[Episode Sebelumnya]
Kim Soo Hyun benar-benar langsung memeriksa keterangan yang diberikan Ji Hoon padanya tadi. Benarkah Kim Nam Jun ketika meninggalnya Soo Jung ada di Swis dan sedang menemani Presiden dalam sebuah acara siaran langsung. Benar saja, tak tampan sesuatu yang aneh pada acara itu. Nam Jun terlihat biasa saja dan seolah tak tahu kejahatan anaknya.
Dia teringat penjelasan akan waktu terbunuhnya Soo Jung yang terjadi pada pukul setengah sebelas malam. Menurut pengakuan Shin Yoo dia bicara dengan Nam Jun, dan jika dihitung mungkin itu sekitar jam sebelas malam. Soo Hyun pun mengangguk tanda dia paham. Dia pun langsung mempercepat rekaman acara itu agar sampai di jam 11 malam.
Berkali-kali Soo Hyun melihat rekaman jam 11 malam itu, Soo Hyun tetap tak menemukan Nam Jun mendapat telepon di forum itu. Nam Jun terlihat serius dengan presiden. Soo Hyun yang heran bertanya sendiri dalam hatinya.
“Apa ini? Kim Nam Jun tak pernah meninggalkan tempatnya dan juga tidak mendapatkan telepon. Lalu siapa yang dihubungi Kim Shin Yoo? Jika benar-benar Myung Han lalu kenapa Saet Byul menggambar cincin presiden?”
Soo Hyun masih tak menyerah, dia memutar kaset kedua di rekaman acara itu. Di kaset kedua ini terlihat kalau Kim Nam Jun beserta istri diberi hadiah Dan hadiah tersebut adalah sepasang cincin, cincin dengan ganbar ekor yang pernah di gambar Saet Byul. Sepasang cincin, yang tentu satu untuk Kim Nam Jun, dan satu untuk istri Kim Nam Jun. Sekarang Soo Hyun akhirnya mengerti.
Flashback
Kim Shin Yoo yang telah membunuh Soo Jung merasa ketakutan dan langsung menelpon seseorang. Siapakah orang itu?
Terdengar di seberang sana suara wanita yang mencoba menenangkan Shin Yoo. Wanita itu berkata
“Jangan khawatir, ibu akan mengurus semuanya.”
Flashback End
Soo Hyun akhirnya mengerti kalau Shin Yoo tidak menghubungi Nam Jun, tapi Shin Yoo menelpon sang ibu. Jadi selama istri Presiden lah yang berkomplot dengan Lee Myung Han.
**
Sementara itu di suatu tempat Saet Byul sedang asik menggambar. Di dekatnya terlihat tangan yang mengelus lembut kepala Saet Byul. Di tangan orang itu tersemat cincin yang sama seperti cincin presiden. Cincin yang ekornya digambar oleh Saet Byul. Cincin yang kini diyakini sebagai cincin milik istri Kim Nam Jun.
Istri Presiden kini sedang bersama Lee Myung Han. Istri Presiden berkata pada Myung Han kalau seharusnya mereka segera mengembalikan Saet Byul, karena Saet Byul sudah banyak menderita karena mereka. Lagipula mereka sudah mendapat barang yang mereka inginkan. Myung Han menjawab jika mereka mengembalikan Saet Byul, maka mereka akan kehilangan kendali atas semua ini.
Tiba-tiba istri Presiden berkata
“Itu artinya Saet Byul harus mati agar putraku selamat.”
Istri Presiden menatap Myung Han dan bertanya sesuatu yang selama ini selalu membuatnya penasaran.
“Sepeuluh tahun yang lalu..pada hari itu..mengapa kau membantu Shin Yoo ketika aku menelponmu?”
Myung Han lalu menjawab
“Itu bukan karena aku menganggap Nam Jun sebagai teman, tapi karena aku menghormati Nam Ju sebagai politisi. Aku tidak bisa membiarkan kesempatan Nam Jun menjadi politisi yang sangat kompeten lenyap hanya karena kesalahan anaknya. Aku cuma ingin membuat Nam Jun sebagai presiden.”
(Sedikit tak masuk akan sama jawaban Myung Han. Seharusnya ada sesuatu yang lebih masuk akal daripada alasan yang dibuatnya.)
Lee Myung Han menemui Hwang Kyung Soo dan memerintahkan Kyung Soo untuk menyingkirkan Saet Byul. Kyung Soo jelas saja kaget mendengar perintah Myung Han itu. Dalam hati kecilnya mana mungkin dia tega membunuh Saet Byul. Kyung Soo menjawab kalau ini sama sekali ga sesuai dengan apa yang Myung Han katakan padanya. Bukankah di awal Myung Han sama sekali ga memintanya membunuh Saet Byul?
“Istrimu..dia berhenti dang anti mobil. Aku khawatir kakimu yang lain akan terluka karena kau mencoba menghentikan mobil yang lain. Pembunuh anakmu harus dihukum mati jika tidak istrimu akan bunuh diri.”
Sambil menepuk pundak Kyung Soo yang tampak galau, Myung Han kembali berkata kalau nama-nama dalam daftar eksekusi bisa saja berubah. Jadi Kyung Soo harus hati-hati dalam bersikap. Myung Han kemudian menatap celah yang menjadi satu-satunya sinar cahaya diruang itu. Kemudian dia berkata pada Kyung Soo agar membawa Saet Byul ketika hari mulai gelap.
Ki Dong Chan sudah membawa Young Gyu ke penjara untuk menjenguk Dong Ho. Young Gyu memilih bersembunyi dibawah untuk bisa memberikan kejutan pada ayahnya nanti. Dong Ho pun diantar keluar menemui adiknya. Begitu menatap Dong Chan, Dong Ho langsung bertanya apa kulit rusa itu menyakitkan?
Dong Chan tentu tak mengerti arah pembicaraan Dong Ho.
“Jika kau digantung dengan kulit rusa di lehermu sakit ga yaa? Aku sedikit takut. Aku tidak mau kalau itu menyakitkan.” tanya Dong Ho polos.
Tiba-tiba muncullah Young Gyu. Dong Chan mengingatkan Dong Ho kalau ini Youg Gyu. Dong Ho terkejut menatap Young Gyu yang berbeda dari Young Gyu yang dulu. Mengetahui reaksi ayahnya yang seolah tak kenal padanya, membuat senyum Young Gyu memudar. Dia sedih sang ayah tak mengingatnya.
“Ayah..tidak mengenali Young Gyu. Dia pasti sudah lupa” ucap Young Gyu sedih sambil menatap Dong Chan.
Dong Chan jelas saja membantah. Tapi kemudian Dong Ho memanggil nama Young Gyu penuh sayang. Walau Young Gyu terlihat berbeda, tapi dia tahu itu adalah putra yang begitu dicintainya. Dong Ho pun tersenyum haru menatap Young Gyu yang sudah besar.
(Nangisss….)
Young Gyu tentu saja senang bukan kepalang mengetahui sang ayah tak lupa padanya.
Tapi sedetik kemudian Dong Ho menangis, membuat Young Gyu heran. Terlebih sang ayah mengatakan maaf pada Young Gyu.
“Ayah..ayah..kenapa kau menangis? Apa kau terluka?” tanya Young Gyu dengan nada polosnya. Dia tak tahu kenapa ayahnya tak sebahagia dia ketika mereka bertemu.
“Maafkan aku Young Gyu..Maafkan ayah…” berkali-kali Dong Ho mengucapkan kalimat maaf itu dihadapan Young Gyu. Mendengarnya saja Dong Chan sudah ikut merasa sedih.
Dia menunduk menahan matanya yang berkaca-kaca menahan tangis.
Kini, Young Gyu sedang berdiri sedikit jauh dari ayah dan pamannya, dia asik mengulum permen di mulutnya.
Sementara itu dengan nada khawatir Dong Ho bertanya pada adiknya kenapa dengan Young Gyu? Apa Young Gyu sakit?
“Young Gyu sudah berubah. Dia tidak seperti itu sebelumnya”
“apa maksudmu dia berubah? Dia seperti itu karena dia sangat gembira bertemu ayahnya” jelas Dong Chan. Mana mungkin Dong Chan harus memberitahu kakaknya akan kondisi Young Gyu sekarang ini.
Sambil menangis Dong Ho bertanya pasti ini semua karena dia kan?
“Karena aku bodoh..dia jadi seperti itu kan?”
“Tidak Young Gyu tidak bodoh. Kau juga tidak bodoh.” Tegas Dong Chan pada kakaknya
“Dong Chan…kalau seandainya aku mati..kau mau kan mengurus Young Gyu? ”
Dong Chan sedih, dia memalingkan muka. Teringat lagi akan fakta bahwa kemungkinan besar besok kakaknya akan dihukum mati. Tapi kemudian Dong Chan menatap Dong Ho. Dia bertanya kesal memangnya siapa yang akan mati? Dong Ho ga akan mati. Jadi berhenti berkata omong kosong seperti itu. Dong Ho menggeleng dan kembali berkata kalau yang dia maksud tadi kan seandainya. Seandainya dia mati, Dong Chan mau kan menjadi ayah bagi Young Gyu?
Dong Chan sedih, tapi dia dengan cuek menolak permintaan kakaknya itu.
“Kenapa harus aku? Aku ini bujangan, mengapa kau membebaniku dengan Young Gyu? Kau akan dibebaskan jadi besarkan dia sendiri. Kaulah yang pertama kali membawanya, jadi kau yang harus bertanggung jawab. Kenapa harus aku? Keluar dari sini, dan hiduplah bahagia dengan Young Gyu selama ribuan tahun.”
Dong Ho yang awalnya sedih jadi tersenyum dan bertanya apa benar dia akan keluar dari sini? Kapan dia akan keluar? Dong Chan tak bisa menjawab. Raut wajahnya begitu sedih.
Kini, Dong Chan menjenguk Woo Jin yang terbaring di RS. Kepala Woo Jin dibalut perban dan sampai detik ini Woo Jin belum juga sadar. Dong Chan menyebut Woo Jin pengecut.
“Aku tidak akan memaafkanmu. Tapi jika kau tetap tak bangun maka aku akan lebih tak bisa memaafkanmu. Jadi bangunlah, tak peduli apapun yang terjadi. Kasihanilah Young Gyu. Kemudian saat aku tak ada di dunia ini dan ibuku juga sudah meninggal…kau harus bisa mengurus Young Gyu dan juga saudaraku. Dengan demikian aku akan bisa memaafkanmu.”
Flashback
Ketika Dong Chan mengetahui kalau laporan NFS menyebutkan bahwa peluru yang mengenai kepala Young Gyu bukanlah berasal dari senjatanya, melainkan dari senjata Woo Jin, Dong Chan langsung merobek laporan NFS itu dan membakarnya. Biarlah selamanya ibu tahu bahwa peluru itu memang dari senjatanya. Biarlah kebenaran ini terkubur selamanya.
Flashback End
(Firasat buruk akan Dong Chan semakin menjadi.)
Wartwan berkerumun begitu melihat Kim Shin Yoo sudah keluar dari RS. Penjagaan ketat mengiringi keluarnya sang putra presiden. Seementara di kejauhan Dong Chan menatap kearah Shin Yoo dan awak media. Di otaknya sudah tersusun rencana.
Tiba-tiba Dong Chan keluar dan menyibak kerumunan itu. Dia dengan kalap menghajar putra presiden yang mana para reporter bukannya mencegah tapi malah mengabadikan momen tersebut. Suasana pun kacau. Karena ketika staf keamanan ingin menghalangi Dong Chan, Dong Chan juga langsung melayangkan tinjunya pada staf itu.
Kini dihadapan semua wartawan, Dong Chan menyebut mereka semua idiot. Apa mereka ga tahu kalau dialah pembunuh berantai Mujin yang sebenarnya. Dong Chan bahkan menunjukkan bukti foto-foto itu pada para wartawan agar mereka semua percaya akan kesaksiannya. Dia juga dengan santainya berkata kalau dia sengaja melakukan itu dan melimpahkan kesalahan yang dia perbuat pada kakaknya yang keterbelakangan mental.
Dong Chan juga menyebut kalau polisi dan kejaksaan merupakan orang-orang bodoh yang ga bisa menangkapnya sampai sekarang.
“Ini benar-benar menyenangkan, kalian semua idiot bodoh yang begitu mudahnya ku perdaya.” ujar Dong Chan sambil tersenyum
Kim Shin Yoo jelas terkejut mendengar perkatan Dong Chan.
Soo Hyun tengah mengendarai mobilnya dan kini berhenti di lampu merah. Dia sedang mencoba menelpon Dong Chan, tapi Dong Chan sama sekali tak menerima panggilannya. Tiba-tiba di layar plasma yang terpampang di jalan tampaklah Dong Chan yang tengah di giring polisi,dan tampak penjelasan kalau Dong Chan mengaku bahwa Dong Chan lah pelaku pembunuhan berantai di Mujin 10 tahun lalu. Terkejutlah Soo Hyun membaca dan melihat berita itu.
Di dalam selnya, Dong Chan mendengar berita di TV yang mengabarkan tentang kakek Choo yang meninggal dunia karena serangan jantung. Dong Chan tentu saja kaget. Ho Gook mendekati Dong Chan dan berbisik, kalau dia tahu kok Dong Chan melakukan ini untuk Dong Ho. Tapi apa bisa Dong Chan bertindak senekat ini? Kalau Dong Ho tahu apa Dong Chan kira Dong Ho bakalan senang?
Dong Chan tak peduli dia malah berteriak kenapa penyelidikan lambat sekali. Seharusnya dia segera dibawa ke kejaksaan. Dong Chan bahkan meminta pada Ho Gook untuk segera mempercepat prosesnya ini.
“Apa kau masih tak percaya setelah melihat foto-foto itu Hah?!!” teriak Dong Chan frustasi. Waktu terus berjalan, dan Dong Ho – mungkinkah Dong Ho masih bisa selamat?
“Aku tidak percaya” jawab Ho Gook mantap
Dong Chan semakin kesal dia berteriak kembali pada Ho Gook untuk segera melepasan Dong Ho dan memproses pengakuannya ini.
Lalu datanglah Ny Lee. Dia datang ditemani Jenny dan Byung Tae. Ny Lee begitu terkejut menyaksikan putranya di penjara. Ny Lee pun bertanya apa Dong Chan seperti ini karena Dong Ho akan dihukum mati? Dong Chan menjawab bukan, dia melakukan ini karena memang dialah pelaku sebenarnya. Ny Lee kesal. Dia berkata apa gunanya Dong Ho hidup jika nanti Dong Ho tahu Dong Chan mati untuk Dong Ho.
Dong Chan marah karena ibunya masih saja tak percaya. Dia bahkan berteriak menjelaskan pada ibunya bahwa dia lah pelaku sebenarnya dan bukan Dong Ho. Kenapa ibunya ga ngerti-ngerti sih?
“Apa ini ada hubungannya dengan ibu Saet Byul? Apa dia yang memasukkanmu ke penjara?” tanya Ny Lee.
“Diam..tidak seperti itu kataku” geram Dong Chan kesal.
Dong Chan membentak Jenny dan Byung Tae untuk segera membawa ibunya pergi, tapi Ny Lee memberontak, dia berkata sehrausnya saat itu dia ga biarkan Saet Byul pergi. Entah mati atau tidak, seharusnya dia biarkan Saet Byul tetap bersamanya.
“Atau lebih baik aku bunuh saja anak perempuan itu”
Ny Lee benar-benar menyalahkan Soo Hyun ats semua kesialan yang menimpa Dong Chan. Kemudian Soo Hyun datang juga ke penjara. Begitu melihat Soo Hyun, Ny Lee senang sekali. Dia langsung memarahi Soo Hyun. Soo Hyun yang tak mengerti hanya bisa menatap heran.
Setelah Ny Lee berhasil dibawa keluar oleh Byung Tae dan Jenny, Soo Hyun pun langsung mendekati jeruji besi Dong Chan. Soo Hyun langsung bertanya apa sebenarnya yang sedang Dong Chan lakukan? Kenapa Dong Chan mengaku hal yang ga pernah Dong Chan lakukan? Dong Chan tak menjawab, dia malah balik bertanya dimana Saet Byul? Soo Hyun juga ga menjawab pertanyaan Dong Chan dan kembali mengulangi pertanyaannya tadi.
Dong Chan meminta maaf, mungkin dia sudah ga bisa membantu Soo Hyun lagi. Soo Hyun berkata seharusnya Dong Chan ga berada disini. Apa yang akan Dong Chan dapat jika Dong Chan melakukan hal ini?
“Jika kau lakukan ini sama saja kau menyerah Dong Chan.”
Dong Chan sedih, dia menundukkan wajahnya. Dia hanya bisa meminta maaf pada Soo Hyun. Soo Hyun ikutan sedih, dia bertanya lalu apa yang harus dia lakukan tanpa Dong Chan?
“Biarpun seluruh dunia mengatakan aku gila…tapi ketika aku mengatakan Saet Byul akan mati kaulah yang mempercayaiku kan?”
“Lalu kenapa? Apa yang bisa dirubah?” tanya Dong Chan pasrah.
Soo Hyun kembali meminta agar Dong Chan ga menyerah. Mereka harus menangkap penjahat itu agar Saet Byul dan Dong Ho selamat. Dong Chan akhirnya memberitahu Soo Hyun kalau eksekusi kakaknya ditetapkan besok. Jadwal hukuman mati untuk kakaknya dirubah. Itulah masalahnya saat ini. Soo Hyun terkejut. Dong Chan kemudian melanjutkan kalimatnya kalau memang cuma ini satu-satunya cara yang terlintas diotaknya untuk menyelamatkan Dong Ho.
Soo Hyun menangis, dia terpana tak menyangka kalau ternyata eksekusi mati Dong Ho dilakukan besok. Tapi kemudian dia berdiri dan berkata pada Dong Chan kalau ini belum terlambat. Besok masih belum tiba.
“Ini masih belum berakhir. Aku akan menyelamatkan Saet Byul dan juga saudaramu..dan kau juga.”
Tak ingin menyiakan waktu Soo Hyun langsung pergi meninggalkan Dong Chan. Dia harus bergegas jika ingin Dong Chan, Dong Ho dan tentu saja putrinya selamat.
Hal pertama yang Soo Hyun pikirkan adalah datang ke rumah dinas Presiden. Tapi tentu saja ajudan presiden yang menjaga di depan pintu tak mengijinkan Soo Hyun masuk. Soo Hyun memohon. Dia berkata kalau ada banyak nyawa yang sedang dipertaruhkan saat ini jika dia ga bisa bertemu Presiden Kim Nam Jun. Ajudan Presiden menjawab kalau ini bukan kantor polisi, jadi Soo Hyun salah tempat. Soo Hyun tak peduli, dia hanya ingin bertemu Presiden karena ada sesuatu yang pribadi yang ingin dia katakan, jadi biarkan dia bertemu Presiden sekarang.
Han Ji Hoon juga tak putus asa, dia kembali menemui Myung Han. Myung Han yang sedang duduk santai menatap acuh pada kedatangan Ji Hoon. Ji Hoon meminta agar Myung Han mengembalikan putrinya. Myung Han dengan cuek menjawab mana dia tahu dimana Saet Byul. Ji Hoon marah, emosinya memuncak. Dia memegang pisau dan akan menyerang Myung Han, tapi jelas ajudan Myung Han yang ada di dalam ruangan langsung menghentikan tindakan Ji Hoon itu.
Ajudan Myung Han bahkan langsung menghajar Ji Hoon. Ji Hoon jatuh tersungkur akibat tendangan itu, tapi dia berusaha berdiri dan masih berniat menyerang Myung Han. Namun apa daya, dia tak bisa menyentuh Myung Han karena ajudan Myung Han langsung menendangnya. Di tengah luka dan rasa sakit itu Ji Hoon masih meminta agar Myung Han mengembalikan putrinya.
Polisi yang menjadi antek Myung Han membebaskan Dong Chan. Dong Chan tak mau, tapi polisi licik itu berkata kalau bukti tak cukup untuk menahan Dong Chan. Polisi itu juga melemparkan ponsel Dong Chan dan meminta Dong Chan segera keluar.
Dong Chan menerima ponselnya dan melihat ada satu pesan. Pesan itu berbunyi
“Jika kau mau menyelamatkan anak itu, datanglah ke Klub Y di Itaewon.”
Tentu tanpa pikir panjang Dong Chan bergegas pergi.
Di klub Y, Dong Chan memilih tempat yang sama seperti di masa sebenarnya. Masa dimana Saet Byul saat itu masih dikatakan diculik. Sepertinya Dong Chan tak mengingat hal ini. Tapi dia sempat bergumam kalau rasanya dia sudah pernah datang ke Klub ini, tapi dia tak ingat kapan tepatnya.
Seorang pelayan datang membawakan minuman untuk Dong Chan, tapi Dong Chan berkata kalau dia ga minum. Di meja Dong Chan pun hanya ada minuman biasa dan Dong Chan meminumnya sampai habis.
Sementara itu, Soo Hyun masih belum berhenti berusaha. Dia mengumpulkan wartawan di depan rumah dinas Presiden, dan dia berkata pada para awak media
“Anakku dikorbankan untuk kekuasaan pemerintah. Aku percaya seluruh warga di Negara ini sudah tahu kalau penculik anakku sama sekali tak meminta uang tebusan. Pada hari anakku diculik, penculik mengatakan kalau anakku mati adalah karena Bapak Presiden. Pemerintah punya kewajiban untuk melindungi warganya, dan khususnya pemerintah juga harus melindungi anak-anak. Meskipun pemberitaan tentang penculikan anakku sudah dari beberapa hari yang lalu, tapi aku belum mendengar pernyataan pemerintah tentang masalah penculikan ini.”
Tampak Kim Nam Jun melihat siaran Soo Hyun di ruangannya.
Terdenga Soo Hyun bertanya kenapa memangnya Presiden menolak bertemu dengannya? Apakah tugas Presiden begitu penting dari nyawa anaknya? Presiden Kim Nam Jun tampak gamang.
Di Klub Y, Dong Chan tak sadar jika dia dijebak. Dia tampak sedikit mabuk, padahal dia sama sekali tak meminum alcohol. Dia sudah merasa sedikit pusing akibat minumannya ini. Tapi Dong Chan masih belum sadar juga.
Dua orang pria yang ada didekatnya tengah melihat ke layar TV yang tengah menampilkan siaran Soo Hyun. Mereka menjelek-jelekkan Soo Hyun. Dong Chan mendengar hal itu dan melihat ke layar TV dan terpampanglah wajah Soo Hyun. Jelas saja Dong Chan ga terima, dia memarahi kedua pria itu.
Sementara itu di depan kediaman Presiden, akhirnya Soo Hyun diperbolehkan masuk menemui Presiden. Saat mereka sudah duduk berhadapan, Soo Hyun mengaku kalau saat ini dia bahkan sudah tak bisa percaya pada polisi. Bahkan dia juga ga bisa percaya pada suaminya sendiri.
“Sejujurnya, aku juga tidak yakin bisa percaya padamu.”
“Aku Presiden Negara ini. Aku satu-satunya yang berharap dengan tulus agar Saet Byul ditemukan.”
“Jika memang begitu, maka satu-satunya orang yang bisa menghentikan tragedy ini adalah kau ” ungkap Soo Hyun.
Terlihat Soo Hyun sedikit gamang akan langkah selanjutnya. Tapi kemudian dia menyodorkan dua buah foto pada Presiden. Foto pertama terlihat bahwa Kim Shin Yoo yang mengambil gambar ketiga pemuda bersama Soo Jung. Soo Hyun menjelaskan kalau kedua foto itu adalah bukti terakhir agar anaknya bisa selamat.
Nam Jun beralih ke foto kedua. Dimana di foto itu tampak seorang pria yang membunuh Soo Jung. Soo Hyun pun menjelaskan siapa orang di foto kedua itu. Dia berkata kalau yang membunuh Soo Jung adalah putra Presiden sendiri. Nam Jun tentu saja kaget. Soo Hyun tahu jika reaksi Nam Jun akan seperti ini sehingga dia pun bertanya apa Nam Jun ga pernah tahu luka di dekat dada Shin Yoo didapatkan karena Soo Jung saat itu mencoba melawan? Jika memang Nam Jun ga tahu maka harusnya Nam Jun segera memastikan hal itu.
“Sepuluh tahun yang lalu, Kim Shin Yoo lah yang melakukan pembunuhan di Mujin. Lee Myung Han dan istrimu bekerja sama untuk menutupi ini dan memfitnah orang yang tak bersalah sebagai pembunuh.”
Nam Jun syok, mulutnya menganga lebar akan apa yang dikatakan Soo Hyun. Benarkah ini? Soo Hyun kembali melanjutkan kalimatnya, kalau saat ini hanya ada satu orang di Korea Selatan yang bisa menyelamatkan anaknya, dan itu adalah Nam Jun.
Han Saet Byul ada bersama Hwang Kyung Soo di mobil. Saet Byul bertanya polos mereka akan kemana? Kyung Soo hanya diam, tapi kemudian Saet Byul bertanya apa paman akan mengantarkannya pulang? Saet Byul terlihat senang walau Kyung Soo tak mengiyakan pertanyaan itu.
“Wanita cantik itu (Istri Presiden) pasti mengatakan padamu untuk membawaku pulang.”
Ketika Saet Byul melihat ke penunjuk jalan, terlihat kalau penunjuk arah itu akan ke Mujin. Saet Byul bergumam kalau dia dan ibunya juga pernah datang ke Mujin. Dia semakin senang, mengetahui tempat tujuan mereka, karena dia yakin ibu atau paman Dong Chan sedang menunggunya di Mujin.
Saet Byul mengeluarkan sesuatu dan ternyata itu jepit rambut yang pernah diberikan Young Gyu padanya. Dia menatap jepit rambut itu, dan teringat kembali pada saat Young Gyu memberikan jepit itu padanya.
Flashback
Sesampainya di rumah, Saet Byul membuka hadiah yang Young Gyu berikan tadi padanya, dan ternyata itu jepit rambut. Jepit rambut itu dua. Saet Byul senang karena punya jepit rambut kembar.
Flashback End
Kini, Saet Byul memakai jepit rambut itu di kepalanya. Dia yakin nanti akan bertemu Dong Chan, dan jelas saja dia harus cantik di depan pamannya itu. Paman yang dia sangat dia sukai.
Setelah terpasang dengan manis di rambut Saet Byul, dia pun bergumam kalau pasti rasanya lebih senang jika Young Gyu juga ikut menjemputnya di Mujin.
Dong Chan akhirnya terlibat perkelahian, persis sama seperti masa sebenarnya. Dia hajar oleh kedua orang yang dimarahinya di dalam klub tadi. Tentu saja Dong Chan kesakitan. Ketika para penghajarnya sudah pergi, Dong Chan melihat ada panggilan masuk di ponselnya. Dia pun menjawab panggilan itu.
Entah apa yang dia dengar dari si penelpon, tapi yang jelas Dong Chan langsung bangkit dan pergi. Dia menyetop taksi, kemudian dengan terhuyung-huyung masuk ke dalam taksi itu. Pengaruh alcohol membuatnya tak sadar kalau ponselnya terjatuh ketika dia masuk ke dalam taksi. Dong Chan mengatakan tempat tujuannya pada supir taksi. Dia berkata kalau dia mau ke Danau Mujin.
Saet Byul heran ketika dia dibawa Kyung Soo ke daerah yang ga dikenalnya. Dia bertanya pada Paman Kyung Soo dimana ibunya? Saet Byul yang tahu dia dalam bahaya mencoba melepaskan tangannya yang digandeng Kyung Soo. Saet Byul pun terjatuh. Kyung Soo menatap Saet Byul. Dia kemudian mengarahkan tangannya ke leher Saet Byul. Bersiap mencekik Saet Byul. Saet Byul tentu takut. Dia hampir menangis menatap pada Kyung Soo. Tapi ternyata Kyung Soo tak tega melakukannya. Dia meminta maaf pada Saet Byul.
“Mari kita pergi. Kali ini aku benar-benar akan mengantarkanmu ke ibumu. Aku minta maaf karena butuh waktu yang lama untuk membawamu ke ibumu.”
Antek Myung Han datang dan mengetahui Kyung Soo kabur dengan Saet Byul. Kyung Soo pun langsung menggendong Saet Byul dan berlari menghindari kejaran antek Myung Han. Setelah agak jauh, Kyung Soo berhenti dan memberikan ponselnya pada Saet Byul lalu meminta Saet Byul untuk kabur. Saet Byul bertanya lalu bagaimana dengan paman? Kyung Soo tak menjawab dan menyuruh Saet Byul untu bergegas kabur, sebentar lagi bisa saja prang-orang itu mengejar.
Saet Byul pun patuh. Dia walau enggan langsung berlari meninggalkan Kyung Soo.
Kyung Soo berhasil dikejar oleh antek Myung Han yang tak hanya satu. Perkelahian pun terjadi. Kyung Soo bisa melumpuhkan beberapa orang yang menghajarnya, tapi ada satu orang yang langsung menusuknya dengan pisau dari belakang. Karena luka tusukan itulah, Kyung Soo tak mampu lagi melawan. Dia tersungkur, dan entah apakah dia selamat atau tidak.
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Menengangkan. Suka sama Kyung Soo karena dia sebenarnya menyayangi Saet Byul. Ketika menyandera Saet Byul dia bahkan tak menyiksa dan malah membelikan makanan serta mainan agar Saet Byul ga bosan. Tapi apa Kyung Soo juga mati? Kasihan rasanya. Anaknya mati, istrinya terus mencoba bunuh diri, dan sekarang..dia dihajar habis-habisan oleh antek Myung Han.
Ji Hoon..dia baik..tapi karena dia tergiur posisi yang lebih tinggi tanpa sadar dia melibatkan keluarganya dan sekarang dia menyesal sekali. Sedih juga lihat Ji Hoon bahkan bersedia jadi anjingnya Myung Han.