[Episode Sebelumnya]
Oh Maria bergegas pergi, sementara tanpa sadar dia bertabrakan dengan suster dan membuat barang-barang suster itu terjatuh. Maria tak peduli, karena ini adalah urusan lebih penting. Maria juga tak sadar kalau peluit nya terjatuh dan kini diinjak sang suster.
Suster yang menyadari peluit sang dokter terinjak sepatunya mencoba memanggil Maria, tapi Maria sudah tak terlihat.
Ternyata telepon yang Maria terima adalah dari RS tempat Tae Shik dirawat. Tae Shik membuka mata namun tampak tak sadar. Mungkin sedang meregang nyawa. Maria mengguncang-guncang tubuh Tae Shik meminta Tae Shik untuk sadar. Maria bahkan langsung menunjukkan catatan penghuni pusat rehabitlitasi dan bertanya yang mana orang itu?
Tapi Tae Shik sudah tak bisa bertahan, matanya pun terpejam. Tanda bahwa hidupnya sudah berakhir.
Maria tentu saja sedih. Ha Mu Yeom dan Yang Chul Gon juga sudah sampai di lokasi. Tampak Tae Shik yang tak berhasil selamat. Mu Yeom melihat Maria yang tampak syok dan sedih dengan meninggalnya Tae Shik. Maria menyesal dan bergumam harusnya dia bisa mencari tahu siapa orang itu.
Ha Mu Yeom menanyai Yang Chul Gon akan apa sebenarnya yang terjadi? Chul Gon menjawab kalau Tae Shik adalah mata-matanya. Mu Yeom sedikit kaget dan bertanya bagaimana bisa? Dulu dia juga menawari Tae Shik menjadi mata-mata tapi Tae Shik menolak. Chul Gon ga menjawab dia hanya berkata kalau Tae Shik meninggalkan sebuah petunjuk mengenani Gap Dong. Tapi sekarang mereka ga tahu sesuatu itu apa, karena Tae Shik sudah tiada.
Mu Yeom bertanya apa Do Hyuk tahu mengenai hal ini? Chul Gon menjawab apa menurut Mu Yeom dia mau dengan gampang memberitahu Do Hyuk info berharga ini? Ini adalah kesempatannya untuk mengembalikan kehormatannya yang kini dimiliki Do Hyuk. Mu Yeom kesal dan berkata jadi Chul Gon menyimpan semua sendiri hanya karena ambisi murahan yang Chul Gon miliki itu?
Tiba-tiba ada yang menelpon Chul Gon, dan telepon itu mengabarkan sesuatu yang membuatnya syok. Sangat syok. Dia bahkan tak bisa berkata apa-apa ketika mendnegar kabar ini.
Ha Mu Yeom kini ada di ruangannya Maria. Dia berkata pada Maria kalau dulunya saat kasus pertama terjadi, dia selalu meyakinkan dirinya kalau kasus kedua jangan sampai terjadi, begitu terus. Tapi ternyata kasus itu terus bergulir dan sekarang sudah memakan 5 korban.
Mu Yeom berkata karena dia sangat ingin menangkap Gap Dong dia malah jadi kacau. Maria kemudian menimpali kalimat itu dengan berkata bahwa dia juga sama kacaunya seperti Mu Yeom. Mariapun menceritakan tentang kertas yang Tae Shik titipkan padanya dan seharusnya dia berikan langsung pada Chul Gon. Tapi diam-diam dia malah membuka catatan itu.
Maria berkata bahwa Tae Shik juga korban Gap Dong. Tae Shik rela mengorbankan diri sendiri untuk keselamatan keluarganya. Lalu Maria bertanya pada Mu Yeom, bagaimana agar mereka bisa mengalahkan Gap Dong yang menggunakan hal itu untuk mengancam korban?
Mu Yeom menjawab
“Kita bisa mengalahkan Gap Dong, karena kita..harus melindungi mereka.”
Ma Ji Wool mencoba menghubungi Biksu Gila, namun tak bisa. Dia malah disuruh meninggalkan pesan oleh voicemall nomer Mu Yeom. Ji Wool pun kesal karena tak bisa menghubungi Mu Yeom.
Di rumahnya, Maria sedang memandangi sebuah foto. Foto dia dan sahabatnya. Maria selalu sedih menatap foto masa kecilnya ini dengan sahabatnya.
Flashback
Malam itu, malam ketika dia menemukan boneka seseorang di dekat padang ilalang. Malam ketika dia selamat dari pembunuhan Gap Dong.
Flashback End
Mengingat kenangan itu entah kenapa dada Maria jadi sakit, dan sesak. Dia langsung mengambil obat penghilang rasa sakit miliknya. Maria meminum obat itu dan mulai merasa sedikit lega.
Ma Ji Wool bertamu ke rumah Maria, dia langsung menerobos masuk begitu Maria membuka pintu membuat Maria heran. Sesampainya di dalam, Ji Wool tak menemukan siapapun. Dia tadi mengira kalau dia bisa bertemu Biksu Gilanya dirumah dokter cantik ini, tapi ternyata tidak.
Maria jelas tak suka dengan sikap lancang Ji Wool, dia berkata tegas kalau sepertinya dia ga pernah mengundang Ji Wool untuk datang. Kemudian Maria sadar akan foto masa kecilnya tadi yang masih tergeletak di meja. Bergegas Maria menyembunyikan foto itu agar tak dilihat Ji Wool.
Ji Wool sempat melihat foto itu sekilas lalu bertanya apa yang difoto tadi adalah sahabat Maria? Maria tak menjawab dia malah meminta Ji Wool segera pergi. Ini bukan saat yang tepat untuk berkunjung,.
Ji Wool ga peduli, dia berkata kalau ada hal yang darurat yang harus dia tanyakan.
“Apa Tae Oh Oppa, benar-benar psikopat? Apa dia yang benar-benar melakukan 5 kasus itu?”
Maria cukup terkejut mendengar Ji Wool memanggil Tae Oh dengan sebutan Oppa. Apa Ji Wool masih berfikir Tae Oh ga bersalah? Ji Wool menjawab kalau dia hanya ingin dengar pendapat Maria saja. Maria tak peduli, dia menyebut Ji Wool dengan sebutan bodoh. Ji Wool bahkan lebih bodoh daripada yang dia fikir.
Ji Wool tak terima, dia menyalahkan Maria yang bahkan selalu ada di sisi Tae Oh. Maria sebagai dokter tak bisa tahu jika Tae Oh psikopat, apa yang seperti itu juga pantas disebut dokter?
Kali ini Maria tertegun mendengarnya. Dia tak mau menanggapi hal itu dan menyuruh Ji Wool segera pergi.
“Apa ini karena biksu gila? Apa kau mulai menyukainya sekarang? Jika iya, maka kau dan aku harus berkompetisi dengan adil.”
Setelah mengatakan semua itu Ji Wool pergi. Dia terluka karena Maria seolah memperlakukannya seperti anak kecil.
Ma Ji Wool bertekad mencari tahu sendiri, apakah benar Tae Oh psikopat atau tidak. Dia mendatangi tempat kerja Tae Oh, dan berdiri di depan pintu tanpa berani masuk. Dia galau.
Di dalam tampak Tae Oh sedang menatap kupon milik seseorang. Kupon milik Maria. Tae Oh menatap kupon itu dengan tatapan sedih. Dia sendiri tak tahu apakah dia menyukai Maria atau tidak? Kemudian Tae Oh menyadari Ji Wool yang berdiri di luar dan tengah menatapnya.
Tae Oh tersenyum pada Ji Wool dan akan membuka pintu, tapi Ji Wool malah takut dan memilih pergi. Dia tak siap bertemu Tae Oh.
Belum jauh melangkah, ada pesan masuk di ponsel Ji Wool. Ji Wool membukanya dan membaca pesan itu. Pesan dari Tae Oh yang berbunyi
“Kau benar..menyukai seseorang itu sangat sulit. Ini bahkan lebih sulit daripada mempercayai seseorang.”
Ji Wool berbalik dan menatap ke tempat dimana Tae Oh berdiri. Dia tak tahu harus bagaimana, sepertinya Tae Oh baik. Apa benar Tae Oh yang melakukan pembunuhan pada 5 gadis itu?
Yang Chul Gon tengah bersedih. Putrinya meninggal. Sun Joo yang dia sayang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Ini adalah hari pemakaman putrinya. Ha Mu Yeom yang curiga kenapa Chul Gon dua hari tak tampak di kantor langsung datang ke rumah Chul Gon dan tak menyangka jika Chul Gon sedang berduka.
Kini, Mu Yeom memberikan penghormtan terakhir di pemakaman Sun Joo. Melihat Mu Yeom, Chul Gon kembali teringat akan saat dimana putrinya terjatuh, dan ketika itu hanya ada Ha Il Shik—ayah Mu Yeom. Ha Il Shik bahkan saat itu berlari ketakutan ketika putrinya terjatuh dan kepalanya berdarah, membuat Chul Gon mencurigai Il Shik pelakunya.
Flashback
Chul Gon mengejar Il Shik dan bertanya apa Il Shik yang mendorong putrinya sampai terjatuh. Il Shik menjawab bukan dia yang mendorong Sun Joo. Sun Joo jatuh sendiri karena takut melihatnya. Chul Gon kembali bertanya lalu kenapa Il Shik datang ke tempatnya? Ada urusan apa?
Belum sempat Il Shik menjawab, Mu Yeom datang dan berteriak pada ayahnya agar tetap diam. Mu Yeom meminta agar ayahnya diam saja, dan tak memberitahu apapun pada Chul Gon. Mu Yeom berkata kalau ayahnya bisa dihukum mati. Jadi diam saja.
Chul Gon bertambah geram. Dia memegang kerah Il Shik dan berkata kalau dia ga peduli siapa yang mati hari ini, entah itu Il Shik atau Mu Yeom, tapi yang jelas dia akan melakukannya. Il Shik tentu lebih memilih kematiannya daripada kematian Mu Yeom—putra kesayangannya itu. Maka ketika sebuah kereta api lewat, Il Shik melepaskan cekalan Chul Gon dan menyambut kereta itu dengan mengorbankan tubuhnya.
Mu Yeom berteriak memanggil sang ayah, dan saat kereta menyambar tubuh ayahnya, Mu Yeom seketika lemas. Ayahnya sudah pergi—pergi untuk selamanya.
Flashback End
Kini, Mu Yeom dan Chul Gon duduk bersama. Chul Gon kemudian berkata kalau mungkin saja yang Tae Shik tinggalkan sebagai petunjuk adalah sebuah nomer telepon umum. Mu Yeom heran, ini adalah hari berkabung, dan Chul Gon masih saja bicara tentang Gap Dong. Mu Yeom kemudian bertanya tentang Sun Joo. Kenapa Sun Joo bisa sakit?
Chul Gon pun menceritakan semuanya, bahkan dia juga menceritakan kecurigaannya pada Il Shik.
“Waktu itu aku benar-benar ingin membunuhnya, walau aku tahu jatuhnya Sun Joo bukan kesalahannya.”
Mu Yeom sedikit kaget karena dia ga pernah tahu cerita itu. Chul Gon kemudian melanjutkan kalimatnya kalau sekarang putrinya sudah meninggal jadi dia hanya punya satu tujuan saja, yaitu menangkap Gap Dong.
Lalu tiba-tiba tim polisi datang ke pemakaman, dan semua tampak sedih. Gil berkata bagaimana bisa Chul Gon tak memberitahu mereka tentang hal ini.
Kini, di sebuah pohon, tampak sebuah tulisan terpampang disana. Tulisan yang berbunyi
“Pohon Yang Sun Joo. RIP”
Chul Gon juga menaruh foto Sun Joo di bawah pohon itu, lalu dia mengubur abu Sun Joo yang sudah ditaruhnya dalam sebuah kotak. Chul Gon mengubur abu putrinya di dekat pohon itu. Perasaan sedih tentu masih menyelimutinya.
Sambil menahan tangis Chul Gon berkata maaf pada putrinya.
“Maafkan aku Sun Joo.”
Chul Gon merasa sangat menyesal. Penyesalan yang memang selalu datang di akhir.
Ryu Tae Oh menunggu di telepon umum yang biasanya menjadi tempat dia berkomunikasi dengan Gap Dong di dalam pusat rehabilitasi. Setelah agak lama menunggu, akhirnya telepon umun itu berdering.
Tae Oh mengangkat telepon itu dan suara siulan khas tersebutlah yang terdengar.
Sementara itu, di pusat rehabilitasi tampak seorang pria yang tengah menggunakan jatahnya menelpon dan tentu dialah yang kini sedang berbicara dengan Tae Oh. Gap Dong di pusat rehabilitasi berkata kalau situasi di pusat rehab ini sedang sangat buruk, bagaimana dengan situasi Tae Oh diluar sana?
Tae Oh menjawab kalau situasi disini juga sama buruknya. Gap Dong di pusat rehab bertanya lalu bagaimana dengan hari pembebasannya? Tae Oh menjawab kalau dialah yang akan mengurus hal itu, jadi tenang saja.
Biksu Jinjo datang ke pusat rehab karena sebentar lagi hari ulang tahun Buddha. Dia biasa melakukan hal ini. Biksu Jinjo berkata pada petugas di pusat rehab itu kalau hari ini dia tak akan melakukan kuliah agama, tapi dia akan membuat lentera bersama penghuni pusat rehab ini.
Para penghuni pusat rehab itupun berkelompok dan membuat lentera seperti yang biksu Jinjo minta. Di salah satu meja, tampak pria idiot ada disana dan sedang mendengar teman-temannya bergosip tentang kematian Tae Shik. Menurut gossip yang beredar Tae Shik mati bukan karena murni bunuh diri.
Seorang yang ada di meja itu berkata kalau Tae Shik melakukan bunuh diri karena ketahuan memberitahu tentang Gap Dong pada dokter Oh.
Biksu Jinjo mendekati meja pria idiot dan bertanya pada semua yang ada di meja itu, apa semua sudah menuliskan keinginan di lentera?
Seorang yang duduk di depan pria idiot menjawab kalau dia hanya ingin menangkap Gap Dong. Biksu Jinjo heran dan bertanya benarkah itu keinginan si pemuda?
Pria tersebut malah balik bertanya, apa dia ga boleh mempunyai keinginan menangkap Gap Dong?
Biksu Jinjo menjawab semoga pemuda tersebut beruntung dan bisa mewujudkan keinginan itu.
Biksu Jinjo beralih pada si pria idiot, dia bertanya apa keinginan pria itu? Pria idiot menjawab kalau dia ingin dunia damai. Teman yang duduk di depannya langsung menimpali kalimat itu dengan berkata apa mereka sedang mengikuti kontes Miss Korea, kok keinginan aneh seperti itu?
Biksu Jinjo tersenyum dan berkata pada pria idiot, agar keinginan pria itu dibuat lebih spesifik.
Yang Chul Gon mulai kembali bekerja. Dia kini sedang menatap kantor polisi itu dan membaca slogan milik kepolisian. Slogan itu berbunyi
“Kami akan menjadi cahaya bagi keselamatan warga”
Chul Gon menghela nafas ketika menatap tulisan itu. Kemudian dia pun melangkah masuk ke dalam.
Ternyata kedatangan Chul Gon memang sudah dinanti olek Jaksa Park dan Do Hyuk yang kini menjadi kepala penyelidikan. Jaksa Park meminta Chul Gon berkata dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi pada kasus Tae Shik? Sepertinya kejaksaan sudah mencium bahwa Tae Shik mati karena menjadi mata-mata Chul Gon dan ingin memberikan informasi terkait Gap Dong.
Seorang staf yang ikut menemani Jaksa Park bertanya tentang rumor yang beredar terkait petunjuk yang Tae Shik berikan menyangkut Gap Dong. Chul Gon pura-pura ga ngerti dengan rumor tersebut. Jaksa Park berkata sebaiknya Chul Gon memberitahukan jika Chul Gon memiliki mata-mata. Setidaknya beritahukan itu pada Kepala Cha.
Chul Gon menjawab bukankah yang namanya memiliki mta-mata tidak boleh diberitahukan pada banyak orang. Lebih baik hanya sedikit yang tahu agar rahasia tak bocor kemana-mana. Jika dia memberitahu Do Hyuk maka berita akan sangat cepat naik ke kejaksaan.
Chul Gon pun menatap tajam kearah Do Hyuk.
Sementara Mu Yeom dan Hyeong Nyeon mencari informasi di pusat rehab. Seorang petugas menjelaskan kalau telepon di pusat rehab ini digunakan 3 kali sehari. Penghuni mengajukan permintaan di pagi hari, maka permintaan itu akan diproses untuk disetujui. Hyeong Nyeon bertanya kenapa ga ada CCTV disini? Petugas menjelaskan kalau CCTV disingkirkan karena penghuni merasa hak asasi mereka dilanggar. Mu Yeom pun bertanya bisakah dia memeriksa catatan panggilan dari semua penghuni yang menggunakan telepon ini?
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Gap Dong asli…belum tentu juga pria idiot. Terkadang pelaku di drama seperti ini adalah orang yang tag kita sangka-sangka. Masih inget ending God’s Gift? Ternyata pelaku yang menceburkan Saet Byul ke danau di masa sebenarnya adalah Dong Chan..orang yang bahkan selalu menjadi penyelamat untuk Soo Hyun dan Saet Byul. Orang yang bahkan tak pernah kita kira. Jadi siapa Gap Dong asli..mungkin akan menjadi kejutan nantinya.