Episode 2 ini dibuka dengan seorang pembawa berita menyampaikan kalau perdamaian dan harmonisasi manusia, akan tiba di Seoul hari ini.
Disela-sela berita itu gedung Tae Ha semakin bertambah ambruk. Pembaca berita masih melanjutkan beritanya kalau Obor Olimpiade sudah tiba di Jeju bulan Agustus lalu. Dan ada sekitar 20 ribu orang pembawa obor yang, lari estafet dalam membawa obor olimpiade tersebut.
Masih dengan orang-orang yang berlarian keluar gedung untuk menyelamatkan diri. Pembaca berita melanjutkan kalimatnya, kalau obor sekarang ini sedang melewati Mangwoori, dan sedang menuju ke Seoul.
Pembaca berita mengatakan kalau jalan-jalan utama sudah dihiasi banyak karangan bunga. Seluruh Negara merayakan pembukaan acara Olimpiade yang akan dilaksanakan esok hari.
Geun Young terlihat memasuki kelasnya yang mulai ambruk.
Myung Geun yang di rumah sedang bersiap sepertinya berniat membawakan makanan untuk putranya itu. Saat akan berangkat dia mengambil jajan yang tadi pagi diberikan Geun Young padanya, jajan itu terjatuh di lantai, sehingga Myung Geun memungutnya. Myung Geun juga teringat akan janjinya yang akan datang tepat waktu.
Saat sudah akan keluar, Myung Geun menatap foto istrinya. Dia berkata “Sayang kalau kamu tak sibuk hari ini, kamu harus ikut. Kita akan bersenang-senang. Ikut bersama kita, walau kamu sibuk. Kalau lihat, bagaimana baiknya kami tanpa dirimu. ”
Di dalam kelas Geun Young, tadi telepon sempat Berdering, dan Geun Young mengangkatnya, tapi sepertinya telepon itu sudah terputus. Geun Young pun mencoba menelepon rumahnya namun karena ayahnya sudah berangkat, sehingga tidak ada orang di rumah yang bisa mengangkat telepon itu.
Tiba-tiba bongkahan batu jatuh, membuat Geun Young takut dan langsung berlari.
Geun Young terus keluar, dia menangis ketakutan sambil memanggil ayahnya.
Tae Ha memandang detik-detik kehancuran bangunannya dari jendela. Tuan Kim datang dan berkata kalau dia sudah mengevakuasi orang-orang di dalam gedung. Tuan Kim bertanya tapi apa orang-orang akan percaya dengan berita bom itu? Bahkan jika dilihat sekarang dan jika Inspektur memeriksa bangunan, maka kebohongan mereka akan terungkap. Tae Ha menjawab kalau ga akan ada inspeksi. Mereka sudah mencegahnya. Dia sudah menghalangi itu.
Tuan Kim bertanya bagaiman bisa? Tae Ha menoleh menatap Tuan Kim dan menjawab dengan taktik kilat dia akan bersihkan semuanya tanpa ada investigasi. Mereka hanya harus membersihkan lokasi.
Tae Ha memegang bibir Tuan Kim dan berkata tutupi saksi dengan uang. Tae Ha juga berkata kalau besok adalah hari dimana Olimpiade dimulai, jadi orang-orang pasti ga suka dengan berita seperti ini.
Kemudian Tae Ha memandang kembali gedungnya yang akan mulai runtuh dan berkata kalau mereka akan membersihkan tempat itu besok. Jadi dia meminta Tuan Kim untuk mengumpulkan orang-orang.
Ditengah rasa takut, Geun Young terus berlari dan memanggil ayahnya. Sementara itu bongkahan batu mulai berjatuhan, membuat Geun Young semakin takut. Dia berkata “Ayah..selamatkan aku..”
Sementara itu Myung Geun berlari agar segera sampai di sekolah Geun Young tanpa tahu kejadian yang akan menimpa anaknya
Geun Young bersembunyi dibawah dinding,berharap dia tidak terkena segala yang saat ini sedang jatuh, dan akan menyakitinya. Geun Young menangis, menanti ayahnya yang akan menyelamatkannya.
Myung Geun yang sudah sampai terkejut melihat ramainya orang dan ada banyak petugas disana. Bahkan ada ambulans juga, membuat Myung Geun bertanya ada apa sebenarnya. Petugas menjelaskan kalau ada Bom yang dipasang dalam gedung. Myung Geun kaget dan langsung mengingat putranya. Dia mencoba mendekat, namun petugas menghalangi Myung Geun.
Kembali ke dalam gedung..
Kondisi bangunan tinggal hitungan detik saja sepertinya. Geun Young yang bersembunyi di balik dinding mencoba keluar, dan saat itu ambruklah apa yang ada diatas dan menimpa tubuh kecilnya.
Sementara itu diluar, Myung Geun melihat dengan mata kepalanya sendiri, kehancuran gedung Tae Ha.
Abu dan kotoran dari mabruknya bangunan itu mengotori wajah dan baju Myung Geun. Saat dia sudah berhasil membuka mata dan melihat kembali situasi dengan jelas, Myung Geun terlihat kaget. Tangannya bergetar. Semua barang bawannya terjatuh.
Myung Geun berjalan mendekati reruntuhan gedung itu, dia memanggil-manggil nama anaknya.
Korban Tae Ha yang mengalami cidera berda di rumah sakit, dan Kang Joo Pil terlihat sedang mewawancarai salah satu korban luka, dan bertanya apa ga ada korban meninggal? Ahjussi itu menjawab, benar. Dia juga berkata karena Tae Ha lah semua orang di gedung itu masih hidup. Awalnya dia berfikir itu hanya telepon iseng.
Joo Pil meminta cerita yang lebih detail. Dia bilang apa ada hal-hal kecil yang menurut Ahjussi itu adalah hal yang tidak penting?
Ahjussi itu kesal dan bilang kalau baru saja Joo Pil memberinya kopi tapi Joo Pil sudah berani nanya macam-macam.
Joo Pil mengeluarkan tabloid dewasa dan memperlihatkannya pada Ahjussi itu, lalu Ahjussi itu bertanya memang dia ini apaan? Tapi melihat wanita seksi di foto itu, si Ahjussi akhirnya tergoda dan meminta agar tabloid itu diberikan padanya.
Joo Pil melanjutkan wawancaranya. Dia bertanya bagaiman pipi ahjussi itu bisa terluka? Sambil membuka-buka tabloid, ahjussi itu menjawab apanya yang bagaimana? Dia sedang menghitung uangnya, lalu tiba-tiba kejatuhan semen, makanya pipinya terluka. Joo Pil merasa ini aneh.
Joo Pil bertanya jadi maksudnya semen itu rontok dan akhirnya jatuh? Apa itu sebelum bomnya meledak?(Rontok?Kayak rambut ya..hahaha)
Ahjussi menjawab dengan semangat tentu saja sebelum bom meledak ada goncangan seperti gempa bumi. Joo Pil tahu ada yang aneh dengan kejadian ini. Apalagi ditambah dengan Ahjussi yang bercerita kalau piring-piring pada beteberbangan ke penjuru arah, dan langit-langit runtuh. Ahjussi itu berkata kalau dia merasa seolah baru bangkit dari kematian.
Joo Pil bertanya bahkan sebelum bom meledak, sudah runtuh atap-atapnya?
Tae Ha mendengarkan laporan kalau gedung Tae Ha saat ini sedang menjadi tontonan, juga ada banyak pasien terluka yang berada di ruang darurat.
Staf Tae Ha mengatakan kalau ada seorang pria yang mengatakan kalau anaknya masih ada di dalam, sehingga pria itu tidak mau keluar dan terus mencari.
Tae Ha menatap marah stafnya, dan stafnya berkata kalau dia sudah menyuruh semua untuk keluar gedung. Dan sudah dipastikan mereka semua selamat. Tae Ha bertanya apa stafnya itu yakin? Stafnya menjawab sejujurnya dia juga kurang yakin sih. Dia memang sudah mengevakuasi dan menyuruh semua keluar, tapi mungkin para guru tidak menyampaikan kepada orang tua atau wali.
Tae Ha menyuruh agar pagi ini stafnya menyampaikan pada guru anak itu, bahwa selama insiden mengerikan itu, para guru sudah mengevakuasi semua orang, dan mereka berterima kasih karenanya. Staf Tae Ha terkejut. Tae Ha melanjutkan kalau pihak sekolah tidak perlu takut dengan biaya yang timbul akibat insiden ini.
Tae Ha menyuruh stafnya menyampaikan pada guru itu untuk melakukan perjalanan atau pergi ke suatu tempat, dan sampaikan juga agar guru itu beristirahat.
Staf Tae Ha bertanya lalu bagaimana dengan ayah dari anak itu? Tae Ha berkata kalau dia sendiri yang akan mengurusnya.
Tae Ha sudah sampai di gedungnya yang runtuh dan mendengar teriakan seorang pria yang sangat marah . Petugas menyeret Myung Geun keluar, namun Myung Geun menolak dan berkata kalau putranya ada di dalam. Tae Ha kaget karena merasa mengenal pria itu. Myung Geun berteriak untuk memanggil lebih banyak lagi bantuan, sebelum matahari tenggelam. Anaknya masih didalam.
Tae Ha memanggil Myung Geun, dan berkata kalau mereka pasti akan menemukan anak Myung Geun. Myung Geun terkejut karena mengenal orang yang berbicara ramah dengannya itu.
Tae Ha mendekati Myung Geun dan menyuruh petugas melepaskan cekalannya pada Myung Geun. Tae Ha kemudian berkata kalau kemarin mereka bertemu dalam kebencian, tapi sekarang dia berempati pada apa yang menimpa Myung Geun. Tae Ha mengulurkan tangannya dan berkata sepertinya nasib mempertemukan mereka kembali. Dan Myung Geun mau saja membalas uluran tangan itu dan menjabatnya.
Tae Ha berkata kalau Myung Geun berfikiran yakin putra Myung Geun ada didalam sana, maka dia pasti akan bertanggung jawab mengenai hal ini. Myung Geun dengan penuh keyakinan menjawab kalau putranya benar-benar masih ada di dalam. Karena dia berjanji akan menjemputnya, sehingga dia yakin putranya masih di dalam. Myung Geun berkata kalau mereka membutuhkan lebih banyak pekerja. Jika disana ada tim yang memadai, maka anaknya pasti bisa ditemukan. Myung Geun terlihat memohon sekali pada Tae Ha.
Tae Ha dengan berpura-pura baik, menjawab kalau dia sangat mengerti perasaan Myung Geun. Dia akan memanggil orang untuk mencari. Myung Geun mengucapkan terima kasih pada Tae Ha.
Tae Ha berkata kalau Myung Geun harus berjanji segera pulang ke rumah. Myung Geun kaget dan Tae Ha berkata kalau ini adalah aksi yang dilakukan seseorang dengan sengaja, yang disebut aksi teroris. Dan mungkin akan ada lebh banyak lagi ledakan, dan gedung bisa saja rubuh. Maka mereka harus mengakhiri ini, karena jika tidak, akan ada lebih banyak orang yang bingung nantinya. Dia akan pastikan menolong anak Myung Geun, dan membawanya dengan selamat.
Myung Geun menjawab kalau dia tidak mau, dia harus menemukan anaknya dan berjanji akan hati-hati. Jika dia terluka maka itu adalah kesalahannya.
Myung Geun bertanya pada staf Tae Ha apa ada diagram bangunan? Staf membenarkan dan seperti enggan untuk memberi, tapi Myung Geun tahu diagram itu adalah yang sedang dipegang si staf, dan langsung merebutnya. Myung Geun kemudian langsung lari dan berkata kalau dia akan segera kembali.
Myung Geun yang sudah masuk di dalam renruntuhan, dilarang oleh banyak pekerja disana. Tapi Myung Geun tidak peduli, dia melihat diagram bangunan itu. Diatas bangunan yang runtuh itu Myung Geun memanggil-manggil nama putranya. Dia terus berjalan untuk mencari.
Myung Geun masuk semakin dalam, dan terus memanggil nama putranya. Terlihatlah seorang bocah laki-laki dengan kepala berdarah tergeletak tak berdaya diantara reruntuhan bangunan itu.
Myung Geun masuk semakin dalam, dan sudah banyak api yang mengelilingi bangunan itu. Saat Myung Geun memanggil nama anaknya, tiba-tiba terdengar suara “Ayah..aku takut..”
Myung Geun langsung menoleh, mencari sumber suara.(Aku bingung lagi-lagi dengan subtitlenya, di episode 1 nama anaknya Geun Young, nah di episode ini nama anaknya ganti Kwon Hyun. Mana yang bener?-_-
Saya manut subtitle ya..)
Saat melihat ke bawah, ketumpukan-tumpukan reruntuhan itu Myung Geun terkejut, dan langsung mendekatinya. Dia menyingirkan bongkahan-bongkahan batu itu, sambil terus memanggil nama putranya. Tiba-tiba tangan Myung Geun terkena kobaran api. Dan kepalanya tertimpa bongkahan itu. Dia kesakitan sekali. Lalu putranya berkata “Ayah..aku..aku..takut”
Myung Geun masih menahan sakit karena luka bakar itu, sehingga dia bahkan tidak mampu bergerak atau menjawab kalimat anaknya. Terdengan putranya semakin menangis. “Aku disini..ayah..”
Teriakan Kwon Hyun semakin keras memanggil-manggi ayahnya. Namun Myung Geun tidak mampu bangkit, sepertinya dia tertindih salah satu reruntuhan itu. Membuatnya tak bisa bergerak, bahkan darah sudah mengucur keluar di kepalanya.
Sekuat apapun Myung Geun mencoba untuk tetap sadar, namun akhirnya kondisi Myung Geun melemah dan diapun memejamkan matanya.
Scene berikutnya, terlihat Myung Geun berhasil diselamatkan dan dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Tae Ha bersama Kang Hoo ada diluar melihat kejadian itu.
Myung Geun sampai di rumah sakit, dan langsung mendapat perawatan oleh tim medis. Luka bakar itu terlihat menakutkan di lengan Myung Geun. Suster meminta agar ahli bedah segera dihubungi karena luka bakar yang diderita Myung Geun cukup serius.
Joo Ran senang sekali ada di rumah Tae Ha, dan berkata ini rumah yang besar sekali. Dia bahkan berputar-putar bak putri cantik dan dilihat oleh putrinya dan juga kedua pembantu Tae Ha. Joo Ran berkata kalau rumah ini tidak hanya terlihat besar, tapi juga indah.
Joo Ran berkata pada pembantu Tae Ha, benda apa yang sangat mahal di rumah ini? Pembantu itu menjawab kalau dia ga tahu benda yang paling mahal, tapi kalau yang paling murah dia tahu.
Joo Ran melihat kesekeliling dan berkata kalau semuanya terlihat seperti mahal-mahal. Jadi benda yang paling murah apa?
Pembantu itu menjawab, kalau Joo Ran tinggal disini, maka Joo Ran pasti bisa menemukannya. Ada benda yang tidak pantas berada di rumah ini.
Joo Ran menjawab, kalau dia berhasil menemukan maka pembantu itu harus membayarnya. Pembantu itu menyetujuinya.
Saat Joo Ran berkata ingin melihat kamarnya, pembantu itu melarang Joo Ran, dan Joo Ran pun langsung menoleh lalu bertanya kenapa ga boleh? Pembantu itu menjawab kalau bukan tindakan yang pantas, masuk ke kamar saat pemilik kamar bahkan belum ada di tempat.
Joo Ran bertanya apa maksudnya? Pembantu yang sudah tidak muda itu langi menjawab, kalau dia dengan Joo Ran akan datang, makanya dia langsung mengunci pintu kamar. Tanpa takut sama sekali, pembantu itu berkata kalau dia akan menyiapkan makan malam.
Joo Ran kesal dan menyuruh sang pembantu yang sudah berbalik untuk segera berhenti. Joo Ran mendekati si pembantu, dan berkata apa bisa untuk melihatnya sebentar. Pembantu itupun menoleh, dan tanpa basa-basi Joo ran langsung menampar si pembantu, membuat Joo Ha terkejut. Dengan percaya diri Joo Ran berkata kalau dialah Nyonya Rumah disini. Bukan Yoon Hwa Young, tapi dia.
Yoon Hwa Young menatap rumahnya. Di depan tidak lagi tertulis nama ayahnya sebagai pemilik rumah, namun sudah berganti menjadi nama suaminya, Jang Tae Ha. Hwa Young geram sekali. Dia teringat dengan apa yang Joo Ran katakan siang tadi, kalau Tae Ha bukan mencuri harta dan semua yang dia miliki, tapi semua memang seperti seorang idiot yang mudah untuk diambil. Dan itu karena kebodohannya.
Di dalam rumah, Joo Ha sedang bermain piano, dan Joo Ran dengan senang mendengarkan kepintaran anaknya itu. Lalu terdengarlah bel rumah berbunyi, Joo Ran berkata itu pasti ayah Joo Ha. Joo Ha ingin menyambut ayahnya, tapi Joo Ran menyuruh Joo Ha untuk terus memainkan pianonya. Joo Ran tiba-tiba bergaya seperti seseorang yang mengerti tentang piano, dan tempo music.
Hwa Young yang masuk ke dalam rumah, cukup terkejut melihat Joo Ran ada didalamnya. Hwa Young berkata “Pianoku”
Hwa Young pun mendekat, dan melihat kalau ada seorang anak perempuan yang sedang bermain di pianonya. Joo Ha melihat kearah Hwa Young, dan terkejut. Melihat reaksi anaknya yang anek, Joo Ran akhirnya menoleh, dan melihat ternyata Hwa Young lah yang datang. Joo Ran bertanya kenapa Hwa Young ada disini? Hwa Young balik bertanya bagaimana dengan Joo Ran? Pada awalnya Joo Ran sedikit gugup, namun dia bisa mengendalikan dirinya dan menjawab kalau Tae Ha lah yang memintanya untuk tinggal di rumah ini sejak sekarang.
Joo Ran sok pamer dengan berkata akan memperkenal putrinya bersama Tae Ha pada Hwa Young. Joo Ran berkata jangan terlalu kaget, dia paham kalau ini pertama kalinya Hwa Young tahu dia punya anak kan?
Joo Ran berkata pada putrinya untuk memberi salam pada ahjumma ini, karena ahjumma ini adalah kenalan ayah Joo Ha.
Joo Ha berdiri dan memperkenalkan namanya pada Hwa Young.
Joo Ran menjelaskan kalau nama anaknya adalah gabungan dari nama dia dan Tae Ha. Dan Joo Ha berusia 9 tahun. Hwa Young semakin kaget. Joo Ran yang berlagak seperti tuan rumah, menyuruh Hwa Young untuk duduk, dan meminta pembantu membawakan teh untuk tamu mereka. Dengan takut-takut Joo Ha berkata kalau dia tahu siapa Hwa Young. Hwa Young menoleh, dan Joo Ha melanjutkan kalimatnya . Dia berkata jika ibunya kasar pada Hwa Young, dia meminta maaf untuk itu.
Joo Ran bertanya kenapa Joo Ha minta maaf, Joo Ha kan ga tahu apapun? Joo Ha lagi-lagi berkata pada Hwa Young kalau sebenarnya ibunya bukanlah orang jahat. Hanya saja kepribadiannya memang sedikit tidak baik. Joo Ha menyebut ibunya setengah malaikat dan setengah setan. (Hahaha..polosnya anak-anak..)
Joo Ran membentak putrinya yang sudah bicara ngawur.
Kembang api terlihat menghiasi langit Malam ini. Tae Ha ada di mobilnya sedang dalam perjalanan pulang. Tae Ha memanggil sekretarisnya, dan bertanya apa Kang Ho pernah lihat orang mati? Kang Ho berkata kalau anak itu mungkin sudah mati sekarang. Tae Ha menjawab dia juga yakin seperti itu, tapi ayah anak itu masih hidup. Dan dia harus membuat ayah anak itu mati. Karena jika ayah anak itu hidup, maka dialah yang akan mati. Kang Ho hanya melihat Bosnya dari kaca spion.
Tae Ha yang melihat keluar jendela berkata kalau kembang api terlihat sangat cantik.
Hwa Young sedang menempel sesuatu, dan Joo Ran mencoba mendengar dari balik pintu. Saat Hwa Young keluar kamar, dia melihat Joo Ran yang sedang berlari menghindar. Hwa Young kesal sekali dengan tingkah Joo Ran.
Setelah Hwa Young keluar, Joo Ran masuk ke ruang kerja Tae Ha dan tersenyum bahagia, melihat kertas yang ditempel Hwa Young tadi, karena itu adalah surat cerai. Joo Ran berteriak giran karena senang, dan berkata hore sambil berputar-putar. Dia melonjak kegirangan.
Joo Ran membaca suart cerai itu dan terkejut melihat ada nama Jang Eun Joong didalamnya.
Joo Ran bergumam apa Hwa Young memiliki seorang putra bersama Tae Ha? Ini ga mungkin. Joo Ran sama sekali tidak percaya. Dia berkata kalau ini omong kosong.
Dia langsung dengan geram merobek-robek surat cerai itu, dan berkata kalau ini ga boleh terjadi.
Hwa Young yang sudah ada diluar rumah, melihat kembali papan nama itu, dia kesal karena nama Tae Ha lah yang ada di depan rumahnya, rumah ayahnya. Dia penuh tekad untuk merebut kembali semua.
Myung Geun yang ada di rumah sakit akhirnya sadarkan diri, dan suster bertanya apa Myung Geun bisa melihatnya? Myung Geun membuka matanya, dan suara Kwon Hyun terdengar lagi di telinganya. Dia mengingat setiap detik dimana dia sudah berhasil menemukan putranya, namun dia tidak bisa menyelamatkan putranya itu.
Myung Geun mencoba bangkit, dan suster langsung berkata kalau Myung Geun ga boleh bergerak dulu. Suster menjelaskan kalau kepala, dada dan lengan Myung Geun terluka parah. Suster juga meminta Myung Geun menunggu sebentar karena dia akan memanggilkan dokter.
Saat suster sudah pergi, Myung Geun mencoba bangkit, mengambil bajunya yang sudah kotor dan sobek, lalu dia melihat jajan anaknya yang tadi pagi dia terima. Myung Geun mengambil jajan yang terjatuh itu. Dia menatap makanan itu dengan perasaan sedih. Teringat kembali pagi tadi, Kwon Hyun memberikan ini padanya. Dia punya tiga, dan anaknya pun juga punya tiga. Myung Geun menitikkan air mata karena sedih mengingat itu semua.
Tiba-tiba Myung Geun berkata dalam hati “Sayang, hingga aku sampai disana, kau lindungi anak kita. Lindungi ia sampai saya datang.”
Myung Geun berjalan keluar dengan tubuhnya yang sedang terluka. Dia masih berkata dalam hati “Kau bisa lakukan itu untukku bukan?Dia mungkin sendirian, ketakuta, dan lapar, juga haus. Sayang, tolong. Ji Sook ini pintaku, selamatkan Kwon Hyung. Tolong lindungi dia.”
Sementara itu Kwon Hyun yang masih berada diantara reruntuhan, terlihat masih bisa membuka matanya. Kwon Hyun teringat percakapannya dengan ayahnya, bahwa ia akan melindungi ayahnya. Dia juga mengingat janji ayahnya yang ga akan meninggalkannya dan adik perempuannya. Kwon Hyun memanggil ayahnya dengan suara yang mulai melemah. “Ayah..aku takkan mati juga..”
Kwon Hyun mengambil jajannya pagi tadi, yang dia bagi bersama ayahnya dan berkata kalau dia ga akan mati. Ada ayah dan Soo Young, maka dia ga boleh mati. Kwon Hyung membuka jajan kecilnya itu, untuk mengisi perut. (Sediihhh)
Kwon Hyun mengingat kenangannya bersama ayahnya pagi tadi, yang penuh dengan kebahagian. Dia menangis mengingat itu. Akankah dia bisa berkumpul bersama ayahnya lagi? Kwon Hyun tersenyum mengingat ayahnya yang memandikannya tadi pagi dengan penuh cinta.
Kwon Hyun berkata sambil terisak “Ayah..aku akan menunggumu..Jadi, kamu harus datang lebih cepat, ayah.”
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Kenapa jadi sedih gini..di menit-menit akhir part 1. Ga mau kalau Kwon Hyung mati..
Memang drama seperti ini mungkin sudah umum, drama tentang balas dendam, perebutan harta, dan konflik-konflik seputar itu, tapi entah kenapa,aku selalu merasa tertarik dan tertantang dengan tema seperti ini. Rsanya jantung berdetak lebih cepat, di setiap episodenya. Menegangkan itu menyenangkan.
Tetap ya, aku selalu bilang sabar menanti untuk kelanjutannya, karena drama Shark episode 17 nya sudah hampir akan aku tulis sinopnya, dan itu berarti drama ini harus menunggu dulu..
Terima kasih yang mau berkunjung dan mau memberikan komentar, walau aku jarang sekali membalas komentar, tapi aku selalu membacanya kok, dan sangat senang.
Terima kasih ^^