Friday 7 June 2013

Sinopsis Shark Episode 3 Part 1

Episode ini diawali dengan Yi Soo yang berlari menuju telepon umum, ditangannya tergenggam sebuah dokumen. Dia mencoba menelepon seseorang. Dua orang tepatnya. Dan saat itulah, sebuah truk menghantamnya keras, tanpa ampun.



Episode 3

Yi Soo berada di penjara, karena tingkahnya yang menyerang Jung Man Chul. Byun Bang Jin menemui Yi Soo di selnya. Bang Jin bertanya benarkah Yi Soo anak Young Man? Apa Yi Soo memutuskan untuk tidak bicara dengan detektif? Yi Soo hanya diam saja, dia memang tidak pernah mempercayai seseorang. Bang Jin mengerti sikap Yi Soo karena kecewa, dan dia berkata kalau apa yang Yi Soo katakan tentang kasus tabrak lari ayahnya, bisa jadi benar. Saat itulah Yi Soo baru menolehkan kepalanya pada Bang Jin.




Yi Hyun memandang kunci nomor 22 itu dengan heran. Bagaimana kunci ini bisa ada di dalam kotak musiknya? Saat itu masuklah Sang Deuk yang menyapa Yi Hyun. Sang Deuk bertanya apa Yi Hyun sudah makan malam? Yi Hyun menjawab kalau dia akan menunggu kakaknya, dan setelah itu akan makan malam bersama. Sang Deuk menjelaskan kalau sepertinya Yi Soo akan pulang sedikit lama malam ini, jadi lebih baik Yi Hyun makan bersama dengannya.
Sang Deuk tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada Yi Hyuun, agar Yi Hyun mau makan bersamanya.

Yi Hyun yang masih polos itu, berfikir apakah dia harus ikut atau tidak? Tapi Yi Hyun akhirnya berdiri dan memutuskan untuk makan bersama kakek Jo. Namun sebelumnya Yi Hyun menyimpan kunci itu di saku celananya.



Yi Soo yang mendengar kata-kata Bang Jin, bahwa meungkin memang benar ayahnya tidak bersalah segera berdiri dan mendekati Bang Jin. Yi Soo bertanya apa Bang Jin juga percaya kalau ayahnya bukan pelaku? Bang Jin menjawab memang belum ada kepastian untuk itu. Dia meminta agar Yi Soo bicara dengannya apa yang Yi Soo ketahui. Yi Soo menjawab kalau tadi dia sudah bilang bahwa ada saksi mata di malam itu.

Bang Jin diam, lalu berkata dia yakin Yi Soo sudah menebak siapa pelaku sesungguhnya. Jika Yi Soo bisa memberitahu sesuatu tanpa sedikitpun menyembunyikannya, maka dia berjanji akan membantu.
Yi Soo akhirnya menjawab kalau dia tidak butuh bantuan siapapun. Dia akan menemukan buktinya sendiri. Dia yakin ayahnya hanya dijebak.
Bang Jin masih mencoba meminta Yi Soo percaya padanya. Dia hanya ingin agar Yi Soo bisa mengatakan kenapa Yi Soo berfikir ayahnya dijebak. Apa alasannya?
Dengan dingin Yi Soo menjawab dia sudah tidak percaya lagi pada detektif atau polisi. Dia akan mengungkapkan kebenarannya sendiri.



Yi Soo kembali duduk dan menjauhi Bang Jin. Bang Jin berkata kalau ini adalah tugas detektif untuk menemukan siapa pembunuh ayah Yi Soo, terlepas dari Yi Soo percaya atau tidak.
Yi Soo berkata “Karena Negara memberi mereka gaji untuk melakukan pekerjaan itu, jika ada orang yang memberikan uang lebih banyak, pekerjaan detektif juga bisa berubah, benarkan?”

Bang Jin menghela nafasnya, seolah tahu perasaan Yi Soo yang dilemma. Dia berkata Jika itu ayahnya yang meninggal karena dijebak dan kebenarannya terkubur, maka dia juga akan mencari pelakunya sampai mati. Dia bahkan mungkin tidak yakin akan melakukan keadilan dengan tangannya sendiri.
Anggap saja mungkin dia bertindak tidak adil, jika ternyata apa yang dia yakini bukanlah kebenaran sesungguhnya, maka itu akan jadi satu kesalahan yang tidak bisa diperbaiki.
Yi Soo menoleh dan menjawab kalau detektif itu (Man Chul) sudah melakukan kesalahan.
Bang Jin berkata penyelidikan belum selesai. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, dan menunjukkan itu pada Yi Soo.



Sementara itu terlihat Hae Woo, sedang bicara pada detektif Oh, rekannya Man Chul. Hae Woo berakta apakah dibenarkan menahan seorang remaja tak berdaya seperti Yi Soo? Detektif Oh menjawab apa itu yang dinamakan remaja tak berdaya, berani memukul seorang detektif? Dengan berani Hae Woo memotong kata-kata Detektif itu yang masih mengambang. Hae Woo berkata kalau Yi Soo seperti itu pasti karena ahjussi di depannya ini membuat Yi Soo marah. Dia yakin Yi Soo tidak akan melakukan itu tanpa alasan. Jadi ahjussi itu harus melepaskannya.
Hae Woo berkata apa kakeknya tidak menelpon. Man Chul tiba-tiba muncul dan berkata lepaskan Yi Soo. Dia memegang pipinya yang sakit karena dihajar Yi Soo tadi.
Hae Woo menoleh memandang Man Chul.



Kembali ke sel Yi Soo.
Bang Jin menunjukkan foto Prof Kang, dan bertanya apa Yi Soo kenal dengan orang ini? Yi Soo menggeleng. Bang Jin bertanya lagi, apa Yi Soo pernah bertemu dengan orang ini? Yi Soo lagi-lagi menggeleng. Yi Soo heran, ada hubungan apa sehingga Bang Jin menanyakan orang ini padanya? Yi Soo langsung bertanya apa orang ini ada kaitannya dengan kasus ayahnya?
Bang Ji menjawab kalau pria di foto itu telah dibunuh. Yi Soo terkejut. Bang Jin menjelaskan kalau ayah Yi Soo adalah orang terakhir yang bertemu dengan Prof Kang.
Yi Soo tidak mengerti dan bertanya apa maksud Bang Jin?
Bang Jin menjawab kalau saksi penting untuk kasus pembunuhan yang dia tangani telah dilenyapkan. Ditambah jaraknya hanya berselang sehari saja. Ini mencurigakan menurutnya. Ada kemungkinan ayah Yi Soo dibunuh berkaitan dengan kematian Prof Kang.



Yi Soo bertanya apa caranya dibunuh juga sama dengan ayahnya?Bang Jin menggeleng, dia juga berkata kalau dia sudah tidak memberitahu Yi Soo lagi.
Kemudian datanglah Man Chul yang berkata sepertinya Bang Jin sudah terlalu banyak bicara.
Bang Jin menoleh.



Yi Soo berhasil keluar, dia melihat Hae Woo yang menunggunya dengan cemas. Yi Soo mencoba cuek dan tidak peduli. Dia bahkan tidak berniat menyapa Hae Woo. Tapi Hae Woo mendengar langkah kaki dan menoleh. Dia mendapati Yi Soo sudah bebas.
Hae Woo pun berlari mendekat dan bertanya apa Yi Soo terluka? YiS oo tidak menjawab dan balik bertanya apa polisi menghubungi rumah Hae Woo.
Yi Soo langsung memandang Man Chul. Man Chul tersenyum dan bertanya apa Yi Soo juga akan mengeluhkan hal seperti ini?
Yi Soo kesal dan langsung pergi, tanpa peduli pada Hae Woo.



Hae Woo memanggil Yi Soo dan mengikutinya. Tapi panggilan Man Chullah yang membuat Yi Soo berhenti dan menoleh. Man Chul berkata, dia melepaskan Yi Soo karena Yi Soo masih dibawah umur,dan juga ini kasus pertama Yi Soo, tapi jika lain kali Yi Soo tertangkap, dia akan memastikan kalau Yi Soo tidak semudah ini bisa bebas.
Yi Soo mengalihkan pandangannya pada Bang Jin. Bang Jin hanya mengangguk pada Yi Soo.



Setelah Yi Soo melangkah pergi, Bang Jin bertanya pada Man Chul siapa gadis bersama Yi Soo? Man Chul menjelaskan kalau dia putri dari Presdir Hotel Gaya. Man Chul bertanya apa yang coba Bang Jin lakukan pada Yi Soo? Bang Jin menjelaskan kalau Yi Soo itu adalah anak korban, dan itu hal penting untuk penyelidikan.

Man Chul mencoba mengancam Bang Jin, akan melaporkan Bang Jin keatasa, agar dikenai sanksi. Dengan berani Bang Jin menjawab laporkan saja, dia tidak takut. Man Chul takut sendiri dengan keberanian Bang Jin sehingga beralih mengajak Bang Jin untuk minum soju dengannya. Bang Jin tidak menggubris ajakan itu, dan meminta agar Man Chul menyelidiki lagi saksi mata kasus tabrak lari itu. Man Chul masih bersikeras kalau dia akan melakukannya jika dia anggap itu perlu. Dia sudah meminta agar Bang Jin tidak ikut campur, dan fokus pada urusannya sendiri. Bang Jin menjawab kalau mereka sudah 15 tahun bekerja bersama, jadi dia tahu apa yang terlihat di permukaan bukanlah segalanya.



Hae Woo measih mengikuti Yi Soo, berjalan di belakangnya. Hae Woo berkata kalau dia sangat terkejut. Mengapa Yi Soo melakukan hal itu.? Yi Soo hanya diam, pikirannya benar-benar berkecamuk. Karena Yi Soo diam saja, Hae Woo bertanya apa Yi Soo tidak mendengarkannya?
Tiba-tiba Yi Soo teringat, malam dimana kasus tabrak lari itu terjadi, dia melihat Ayah Hae Woo masuk rumah dengan sempoyongan karena mabuk.

Hae Woo melihat raut wajah Yi Soo yang berubah dan bertanya ada apa dengan Yi Soo?
Kemudian ingatan Yi Soo kembali pada saat dimana pertama kali dia bertemu Ayah Hae Woo, saat setelah dia mengikuti Hae Woo dengan kaki terluka. Saat itu dia melihat Ayah Hae Woo memiliki jam tangan emas, yang melekat dipergelangan tangannya. Tidak salah lagi. Itu pasti ayah Hae Woo.



Yi Soo menoleh memandang Hae Woo, dan langsung bertanya apa jam tangan Ayah Hae Woo ada di rumah? Hae Woo bingung, dan Yi Soo kembali mengulang pertanyaannya. Hae Woo tidak langsung menjawab dan bertanya kenapa tiba-tiba Yi Soo menanyakan hal itu? Yi Soo tidak menjelaskan dan malah bertanya lagi, apa Hae Woo akhir-akhir ini melihat jam tangan ayahnya? Hae Woo semakin bingung kenapa Yi Soo ingin tahu? Yi Soo jengkel karena Hae Woo berbelit-belit. Hae Woo berkata dia bahkan tidak tahu jam tangan ayahnya seperti apa. Dia juga tidak tertarik untuk mengetahuinya.
Yi Soo yang akan pergi, langsung dicegah oleh Hae Woo dengan mencekal lengannya.
Yi Soo dengan kasar menepis tangan Hae Woo.



Hae Woo bertanya apa ayahnya melapor kalau Yi Soo mencuri jam tangan ayahnya? Dan karena itu Yi Soo melawan para polisi tadi.(Haha..benar-benar simple pikiran remaja..)
Yi Soo menjawab bukan seperti itu. Hae Woo yakin kalau memang itu kejadian sebenarnya. Yi Soo membentak dan berkata bukan itu masalahnya. Hae Woo semakin kesal dan bertanya lalu apa masalahnya? Pasti ada alasannya kan?
Yi Soo terlihat hampir menangis, dia bingung, harus bagaimana. Dia tidak ingin melukai hati Hae Woo jika kebenaran tentang ayahnya terungkap.
Yi Soo hanya berkata kalau Hae Woo tidak perlu tahu apapun.
Yi Soo pun kembali melangkah tanpa peduli Hae Woo yang menatapnya bingung dan sedih
Kenapa Yi Soo berubah, seolah marah padanya?



Hae Woo menarik tangan Yi Soo ke suatu tempat. Ke sebuah toko buku bekas.



Sementara itu terlihat seorang pria memasuki rumah Yi Soo dalam gelap. Mencoba membuka satu persatu laci dan mencari sesuatu. Sesuatu yang penting. Dokumen Prof Kang tentunya, dan Sang Deuklah dalang dibalik pencarian diam-diam ini. Dia meminta Yi Hyun menemaninya makan, agar orang suruhannya berhasil mengambil dokumen itu, dan memusnahkannya.



Di kediaman Hae Woo, Yi Hyun senang karena bisa mencicipi makanan yang enak-enak,dan dengan wajah lucunya dia berterima kasih pada Kakek Jo. Nyonya Park melihatnya dari jauh dengan senyum.



Kembali lagi ke rumah Yi Soo.
Pria itu masih mencoba mencari ke segala sudut rumah, namun sepertinya dia tidak menemukan apapun. Untung aja Yi Hyun tidak meninggalkan kunci penting itu di meja, yang pasti akan menimbulkan kecurigaan pria suruhan itu, sehingga akan langsung diberikan pada tuannya.

Terlihat pria itu menggenggam sebuah pena. Pena beracunkah?



Han Yi Soo dan Jo Hae Woo masih di toko buku bekas, dan Hae Woo bergumam kenapa pemiliknya meninggalkan dalam kondisi tidak terkunci? Yi Soo yang sedang kacau, meminta agar mereka pulang saja, Yi Hyun pasti cemas menunggunya. Hae Woo berkata kalau pemilik toko ini menyuruhnya datang hari ini. Dia menginginkan sekali buku Chagall yang selalu dibacanya di perpustakaan, Yi Soo juga tahu itu. Mencari buku itu sangat susah, dan pemilik buku ini menjanjikan akan mencarikan untuknya.

Yi Soo tidak peduli, dan berkata kalau mereka sudah lebih dari 30 menit menunggu, dan Yi Soo melangkah keluar meninggalkan Hae Woo. Hae Woo menatap punggung Yi Soo dan bertanya apa Yi Soo marah padanya karena satu alasan? Yi Soo menoleh menatap Hae Woo. Hae Woo berkata sejak dari kantor polisi, Yi Soo bersikap aneh padanya. Mengacuhkannya. Seperti sedang marah. Yi Soo menjawab, kalau dia tidak marah pada Hae Woo. Lalu apa tanya Hae Woo? Seharusnya dia yang marah pada Yi Soo karena diperlakukan seperti ini tanpa alasan. Ditambah Yi Hyun bercerita kalau Yi Soo memasang spanduk mencari saksi untuk kasus tabrak lari ayah Yi Soo. Kenapa Yi Soo tidak cerita padanya? Yi Soo juga bungkam tentang alasan menghajar polisi.

“Aku ini siapa bagimu?Aku memang bagaimanapun, tidak akan bisa membuatmu merasa lebih baik. Apa yang kau pikirkan, kau melakukan apa dan dimana. Bahwa aku tidak tahu dimana itu. Kau tahu betapa hal itu membuatku cemas dan takut?Kau bisa saja terluka dan menghilang. Aku bahkan tidak bisa tidur di malam hari.”

Yi Soo menjawab kalau itu tidak akan terjadi. Hae Woo berkata agar Yi Soo memikirkan apa saja yang telah dilakukan penjahat itu pada ayah Yi Soo. Yi Soo menjawab karena itulah, karena dia selalu berfikir tentang kematian tidak wajar ayahnya, dia seperti ini. Dia akan terus maju. Yi Soo langsung keluar tanpa peduli panggilan Hae Woo melangkah .



Yi Soo yang sudah melangkah keluar, melihat kembali toko buku bekas itu, dimana ada Hae Woo di dalamnya. Dia terlihat ingin kembali menemani Hae Woo. Tapi saat itu datanglah sang pemilik toko, dia menatap Yi Soo dengan heran. Karena yakin Yi Soo tidak sendiri lagi, Yi Soo melangkah pergi.



Hae Woo menunggu sendiri di dalam toko, dan bapak tua itu datang menyerahkan buku Chagall yang diinginkan Hae Woo.
Hae Woo menerima buku itu, Bapak tua berkata bukankah Hae Woo sangat menginginkan buku ini, kenapa Hae Woo terlihat tidak senang saat mendapatkannya? Hae Woo menggeleng dan mengucapkan terima kasih karena telah menemukan buku ini untuknya.



Di rumah, Yi Hyun menyerahkan kunci nomer 22 pada Yi Soo. Yi Soo menerimanya dengan heran. Yi Hyun berkata kalau dia menemukan di kotak musik miliknya.



Sementara itu di ruangannya Sang Deuk, dia terlihat menelepon seseorang. Orang suruhannya. Dia meminta agar orang itu mencari tahu siapa yang ditemui terakhir kali oleh Han Young Man.
Kakek bertopeng malaikat itu, merebahkan kepalanya di sandaran kursi. Matanya terpejam, lalu terbuka kembali saat dia mengingat malam terakhir dia bersama Young Man. Dimana saat itu dia bertanya tentang dokumen milik Prof Kang, dan saat itu Young Man menjawab kalau sudah menyingkirkannya.
Sang Deuk tidak percaya, dan yakin dokumen itu ada di suatu tempat.



Yi Soo dengan tangan dimana kesepuluh jarinya menempel satu sama lain, seperti bertapa, memandang kunci yang diberikan adiknya itu. Tiba-tiba ingatannya terlintas saat ayahnya bercerita kalau hari itu dia harus bertemu seseorang



Yi Soo melihat bagian belakang kunci, itu dimana ada keterangan yang tertulis “Pusat Pijat Young Bin”
Ada nomer telepon yang tertera, tapi beberapa angkanya yang hilang.
Yi Soo mengambil bukunya, dan menulis beberapa kemungkinan dari angka di nomer telepon yang hilang itu.



Di lain tempat, terlihat Eui Sun bertemu Man Chul. Eui Sun menyerahkan koper yang dibawanya pada Man Chul. Koper yang berisi uang tentu saja. Eui Sun berkata kalau ini yang terakhir, dia tidak akan memberikannya lagi. Man Chul berjanji tidak akan ada yang seperti ini lagi.
Eui Sun meminta jam tangannya. Dan saat Man Chul sudah menyerahkannya, Eui Sun langsung melemparkan jam tangan itu ke sungai di depannya.
Agar bukti itu lenyap selamanya.



Yi Soo mencoba semua kemungkinan dari angka yang hilang itu. Dia menelpon satu persatu dan bertanya apa benar ini pusat pijat Young Bin?
Dan Yi Soo masih belum menemukan hasilnya.
Dia mencoret setiap nomer yang salah, dan mencoba lagi. Terus dan terus tanpa henti.



Bang Jin mendapat laporan dari rekannya, kalau ada amplop dokumen yang dimiliki Prof Kang. Rekannya menjelaskan kalau ada salah satu anggota di perkumpulan sejarahwan itu yang menyerahkan pada Prof Kang amplop yang diterima anggota itu dikantornya tanpa nama pengirim, dua hari sebelum Prof Kang ditemukan tewas. Anggota itu bilang kalau mereka harus melihat isi dokumen itu. Karena Kang Hee Soo bahkan langsung berubah ekspresi saat membacanya. Seperti kerasukan setan.
Bang Jin melanjutkan kalau pasti isi dokumen itu akan menjungkir balikkan dunia. Rekannya membenarkan.



Yi Soo masih berusaha menelepon tanpa lelah. Dan kegagalan masih dia temui. Yi Soo tidak mengerti ada apa ini sebenarnya, apa yang ayahnya simpan di loker dengan kunci nomor 22 ini? Yi Soo menutup wajahnya dengan kedua tangan, tanda dia bingung atas semua teka-teki ini.
Namun dia mencoba lagi, mengumpulkan tekadnya, kalau dia harus tahu ada apa sebenarnya dengan ruang nomer 22 ini. Yi Soo menelpon lagi dan bertanya apakah benar ini pusat pijat Young Bin?
Dengan bola mata yang membesar, Yi Soo akhirnya menemukan tempat itu, karena di seberang sana membenarkan pertanyaan Yi Soo. Yi Soo langsung mencatat alamat yang disebutkan.



Yi Soo memandang langit malam. Banyak bintang bertaburan. Apakah dia mecari Polaris? Si bintang utara? Yi Soo teringat kata-kata terakhir ayahnya bahwa ayahnya yakin bisa bertemu dengan ibu Yi Soo dalam keadaan bahagia, seperti yang dijanjikan. Yi Soo sedih, karena akhir hidup ayahnya, bahkan penuh misteri. Apakah ayahnya benar bisa memenuhi janji ibunya?



Terdengar deru mobil masuk,dan ternyata itu Eui Sun, ayah Hae Woo. Yi Soo berniat masuk ke rumahnya karena malas bertemu ayah Hae Woo, tapi kemudian dia berbalik dan memandang ayah Hae Woo. Eui Sun mendekati Yi Soo dan bertanya kalau ada berita bahwa Yi Soo buat masalah lagi?

Yi Soo diam dan mengalihkan pandangannya pada pergelangan tangan Eui Sun yang tanpa jam. Tanpa takut, Yi Soo bertanya kenapa Eui Sun tidak memakai jam tangannya?
Eui Sun heran.
Tanpa basa-basi Yi Soo berkata kalau ada seorang saksi yang mengatakan kalau pelaku tabrak lari memakai jam tangan yang mengkilap, dan menjatuhkan jam tangannya tanpa sadar. Saat itu, ayahnya yang dituduh pelaku, bahkan tidak memakai jam tangan.
Eui Sun bertanya lalu kenapa?
Yi Soo menjawab, itu berarti, bukan ayahnya pelaku tabrak lari itu.
Eui Sun berkata apa ini artinya Yi Soo menuduh dialar pelaku tabrak lari itu?
Eui Sun tertawa dan Yi Soo menatap tajam padanya.

“Itu sebabnya, ada ungkapan, jangan biarkan orang liar berambut hitam masuk ke rumahmu”

Eui Sun mengatakan kiasan itu pada Yi Soo, yang artinya orang yang dibantu berkhianat. Eui Sun kesal, karena Yi Soo tidak mengenal rasa takut padanya. Dia berkata walapun Yi Soo masih muda, tapi ada batasan terhadap segala sesuatu.
Eui Sun akan masuk ke rumahnya, tapi kemudian Yi Soo berkata kalau dia tidak takut apapun. Siapapun, yang membuat ayahnya seperti itu, tak peduli berapa banyak uang atau kekuasaan yang dia miliki, kebenaran akan terungkap. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan kebenaran.



Eui Sun masuk ke rumah dengan kesal, dan Hae Woo langsung menghadangnya dengan pertanyaan, apa benar ayahnya melaporkan Yi Soo dengan tuduhan mencuri jam tangan ayahnya? Eui Sun bingung. Hae Woo mengulang pertanyaannya. Eui Sun menjawab kalau dia tidak melakukan hal itu. Hae Woo bertanya sekali lagi, apa ayahnya yakin? Eui Sun bertanya apa Yi Soo yang mengatakan hal ini pada Hae Woo. Hae Woo menggeleng, dan berlalu melewati ayahnya.



Yi Soo masuk ke dalam rumah, dan tiba-tiba mendengar Yi Hyun menangis. Yi Soo khawatir terjadi sesuatu pada adiknya, sehingga segera masuk ke kamar Yi Hyun, dan mendapati adiknya terisak sambil memeluk kedua kakinya. Yi Soo bertanya apa Yi Hyun mimpi buruk? Yi Hyuun menggeleng.
Yi Hyun mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, lalu berkata kalau dia merindukan ayah. Sangat merindukannya. Dia hanya ingin melihat ayah sekali lagi.

Yi Soo ikut sedih mendengar keinginan adiknya, dia mendekat dan memeluk Yi Hyun. Mencoba menenangkannya.
Yi Soo berkata, kalau Yi Hyun masih memiliki dirinya sebagai kakak.



Eui Sun yang kesal, karena kurang ajarnya Yi Soo padanya menelepon anak buahnya untuk mengikuti Yi Soo kemanapun dia pergi. Siapa yang ditemuinya, semua dia harus tahu.



Keesokan paginya.
Hae Woo melangkah gontai, memasuki perpustakaan. Ada Yi Soo disana. Yi Soo sedang Berpikir dengan posisi kesukaannya. Siku yang menempel ke meja, dengan tangan seolah bertapa.
Yi Soo tidak sadar kehadiran Hae Woo dibelakangnya, mengeluarkan kunci penuh misteri itu dari saku celananya.



Hae Woo mengumpulkan keberanian dan mencoba menghilangkan kekesalannya akan sikap aneh Yi Soo padanya. Dia mencoba tersenyum sebelum menghampiri Yi Soo.
Yi Soo yang akhirnya sadar Hae Woo datang, langsung menyembunyikan kunci itu dengan gugup.
Hae Woo tidak sadar akan hal itu, dan berkata kalau Yi Soo tidak seperti pria. Mana ada pria yang meninggalkan seorang gadis sendiri di toko buku, dan bahkan tidak menelponnya.
Hae Woo tersenyum saat mengatakan itu.



Hae Woo duduk di depan Yi Soo. Dia mengajak Yi Soo untuk ke villa hari ini. Apalagi besok kan minggu, mereka bisa bersenang-senang bersama, dan dia juga sudah mengajak Yi Hyun. Jika Yi Soo membuatkannya dukbokgi maka dia akan memaafkan Yi Soo.
Yi Soo berkata kalau dia harus pergi ke suatu tempat hari ini. Hae Woo bertanya kemana? Yi Soo berkata nanti dia akan mengatakannya. Hae Woo meminta agar Yi Soo pergi ke tempat itu nanti saja, setelah dari Villa. Yi Soo menolak, karena dia harus pergi dan tidak bisa ditunda. Hae Woo meminta agar Yi Soo memberitahu dimana tempatnya?
Kenapa Yi Soo tidak bisa memberitahukannya sekarang? Apa bedanya nanti atau sekarang? Kenapa sekarang Yi Soo main rahasia-rahasiaan dengannya?

Hae Woo berkata kalau dia tahu semua ini sulit bagi Yi Soo. Yi Soo menanggap apa yang terjadi tidak adil. Tetapi Yi Soo harus ingat, kalau Yi Soo tidak sendirian. Yi Soo punya Yi Hyun, dirinya, dan bahkan kakek. Kakek ingin membantu Yi Soo, tapi kenapa Yi Soo selalu menolaknya?

“Aku tidak membutuhkan bantuan apapun dari keluargamu”

Kata-kata itu meluncur mulus dari bibir Yi Soo, mengagetkan Hae Woo.



Hae Woo meminta Yi Soo mengulanginya.
Yi Soo tanpa basa-basi mengatakan sekali lagi, kalau dia tidak butuh bantuan apapun dari keluarga Hae Woo.
Hae Woo bertanya apa tadi Yi Soo berkata apapun? Apa maksudnya apapun? Hae Woo mulai kesal, dia berkata tidak peduli betapa kejam ayahnya pada Yi Soo, tapi dia tidak. Terhadap kakek, Yi Soo juga harusnya tidak mengatakan hal seperti itu. Dia tahu bagaimana perasaan Yi Soo.
Yi Soo langsung memotongnya dan berkata kalau hae Woo tidak tahu apapun tentang perasaannya.

Hae Woo lagi-lagi terkejut mendengar pedasnya kata-kata Yi Soo. Hae Woo bertanya sekali lagi, berharap dia salah dengar. Dengan sedikit membentak Yi Soo berkata kalau Hae Woo tidak tahu apapun, dan tidak perlu untuk tahu.
Yi Soo kembali melunak, dia berkata dia akan menjelaskannya nanti, tidak sekarang.

Hae Woo yang sudah kecewa hanya berkata kalau dia mengerti. “Kau seolah sedang mengatakan kalau aku tidak berarti apapun bagimu. Maafkan aku telah mengganggumu, tanpa mengetahuinya. Ini tidak akan terjadi lagi di kemudian hari”

Dengan kesal, Hae Woo langsung meninggalkan Yi Soo. Kecewa, sakit hati mungkin itu yang dia rasakan saat ini. Yi Soo hanya memandangnya tanpa berniat mengejar, meminta maaf atau menenangkan Hae Woo.



Hae Woo berhenti di tangga saat akan turun meninggalkan perpus. Dia sedih, sakit hati, dan mungkin berharap Yi Soo mengejarnya.
Tapi saat Hae Woo menoleh ke belakang, Yi Soo bahkan terlihat cuek, dan tidak peduli padanya.
Yi Soo sendiri sebenarnya bingung, dia sebenarnya tidak ingin melukai hati Hae Woo.



Hae Woo maenangis sendiri, dia benar-benar terluka akan kata-kata Yi Soo. Yi Soo yang tidak menganggapnya berarti. Joon Young yang sedang memainkan bola basketnya, melihat Hae Woo, gadis yang diam-diam disukainya, menangis sesenggukan, dan dia tahu itu pasti karena Yi Soo.



Yi Soo yang sedang bergegas pulang, dicegah oleh Joon Young. Joon Young bertanya apa Yi Soo pikir Yi Soo orang hebat sehingga bisa membuat Hae Woo menangis? Joon Young meminta Yi Soo meminta maaf pada Hae Woo. Yi Soo berkata kalau ada yang harus dia pastikan dulu saat ini. Ini penting. Joon Young bertanya apa ada yang lebih penting dari Hae Woo? Yi Soo membenarkan, tapi dia sungguh-sungguh tidak bisa. Dia meminta Joon Young bisa mengantar Hae Woo pulang karena dia mempercayai Joon Young.
Setelah itu Yi Soo pergi.



Di lain tempat, di Hotel Gaya. Eui Sun dikejutkan dengan sapaan seseorang. Saat dia menoleh, ternyata ada Junichiro Yoshimura, tamu ayahnya saat dia mabuk malam itu.
Yoshimura mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya. Eui Sun menjawab kalau dia tahu itu, dia juga meminta maaf kalau kemarin dia menyambut Yoshimura dalam keadaan yang kurang baik karena mabuk. Eui Sun bertanya kenapa Yoshimura ada di hotelnya? Yoshimura tersenyum dan menjawab, kalau dia memang menginap di hotel ini.
Eui Sun merasa tidak enak, karena dia tidak tahu ada tamu VIP di hotelnya. Dia mengajak Yoshimura untuk minum teh bersama. Yoshimura menolak, karena dia ada janji.
Sebelum pergi Yoshimura menanyakan Han Yi Soo, apa anak itu sehat? Dia juga berkata kalau Sang Deuk bilang, Yi Soo sudah dianggap seperti cucunya sendiri.

Eui Sun berkata kalau Yi Soo hanya seorang anak yang dibantu ayahnya secara financial karena kasihan. Ayahnya memakai keuntungan dari Hotel ini untuk memberi beasiswa dan membantu orang membutuhkan.
Yoshimura memuji kalau seorang ayah yang mengagumkan seperti Chairman Jo tentu akan melahirkan anak yang juga mengagumkan.



Yi Soo akhirnya menemukan pusat pijat itu. Dia melihat dengan jelas papan nama untuk meyakinkan. Yi Soo mengeluarkan kunci itu dan melihat nama yang tertera disana, samakah dengan bangunan yang ada di depannya ini?
Terlihatlah ada seseorang yang mengikuti Yi Soo. Orang suruhan Eui Sun kah? Atau Sang Deuk?



Yi Soo masuk ke ruangan itu, dan ada seorang perempuan menyambutnya. Perempuan itu melihat Yi Soo, dan berkata agar Yi Soo menunggu lebih besar dulu baru datang ke tempat ini.
Hihi

Yi Soo mengeluarkan kunci itu, dan menunjukkannya pada sang wanita. Wanita itu menjawab, kalau ini kunci loker stasiun kereta.



Yi Soo berlari ke tempat yang dikatakan wanita itu. Stasiun kereta.
Saat sudah berada di depan loker, Yi Soo mengeluarkan kuncinya. Dia membuka loker itu, dan terkejut, karena loker itu kosong. Tiada ada apapun didalamnya? Yi Soo bahkan menundukkan kepala untuk melihatnya dengan jelas. Dan benar-benar kosong.
Apa sebenarnya ini?
Kenapa ayahnya memiliki kunci yang tidak ada apapun di dalamnya?
Yi Soo heran dan bingung.



Bersambung ke part 2

7 comments:

  1. wahhh... kyknya jd yg pertama ne komen...
    setlah d tungu2 akhirnya keluar juga episode 3 nya

    thnks ya...
    d tungu episode selanjutnya

    ReplyDelete
  2. Seru,sedih,senang,dan deg2an... Tq mba

    ReplyDelete
  3. di tnggu eonni part 2 nyy :D

    ReplyDelete
  4. penasaran sama lee tae baek.... please sinopsis nya dilanjut dong. makasih

    ReplyDelete
  5. Gumawo utk sinopnyaah.. N ttp semangat yaah.. (V)

    ReplyDelete
  6. Aku suka dgn kata2 hae woo tdk peduli seberapa kejam ayah hae woo tp hae woo tidak..seharusnya cinta bisa menghpus dendam kan?? Aduhh..bner2 nc cinta yg menyedihkan ;(
    -Rena-

    ReplyDelete
  7. waaaah.. makin seru nie...
    lnjut ke part 2, mksih kakak..
    >>enli<<

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^