Pagi hari pun tiba. Semua staf di firma hukum Cha Young Woo bersiap melakukan aktifitas mereka. Semua sudah berdatangan ke kantor dan segera menuju meja kerja mereka masing-masing. Lalu seorang staf masuk membuka pintu ruang kerja Kim Seok Joo. Begitu dia melihat kedalam, raut wajahnya tampak terkejut. Ternyata Seok Joo belum ada di ruangannya. Dia pun heran karena Seok Joo ga pernah telah. Bahkan sering tidur di kantor hanya untuk menyeleseikan pekerjaan. Tapi pagi ini? Ini pagi yang berbeda.
Lalu staf lainnya datang dan melihat dengan heran pada kursi Seok Joo yang kosong. Dia kemudian berkata paa rekannya kalau laporan keuangan ini harus segera dilihat oleh Seok Joo.
Diapun menyebut kalau ini benar-benar aneh, Seok Joo bahkan biasanya memilih tak pulang dan tidur di kantor.
Ternyata pagi ini juga diadakan rapat dan ketua tim Kang masuk ruang rapat kemudian meminta dokumen M&A. Salah satu staf menjawab kalau untuk dokumen itu dia sudah memberikan pada Kim Seok Joo, tapi pagi ini Seok Joo belum terlihat juga. Ketua Tim Kang tentu ikut merasa heran. Sungguh aneh, ini diluar kebiasaan Seok Joo.
Staf itu juga menyampaikan kalau ponsel Seok Joo bahkan tak bisa dihubungi. Staf lainnya yang juga ada di ruang itu ikut merasa heran dan saling menatap satu sama lain seolah bertanya ada apa sebenarnya?
Park Sang Tae datang ke kantor dengan raut wajah senang. Dia menyapa semua staf dan melambaikan tangan pada mereka sambil mengucap selamat pagi. Kemudian Sang Tae melihat begitu banyaknya staf yang sibuk, sampai tak memperhatikan kedatangannya. Tapi Sang Tae seolah tahu ada sesuatu yang terjadi, sehingga diapun merasa penasaran dan ingin tahu.
Di dalam kantor Seok Joo, ada lebih dari tiga staf yang tampak mencari-cari sesuatu yang penting disana. Mereka membuak semua dokumen Seok Joo, dan sepertinya mereka mencari dokumen yang diminta ketua Tim Kang tadi. Nona Kim terlihat memeriksa laptop Seok Joo yang bertengger di meja. Ketua Tim Kang bertanya apa nona Kim tahu password laptopnya Seok Joo? Nona Kim membenarkan. Kini dia berhasil masuk ke program di laptop Seok Joo dan mulai membuka email Seok Joo.
Di dalam email itu ternyata memang berisi dokumen M&A Taejin Konstruksi. Dokumen yang sedari tadi dicari-cari oleh Ketua Tim Kang.
Sang Tae hanya melongokkan kepalanya tak berani masuk, sementara tanpa dia tahu dibelakangnya CEO Cha melihat keramaian di kantor Seok Joo itu.
CEO Cha penasaran sehingga dia memutuskan untuk mendekat. Kedatangan dan pertanyaan CEO Cha mengagetkan semua yang ada. CEO Cha bertanya ada apa ini? Sang Tae memberitahu kalau Kim Seok Joo ga masuk tanpa pemberitahuan sama sekali. CEO Cha jelas saja heran. Tak biasanya Seok Joo seperti ini.
CEO Cha kemudian bertanya pada Ketua Tim Kang tentang kasus Taejin konstruksi. Ketua Tim menjawab kalau mereka sedang mengirim dokumen tersebut. CEO Cha melihat jamnya dan ingat kalau dokumen itu harus diterima Taejin konstruksi sebelum jam 9.
Pencarian untuk hilangnya Seok Joo pun dilakukan. CEO Cha yang memerintahkan hal tersebut. Mulai dari memeriksa CCTV apartemen Seok Joo, yang jelas terlihat di rekaman CCTV bahwa semalaman Seok Joo ga pulang keapartemen. CEO Cha pun meminta stafnya untuk memeriksa ke rumah orang tua Seok Jo. Bisa saja semalam Seok Joo datang kesana.
Ketua Tim Kang yang ada di ruangannya CEO Cha mengabarkan bahwa meskipun dokumen sudah dikirim sebelum jam 9, tapi klien masih merasa tak puas dan meminta penjelasan. CEO Cha pun bertanya apa Ketua Tim Kang merevisi harga untuk M&A Taejin konstruksi? Ketua tim Kang menjawab kalau harga itu adalah rahasia dan hanya Kim Seok Joo yang tahu.
CEO Cha kemudian beralih pada asisten pribadinya, dia bertanya apa lokasi ponsel Seok Joo sudah berhasil dilacak? Asisten itu membenarkan dan memperlihatkan titik dimana lokasi ponsel Seok Joo berada. Asisten itu juga memberitahu kalau polisi juga sudah mengkonfirmasi lokasi ini. Lokasi ponsel tersebut terdeteksi di lepas pantai bagian barat. CEO Cha bingung dan bertanya sendiri kira-kira kemana Seok Joo pergi. Apa Seok Joo pergi ke sebuah pulau?
Asisten Cha Young Woo menjawab kalau menurut dugaannya ponsel Seok Joo dicuri.
Di sebuah IGD, sebuah mobil ambulans datang dengan seorang pasien laki-laki didalamnya. Pasien itu masih tak sadarkan diri, dengan beberapa luka di tubuh pria tersebut. Pria itu adalah Kim Seok Joo. Dokter dan suster yang bertugas padi itu segera berlari menyambut sang pasien. CT Scan adalah hal pertama yang akan tim medis lakukan.
Sementara itu pihak Taejin Konstruksi menelpon ke firma hukum Cha dan marah-marah. Mereka tidak membutuhkan laporan biasa seperti email yang dikirmkan ini. Firma Hukum Cha Yeong Woo pun hanya bisa meminta maaf.
Kini, CEO Cha mengumpulkan staf-stafnya dan dia bertanya tentang apa saja jadwal Seok Joo untuk seminggu ini? Cha Young Woo juga meminta agar jadwal Seok Joo dibatalkan untuk hari ini dan besok. Salah satu staf disamping nona Kim berkata kalau jadwal untuk ke Blue House ga bisa dibatalkan. Young Woo pun menjawab kalau dia yang akan mengisi jadwal Seok Joo ke Blue House.
Ketua Kim bertanya apa mungkin Seok Joo akan menghilang selama itu? Seminggu bukankah waktu yang sebentar. CEO Cha menjawab sepertinya sudah terjadi kecelakaan yang menimpa Seok Joo, makanya Seok Joo ga muncul-muncul sampai detik ini.
CEO juga meminta agar semua staf bersiap untuk keadaan terburuk sekalipun yang mungkin saja terjadi. Dia juga sempat meminta stafnya asistennya untuk memeriksa semua CCTV lalu lintas dan UGD semua RS. Siapa tahu mereka bisa menemukan Kim Seok Joo.
Kim Seok Joo belum sadar, kini dia sedang menjalani pemeriksaan. Wajahnya tampak sedikit bengkak, dan luka-luka di wajahnya juga tak sedikit. Dokter mulai menganalisa penyakit Seok Joo, dan salah satu dari kedua dokter berkata sepertinya tidak diperlukan operasi untuk pasien pria ini. Mereka hanya perlu memberi obat untuk pasien dan menjaga agar tidak terjadi tekanan di tengkorak bagian bawah pasien tersebut.
Dokter yang berdiri meminta agar CT Scan dilanjutkan kembali dan jika nanti ada pendaharan segera lakukan operasi.
Park Sang Tae dipanggil CEO Cha ke ruangannya. CEo Cha bertanya apa benar semalam Sang Tae menemani Seok Joo minum-minum? Sang Tae membenarkan dan CEO bertanya lagi, lalu apa semalam ada sesuatu yang terlihat aneh? Sang Tae mengingat-ingat kejadian semalam, dan berkata kalau semalam Seok Joo tampak serius seperti biasa, tak ada yang aneh. Dia pun tak lama berada bersama Seok Joo, karena setelah itu dia pergi untuk mengikuti audisi. Saat itu Seok Joo berkata akan kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal.
Lalu tiba-tiba Sang Tae teringat akan SMS yang diterima Seok Joo malam itu. Dia sempat melihat kalau Seok Joo mendapat SMS dari Ji Yoon si karyawan magang, SMS itu berbunyi “Aku khawatir akan apa yang aku katakan…”
Cha Young Woo pun bertanya lalu dimana Ji Yoon? Apa Ji Yoon belum datang? Sang Tae mengangguk. CEO bertanya apa Sang Tae tahu apa yang terjadi antara Kim Seon Joo dengan Lee Ji Yoon. Sang Tae menjawab jujur, kalau Seok Joo selalu bersikeras tak ada apapun yang terjadi antara Seok Joo dengan Ji Yoon.
Pagi ini, Ji Yoon terlihat tergesa-gesa. Dia ditelepon Sang Tae yang bertanya padanya dia ada dimana? Ji Yoon pun menjawab kalau dia hampir sampai. Sang Tae mendengar nafas Ji Yoon yang terengah-engah dan meminta Ji Yoon santai saja. Kemudian Sang Tae bertanya apa Ji Yoon datang sendirian ke kantor? Ji Yoon heran dan menghentikan larinya, dia menjawab kalau dia memang datang sendiri.
Sesampainya di dalam lift, ada lagi yang menelpon Ji Yoon. Dia menatap nomer tak dikenal itu dan tetap menerimanya. Terdengar suara si penelpon yang berkata kalau ini dari RS Dongbang. Ji Yoon bertanya apa ada yang bisa dia bantu?
Tampak di RS Dongbang seorang staf berbicara di telepon dengan seorang wanita. Dia menjelaskan kalau dia dapat nomer wanita itu di saku salah seorang pasien. Staf itu bertanya apa wanita ini kenal dengan pasien yang kini ada di RS Dongbang? Ji Yoon semakin heran dan bertanya memang siapa nama pasiennya? Staf wanita di RS pun menjawab kalau pihak RS juga tak tahu karena memang sama sekali tak ada tanda pengenal yang ditemukan. Tapi pasien ini pria dan berusia di pertengahan 30.
Pintu lift membuka dan Ji Yoon bergegas keluar karena lantai yang ditujunya memang di lantai ini. Kemudian dia kembali berkata pada staf wanita RS Dongbang kalau sepertinya staf wanita ini salah sambung. Setelah itu Ji Yoon langsung mematikan telepon.
Ji Yoon menyapa semua staf di firma hukum tempatnya magang dengan sangat ramah, tapi semua seolah tak menanggapi Ji Yoon karena kantor benar-benar sibuk pagi ini dengan menghilangnya Seok Joo. Ji Yoon sama sekali tak tahu. Dia mengira kalau semua cuek padanya karena dia datang terlambat. Ji Yoon pun meminta maaf dan menjelaskan kalau ada sesuatu yang diurusnya tadi. Sebuah kasus. Tapi siapa peduli? Semua tak ada yang merespon, membuat Ji Yoon merasa semakin canggung.
Lee Ji Yoon langsung duduk di kursinya dan rekannya memberitahu kehebohan pagi ini disebabkan karena hilangnya Kim Seok Joo. Ji Yoon terkejut mendengar kabar itu.
Kini, Lee Ji Yoon masuk ke ruangan CEO Cha. CEO bertanya apa benar Ji Yoon kemarin mengirimi Seok Joo SMS? Ji Yoon membenarkan. CEO bertanya lagi, bolehkah dia tahu kenapa Ji Yoon mengirimi Seok Joo SMS? Ji Yoon menjelaskan kalau dia berutang maaf pada Seok Joo.
CEO kembali bertanya, bisakah dia tahu Ji Yoon minta maaf karena apa? Ji Yoon jadi tak enak, bagaimana dia harus menjelaskan pada CEO. Dia hanya takut CEO akan salah paham dengan hubungannya dan Seok Joo.
Ji Yoon pun menjawab kalau dia mengatakan sesuatu yang ga sopan pada Seok Joo, sehingga dia merasa bersalah karena itu. Dia merasa dia sudah menyakiti perasaan Seok Joo, makanya dia minta maaf.
Staf RS Dongbang lagi-lagi mencoba menelpon nomer Ji Yoon, tapi tak ada jawaban. Staf itupun berinisiatif untuk mengambil gambar Seok Joo, dan nanti akan mengirimnya ke nomer Ji Yoon. Staf itu bertanya pada rekannya apa nanti ada yang kenal dengan pasien ini jika dia mengirim foto pasien? Rekannya menjawab kalau wajah pasien terlihat bengkak, jadi mungkin akan sedikit aneh dan bisa jadi tak dikenali.
Staf itupun galau. Apa dia akan mengirim gambar ini atau tidak? Staf juga ga yakin apa nomer yang mereka temukan di saku pasien adalah orang kenal dengan pasien. Bisa saja bukan.
Ponsel Ji Yoon berbunyi sementara dia masih berada di ruang CEO Cha, dia merasa tak enak, tapi panggilan itu terus-menerus mengganggunya. CEO Cha pun mempersilakan Ji Yoon menerima panggilan tersebut. Ji Yoon membalikkan badan dan menerima panggilan itu yang ternyata dari RS lagi. Staf RS meminta maaf kalau sudah mengganggu tapi memang hanya nomer ini yang ditemukan di saku pasien. Ji Yoon pun kembali menjawab kalau RS itu salah sambung.
Setelah Ji Yoon keluar, CEO memanggil asistennya dan menyuruh sang asisten mencari tahu apa Taean Fondation sudah melakukan penawaran pada Taejin konstruksi? Dia juga masu asistennya mencari tahu tentang Lee Ji Yoon secara diam-diam, dan berikan dia laporan tentang semua itu. Asisten CEO pun menganggukkan kepala dan menjawab kalau dia akan melakukannya.
Kini, CEO Cha dengan Ketua Tim Kang sedang melihat berita di TV. Berita itu menyebutkan kalau Taejin konstruksi sudah membuka penawaran dan Taean Fondation masuk sebagai negoisator terpilih hanya dalam waktu 20 jam pendaftaran.
CEO kemudian berkomentar setelah menilat tayangan itu kalau ternyata memang hanya Seok Joo yang tahu harga akhir untuk Taejin konstruksi. Pantas saja pihak Taejin mencari-cari Seok Joo.
CEO pun menagmbil keputusan kalau dia akan datang ke Taejin.
Benar saja, saat ini Cha Young Woo datang ke Taejin dan menemui pimpinan Taejin. Mereka bersalaman dan kini duduk bersama. CEO Taejin berkata kalau ini cukup membuatnya terkejut melihat CEO Cha yang datang untuk bertemu dengannya. Dia juga menanyakan keberadaan Kim Seok Joo.
Cha Young Woo meminta maaf dengan ramah pada CEO Taejin dan berkata kalau Seok Joo sepertinya memang ga bisa datang. Saat ini Seok Joo sedang sakit sehingga ga bisa kerja. Pimpinan Taejin jelas sedikit kesal dia bertanya bagaimana bisa Seok Joo sakit disaat genting seperti ini? (Kan jadwal sakitnya ga boleh request pak? Hihihi)
Young Woo menjawab dengan tenang kalau bukankah dia lebih baik dari Seok Joo, jadi pihak Taejin tenang saja. Namun sepertinya pimpinan Taejin tetap tak bisa menerima itu, wajah tuanya menampakkan kekesalan yang sangat.
Dia menuduh Seok Joo sengaja membuat pihak Taejin seperti ini. Kenapa Seok Joo harus menghilang setelah memberi saran dengan harga penawaran yang ternyata rendah itu? Dia menganggap kalau Seok Joo sama saja berkhianat pada Taejin konstruksi.
CEO Taejin bahkan meminta Young Woo memberitahu dimana Kim Seok Joo berada. Jika memang Seok Joo sakit, biarkan dia menengok laki-laki itu. Young Woo sedikit kebingungan harus menjawab apa dia hanya berkata kalau dia akan segera membawa Seok Joo, jadi dia harap semua bisa bersabar.
CEO Taejin kemudian mengeluh akan pemeriksaan mendadak dari Bank Nasional yang ditujukan ke Taejin konstruksi. Young Woo menyarankan agar CEO Taejin memindahkan rekening yang CEO Taejin miliki ke BANK lain, termasuk juga rekening pegawai di Taejin konstruksi. Sisakan sedikit saja, agar tak ada kecuirgaan. CEO Taejin langsung mengikuti saran tersebut dan Young Woo tersenyum puas, setidaknya satu masalah bisa dia tanggulangi, selagi menunggu kabar dimana sebenarnya Seok Joo berada.
Setelah Young Woo pergi, CEO Taejin masih merasa kesal karena Seok Joo tak datang. Dia juga curiga kenapa Young Woo yang turun tangan sendiri untuk masalah ini. Staf Taejin yang sedari tadi memang ada disana menjawab mungkin saja CEO Cha menganggap ini memang kasus yang serius. Mendengar jawaban itu CEO Taejin bertambah kesal. Dia berkata kalau Cha Young Woo saja sampai tahu ini kondisi genting, harusnya Seok Joo juga tahu. Tapi kenapa Seok Joo malah menghilang.
Kim Seok Joo akhirnya sadar juga. Dia membuka matanya, dan mulai sedikit heran. Dia tak ingat apa yang terjadi. Sama sekali tak ingat. Dia memutar bola matanya mencoba mencari ingatannya sedikit saja atas apa yang tengah terjadi padanya.
Dia pun menyadari kalau dia ada di RS, dengan tangan yang diperban. Tampang lucu Seok Joo menatap tangannya dengan heran. Mungkin dalam hati dia bertanya-tanya ada apa sebenarnya?
Seok Joo pun bangkit, dan melihat ada suster yang datang. Dia pun memanggil suster itu.
Kini, Kim Seok Joo sudah dipindahkan ke bangsal umum. Dia sedang melihat sebuah drama di TV, tampangnya benar-benar lucu, karena tak ada kesan dingin dan angkuh disana. Tak ada sama sekali tampang Kim Seok Joo yang terlihat selalu serius. Tiba-tiba ada seorang pria berjas datang dan mendekati ranjang Seok Joo, pria berjas itu menyebut nama Kang Ho Yeong?
Seok Joo menoleh, dia yang ga ingat siapa dirinya pun bertanya apa pria berjas ini kenal dengannya? Pria itu tak menanggapi dan hanya berkata kalau ini terkait masalah kecelakaan yang Ho Yeon alami. Seok Joo merasa itu benar, dia kan juga habis kecelakaan. Pria tersebut kemudian berkata kalau pihak asuransi sudah menanggung semuanya.
Lalu masuklah pasien lain ke bangsal itu. Pasien pria yang ditemani sang istri. Pasien itu ke ranjangnya yang ternyata bersebalahan dengan ranjang Seok Joo. Sebelumnya dia bertanya pada pria berjas, apa pria itu dari pihak asurnsi? Pria berjas membenarkan. Pasien tersebut menjelaskan kalau dialah Kang Ho Yeong.
Pasien yang pria tadi temui mengalami amnesia sehingga ga ingat apapun saat ini.
Seok Joo pun tak bisa berkutik, dia hanya menatap dengan tampang anehnya pada Ho Yeong dan pria dari pihak asuransi itu. Pasien lainnya menatap heran pada Seok Joo dan Seok Joo malah tersenyum dengan gaya menggelikan kearah pasien yang menatapnya itu. Seok Joo merasa malu sekali.
Istri Kang Ho Yeong bertanya bagaiamanan dengan kursi di mobilnya yang mengalami kerusakan? Apakah asuransi juga akan mengganti? Pihak asuransi itu menjawab kalau masalah kursi mobil itu bukan tanggung jawab pihak asuransi. Istri Ho Yeong pun sedikit kecewa mendengarnya. Seharusnya itu juga diganti, karena biaya perbaikan kursi mobil kan sangat mahal.
Pihak asuransi menjelaskan kalau asuransi benar-benar ga bisa mengganti untuk kursi mobil karena itu bisa saja rusak sebelum kecelakaan terjadi.
Seok Joo mendengarnya. Matanya berada menatap layar TV sementara mulutnya ikut nimbrung menanggapi masalah kursi itu. Dia kemudian bertanya pada istri Kang Ho Yeong berapa usia anak Ho Yeong? Seok Joo sama sekali ga menatap mereka, dia tetap asik melihat TV.
Ho Yeong menjawab kalau anaknya berusia 4 tahun.
Seok Joo pun dengan santai menjawab kalau sebelum anak-anak berusia 8 tahun maka asuransi memang harus menanggung semua kerusakan termasuk kursi mobil. Jika tidak, maka tentu pihak asuransi akan dihukum. Itu termasuk barang yang dimasukkan dalam kategori kompensasi, jadi asuransi memang harus mengganti kerusakan yang ada.
Pasien lainnya yang ikut mendengar akhirnya berkomentar kalau ternyata Seok Joo pintar juga. Bahkan dari mereka ada yang mengira Seok Joo juga termasuk agen asuransi sehingga tahu hal-hal semacam itu. Pihak asuransi tak bisa berkutik karena semua yang Seok Joo katakan adalah benar.
Seok Joo masih melihat TV. Kini dia melihat tayangan berita yang menyebutkan kalau terjadi peningkatan di pasar saham. Peningkatan ini lebih dari yang diharapkan. Seok Joo yang memang tak kehilangan kepintarannya bergumam heran bagaimana mungkin pasar saham bisa naik sedrastis itu.
Seorang polisi yang datang ke RS bertanya pada suster apa pasien amnesia itu tak meninggalkan sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk? Suster menyodorkan sebuah nomer yang mana si pemilik nomer selalu menajwab salah sambung.
Lee Ji Yoon sedang lari pagi. Tiba-tiba dia hampir menabrak seseorang. Tenryata orang itu adalah orang yang dikenalnya. Dia adalah Jeon Ji Won. Ji Yoon pun tersenyum senang dan bertanya apa Ji Won akan pindah ke daerah ini? Ji Won membenarkan dan bertanya balik pada Ji Yoon apa Ji Yoon juga tinggal di daerah ini? Ji Yoon mengangguk dan menunjuk dengan tangannya kalau dia tinggal tepat di sebelah sana. Ji Yoon heran melihat Ji Won sendiri, sehingga Ji Yoon bertanya dimana keluarga Ji Won? Ji Won menjawab kalau semua keluarganya tinggal di luar negeri.
Setelah itu Ji Yoon mendapat kiriman pesan gambar. Pesan gambar itu dua, salah satuny adalah tulisan tangan yang berisi nomer ponselnya. Ji Yoon menatap MMS itu dengan heran dan bergumam kalau ini kan tulisan tangannya.
MMS kedua adalah wajah seorang pasien pria yang sangat dia kenal. Ya…itu adalah wajah Kim Seok Joo yang tersenyum senang saat difoto. Dia memperbesar foto itu untuk menyakinkan perasaannya, dan memang benar wajah di foto ini adalah wajah Seok Joo, walau memang sedikit bengkak.
Lee Ji Yoon bergegas ke kantor. Dia bertemu Park Sang Tae dan berniat memberitahu tentang MMS yang diterimanya, tapi Sang Tae sedang sibuk sehingga tak sempat mendengar kalimat Ji Yoon. Ji Yoon barus saja menyebut nama Seok Joo dihadapan Sang Tae, dan Sang Tae langsung memotong kalimat Ji Yoon lalu berkata kalau semua keributan ini adalah ulah Seok Joo.
Cha Young Woo melihat kedatangan Ji Yoon dan mendekati gadis itu.Dia bertanya heran kenapa Ji Yoon datang ke kantor, bukankah ini haru libur Ji Yoon? Ji Yoon pun menjawab kalau ini tentang Seok Joo.
CEO membawa Ji Yoon keruangannya, karena dia ga ingin ada yang tahu jika memang ini mengenai Seok Joo. Ji Yoon pun memperlihatkan MMS yang dia terima, dan dia yakin ini memang Kim Seok Joo, walau wajah Seok Joo terlihat sedikit bengkak. Terlebih MMS pertama adalah tulisan tangannya. Tanpa menunggu waktu, CEO menyuruh mobil disiapkan dan setelah itu dia bertanya apa Ji Yoon sibuk hari ini? Ji Yoon menggeleng. CEO kemudian mengajak Ji Yoon untuk ikut dengannya. Ji Yoon jelas tak membantah.
Seorang kakek yang ranjangnya di seberang ranjang Seok Joo dimarahi seorang suster yang berkata kalau seharusnya kakek itu ga berjalan, dan karena itu kakek terluka sehingga kaki kakek harus di gips.
Dokter menjelaskan kalau kakek harus mendapatkan perawatan 6 bulan di RS ini. Istri si kakek tentu terkejut karena 6 bulan kan waktu yang tak sebentar, dan otomatis biaya RS akan membengkak. Mana bisa dia melunasi itu nantinya?
Gajinya mana cukup untuk melunasi biaya RS.
Dokter menambahkan kalau kakek harus dioperasi dan biaya operasi sangat mahal. Asuransipun ga akan bisa menutupi besaranya biaya itu. Semakin cemaslah istri kakek tersebut. Istri kakek menjelaskan kalau suaminya terluka di RS ini, jadi apa ga bisa pihak RS menurunkan biaya yang mahal itu? Bukankah RS juga bertanggung jawab atas luka suaminya ini?
Suster menjawab dengan ramah kalau kakek terluka bukan selama pemeriksaan jadi itu murni kesalahan kakek karena berkeliaran sendiri. Maka RS ga bisa menanggung hal tersebut.
Kim Seok Joo, dia terlihat nampak cuek di ranjangnya sambil membaca. Tapi kupingnya mendengar keluhan itu. Kemudian secara tak disengaja Seok Joo berkomentar kalau pihak RS memang harus memberikan kompensasi untuk si kakek. Ho Yeong yang disebelah Seok Joo merasa takjub, kalau tadi dia baru saja dibantu masalah asuransi, dan sekarang Seok Joo melakukan hal ajaib lainnya. Benar-benar keren.
Suster menjelaskan pada dokter kalau ini bukan kesalahan RS dan memang salah kakek itu sendiri. Seok Joo mendengar itu, dia yang sedari tadi tak menatap kini mengarahkan pandangannya pada suster tersebut kemudian bertanya apa RS ini punya pelindung untuk keselamatan pasien?
Suster jelas kesal. Dia kemudian menunjukkan pelindung tempat tidur di setiap ranjang pasien untuk memastikan pasien tak jatuh, dan pelindung itu lebih dari cukup untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Suster pun membawa Seok Joo bertemu penasihat hukum di RS, dan penasihat itu mengejek Seok Joo yang hanya sedikit mengetahui perihal hukum.
Seok Joo tak mau kalah, setidaknya dia memang selalu menang. Dia hanya berkata kalau kakek mengalami kecelakaan sehingga kaki kakek terluka di RS ini, bukan di luar RS.
“Ini terjadi di daerah yang dikendalikan RS” jelas Seok Joo sambil bersedekap santai.
Pensihat hukum heran dan Seok Joo kembali mengulangi perkataannya. Dia menambahkan kalimatnya.
“Karena ini terjadi di daerah yang dikendalikan RS, maka perawat yang seharusnya melakukan keamanan manual tak mematuhi peraturan yang ada secara sepenuhnya.”
Suster tentu saja marah. Sebagai perawat kinerjanya diragukan, dan dia jelas tak suka. Dia bertanya apa Seok Joo tahu masalah aturan perawat di RS ini? Seok Joo menjawab santai, memangnya semalam berapa kali suster berkeliling mengecek kondisi pasien? Suster menjawab dia tidak tahu pasti, tapi dia yakin kalau dia berkeliling sebanyak tiga kali. Seok Joo membantah dan bilang kalau suster hanya berkeliling ke bangsalnya sebanyak dua kali. Seok Joo bahkan menantang si suster untuk menunjukkan catatan laporan si suster, agar semua jelas.
Dan benar saja, ketika Seok Joo memeriksa catatan itu di lobi RS, dan benar saja si suster hanya dua kali berkeliling ke bangsal tempat Seok Joo dan si kakek. Meskipun begitu, suster tetap tak mau disalahkan, dia beralasan apa dia harus selalu menjaga si kakek, dan mengangkap si kakek ketika kakek itu jatuh? Seok Joo tak takut, dia hanya berkata kalau bagaimanapun ini memang tanggung jawab RS, jadi janganlah menghindari, terlebih ini juga termasuk kelalaian perawat.
“Kau harusnya melakukan yang terbaik. Tetapi dalam kasus ini kau sama sekali tak melakukan yang terbaik sehingga pasien akhirnya jatuh” jelas Seok Joo cuek.
Disekitar mereka sudah banyak orang yang tertarik dan mendengarkan perdebatan kecil itu. Mereka jelas merasa Seok Joo sangat keren.
Ketika Seok Joo akan berbalik pergi, seorang ibu-ibu menghampirinya dan berkonsultasi masalah hukum dengannya. Bahkan ada yang memberikan minuman untuk Seok Joo, kemudian mempersilakan Seok Joo duduk agar nyaman, dan akhirnya mereka mulai mengerubungi Seok Joo untuk menanyakan ini dan itu perihal hukum pada Seok Joo. Seok Joo menanggapi dengan santai tapi tetap menggunakan kepintaran yang memang dimilikinya.
Seorang suster bertanya pada suster yang dimarahi Seok Joo tadi tentang siapa sebenarnya pria yang terlihat seperti pengacara itu? Suster yang ditanya menjawab kalau pasien itu terkena amnesia. Suster itu kesal karena ternyata Seok Joo hanya sok bersikap seperti pengacara padahal ternyata amnesia, diapun menyeruak ke dalam kerumunan dan meminta semua untuk tenang. Suster tersebut memberitahu kalau pasien pria ini mengalami amnesia dan juga tidak stabil dalam mental.
Kerumunan akhirnya bubar, sementara Seok Joo cuek saja. Toh bukan dia yang butuh mereka.
Setelah semua orang yang mengerubunginya hilang satu persatu, Seok Joo melangkah dengan santai sambil meminum minuman yang diberi salah satu ahjumma tadi padanya. Dia tampak menikmati sekali minuman itu.
Lalu dia menoleh, dan terlihat acuh ketika melihat siapa orang yang sedang dia lewati ini.
Jelas saja Cha Young Woo, Lee Ji Yoon dan asisten CEO Cha heran melihat Seok Joo tak kenal dengan mereka ketika sedang lewat tadi.
Kini, Seok Joo kembali ke kamarnya dan sedang asik melihat berita. Kali ini berita menyampaikan tentang Taejin konstruksi. Seok Joo asik mencatat, menunjukkan bahwa sisi jeniusnya sama sekali tak menghilang ketika ingatannya tak ada. Sementara CEO Cha dan Ji Yoon mentap dari luar pintu dengan tatapan heran, masih sedikit bingung dengan kondisi yang dialami Seok Joo tentang ini. Atau mereka tahu namun tak bisa menebak apakah Seok Joo bisa pulih dengan cepat atau tidak.
KOMENTAR :
Lucu bener aku lihat drama ini, tampang Seok Joo oon-oon menggemaskan yaaaa…hahaha.
Konyol dan selalu ingin ketawa..
Maaf agak lama mempostingnya.
Part 2 aku usahakan besok.
Meskipun sudah nonton berulang kali dan baca sinopsis Mbak Ayu, tetep aja ga' bisa nahan tawa..
ReplyDeleteGomawao Oenni...
Fighting...
SJ meskipun amnesia tp kepintarannya masih mekekat...
ReplyDeletetampang2 polos nih SJ....
Kim Ofie
Trakhir liat pict CEO Cha tmbh bikin ngakak....dtggu part2 nya
ReplyDeleteLucuu ....mksh ya mba...ditunggu part selanjut nya...
ReplyDeleteSepertinya ΏΐςЂ drama ga ngebosenin S̤̥̈̊є̲̣̥м̣̣̥̇̊ά̲̣̣̣̥п̥̥̲̣̣̣̥G̲̣̣̣̥ά̲̣̣̣̥τ̣̣̥ mba nulis Ώyå Ɣªªaªª
ReplyDeleteHeheheeee...ternyata lucu yaa drama ini,,,trims mbak ayu udah buat sinopsisnya
ReplyDeleteLucu... Menarik.. Dr org yg g pny hati jd oon tp jenius... Smoga sinetron2 indonesia lbh bgs n g klh m drakor...
ReplyDelete