[Episode Sebelumnya]
Ha Moo Yeom kini berada diatas atap sebuah gedung dan tengah menodongkan pistolnya dihadapan Tae Oh. Dia berkata pada Tae Oh kalau sekarang saatnya Tae Oh mengucapkan selamat tinggal.
Tim polisi sampai juga di gedung itu. Do Hyuk bertanya pada stafnya dimana Moo Yeom? Staf menjawab kalau dia juga ga tahu.
Lalu terdengarlah suara tembakan, Do Hyuk terkejut, dia menatap keatap gedung dan dengan cemas bertanya sendiri, apa yang sebenarnya terjadi?
Ha Moo Yeom, dia terkapar dengan peluru mengenai kepalanya. Darah mengucur, tapi dia masih sadar. Tae Oh kaget melihat Moo Yeom tertembak, diapun menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menyelamatkannya. Penembak itu ternyata Yang Chul Gon. Chul Gon sendiri seolah tak menyangka jika pistolnya mengarah ke Ha Moo Yeom, dan mengenai kepala detektif itu.
Ha Moo Yeom memegang luka di kepalanya, dan melihat darah itu. Dia tak percaya jika dialah yang tertembak. Ada apa ini? Semakin tak percaya lagi karena melihat Yang Chul Gon lah yang menembaknya. Rekan kerjanya sendiri.
Hyeon Nyeon adalah yang pertama datang. Dia langsung mendekati Moo Yeom yang kini sudah memejamkan mata. Hyeon Nyeon berteriak meminta Moo Yeom sadar. Dia bahkan menggoncang-goncangkan tubuh Moo Yeom, dan Hyeon Nyeon mulai menangis.
Moo Yeom sudah dibawa oleh ambulans untuk segera di selamatkan. Tim polisi sebagian masih ada di TKP, termasuk Chul Gon. Tangan Chul Gon gemetar hebat karena masih syok dengan yang telah dia lakukan tadi. Dia bahkan tak bisa menghentikan gemetar di tangannya tersebut. Do Hyuk dan staf lainnya menyaksikan apa yang terjadi pada Chul Gon.
Di kantor polisi Iltan, tepatnya di ruang interogasi. Tae Oh mengucapkan terima kasih pada Chul Gon karena Chul Gon adalah penyelamatnya. Dia bahkan tanpa segan bertanya pada Chul Gon apa yang sebenarnya terjadi antara Chul Gon dan Moo Yeom?
“Sepertinya kalian berdua, mencoba saling membunuh satu sama lain kapanpun kalian bisa.”
Chul Gon tak menanggapi kalimat itu, dia hanya berkata kalau Tae Oh sepertinya sangat mempercayai otak Tae Oh. Kemudian dengan tegas Chul Gon memperingatkan Tae Oh.
“Jika kau terus bersikap liar seperti ini, aku pasti akan melubangi kepalamu suatu hari nanti.”
Tae Oh apa takut dengan ancaman itu? Jelas saja tidak, dengan wajah tak berdosanya dia bertanya apa dia harus memasukkan di berks tuntutannya nanti kalau dia juga diancam? Dia ga ingin karena Chul Gon adalah penyelamatnya.
Lalu masuklah Kwon Oh Shin, pengacara Tae Oh dari firma hukum McKin. Dia berkata jika Chul Gon ingin melakukan penyelidikan, Chul Gon bisa melakukan itu melaluinya. Dia juga dengan tegas berkata kalau ini adalah fitnah selama belum ada bukti yang memberatkan kliennya.
Chul Gon tak peduli,dia malah dengan snatai berkata apa sekarang ini pembunuh bisa berdiri dengan bangga? Oh Shin menambahkan kalimatnya kalau dia akan mengajukan tuntutan setelah Ha Moo Yeom sadar atas tuduhan menggunaka Russian roulette di depan penduduk sipil yang tak berdosa. Jika sampai wartawan tahu maka ini bisa dikategorikan percobaan pembunuhan.
Yang Chul Gon memutuskan keluar dari ruang interogasi, dia terlihat masih syok. Lalu dia teringat kembali kejadian di atap tadi.
Flashback
Ketika Chul Gon sampai di atap gedung, dia menatap Moo Yeom yang tengah membidikkan senjata kearah Tae Oh. Dia pun awalnya berniat membantu Moo Yeom dengan mengarahkan pistolnya ke belakang tubuh Tae Oh.
Tapi entah mengapa dia teringat akan putrinya, yang sedang sakit. Ingatan itulah yang tiba-tiba membuat arah pistol Chul Gon beralih ke Ha Moo Yeom.
Dia tiba-tiba bimbang, sedetik kemudian dia mengalihkan pistolnya ke tubuh Tae Oh. Tangannya bergetar, ketika dia menggeser lagi arah pistolnya ke tubuh Moo Yeom. Chul Gon membulatkan tekad, dan akhirnya dia menarik pelatuk senapan apinya tersebut. Pelurunya pun mengenai kepala Ha Moo Yeom.
Flashback End
Tim medis melihat peluru yang bersarang di kepala Moo Yeom. Mereka akan melakukan operasi untuk mengeluarkan peluru itu. Tapi, ternyata lokasi bersarangnya peluru adalah di tempat yang buruk. Peluru itu menekan bagian lobus prefrontal Moo Yeom, dokter satunya membenarkan dan berkata sepertinya operasi ga mungkin dilakukan, karena akan berbahay untuk kondisi pasien.
Di TKP kejadian kasus keempat. Polisi mulai mengidentifikasi semua barang bukti yang terdapat di TKP. Peluit dan beberapa benda lainnya juga tak lupa darah korban.
Do Hyuk datang dan bertanya apa bisa ini dikatakan kasus keempat, karena tak ada simpul sama sekali? Tim yang memeriksa menjawab kalau kasus ini sangat identik dengan kasus keempat Gap Dong di tahun 94 itu. Dimana cirinya adalah peluit, dan pengantin baru.
Lalu tiba-tiba ada banyak warga sekitar yang mengerumuni tempat itu. Mereka menghujat polisi yang ga becus menangkap Gap Dong. Staf yang memeriksa mengatakan pada Do Hyuk, kalau kerumunan warga dan hujatan itu juga mirip dengan kasus keempat Gap Dong di jaman dulu.
Gil dan lainnya datang dan bisa dengan mudah melewati police line karena mereka polisi, sementara warga masih terhalang karena polisi menghadang mereka semua. Gil kesal melihat banyak warga yang marah, dia berkata pada semua, apa menurut warga polisi yang ga berusaha menangkap Gap Dong?
Warga tak peduli, terlebih mereka disuruh naik transportasi lain karena jalan ini sedang disterilkan. Warga semakin kesal melihat Gil yang mrah-marah, merekapun melempar Gil dengan buku dan benada-benda lainnya yang bisa mereka gunakan.
Reporter dan wartawan tentunya juga meliput kejadian itu, seorang reporter wanita menyiarkan siaran langsung terkait kasus ini dan berkata kalau tim polisi juga ga yakin jika kasus malam ini terkait dengan kasus Gap Dong berpuluh tahun yang lalu.
Sang Hoon menghubungi Maria, dan Maria memberitahu kalau kondisinya baik-baik saja, dan meminta agar Sang Hoon tak usah khawatir.
Sang Hoon yang ternyata juga sedang melihat acara berita tentang kasus keempat seolah ingin berkata sesuatu pada Maria tentang Moo Yeom, tapi dia mengurungkan hal tersebut.
Maria tahu ada sesuatu sehingga dia bertanya pada Sang Hoon apa ada yang terjadi pada Moo Yeom?
Biksu Jinjo sudah tiba di RS sedari tadi, dia bertanya pada dokter apa benar dokter ga bisa menyingkirkan peluru di kepala Moo Yeom? Ada Ma Ji Wool juga disana. Dokter menjawab jika mereka nekat melakukan operasi untuk mengeluarkan peluru, maka nyawa Moo Yeom bisa terancam dan Moo Yeom bisa meninggal.
Mendengar kalimat terakhir dokter, Ji Wool tambah terkejut. Dia sudah cukup sedih melihat biksu gilanya terluka, dan sekarang dokter bahkan berkata kalau biksu gilanya bisa meninggal. Dokter menambahkan kalau yang terbaik untuk saat ini adalah membiarkan Moo Yeom hidup dengan peluru yang bersarang di kepala Moo Yeom.
Ji Wool menangis, dia mendekati dokter dan memegang tangan sang dokter. Ji Wool memohon agar dokter membantu Moo Yeom agar bisa bertahan hidup. Hyeon Nyeon kesal, dan berkata sedikit membentak pada Ji Wool kalau Moo Yeom ga akan mati. Tangis Ji Wool semakin kencang. Dia duduk berjongkok sambil terus memanggil biksu gilanya itu.
Oh Maria datang ke RS menjenguk Moo Yeom, dia bahkan membenarkan letak selimut Moo Yeom. Melihat mata Moo Yeom masih terpejam, Maria merasa sedih. Dia berharap Moo Yeom baik-baik saja.
Kini, Maria bertemu dan berhadapan dengan Ji Wool. Ji Wool yang sedih berkata kalau dia tahu mungkin Moo Yeom akan jadi idiot saat sadar nanti. Maria bertanya siapa yang mengatakan hal seperti itu pada Ji Wool? Ji Wool menjawab kalau dia menerkanya sendiri. IQ Moo Yeom mungkin akan turun seperti idiot, dan bisa saja Moo Yeom berkeliaran di jalan seperti anjing gila.
Maria kemudian bertanya, jika memang benar Moo Yeom akan seperti itu maka apa yang Ji Wool lakukan? Ji Wool menjawab mantap kalau dia akan merawat biksu gilanya. Dia bahkan akan mengikat Moo Yeom jika itu perlu agar Moo Yeom ga melakukan kesalahan.
Tim polisi sedang rapat membahas kasus keempat yang baru saja terjadi, Do Hyuk menjelaskan bahwa mereka belum tahu apakan antara Tae Oh dan pelaku kali ini saling mengenal atau tidak?
Tapi yang jelas pelaku memiliki seorang anak berusia 8 tahun. Pelaku juga sempat meninggalkan pesan pada tetangga untuk merawat anaknya.
Yang Chul Gon seolah tak fokus pada rapat ini. Otaknya berfikir dan mengingat hal lain. Dia mengingat kejadian 20 tahun lalu.
Flashback
20 tahun lalu
Moo Yeom sedang bersama ayahnya membantu sang ayah mendorong gerobak, lalu tiba-tiba langkah Moo Yeom terhenti melihat Chul Gon berdiri di depan mereka. Chul Gon mendekati Il Shik dan mengajak Il Shik bicara.
Chul Gon menyuruh Il Shik mengaku, dan jika Il Shik mau mengaku maka dia akan menyekolahkan Moo Yeom sampai kuliah, dan juga akan merawat Moo Yeom.
Il Shik menjawab kalau Moo Yeom menyuruhnya untuk tetap diam.
Moo Yeom menunggu di kejauhan, dia ga bisa mendengar apa yang dikatakan Chul Gon pada ayahnya.
Chul Gon kemudian bertanya pada Il Shik, apa Il Shik akan tetap diam, jika kepala Moo Yeom dia belah? Il Shik menatap Chul Gon dan menjawab agar Chul Gon ga melakukan hal itu pada putranya.
“Jika putraku terluka, aku akan mati.”
Flashback End
Hyeon Nyeon datang, dia menatap Chul Gon dengan tatapan kesal. Do Hyuk bertanya bagaimana kondisi Moo Yeom? Hyeon Nyeon menjawab kalau sepertinya mereka harus berterima kasih karena sudah membuat Moo Yeom seperti sekarang. Untungnya Moo Yeom bisa bertahan. Tentu saja kalimat itu dia tunjukkan untuk Chul Gon.
Chul Gon tampak sedikit lega mendengar kalimat Hyeon Nyeon bahwa Moo Yeom belum mati.
Yang Chul Gon memilih keluar, dia menelpon putri kesayangannya. Saat sudah tersambung Chul Gon berkata pada Sun Joo – putrinya kalau dia baru saja menembak seseorang. Apa itu salah?
Sun Joo yang ditemani perawat, mendengar kalimat ayahnya, tapi entahlah apakah dia paham atau tidak dengan kalimat ayahnya karena Sun Joo hanya diam, tak merespon.
“Tapi Sun Joo…kau pasti bisa memahaminya kan?”
Flashback
Saat itu Sun Joo masih kecil, Chul Gon tiba-tiba melihat Ha Il Shik yang tampak ketakutan. Chul Gon pun bergegas mendekati Il Shik untuk melihat apa yang terjadi. Saat mendekat, dia melihat putrinya sudah terkapar dengan kepala berdarah di bawah sana. Apakah Il Shik menjatuhkan putrinya di tempat setinggi ini? Chul Gon jelas terkejut, dia melihat ke arah Il Shik yang ternyata sudah berlari menjauh. Kenapa Il Shik kabur? Berarti benar Sun Joo jatuh karena Il Shik?
Flashback End
Yang Chul Gon dan Sang Hoon bertemu. Sang Hoon melihat raut wajah Chul Gon yang galau, diapun menenangkan Chul Gon kalau Chul Gon ga perlu khawatir, dia tahu kok Chul Gon ga sengaja menembak Moo Yeom. Dia juga yakin Moo Yeom pasti mengerti akan hal ini.
Tiba-tiba Chul Gon bertanya tentang Maria. Dia bertanya benarkah Maria bukan putri kandung Sang Hoon? Chul Gon tampak gugup, tapi kemudian dia menjawab kalau dia memang mendapatkan keberuntungan walau terlambat saat itu. Dia menikahi wanita yang sudah memiliki anak. Rasanya bahagia karena semua lengkap satu set.
Chul Gon kemudian bertanya lagi kenapa Maria bekerja di Pusat Rehab setelah kembalinya Gap Dong? Sang Hoon menjawab kalau itu adalah salahnya. Dia yang membuat Maria tertarik dengan pekerjaannya, dan ingin menjadi Profiller juga.
Flashback
Saat itu masa dimana kasus kesembilan sudah terjadi, Han Sang Hoon memilih pergi ke Australia, dan sebelum pergi Chul Gon menanyai Sang Hoon tentang saksi kesembilan yang bernama Kim Jae Hee. Bisakah dia menghubungi Jae Hee? Sang Hoon bertanya kenapa tiba-tiba? Chul Gon menjawab kalau dia hanya ingin memperbaharui data tentang Gap Dong saja. Sang Hoon memberitahu kalau Jae Hee benar-benar ga ingat apapun tentang Gap Dong karena syok yang dialami.
Flashback End
Chul Gon kemudian berkata pada Sang Hoon kalau Maria seolah mengingatkannya pada Kim Jae Hee, saksi kasus kesembilan Gap Dong terdahulu. Sang Hoon menyembunyikan keterkejutannya. Chul Gon lalu bertanya bisakah Sang Hoon menghubungi Jae Hee? Sang Hoon menjawab tidak, karena itu sudah sangat lama kejadiannya.
Chul Gon akhirnya berkata kalau dia ingin mengajak Sang Hoon bergabung dengannya di tim penyelidikan karena dia butuh profiler yang sangat mengenal Gap Dong dengan baik seperti Sang Hoon. Sang Hoon sedikit kaget, dia kemudian berkata kalau Chul Gon pasti sedang sangat putus asa saat ini, sehingga Chul Gon sampai meminta bantuan orang bodoh sepertinya.
Yang Chul Gon dipanggil ke departemen kepolisian, dan kepala polisi berkata dengan marah kalau dia memberi Russian roulette sebagai senjata bukan untuk dipakai main-main dihadapan warga sipil. Jaksa Park ada disana juga.
Seorang Jaksa berkata kalau pengacara Tae Oh sudah berkata bahwa Moo Yeom menekan Tae Oh dan memaksa Tae Oh untuk mengaku sebagai Gap Dong.
Chul Gon kesal dan bertanya bagaimana bisa seorang jaksa lebih mempercyai kata-kata pengacara pembela? “Apa kau mempercayai dia karena dia pengacara mahal?”
Jaksa itu sama sekali tak takut, dia malah dengan santainya bertanya pada Chul Gon apa dia boleh tahu kenapa Chul Gon menembak Moo Yeom? Chul Gon menjawab bukankah dia sudah memberikan alasannya. Dia tak sengaja melakukan itu. Itu adalah kecelakaan, dan jika dia harus bertanggung jawab, maka dia akan melakukannya.
Kepala polisi tiba-tiba berkata kalau mereka harus menyiapkan hal terburuk. Chul Gon bertanya hal apa itu? Kepala polisi menjawab bahwa mereka mungkin akan mengganti kepala penyelidikan. Chul Gon tak masalah, jika dengan digantinya kepala penyelidikan Gap Dong bisa tertangkap, maka dia akan mundur dengan senang hati.
Jaksa Park kemudian berkata “Jika sampai kasus kelima terjadi, kami akan mengganti kepala penyelidikan.”
Di kantor polisi, semua staf sedang menikmati ayam tepung yang sudah mereka pesan tadi. Gil berkata kalau dia sedikit ga percaya bahwa Chul Gon yang merupakan seorang polisi professional bisa salah saat menembak. Staf lainnya berkata kalau pasti ada sesuatu diantara Chul Gon dan Moo Yeom, makanya hal seperti ini terjadi.
Gil kemudian berkata kalau dia yakin Chul Gon memang ingin membunuh Moo Yeom jika punya kesempatan untuk menembak Moo Yeom.
Tanpa diduga wanita yang menjadi reporter mendengar kalimat terakhir Gil, dia pun bertanya siapa yang menembak siapa? Staf polisi kaget semua. Mereka pun berdiri dan menatap pada reporter wanita tersebut. Gil yang sepertinya terpesona dengan kecantikan reporter wanita malah memuji dirinya sendiri.
Reporter wanita tak kehilangan akal, dia berkata akan ke ruang interogasi untuk melihat siapa tersangka. Gil mencegah itu dan mencoba memegang tubuh si reporter wanita, tapi tanpa sengaja tangan Gil malah menempel di payudara si reporter. Tentu saja keduanya kaget.
Kini, Gil didesak di ruang arsip oleh reporter wanita. Gil tak siap dengan godaan si reporter wanita yang terus dengan sengaja mendekatkan tubuh padanya. Gil smapai harus memejamkan mata agar tak terpengaruh pada si reporter. Reporter wanita itu bertanya siapa tersangka sebenarnya?
Gil menjawab gugup kalau dia ga akan memberitahu wanita ini.
Wanita tersebut mengingatkan Gil kalau mereka kan keluarga. Gil membantah bahwa itu ga mungkin, mereka cuma sekali makan bersama,dan itu cuma di kantin.
Reporter wanita ga kehabisan akal, dia memegang kerah kemeja Gil membuat Gil semakin memejamkan matanya. Dia harus kuat akan godaan ini. Reporter wanita itu terus menggoda Gil,dia bahkan menyebut kalau Gil sangat lucu.
Moo Yeom membuka mata dan yang dilihat pertama kali oleh matanya adalah Chul Gon. Moo Yeom bergumam apa dia sudah di neraka? Chul Gon terkejut namun lega melihat Moo Yeom sadar.
Chul Gon tak menanggapi kalimat itu, dia hanya berkata kalau dia ga akan meminta maaf, karena malam itu Moo Yeom sudah melanggar aturan.
“Untung kau menembakku waktu itu. Jika kau menembak Tae Oh, maka kita tak akan pernah bisa menangkap Gap Dong”
Moo Yeom kemudian menambahkan kalimatnya, kalau dia ingin agar Chul Gon memperbolehkannya kembali kerja. Chul Gon hanya berkata
“Petugas pengawas akan segera datang, jawab mereka dengan baik jika kau ingin kembali bekerja.”
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Takut sesuatu yang buruk terjadi sama Moo Yeom, kalau dia harus hidup dengan peluru di kepalanya, akankah dia akhirnya mati nanti?