lelah.
Tae San hanya tersenyum dan kemudian bertanya apa nenek itu mau dia menangkap ayam?


Tae San makan dengan lahapnya, dan nenek berkata kalau Tae San pasti sangat kelaparan. (Iyalah 2 hari ga makan..aku pasti udah lemes pake banget.)
Tae San membenanrkan. Dia terlihat sudah kembali tampan, karena sudah bersih-bersih diri tadi.
Borgol ditangan Tae San sedikit menyembul di balik jaketnya membuat Tae San langsung menutupi kembali sebelum nenek sadar dan melihatnya.
Nenek masih berceloteh dengan bilang kalau dia selalu memberi makan ayam ini setiap hari makanya dagingnya tebal dan jadi sangat enak. Tae San tersenyum lebar dan berkata benar.


Nenek bertanya heran kenapa Tae San ke pegunungan tanpa membawa bekal makanan sama sekali? Sepertinya Tae San terlalu bernyali.
Tae San membalas dengan bilang kalau nenek juga punya nyali besar tinggal sendiri. Nenek bilang kalau dia wanita yang kuat. Dia ga takut apa-apa. (Takut TUHAN ga Nek?hihihi)

Tae San tersenyum dan dengan bercanda bertanya apa nenek ga takut hantu?
Nenek menjawab “Apa maksudmu hantu itu menakutkan? Manusialah yang kutakutkan. Manusia adalah makhluk yang paling menakutkan di dunia”

Tae San mendengar jawaban nenek dan bilang Ya, itu benar. Dia teringat kembali dengan Moon Ill Suk yang ternyata sangat menakutkan.

Saat itulah kepala desa datang. Tae San langsung waspada. Dia menghabiskan minumnya, dan berniat langsung pergi. Dia tahu kepala desa pasti akan memberitahu kalau ada buronan yang kabur dari penjara.
Saat akan beranjak pergi, Nenek menghentikan Tae San, dan meminta Tae San untuk duduk dan menikmati ayam ini dulu.

Kepala Desa yang sudah mendekat bertanya apa laki-laki ini putra si nenek? Tapi Tae San langsung kabur sebelum nenek menjawab, dan akhirnya dia akan ketahuan.
Nenek dan pak kepala desa jelas heran.


Jae Kyung dan timnya kembali berkumpul dengan peta diatas meja mereka. Mereka menandai tempat-tempat yang didatangi Tae San semalam. Mula dari tempat hilangnya pemotong besi, sampai sepeda.
Lalu salah seorang staf yang habis menerima telepon langsung berseru kalau Jang Tae San ditemukan. Jae Kyung jelas langsung menoleh kaget.


Si imut Kim juga mencari Tae San. Dia mengambil peta dan juga mulai memprediksi kemana sekiranya Tae San pergi.


Polisi juga langsung menuju desa. Tidak hanya polisi tapi tentara juga ikut mencari dan akan menangkap Tae San.


Tae San berlari masuk ke dalam hutan. Polisi pun juga mulai menelusuri keberadaan Tae San di desa ini.
Seung Woo dan lainnya berkomunikasi menggunakan Walki Talki. Dia meminta agar tim juga dikerahkan di beberapa sisi. Agar mempersempit gerak Tae San.


Tae San semakin jauh berlari dan terhentu saat melihat sebuah danau di depannya. Diapun melanjutkan langkahnya, dan polisi juga semakin mendekat ke daerah itu.


Tae San mendaki bebatuan tinggi, dan berhenti karena merasa lelah. Sedang tepat di bawahnya para polisi terus bergerak.
Saat Tae San menoleh dan melihat ke bawah, dia terkejut dan langsung beranjak pergi sebelum ketahuan.


Jae Kyung masih berkomunikasi dengan yang lain, dan Seung Woo mengabarkan kalau sampai detik ini dia belum menemukan Jang Tae San. Jae Kyung berkata kalau saat hari mulai gelap, Tae San mungkin bersembunyi di balik-balik semak.


Sementara itu Kim menyadap pembicaraan mereka dengan bersembunyi di balik pohon.


Hari sudah semakin gelap, dan Tae San masih terjebak semakin jauh ke dalam hutan. Tapi tenaganya seolah tidak habis-habis, dia masih terus bergerak dan berlari.
Dia kaget saat menyadari sinar senter polisi mulai mendekat kearahnya.
Tak ada jalan kecuali terus menghindari mereka.


Sementara itu di ruang sterilisasi, Soo Jin memasang kalender 14 harinya. Diapun mulai mencoret satu harinya yang telah berlalu lancar dan tersenyum senang.


Polisi sudah ada di belakang Tae San dan mengabarkan kalau mereka berhasil menemukan Tae San. Tae San yang tepat di depan mereka terkejut. Akankah dia berakhir disini begitu saja?



KOMENTAR

Song Jae Rim nya asli bikin aku ga tahan. Tapi kenapa dia harus jadi pembunuh sih.? Anaknya Moon Ill Suk pula, kayaknya ga cocok banget. Mungkin dia anak pungut bukan anak kandung Ill Suk. (Mulai ngayal kemana-mana ini otak..hehehe)

Tapi liat keimutan dan kemachoannya, aku jadi merasa scene Kim kurang banget. Hehehe.
Sepertinya aku mulai memberikan sekotak hatiku buat SJR deh. (Emang hatimu ada berapa kotak Ay? Berkotaakk—kotaaakklah..hihihi)

Pasti Tae San akan selamat dong, lha wong cerita ini memang dibuat seperti itu.
Walaupun tertangkap, dia akan tetap selamat.
Aku hanya bertanya-tanya terus, kira-kira endingnya Tae San hidup atau mati?
Matikah dia setelah mendonorkan sumsum tulang belakangnya?
Ini yang jadi penasarannya aku sama drama ini.

Atau dia kembali sama In Hye? Lalu Seung Woo gimana?
Sama Jae Kyung kali ya..cocok.
Hehehe.

Berharap ga ada yang mati deh, terutama Kim.. dia insyaf aja, terus ngelawan bapaknya yang selalu menindas dia, dan jadian sama Mi Suk..kalau Mi Suk masih hidup..(Tambah menjadi khayalanku..)
Kebawa mimpi terus setelah ngeliat wajah kerennya Song Jae Rim..pliisss help me..
Hahaha..

Bersabar untuk episode selanjutnya..
Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^

8 comments:

  1. thankz sinopsis.y :D
    susah bnget cri sinopsis drama ini,,
    fighting,,,lnjutin yaa,,:D

    ReplyDelete
  2. whoaaa akhirnya part 2 nya muncul jg. tq mba..samangaaatt

    ReplyDelete
  3. Wah, akhirnya di lanjutin. Song jae rim itu pernah main di TMTS bukan? Yang jadi pengawalnya Hwon??
    Di tunggu terus updateannya. makasih...

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah,kluar jga lnjutannya. .
    Mksih eon. .

    ReplyDelete
  5. Smga endingny tdk mengecewakan... Ceritanya tegang dagdigdug euy.. Taesan.. Cayo!!!! gomawo sinopnya ya^^
    rena

    ReplyDelete
  6. Di tunggu selalu kok mbak sinopsina, tiap hari aq ke blog ini, semngat y eoni,

    ReplyDelete
  7. Mba...tolong dilanjutin sinop nya..jaebal...ddah ga sabar lagi nunggu kelanjutannya,everyday everytime aku ngunjungi blog mba. Apa uri junki oppa baik2 aja atw malah sebaliknya. Aku ga tenang mba..hu..hu..hu... S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηGªª†̥†̥̥ y mba!!!

    ReplyDelete
  8. trima kasih sudah bikin sinopnya,,,tolong dilanjutin iaa,,,

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^