Wednesday 24 April 2013

Sinopsis Ad Genius Lee Tae Baek Episode 4 Part 2

Addie

memberitahu tim AE kalau mereka akan berusaha mendapatkan proyek grup BK, dan dia juga meminta Baek Ji Yoon untuk mencari tahu CEO Baek dari putri bungsu CEO BK yang bernama Baek Ji Hyun. Ji Yoon kaget karena itu adalah dirinya, tapi dia tetap menyanggupi karena tidak ingin terbongkar rahasia tentang dirinya yang sebenarnya.



Part 2

Tim AE masih belum beranjak dari ruang rapat, mereka masih melanjutkannya dengan bergosip tentang Ketua Tim mereka yaitu Go Ah Ri. Ji Yoon merasa tertarik dan bertanya memangnya ada apa dengan Ketua Tim Go?
Salah seorang staf berkata apa Ji Yoon ketinggalan berita tentang Ketua Tim Go? Lee Eun Hye menjelaskan kalau Ketua Tim Go yang ditunjuk untuk menangani proyek Geumsan konstruksi oleh Direktur Pelaksana Hwang, dan karena proyek itu batal, maka Ketua Tim Go lah yang menjadi kambing hitam. Dia korban satu-satunya.



Ah Ri sedang protes pada Direktur Pelaksana Hwang Jeon Moo. Jeon Moo berkata kalau Geumsan Ad sudah mengejek Presiden Park (laki-laki tua itu lo, yang ditempat karaoke..—tau kan?)
Karena itulah harus ada orang yang bertanggung jawab terhadap insiden malam itu. Ah Ri bertanya tapi kenapa harus dia yang bertanggung jawab? Memangnya ini salahnya?
Hwang Jeon Moo menoleh dan berkata apa Ah Ri benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Direktur Kang Punya Ketua Kang dibelakangnya. Jika pekerjaan ini lancar, maka semua juga akan lancar dan mereka bisa memegang kedua ayah dan anak itu.

Ah Ri yang paham arah pembicaraan, langsung menyela kata-kata Hwang Jeon Moo, dan berkata jadi karena ini tidak berjalan sesuai rencana, maka dialah yang jadi korbannya? Ah Ri mulai kesal dan berkata kalau untuk kepentingan Direktur Hwang dia bahkan berusaha sebaik mungkin, apa seperti ini balasan untuknya?

Hwang Joen Mo memotong pembicaraan Ah Ri, dan menegaskan untuk saat ini pokoknya Ah Rilah yang bertanggung jawab. Diapun langsung berlalu meninggalkan Go Ah Ri.



Ah Ri masuk ke ruangannya dnegan hati snagat kesal. Tiba-tiba ponsel Ah Ri bergetar dan sepertinya yang menelpon adalah Addie Kang. Karena Ah Ri cuek saja dan membiarkan ponselnya terus bergetar. Dia marah pada Addie yang menyebabkan semua ini terjadi padanya.




Ah Ri memutuskan untuk pergi, dia masuk ke mopbilnya. Lalu ada pesan dari Addie yang meminta maaf atas semua yang terjadi. Bisakah Ah Ri menghubunginya, karena dia ingin bicara.? Ah Ri lagi-lagi diam saja dan tidak menanggapi pesan Addie itu, dia lebih memilih memacu mobilnya.



Ah Ri berniat mengunjungi ibunya yang sudah lama tidak dia temui. Ibunya yang ditelpon Ah Ri, bertanya kenapa Ah Ri tiba-tiba menghubunginya? Ah Ri menjawab kalau dia hanya ingin mampir ke tempat ibunya, itupun untuk kepentingan pekerjaannya. Ibunya bertanya apa ada sesuatu yang terjadi di tempat kerja? Ah Ri menjawab tidak ada. Karena dia tidak bisa pergi di hari libur nasional sekalipun, makanya dia menyempatkannya di sela-sela perjalanan bisnisnya kali ini. Dia hanya ingin melihat wajah ibunya saja.



Ah Ri sudah sampai, dan dia segera keluar dari mobilnya, menoleh ketempat ibunya bekerja.
Angin yang kencang menerpa wajahnya.
Ah Ri yang melihat ibunya dari luar jendela, menghentikan langkah untuk masuk ke dalam. Dia melihat ibunya yang sedang menemani laki-laki minum, dan Ah Ri pun melihat kalau laki-laki itu berani memegang tangan ibunya.
Ah Ri membatalkan niatnya, dan lebih memilih kembali masuk ke mobil. Mana mungkin dia tahan melihat ibunya melakukan hal memalukan dan murahan seperti itu?




Sebelu masuk ke mobil, Ah Ri menelpon kembali ibunya dan berkata kalau tiba-tiba dia tidak bisa mampir. Ibunya bertanya kenapa? Ah Ri beralasan kalau mendadak ada sesuatu yang terjadi di tempatnya kerja. Ah Ri masih sempat menanyakan ayahnya? Ibu Ah Ri tertawa dan menjawab, kalau pria itu masih seperti biasanya, dia adalah pria yang paling santai di Negara ini. Selalu berada di tempat judi, dan dia masih rutin BAB setiap harinya, jadi jangan bicarakan dia.
Tiba-tiba ibu Ah Ri berkata serius pada putrinya itu “Bok Hee ingat ya..kau tak harus hidup sepertiku.”
Pembicaraan itupun terputus.



Setelah lama termenung, Ah Ri yang masih di tempat ibunya namun berada di dalam mobil, memutuskan menghubungi Addie, dan mengajaknya bertemu malam nanti. Addie pun menyetujuinya.



Tae Baek pulang dengan langkah gontai. Sedang staf GRC lainnya sedang asik main kartu. Mereka semua tertawa bahagia. Tae Baek yang melihat itu, bertanya apa mereka semua sudah gila?
Bos Ma berkata kalau dia mendengar kabar Tae Baek diusir dengan dilempari garam.
Tae Baek memuji berita yang cepat sekali menyebarnya.
Staf perempuan GRC berkata kalau Presdir Nam pasti sangat marah sehingga mengusir Tae Baek dengan garam. Dia bertanya dengan nada mengejek pada Tae Baek. Hassan menimpali ejekan itu dengan berkata, apa Presdir Nam ingin menyesuaikan rasa yang kurang sehingga melemparkan garam? Haha LOL emang Tae Baek makanan..^^

Ma Yi Cha tersenyum dan menoleh pada Tae Baek, lalu melanjutkan ejekan teman-temannya, kalau orang yang melempar garam itu, biasanya untuk menyingkirkan sesuatu yang menakutkan kayak setan gitu. LOL



Bos Ma terkekeh geli mendengar lelucon anaknya, dan Tae Baek melirik Bos Ma, lalu berkata apa seperti ini cara Bos Ma memperlakukannya yang sedang tertimpa musibah?
Tanpa menoleh Bos Ma berkata kalau pengalaman adalah guru terbaik, Tae Baek harus mengingatnya. Apa yang dia katakan juga benar kan, kalau mencari pesanan itu tidak mudah. Tae Baek menjawab kalau dia tidak akan menyerah. Dia pasti akan mendapat pertolongan dari langit.
Bos Ma kemudian berkata apa dia perlu memberi sedikit petunjuk pada Tae Baek?

Bos Ma berkata “Untuk mednapatkan konsumen, kau harus memperlakukan mereka seperti kekasihmu.”

Tae Baek heran dan Bos Ma melanjutkan “Pikirkan saat kau sedang berkencan, kau benar-benar ingin merayu keksihmu, kau sedang mempersiapkan kata-kata romantis dan memutar otakmu, untuk mencoba merayu kekasihmu”

Bos Ma lucu banget tingkahnya waktu ngasih tahu Tae Baek. Suka..^^

“Jika kau benar-benar ingin mendapatkan iklan seperti yang kau bilang, lakukan itu, dank au akn mendapatkan kuci yang tepat untuk sukses. ”

Tae Baek memikirkannya dan tersenyum simpul tanda mengerti.



Baek Ji Yoon masuk ke sebuah restoran, tapi restoran sangat sepi, dia melihat ke sekeliling, dan benar-benar tidak ada orang. Lalu muncullah Tae Baek dan mengucapkan selamat datang padanya. Ji Yoon heran melihat penampilan Tae Baek dan bertanya apa Tae Baek kerja disini juga?
Tae Baek menjawab kalau neneknya yang bekerja disini, dia hanya membantu mencuci piring saja.



Merekapun akhirnya duduk dan makan bersma. Tae Baek sedang sibuk melihat-lihat berkas yang dibawa Ji Yoon, sepertinya Tae Baek yang meminta file ini, karena berisi sketsa iklan untuk Termos Bak Nyeon, yang dibuat Geumsan Ad, dan yang menurut Presdir Nam sebagai iklan sampah. Dan banyak iklan-iklan lainnya yang dibuat oleh Geumsan Ad
Ji Yoon berkata kalau dia sulit sekali menemukan file ini. Tae Baek pun mengucapkan terima kasih.
Ji Yoon pun menanyakan kenapa Tae Baek menginginkan konsep itu?
Tae Baek menjelaskan kalau ini adalah debut awalnya sebagai pembuat iklan.



Nenek yang keluar tersenyum melihat Ji Yoon, dan memuji Yoon, karena Ji Yoon sangat cantik. Lalu memuji Tae Baek karena seleranya pada perempuan sangat bagus. Tae Baek menjelaskan kalau mereka tidak sedang berkencan. Mereka hanya teman.
Nenek tidak percaya dan berkata “Jika seorang pria dan wanita bertemu di malam hari dan makan bersama itu adalah kencan”

Nenek menoleh pada Ji Yoon berkata ramah, kalau Ji Yoon butuh sesuatu katakan saja padanya. Ji Yoon pun mengucapkan terima kasih.
Nenek pun masuk kembali meninggalkan mereka berdua

Suka sama neneknya Tae Baek, jadi keinget nenekku..^^



Ji Yoon memuji nenek Tae Baek karena sangat baik. Tae Baek bercerita kalau orang tuanya meninggal saat dia masih muda, jadi neneklah yang merawat dan membesarkannya dan So Ran. Dia akan berhasil dengan cepat untuk membuat neneknya bahagia dan nyaman. Ji Yoon tersenyum mendengar niat tulus Tae Baek.

Ji Yoon ingin berkata tentang kemarin. Tae Baek yang sedang fokus melihat file yang dibawa Ji Yoon, langsung memotong kalimatnya dan berkata kalau dia minta maaf soal kemarin, karena dia pulang lebih dulu dan meninggalkan semua. Ji Yoon pun tidak jadi melanjutkan kalimatnya, karena sepertinya Tae Baek tidak ingin membahas hal tersebut.
Kemudian Ji Yoon berkata kalau iklan Tae Baek berhasil, maka Tae Baek harus memelikannya makanan yang lezat.
Tae Baek pun memandang Ji Yoon dnegan serius dan berkata sepertinya Ji Yoon memang tumbuh dengan kekurangan makanan. LOL



Ji Yoon heran dan ga ngerti kalau Tae Baek sedang mengejeknya, dan Tae Baek melanjutkan, kalau Ji Yoon sangat suka barang gratis. (yaelah yang namanya gratis siapa juga yang ga mau. Haha..^^)

Ji Yoon menjawab mana ada orang yang menolak barang gratis?(Betuuulll ^^)
Tae Baek mengejek Ji Yoon lagi dengan berkata kalau Ji Yoon terus menerus suka barang gratis maka kepala Ji Yoon bisa botak., dan kayaknya sekarang kening Ji Yoon sudah mulai terlihat lebar. LOL

Ji Yoon kesal, karena diejek terus dan melihatkan keningnya lalu berkata kalau keningnya ga lebar.



Sedang asik melihat-lihat sketsa iklan yang dibuat Geumsan Ad, terselip sebuah file yang bertuliskan grup BK.
Tae Baek heran dan bergumam grup BK, lalu bertanya pada Ji Yoon apa maksudnya ini? Ji Yoon langsung mengambilnya dengan gugup, dan bergumam kenapa bisa masuk kesana?
Ji Yoon yang melihat ekspresi Tae Baek berubah langsung menjelaskan kalau tempatnya bekerja mungkin akan membuat iklan dari grup BK, sehingga dia disuruh mengumpulkan informasinya.
Tae Baek tanpa memandang Ji Yoon bertanya kenapa Geumsan berencana membuat iklan dari grup tidak bermoral itu?

Ji Yoon tentu kaget karena bagaimanapun CEO BK adalah ayahnya. Dia pun bertanya memang kenapa? Tae Baek menjawab kalau dia punya hubungan yang buruk dengan grup BK . Ji Yoon bertanya hubungan semacam apa memangnya?



Ji Yoon yang sudah keluar dari tempat Tae Baek, seolah masih memikirkan cerita Tae Baek tadi. Dia masih teringat jawaban Tae baek saat dia bertanya tentang hubungan buruk yang dimilik Tae Baek dengan grup BK. Dan terngianglah jawaban Tae Baek tadi di telingan Ji Yoon.

“Rumah yang ku tempati ketika aku masih kecil, BK secara paksa menghancurkannya karena mereka ingin membangun apartemen. Kami tidak mendapat uang yang cukup dari mereka, dan bahkan kami tidak punya uang untuk memiliki rumah lain waktu itu. Jadi keluarga kami terpisah dan tinggal di tempat yang berbeda untuk sementara waktu. Karena itu..ibuku..jatuh sakit akibat amarah yang berlebihan. Dia sakit sejak saat itu..lalu meninggal.”

Ji yoon sedih mengingat kalimat Tae Baek. Ayahnya bahkan mampu melakukan hal itu, dan menyebabkan seorang anak kehilangan ibunya. Dia cukup kecewa.

Ji Yoon kembali lagi mendengar kalimat Tae Baek.

“Untuk keluarga kami grup BK adalah symbol ketidakbahagiaan.”



Ji Yoon yang sudah sampai di rumahnya, duduk dengan tanpa semangat ditemani sang bibi. Ji Yoon berkata kalau waktu kecil dia sangat takut ayahnya akan malu padanya, sehingga di belajar keras untuk membuat ayahnya bangga.
Bibinya berkata lalu apa ada bedanya sekarang? Apa sekarang Ji Yoon tidak merasa seperti itu?
Ji Yoon menjawab kalau banyak orang yang menyebut grup BK sebagai grup yang tidak bermoral, dan dia sebgai putri dari grup itu. Sekarang ini dia merasa sangat malu mengetahuinya.

Bibi Ji Yoon menenangkan dan berkata kalau itu kan kelakuan ayahnya, bukan kelakuan Ji Yoon, jadi berhentilah untuk merasa malu. Lagipula Ji Yoon kan bukan putri CEO Baek secara hukum, laki-laki itu bahkan tidak memasukkan nama Ji Yoon dalam kartu keluarga, tapi dengan percaya diri memberikan nama Baek Ji Hyun pada Ji Yoon.

Ji Yoon menjawab kalau ia cukup senang karena sekarang dia bisa hidup memakai nama Baek Ji Yoon yang diberikan ibunya, bukan Baek Ji Hyun.



CEO Baek menanyai anak buahnya tentang perusahaan termos itu. Dan si anak buah menjawab kalau Presdir Nam sepertinya sangat keras kepala. CEO Baek bertanya apa mereka menolaknya lagi? Anak buahnya itupun mengangguk tanda iya. Anak buahnya itupun berkata kalau CEO sudah memutuskan apa yang harus dilakukan, maka dia akan melakukannya dengan sesegera mungkin.



Sementara itu di tempat lain, Ah Ri dan Addie bertemu. Addie meminta maaf atas insiden di tempat karaoke itu. Ah Ri tidak menjawab dan malah berkata kalau nama aslinya adalah Go Bok Hee. Ibunya menjalankan usaha bar di Tongyoung, sedangkan ayahnya adalah seorang nelayan. Hubungan dia dengan Lee Tae Baek, apa Addie tidak ingin mengetahuinya?

Addie yang awalnya diam saja lalu menjawab bukankah Ah Ri dan Tae Baek adalah teman satu SMA? Ah Ri berkata dari SMA sebelum dia berangkat ke Amerika, Tae Baek dan dia adalah sepasang kekasih. Setelah dia tiba di Amerika Serikat diapun memutuskan semua hubungan. Dia ingin meninggalkan kehidupannya yang mengerikan saat menjadi Go Bok Hee, dan mengubah namanya menjadi Go Ah Ri.

Addie bertanya sebenarnya apa yang dibicarakan Ah Ri saat ini? Ah Ri dengan santai menjawab kalau dia disini untuk sebuah wawancara kerja. Haha..setelah dikeluarkan dari geumsan konstruksi, balik lagi ke Geumsan Adv.
Ah Ri juga berkata kalau dia awalnya menyangka Direktur Hwang adalah tempat yang tepat untuk bergantung.
Addie kemudian bertanya apa sekarang dia terlihat seperti orang yang bisa dijadikan tempat untuk bergantung?
Ah Ri tersenyum dan menjawab setidaknya dia rasa Addie lebih baik daripada Direktur Hwang.

Addie berkata Ah Ri yang sangat pandai, masih membutuhkan seseorang?
Ah Ri menjawab kalau dia berencana untuk bekerja keras dan tidak menemukan seorang pria untuk menikah, dia tidak akan membutuhkan seseorang di dunia periklanan seperti sekarang.
Addie menjawab kalau begitu mereka punya banyak kesamaan.
Ah Ri bertanya persamaan apa?
Addie menjawab “kita memiliki hasrat untuk mendaki ke titik yang mana mustahil untuk didaki”
Ah Ri tersenyum dan bertanya jadi bagaimana wawancaranya, apa dia lulus?



Tae Baek keesokan harinya mengintai perusahaan termos dan menunggu Presdir Nam keluar. Saat sudah keluar dan pergi, Tae Baek mengikutinya dari belakang.



Terlihat Presdir Nam masuk ke telpon umum, bukan untuk menelpon ternyata tapi untuk melihat adakah sisa recehan yang terjatuh di dalam lubang telepon umum itu.
Tae Baek yang heran, mengikuti apa yang dilakukan oleh Presdir Nam tadi.
Presdir Nam masih melanjutkan langkahnya, dan saat melewati mesin minuman, presdir Nam lagi-lagi memeriksa apakah ada recehan yang tersangkut di lubangnya. Dan ternyata ada, Presdir Nam senang dan langsung mengambilnya, lalau memasukkannya ke dalam kantong. (Iihhhh sebegitunya deh kakek ini..-_-)

Tae Baek yang mengikutinya, dan tahu apa yang diambil oleh Presdir Nam tadi hanya tersenyum saja, karena presdir Nam benar-benar pelit. Hehe.




Sampailah Presdir Nam di suatu tempat, disana banyak orang-orang yang sedang makan gratis. (haduw..jangan-jangan saking pelitnya, makan juga pengen yang gratis nih kakek.Hmm..)

Tae Baek yang masih heran tetap masuk mengikutinya. Dia bahkan ikut mengantri untuk mengambil jatah makanan. Saat sedang asik mengantri dan melihat sekeliling, ternyata Presdir Nam bukan yang minta jatah makanan lo, dia termasuk salah satu relawan disana. (Saya salah duga..^^)
Tae Baek dipukul sendok nasi oleh Persdir Nam karena tidak focus. Hehe.



Tae Baek pun mencari tahu tentang Presdir Nam pada seseorang, mungkin ketua yayasan atau semacamnyalah.
Dan dari informasi yang didapat ternyata Presdir Nam adalah penyumbang terbesar untuk Shim Tur. Setiap tahunnya Presdir Nam menyumbang sekitar 100 juta won saat perusahaan termos Bak Nyeon mendapat keuntungan yang baik.
Tae Baek tentu kaget dan berseru “Si pelit itu bisa menyumbang?”

Laki-laki yang menjelaskan tadi, terkejut karena mendengar Presdir Nam yang dermawan dikatakan pelit.
Laki-laki itupun menjelaskan bahkan saat resesi seperti ini, Presdir Nam masih memberi Shim Tur, walau hanya sedikit sebesar 20 juta won.

Tae Baek pun makin penasaran dan bertanya apa ada kisah pribadi yang membuat Presdir Nam mau menyumbang para Tunawisma.



Tae Baek pun keluar dari ruangannya itu, dan masih teringat cerita akhir dari laki-laki tadi. Dia menceritakan kalau dulunya Presdir Nam sempat menjadi tunawisma selama setahun karena usahanya bangkrut. Lalu Tae Baek melihat di dinding ada kertas yang ditempeli uang. Tae Baek tertarik, lalu mengambilnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu.



Ternyata Tae Baek menunggu Presdir Nam di depan kantornya, dan membungkuk hormat saat Presdir Nam sudah datang. Presdir Nam yang bersama dua stafnya heran melihat Tae Baek, tapi Presdir Nam langsung menyuruh salah satu stafnya untuk mengambil garam. LOL

Presdir Nam berlalu dihadapan ZTae Baek, dan Tae Baek langsung mengejarnya.
Tae Baek berkata kalau dia akan menunjukkan dimana letak kekuatan iklan.
Presdir Nam bingung, dan Tae Baek berkata kalau maksudnya adalah kontribusi untuk Shim Tur, atau untuk para tunawisma. Dia sudah mendengar kalau Presdir Nam menyumbang disana 2o juta won bahkan saat masa krisis sekarang ini.
Presdir Nam semakin kesal, dan menyuruh stafnya yang satu lagi untuk cepat mengambilkan garam.

Tae Baek tanpa membuang waktu langsung membentangkan kertas yang tertempel uang tadi di hadapan Presdir Nam. Dia berkata untuk membangun perluasan Shim Tur, dia kan membuat iklan sebanyak 20 juta untuk meningkatkan keuntungan sebesar dua ratus juta won dalam seminggu, bukan dalam setahun.

Presdir Nam terkejut dan mengulangi lagi dengan bertanya “200 juta won dalam seminggu?”
Presdir Nam bertanya apa yang akan Tae Baek lakukan kalau rencana ini gagal?
Tae Baek dengan mantap menjawab, kalau dia akan mengembalikan 20 juta won untuk biaya iklan, yang dikeluarkan Presdir Nam. Namun jika dia berhasil dan keuntungan Presdir Nam meningkat menjadi 200 juta dalam seminggu maka Presdir Nam akan menuyewa GRC adv untuk iklan Termos Bak Nyeon.



Ketiga staf GRC Adv terlihat serius memandangi sesuatu. Di depan mereka ada secarik kertas yang bertuliskan kontrak. Ternyata Presdir Nam menyetujui apa yang Tae Baek ajukan tadi.
Bos Ma terlihat gusar dan terkejut karena dialah yang harus menandatangi kontrak itu, dan tentunya yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatunya, kalau gagal maka dialah yang harus membayar kerugian itu. Apakah dia terlihat gila sehingga akan menandatanganinya?
Harusnya Tae Baek mengatakan sesuatu yang masuk akal pada Presdir Nam.



Tae Baek beralasan kalau saat di SMA dia sudah membuat iklan dan berhasil mengumpulkan dana sebesar 3 juta won dalam waktu sebulan, untuk temannya yang menderita penyakit jantung. Dan poster buatannya itu ada pada Koran lokal. Bos Ma menjawab kalau kasusnya berbeda. Saat ini yang menajdi taruhan adalah uangnya. Dia bisa bangkrut jika ini gagal.

Tae Baek berkata kenapa Bos Ma beranggapan ini adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan? Tae Baek pun meminta teman-temannya yang lain untuk membantunya membujuk Bos Ma.
Hassan berkata kalau 20 juta won itu terlalu banyak. Yang lainnya pun menggeleng dan berkata kalau ini tidak positif menurut mereka. Bos Ma senang karena mendapat dukungan. Dia berkata kalau sekarang Negara sedang mengalami krisis, jadi dia rasa ini bukan ide yang bagus.
Tapi yang namanya Tae Baek tidak pernah menyerah, dia masih mencoba membujuk Bos Ma untuk mau menandatangani kontrak itu.
Dia mengeluarkan sebuah notes yang berisi kutipan-kutipan yang dikeluarkan Bos Ma saat dia masih menjadi pengiklan terkenal dulu.

“Seorang pengiklan tidak boleh takut gagal. Untuk pengiklan yang luar biasa itu, harus berani memimpikan kegagalan yang tak terbayangkan.”

Ketiga staf GRC hanya bengong saja mendengar yang diucapkan oleh tae Baek. Ma Yi Cha pun bertanya siapa yang sudah mengatakan kata-kata motivasi itu? Kata-katanya terdengar sangat dingin. Tae Baek menjawab kalau yang mengatakan itu semua adalah ayah Ma Yi Cha yaitu Ma Jing Ga.
Tae Baek berkata kalau dia menemukan ini dari salah satu wawancara yang pernah Ma Jing Ga lakukan dulu. Ma Jing Ga ga mungkin lupa kan?
Bos Ma yang merasa kalah, dan tidak mampu mengatakan apapun langsung ngacir, karena ga mau didesak terus menerus.
Haha..^^



Bos Ma yang kembali ke ruangan melihat semua pakaian Tae Baek ada diatas meja. Bos Ma pun bertanya pada yang lain apa maksudnya ini? Apa Tae Baek mengancamnya akan melompati sungai Han karena dia menolak kontrak tadi?
Hassan lah yang menjawab, kalau tadi Tae Baek meminjam seragam kerjanya. Ma Yi Cha ikut menjelaskan kalau tadi Tae Baek bilang ingin terlihat seperti tunawisma.



Bersambung ke part 3

Tae Baek ingin jadi tunawisma? Wow, sepertinya dia iugin mendalami karakter para tunawisma, supaya bisa membuat iklan yang pas dan membuat Bos Ma menyetujui kontrak dengan Presdir Nam, yang terlihat mustahil itu..^^

3 comments:

  1. tq mba nhi ud buut sinopnya...seru liat gayanya

    ReplyDelete
  2. Kereeeeen bged.
    Di tugggu y selnjutnya.

    ReplyDelete
  3. Knp yg komen dikit yaaa?! Pdhl ceritanya lumayan menarik loh... Beda sama crita drakor pd umumnya.... Aku sih, sukaaaa....

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^