Thursday 4 April 2013

Sinopsis SCHOOL 2013 Episode 15 Part 1



Episode 14

kemarin berakhir saat Nam Soon terdiam melihat mobil yang membawa Heung Soo mulai meninggalkan halaman Seungri. Heung Soo sendiri menangis saat berada di dalam mobil polisi itu.

Episode 15

Ki Deok masuk ke kelas 2-2, dengan menari-nari dan bernyanyi-nyanyi.
Siswa lain menyuruh Ki Deok agar jangan berisik.
Ki Deok seolah tersadar dan berkata “Oh Hyungnim (Heung Soo maksudnya)”
Dia memasang wajah sedih karena Heung Soo ditangkap.
Ki Deok bahkan memegang meja dimana Heung Soo duduk, dan seolah berbicara pada meja itu. Ki Deok berkata kalau polisi menuduh Hyungnim pelakunya.
Joong Hyun membenarkan hal itu, dan berkata kalau Heung Soo bahkan tidak takut dengan kekuatan polisi.



Yi Kyung kesal karena semua seolah menjelek-jelekkan Heung Soo. Dia berdiri dan menendang mejanya ke depan, sehingga menimbulkan suara yang membuat Joong Hyun dan Ki Deok serta lainnya kaget. Yi Kyung berkata kalau mereka semua salah.

Joong Hyun kemudian berkomentar kalau menurutnya ini aneh, kalau sampai polisi datang skalanya pasti sudah berbeda.
Yi Kyung menjawab karena itulah pelakunya bukan Heung Soo. Apa mereka pikir hanya dengan bukti foto, Heung Soo pergi ke kantor polisi dengan tuduhan mencuri?



Ki Deok berkata kalau Yi Kyung benar, dan kemudian kembali memegang meja Heung Soo, menatapnya dengan sedih. Lalu dengan konyolnya Ki Deok bertanya pada meja Heung Soo kalau ini bukan Hyungnim kan pelakunya. “Ayo jawab Hyungnim”
LOL



Temen Ki Deok bertanya kalau bukan Heung Soo pelakunya, kenapa petugas polisi membawa Heung Soo? Ha Kyung menjelaskan kalau heung Soo tidak ikut pelajaran olahraga kemarin dan tinggal di kelas. Jadi karena itu Heung Soo dibawa untuk diselidiki dulu, bukan berarti dia pelakunya.




Nam Kyung Min berkata kalau polisi sudah datang, berarti tandanya mereka sudah menemukan pelakunya.Eun Hye ga kalah sinisnya berkata itu sebabnya kelas juga harus dipasangi CCTV.



Kang Joo bertanya apa itu masuk akal? Hanya karena satu hal, kita semua dipantau sepanjang hari. Apa mereka semua mau seperti itu? tentu saja anak-anak menggeleng tidak maun, mereka berkata itu sangat mengerikan.
Min Ki ikut bicara,karena ini belum pasti lebih baik mereka menunggu saja hasilnya. Apalagi guru Kang juga berpesan agar kita jangan berasumsi dan mengatakan appaun jika belum tahu kebenarannya. Jadi ayo duduk kembali, dan menunggu.



In jae dan Se Chan masih terdiam di tempatnya. Mereka masih syok dengan kejadian ini. Se Chan hanya melihat In jae yang ada di dekat jendela, dan berkata “Pertama..duduklah dulu..”

In Jae pun mematuhinya dan duduk di kursi depan Se Chan. Se Chan bertanya kenapa Heung Soo bisa ada di masa percobaan? In Jae menjawab kalau dia tidak menanyakan itu secara detail. In Jae kemudian bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang?
Se Chan dengan tersenyum berkata “Kita harus pergi kesana, dan membawanya kembali.”
Se Chan beralasan kalau Heung Soo baru saja dalam tahap berdamai dengan Nam Soon. Se Chan meminta agar In Jae tidak khawatir. In Jaepun mengangguk.

Kemudian Se Chan berkata tentang Heung Soo yang terakhir kali menghadapi polisi. Saat itu, apa patroli tidak mengatakan apa-apa? In Jae menjawab kalau patroli tidak menangani hal –hal seperti ini. Ini memang tugasnya polisi, jadi dia tidak tahu. In Jae berkata kalau Heung Soo sudah sering dipindahkan, jadi polisi mencurigainya untuk berjaga-jaga saja.

Se Chan bertanya apa guru lain tahu hal ini? In Jae menggeleng dan berkata kalau polisi dan dia langsung ke ruangan ini. Se Chan berkata kalau begitu hanya mereka berdua yang tahu saat ini.
In Jae menatap Se Chan dengan pandangan heran, dan Se Chan bertanya kenapa In Jae menatapmya seperti itu?
In Jae tersenyum dan menjawab kalau menurutnya Se Chan sekarang mulai berubah (Duuhh,,jangan bilang gitu,,entar dia balik lagi lo kayak dulu..nyebelin..hehe)

In Jae berkata kalau beberapa waktu yang lalu Se Chan bilang tanggung jawab seorang guru untuk melapor ke sekolah jika terjadi sesuatu pada siswa. Tapi sekarang Se Chan bakhkan berusaha menutupinya agar sekolah tidak tahu.
Se Chan jadi salah tingkah, bingung bagaimana menjelaskan. Mungkin dia sendiri tidak sadar kalau dia sudah berubah. ^^
“Saat kau menjalani hidup, terkadang ada pengecualiaan.”



Nam Soon melangkah gontai saat melewati lorong kelas. Dia bahkan tidak ikut pelajaran pada jam itu. Dia hanya terdiam, pikirannya menerawang mencemaskan Heung Soo. Nam Soon berhenti di depan kelasnya melihat ke bangku yang biasa ditempati heung Soo, tidak ada dia disana. Dan itu sungguh mengganggu Nam Soon.
Nam Soon berdiri di luar kelas, diam, dan terus berfikir.



In Jae yang akan ke kantor polisi melihat Nam Soon tidak ikut peljaran, dan segera menghampirinya. Nam Soon yang melihat In Jae, membungkuk hormat pada wali kelasnya itu. In Jae bertanya kenapa Nam Soon tidak ikut pelajaran? Nam Soon malah menjawab “Itu bukan Heung Soo”
In Jae juga mengatakan kalau dia tahu itu. Nam Soon bertanya dimana Heung Soo sekarang? Dia harus bertemu Heung Soo. In jae menjawab kalau dia tahu bagaimana perasaan Nam Soon saat ini, tapi lebih baik Nam Soon masuk ke kelas. Dia akan meliuhat Heung Soo, dan akan segera mengirim SMS pada Nam Soon untuk memberitahu keadaan Heung Soo.

Nam Soon masih diam,dia masih terlihat cemas, dan In Jae kembali berkata kalau menurut Nam Soon ,bukan Heung Soo kan pelakunya. Maka pasti Heung Soo akan segera keluar. In Jae mencoba menenangkan Nam Soon. “meskipun sekarang pikiranmu sedang kacau, tapi jangan meninggalkan kelas, dan segera masuk ke dalam.”

Nam Soon masih terpaku tanpa menjawab dan In Jae segera berlalu.



Di kantor polisi, Heung Soo mendengarkan apa yang dikatakan petugas polisi, kalau saat ini hanya ada kecurigaan saja. Ternyata In Jae juga sudah sampai disana. Petugas mengatakan kalau tersangka membantah dan memang tidak ada bukti yang kuat,jadi Heung Soo kemungkinan akan dilepaskan. In jae dipersilakan untuk membawa heung Soo pulang.



In Jae benar-benar lega (begitu juga aku..^^), Heung Soo akhirnya bisa bebas karena memang tidak ada bukti yang mengarah padanya. In Jae mengajak Heung Soo untuk minum yang hangat dulu sebelum pulang, apalagi cuaca dingin seperti ini.
Heung Soo hanya mengangguk, wajahnya sudah terlihat lega.



Mereka berpindah ke sebuah tempat untuk minum. Tempat yang nyaman, apalagi Heung Soo baru mengalami waktu yang berat. In Jae bertanya apa Heung Soo merasa sangat sedih? Heung Soo menjawab tidak. “Dari saat pertama aku melihat mobil polisi tadi pagi, aku terus berfikir, aku yang akan dibawa nanti”
Heung Soo berkata itu sering dia alami di setiap sekolah yang dia datangi. Jika ada sesuatu maka dia yang pertama menjadi orang yang dicurigai.

In Jae bertanya apa masalahnya? Heung Soo menjawab perkelahian. In Jae menjawab dengan siapa? Heung Soo menjawab gangster top di sebelah sekolahnya. In jae bertanya lagi, apa banyak teman yang terluka karenannya? Hueng Soo menjawab kalau tersangka dibebaskan setelah dua minggu.

In Jae ikut kaget dan mencoba berkata kalau pasti ada penyelesaiaan jika memang tersangka dibebaskan setelah dua minggu. In Jae bertanya lagi bagaimana Heung Soo menerima penyataan pendisiplinan waktu itu?
Heung Soo terdiam sejenak, dan mencoba menjawab kalau pada awalnya memang agak sulit. Namun, seiring berjalannya waktu, dia hanya berfikir itulah yang terbaik.
In Jae bertanya kenapa?
Heung Soo menjawab kalau dia hanya tiba-tiba merasa tersadar dengan adanya kejadian itu.

“Semua kesalahan yang kulakukan sejak saat itu, kupikir itu sebagai hukuman atas semua hal yang coba kugabung-gabungkan, dan berfikir itu juga sebagai bantuan.”

In Jae memuji Heung Soo yang berfikir secara dewasa. Dia meminta agar Heung Soo tetap datang kesekolah, karena dia akan mencoba menjelaskan pada anak-anak lain. In Jae juga berterima kasih karena Heung Soo mampu bertahan dengan baik.



Yi Kyung ada di tempat pengumpulan sampah menemani Jung Hoo menjalani hukumannya, dan bergumam sendiri. “Siapa yang mengambilnya?Ini jelas bukan Park Heung Soo, juga bukan Oh Jung Hoo”

Yi Kyung mendekati Jung Hoo, dia bertanya apa Jung Hoo tetap tidak mau jujur padanya dari mana Jung Hoo mendapatkan uang itu? Dia bertanya bukan berarti dia mencurigai Jung Hoo, hanya jaga-jaga saja, siapa tahu jUng Hoo menyebabkan masalah lain.
Jung Hoo kesal dan membentak Yi Kyung. “Tidak akan seperti itu.”

“Lalu?”

Jung Hoo terdiam, dia sepertinya akan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Jung Hoo kemudian berkata kalau dia menjual sesuatu yang dia punya dirumah. Yi Kyung tertawa dan berkata kalau Jung Hoo bohong, karena sudah tidak ada barang yang bisa Jung Hoo jual lagi drimahnya.

Tiba-tiba wajah Yi Kyung berubah serius, dia seolah teringat sesuatu. Seolah dia tahu benda apa yang Jung Hoo jual. Yi Kyung hanya berkata Jung Hoo gila, dan bertanya apa Jung Hoo benar-benar menjualnya?

Jung Hoo menjawab kalau ini sebenarnya membuatnya kesal, tapi harus gimana lagi? Yi Kyung masih ga habis pikir, kenapa Jung Hoo menjual barang satu-satunya itu. (Sampe detik ini belum dikasih tahu barangnya apa..)
Yi Kyung menyuruh Jung Hoo memberitahu dimana dia menjual barang itu.
Jung Hoo kesal dan membentak, kalau dia juga tidak tahu. Tapi yang jelas setelah menjual barang itu, dia rasanya sangat lega. Yi Kyung pun menyindir kalau yang dilakukan Jung Hoo sangat bagus.
Yi Kyung menyuruh Jung Hoo menunggu disini, karena dia akan mencarinya.

(Penasaran deh aku..barang apaan sih?)

Jung Hoo melarang dan berkata jangan campuri urusannya. Yi Kyung bahkan tidak tahu apa-apa jika ikut campur. Jung Hoo juga mengancam tidak akan menjadi teman Yi Kyung, jika Yi Kyung keras kepala.



Nam Soon terlihat sedang tertidur di mejanya. Jung Hoo hanya diam seolah berfikir. Se Chan berdiri di depan, dan menjelaskan kalau baru saja ada berita dari guru Jung bahwa pelakunya bukan Park Heung Soo.



Nam Soon langsung bangkit dari tidurnya begitu mendengar nama Heung Soo, apalagi dengan berita yang dibawa Se Chan. Berita baik di telinganya. Melegakan pasti. Bahkan Jung Hoo juga ikut merasa senang, kecuali Hae Seon. Dia semakin bingung, siapa yang ngambil ponselnya. (Tak bisikin sini..Gae Na Ri..^^)
Ki Deok apalagi, dia bertepuk girang kalau bukan Hyungnim pelakunya.



Seorang siswi mengangkat tangannya dan bertanya, jika bukan Heung Soo, berarti ponsel Hae Seon masih bisa ditemukan kan?
Se Chan menjawab kalau itu tergantung dari bagaimana mereka bertidak. Jika memang itu hilang di kelas mereka, dia akan memberi mereka sedikit waktu untuk mengembalikannya di ruang Hilang dan Ditemukan.
Kyung Min dengan sinis bertanya kalau kemarin saja ponselnya tidak kembali, bagaimana hari ini bisa? Se Chan dengan sabar menjawab, karena kemarin tidak bisa, siapa tahu hariu ini bisa. Apa saja mungkin terjadi.



Se Chan kemudian berpesan agar masalah ini tidak terjadi lagi, mereka harus bisa menjaga barang-barang mereka dengan aman. Sebelum kelas berakhir, Se Chan berkata untuk yang terakhir kalinya pada mereka. Sampai detik ini ponsel masih tidak bisa ditemukan, bahkan polisi sudah dilibatkan dalam mencarinya, jadi dia tidak berfikir untuk bisa memeriksanya lagi. Kalau sudah seperti ini cara lain adalah dengan memriksa semua rekaman CCTV yang terpasang. Mereka satu persatu pun akan ditanyai. Tentu ini akan menjadi semakin rumit. Jika mereka terjebak dalam situasi seperti ini, mereka tidak akan dengan mudah melupakannya. Jadi Se Chan meminta mereka untuk memikirkannya dengan hati-hati.

Ki Deok bertanya bagaimana dnegan kelas sore? Dengan santai Ki Deok menyarankan agar kelas sore diliburkan dulu, mengingat suasana hati mereka sedang kacau. (alasan aja deh..^^)
Se Chan pun menyetujuinya, dan anak-anak bersorak senang.

Se Chan menyuruh mereka untuk tenang dan melanjutkan kalimatnya, kalau mulai besok dia akam mengajar mereka dengan sangat ketat, jadi bersiaplah. Anak-anak pun kembali mengeluh.



Se Chan berkata “Kelas selesai”
Tapi Nam Soon masih terdiam memikirkan Heung Soo, sehingga dia lupa akan tugasnya sebagai ketua kelas.
Se Chan akhirnya mengulangi sekali lagi dengan penuh penekanan “KELAS SELESAI”
Akhirnya Nam Soon tersadar dari lamunannya, dan segera berdiri melaksanakan tugasnya sebagai ketua.



Ji Hoon yang bersiap pulang, ditarik tangannya oleh Yi kyung, pertanda agar Ji Hoon mengikutinya. Setelah diluar kelas, Ji Hoon bertanya apa lagi yang terjadi sekarang? Yi Kyung berkata kalau Jung Hoo membuat masalah lain lagi. Yi Kyung membisikkan itu ditelinga Ji Hoon. (jadi penonton belum tahu juga ya..^^)

Sepertinya sesuatu yang besar, karena Ji Hoon pun ikut tersentak. Dia bertanya apa Yi Kuyung serius? Dimana tempatnya? Yi Kyung menjawab kalau dia juga tidak tahu, tapi yang jelas mereka harus bisa menemukannya.

“Bagaimanapun, kali ini, kau dan aku, kita harus bekerja sama. Aku mengerti kau terluka oleh Jung Hoo.”

Belum sempat Yi Kyung melanjutkan, Ji Hoon langsung menyanggupinya.

Duh, persahabatn mereka bener-bener tulus yah..tersentuh aku dengan mereka berdua ini..^^)



Nam Soon yang bersiap pulang, mendapat sms. Ternyata dari guru Jung, yang mengabarkan kalau Heung Soo baik-baik saja. “Dia sudah pulang sekarang, jadi jangan khawatir”



Se Chan yang juga bersiap pulang, tidak menyangka melihat seseorang di kelas 2-2, diapun menghentikan langkahnya.



Ternyata ada Na Ri di dalam kelas, Se Chan kemudian memutuskan masuk dan menghampirinya. Na Ri sedang menaruh kepalanya di meja, bertumpu pada lengannya. Se Chan bertanya apa Na Ri tidak akan pulang? Na Ri kemudian bangkit, tapi tidak menjawab. Se Chan bertanya apa Na Ri sakit? Na Ri berdiri dan sambil meangis berkata kalau dia akan pergi sekarang. Sebelum Na Ri jauh melangkah, Se Chan menyuruh Na Ri berhenti. Se Chan bertanya bukankah Na Ri hari ini tidak masuk sekolah?



Se Chan kemudian semakin mendekat kearah Na Ri. Na Ri semakin terisak-isak. Se Chan bertanya kenapa Na Ri menangis? Na Ri tidak mampu membendung air matanya. Dia berusaha menutup dengan kedua tangannya yang ternyata sedang memegang ponsel. Tepatnya dua ponsel. Satu ponsel miliknya, satu ponsel milik sahabatnya.



Se Chan yang jenius, mengamati dua ponsel yang sedang Na Ri genggam. Dia akhirnya bisa menarik kesimpulan, kalau Na Rilah yang mengambil ponsel Hae Seon. Tapi alasannya Se Chan masih belum mengetahuinya.



Yi Kyung dan Ji Hoon terlihat baru keluar dri toko perhiasaan, mereka mencari sesuatu yang Jung Hoo jual. Sepertinya benda itu tidak ada di toko ini. Sehingga mereka mencari lagui ketempat lain.

(Aku belum bisa menenbak, perhiasan apa yang Jung Hoo jual. Cincin? Kalung? Atau lainnya? Dan seberharga apa itu, aku juga ga bisa menebak-nebak? Apa milik ibunya? Entahlah -__-)

Yi Kyung dan Ji Hoon bingung kemana lagi mereka harus mencari, tapi mereka tetap mencoba berusaha menemukannya.
Mereka masuk lagi di salah satu toko perhiasaan. Namun, keluar lagi dengan tangan hampa.
Tidak patah semangat, Ji Hoon dan Yi Kyung terus mencari.



Toko kali ini, sepertinya toko yang benar. Yi Kyung mencoba berkata pada pemilik toko, apa dia bisa menunggu untuk beberapa hari saja, agar dia bisa membayar kembali benda itu, karena benda itu sangat penting bagi mereka.
Yi Kyung terlihat memohon pada bapak pemilik.
Si bapak menjawab kalau memang ada seorang anak yang membawanya kemari, dia curiga kalau itu benda curian. Ji Hoon dan Yi kyung serempak menggeleng-gelengkan tangan mereka, bertanda kalau itu bukan benda curian..
Yi Kyung menjanjikan waktu satu minggu untuk melunasinya. Mereka serius akan datang dan segera mengambilnya kembali, jadi tolong agar jangan dijual pada yang lain.



Sementara itu Na Ri memegang ponselnya dengan tangan bergetar. Dia sedang ada bersama Se Chan di ruang konseling. Na Ri hanya diam membuat Se Chan berkata apa Na Ri tidak ingin mengatakan sesuatu. Pada awal Se Chan masih lupa nama Na Ri dna memanggilnya “Tumor otak”

LOL. Ini guru masih aja konyol, dia kan lagi sedih..

Se Chan bertanya apa lebih baik di keluar saja, karena Na Ri masih tidak mau berbicara. Na Ri menolak, dan meminta Se Chan untuk tetap menemaninya disini.

“Na Ri, tidak apa-apa, jadi katakan saja. aku akan merahasiakannya.”

Na Ri mengangkat ekpalanya yang sedari tadi menunduk “Sungguh?”
Se Chan mengangguk, menyakinkan Na Ri.

“Masalahnya… Hae Seon. Dia benar-benar dekat denganku. Guru juga tahu kan?”

Se Chan bingung, karena dia kan tidak memperhatikan satu-satu muridnya sepertinya In Jae, jadi dia sedikit kaget, tapi dia tidak ingin mengecawakan Na Ri yang sudah mau bercerita padanya, sehingga akhirnya Se Chan ngangguk-ngangguk bego aja. Haha..

Na Ri melanjutkan ceritanya “Tapi dia..membeli ponsel baru, dan hanya bermain dengan siswi yang lain. Aku tidak punya smartphone, jadi aku tidak bisa bermain game dengannya.”

Na Ri bercerita kalau ponsel miliknya dihancurkan ayahnya, karena nilai raportnya yang buruk.
Se Chan berkata pasti Na Ri benar-benar sedih karena ini. Na Ri berkata kalau Hae Seon bahkan tidak tahu apakah kemarin dia sudah makan siang atau belum. Hae Seon juga tidak membaca catatan yang ditulisnya kemarin.

“Bagaimanapun, aku akan menyembunyikannya sebentar lalu mengembalikannya, tapi aku tidak bisa membuat diriku untuk melakukannya. Karena aku terus memegangnya, aku merasa sakit, jadi aku memutuskan untuk pulang.”

Se Chan mengangguk-angguk tanda dia mengerti. Lalu kemudian se Chan berkata kalau Na Ri telah melakukan kesalahan tanpa sadar. Na Ri mennyetujui kata-kata Se Chan itu. Se Chan kemudian membenarkan yang Na Ri lakukan, karena Na Ri membawanya kembali, jadi ini bukan masalah.
Bahkan Se Chan mengucapkan terima kasih pada Na Ri karena sudah berniat mengembalikan ponsel itu.

Se Chan melanjutkan kalimatnya “kesalahan tetap kesalahan, kau harus mendapatkan hukuman”

Se Chan berkata hukuman seperti apa Na Ri sendiri yang harus memutuskannya. Dia menyuruh Na Ri pulang dan datang besok untuk menulis sendiri hukuman seperti apa yang harus dia dapatkan. Jangan lupa untuk menulis cerminan dari kesalahan yang Na Ri buat.
Na Ri bertanya ingin memastikan kalau Se Chan benar-benar akan merahasiakan hal ini kan? Se Chan mengiyakan hal itu dengan mantap



Nam Soon menunggu Heung Soo di dekat rumahnya. Dia benar-benar harus melihat Heung Soo untuk memastikan kalau sahabatnya itu baik-baik saja. Akhirnya Heung Soo datang juga, Nam Soon langsung bertanya kenapa Heung Soo baru datang? Heung Soo menjawab apa ada yang memberitahunya kalau Nam Soon menunggu?
Nam Soon langsung mengajak Heung Soo pergi. Heung Soo tentu bertanya kemana mereka akan pergi?
Nam Soon berkata “Mari kita bicara”

Heung Soo mengeluh, dan menjawab lain kali saja, jangan sekarang.
Nam Soon tetap menginginkan mereka bicara sekarang, dan menyuruh Heung Soo mengikutinya.



Heung Soo pun tidak bisa menolak, dia kemudian mengikuti Nam Soon. Heung Soo bertanya sebenarnya kemana mereka akan pergi?
Nam Soon berhenti dan menjawab “Untuk makan ramen”
Heung Soo hanya terdiam mendengar jawaban Nam Soon



Heung Soo yang akan menyusul Nam Soon, tiba-tiba kakinya tanpa sengaja masuk ke dalam kumpulan salju. Heung Soopun mengeluh karena merasakan kakinya jadi dingin. ^^



In Jae yang ada di apartemennya, sedang pusing memikirkan semua tingkah murid-murid kelas 2-2. Tiba-tiba ponsel In Jae berdering, sepertinya ada sms masuk. In jae pun membuka dan membacanya, ternyata sms dari Se Chan yang bilang kalau ponselnya sudah kembali. Tentu saja ini cukup membuat In Jae kaget. In Jae membalasnya bagaimana bisa? Siapa yang membawanya kembali?
Se Chan menjawab kalau ponselnya ditemukan di ruang Hilang dan Ditemukan. Jadi In Jae jangan khawatir sekarang, dan tidur dengan baik.

In Jae cukup merasa lega, walau masih terselip kecewa kalau berarti benar pelakunya adalah kelas mereka sendiri. Ini cukup membuatnya terpukul bahwa anak didiknya melakukan hal tercela seperti itu. Mencuri.



Nam Soon sudah sampai di rumahnya. Awalnya Heung Soo hanya berdiri di luar, Nam Soon menoleh memandangnya dan menyuruh Heung Soo masuk. Heung Soo menjawab katanya mereka akan makan ramen?
Nam Soon mengajak Heung Soo untuk membuatnya bersama. “Untuk pertama kalinya dalam beberapa saat ayo lakukan ini bersama”
Heung Soo pun memutuskan untuk masuk dan menutup pintu.



Ramenpun siap di meja, Nam Soon dan Heung Soo masih saling diam. Heung Soo hanya menatap Nam Soon yang sedang memindahkan ramen ke mangkuknya. Nam Soon sendiri tidak sadar kalau Heung Soo terus memperhatikannya. Atau mungkin Nam Soon tahu Heung Soo terus menatapnya tapi berpura-pura cuek.
Nam Soon pun akhirnya mengangkat kepalanya menatap Heung Soo. Heung Soo pun bertanya apa yang akan Nam Soon katakan padanya, bukankah tadi Nam Soon mengajaknya untuk bicara?



Nam Soon menjawab setelah mereka selesai makan akan dia katakan. Heung Soo masih belum mengambil ramennya, matanya masih terus menatap kearah Nam Soon. Nam Soon tahu kalau pandangan Heung Soo masih kearahnya, sehingga Nam Soonpun mengangkat kepalanya dan balik menatap Heung Soo. Mereka lagi-lagi bermain mata disini. ^^



Nam Soon akhirnya bertanya bagaimana bisa Heung Soo hidup sembarangan seperti itu? Kenapa Hueng Soo hidup seperti itu?

“Karena kupikir akan ada lagi bajingan seperti kau.”

Nam Soo sudah hampir menangis mendengar jawaban Heung Soo. Berarti selama ini, Heung Soo menjadi nakal, karena jauh dilubuk hatinya berharap bisa bertemu dengan Nam Soon. Mungkin jika dia berubah menjadi bajingan seperti Nam Soon, dia bisa bertemu kembali dengan sahabatnya itu.Atau itu mengganti rasa kehilangan Heung Soo selama tidak bersama Nam Soon.

Nam Soon yang hampir menangis bertanya kenapa? Apa kalau Heung Soo bertemu dengan bajingan sepertinya maka Heung Soo akan memukuli orang itu? Heung Soo menjawab bukan itu, dia hanya ingin menempatkan kembali hatinya bersama-sama.
Heung Soopun akhirnya meneteskan air matanya.

Nam Soon berkata “Bahkan setelah melalui semua itu..kau masih ingin kembali bersama-sama?”
Heung Soo menjawab “Apa kau tidak mengalami apapun? Pernahkan kau pergi ke seseorang,dan mengatakan hatimu terluka?”

Heung Soo tahu, Nam Soon mengalami hari-hari yang berat saat kecelakaan tidak disengaja itu terjadi, dan Heung Soo tahu, Nam Soon tidak memiliki siapapun untuk membagi apa yang dirasakannya. Nam Soon tidak memiliki siapapun untuk meringankan rasa bersalah dihatinya.
Nam Soon selalu melakukan semuanya sendiri.

(Aku ikut sedih..:-( )

Heung Soo kembali berkata di sela-sela tangisnya “Itu sebabnya Nam Soon, berhenti merasa bersalah..”

Nam Soon hanya menunduk, menahan tangisnya yang semakin susah dibendung.
Heung Soo yang sudah mengatakan semuanya, menghapus air matanya,dan mencoba mencairkan suasana dengan berkata kalau semuanya jadi basah. Heung Soo pun akhirnya memakan ramennya. Hatinya lega, karena Nam Soon tahu kalau dia sama sekali tidak menyalahkan Nam Soon atas luka di kakinya. Itu sesuatu yang tidak disengaja, dan dia masih menyayangi Nam Soon tanpa berkurang sedikitpun.

Semua kenakalan yang Heung Soo lakukan, dikeluarkan atau dipindahkan dari sekolah, hanya dengan satu harapan agar dia bisa bertemu Nam Soon, dan agar Nam Soon tahu, kalau dia juga melewati hari-hari yang sulit saat mereka sudah tidak bersama.

Merekapun menikmati ramen bersama
Ini moment menyedihkan sekaligus membahagiakan menurutku..^^



Lebih membahagiakan lagi, Heung Soo juga tidur bersama dengan Nam Soon.



KOMENTAR :

Kayaknya 2 episode terakhir terpaksa aku bagi 3 part ya..semoga semua tidak kecewa..dan tetap menanti sampai drama ini tuntas..^^

3 comments:

  1. pershabatan nam soon-heung soo ini bener bener so sweet :') unnie, part 2nya kapan? Jangan lama lama yaah

    ReplyDelete
  2. endingnya sedih banget..............

    ReplyDelete
  3. selalu nangis aq kalo liat scene mereka berdua,,, ngiri bgt ma mreka :-(

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^