[Episode Sebelumnya]
Hari ini, Dr Moon dengan gaya konyolnya berlutut sembari menyodorkan seikat bunga untuk Seung Hee sebagai tanda permintaan maaf. Seung Hee jelas saja merasa risih, terlebih Dr Moon melakukan hal konyol ini di halaman RS Myung Woo, dimana banyak sekali mata memandang mereka. Dr Moon bersungguh-sungguh meminta Seung Hee agar mau memaafkannya.
Seung Hee menjawab kalau dia kan sudah bilang bahwa dia ga akan melaporkan Dr Moon ats kejadian kemarin. Lalu kenapa harus seperti ini? Dr Moon akhirnya berdiri dan mengucapkan terima kasih karena Seung Hee sudah mau memaafkannya, tapi sebagai bukti dia juga mau Seung Hee bergabung di timnya.
Seung Hee menjawab kalau dia ga melaporkan Dr Moon bukan berarti dia memaafkan Dr Moon. Dia ga melaporkan hanya agar tak ada masalah yang bikin semua bertambah rumit. Seung Hee juga menambahkan kalau dia dan Dr Moon mungkin saja bisa bekerja sama di ruang operasi nantinya, tapi saat ini dia sama sekali tak tertarik dengan tim bedah.
Seung Hee berlalu pergi, sementara Dr Moon langsung mengejar Seung Hee, dan membuat semua mata memandang aneh. Tiba-tiba Dr Moon dihadang Chi Gyu. Chi Gyu berkata kalau Dr Moon sepertinya sudah berlebihan. Apa Dr Moon ga sadar kalau usia Seung Hee setara dengan usia anak Dr Moon? Lagipula, Dr Moon kan sudah menikah, masak mau nambah istri lagi?
Dr Moon kesal, dia menjawab memangnya kenapa? Apa ga boleh?
“Apa karena aku sudah tua, makanya aku ga boleh menikah lagi?Sudah..urusi saja urusanmu sendiri.”
Dr Moon berlalu pergi, dan kembali berniat mengejar Seung Hee.
Di bagian administrasi, ibu yang baru saja melahirkan bayi kembar tampak meminta maaf karena dia belum bisa membayar biaya RS. Staf admin menjelaskan kalau kelonggaran sudah diberikan, dan pihak RS tak bisa memberi tenggat waktu lagi. Hoon dan Dr Moon melihat kejadian tersebut.
Melihat si ibu terus meminta maaf, membuat Hoon berkata kalau ini bukan salah ibu itu jadi berhenti meminta maaf.
Hoon mengajak si ibu kembali ke kamar perawatannya, dan mulai mengganti perban di luka si ibu. Ada Dr Moon juga disana. Hoon berkata kalau dia dengar si kembar sakit? Ibu membenarkan, tapi dia bingung bagaimana cara melunasi biaya RS yang pasti akan terus membengkak. Hoon menenangkan si ibu, untuk tak memikirkan hal itu dulu, nanti setelah ini dia akan memeriksa si kembar.
Dr Moon mengingatkan Hoon kalau bukan itulah yang terpenting. Sekarang ini mereka harus fokus pada tim bedah mereka. Hoon berkata
“Apa ada yang lebih penting bagi dokter selain kesehatan pasien mereka?”
Dr Moon lalu menjawab kalau dia kan juga pasien.
“Kau sudah membahayakan jantungku. Kau tahu?”
Hoon ga peduli, dia kembali fokus pada si ibu, dan kemudian berkata
“Kau harus menjadi ibu yang kuat demi menjaga anak-anakmu.”
Kini, setelah hanya berdua saja dengan Dr Moon, Hoon bertanya kenapa sih Dr Moon terobsesi banget dengan tim bedah itu? Dr Moon menjawab jujur kalau dia sangat ingin mengalahkan Han Jae Joon, dan setelah itu dia bisa kembali menjadi manager.
Hoon bertanya heran, apa enaknya jadi manager? Apa hebatnya?
Dr Moon menjelaskan kalau semua yang jadi manager dulunya pasti jadi direktur RS ini. Apa Hoon ga tahu direktur mereka yang sekarang dulunya kan juga seorang manager.
Hoon tersenyum dan berkata bukankah Dr Moon sudah kaya? Kenapa membutuhkan gelar direktur itu? Dr Moon menjawab kalau itulah impiannya. Apa Hoon ga ngerti-ngerti juga? Kemudian Dr Moon bercerita tentang ayahnya. Dulu ayahnya bekerja di perusahaan farmasi selama 30 tahun.
Selama itu pula, ayahnya selalu membungkuk di depan dokter. Sebelum meninggal ayahnya berpesan padanya kalau dia harus menjadi direktur di RS agar semua dokter tunduk padamu.
Dr Moon tampak sedih dan mulai mengeluarkan air mata. Sementara Hoon hanya menatap dengan aneh. Dia menyodorkan tisu untuk Dr Moon. Dr Moon tentu menerimanya, dan dia langsung mengusap air matanya yang sempat menetes tadi.
Hoon lalu mengalihkan pembicaraan dengan bertanya siapa sebenarnya yang akan mereka operasi jika menang nanti? Dr Moon menjawab kalau mereka nantinya akan mengoperasi Jang Seok Joo. Hoon terpana.
Jang Seok Joo mengadakan pertemuan, dan kini dia sedang berbicara di depan semua yang hadir. Dia berkata kalau banyak isu beredar di kalangan dokter bedah, bahwa setelah para dokter bedah pensiun maka ga akan ada lagi dokter bedah jantung dada di Negara ini. Itu artinya, jika ada yang menglami serangan jantung, tak ada pilihan lain kecuali melompat kebwah jembatan.
Semu tertawa mendengar candaan Seok Joo itu, tapi Seok Joo berkata kalau hal ini adalah hal yang serius.
“Jika kita kekurangan dokter bedah jantung dada, maka ini adalah msalah serius.”
Seorang bertanya apa presiden juga tahu tentang masalah ini? Seok Joo membenarkan, tapi semua juga penasaran siapakah nanti yang akan mengoperasi jantungnya? Tae Sool kemudian menyebutkan beberapa kandidat kuat di beberapa RS yang akan diseleksi untuk melakukan operasi Seok Joo. Semua pun mulai bergumam sendiri-sendiri, kira-kira RS mana yang akan menang?
Oh Joon Gyu mengadakan rapat bersama beberapa dokter terkait masalah operasi jantung Jang Seok Joo. Sang Jin menjelaskan kalau yang terpilih nantinya akan diberikan dana sebesar 100 ribu dolar untuk peralatan medis. Tidak hanya itu saja, yang terpilih juga akan mendapatkan I juta dolar dari iklan layanan masyarakat.
Seorang bertanya apa nantinya tim Jae Joon yang akan terpilih? Joon Gyu menjawab kalau akan ada dua tim di RS mereka yang akan memperebutkan posisi itu. Semua yang mendengar jelas saja kaget. Joon Gyu pun menjelaskan kalau tim pertama dipimpin Dr Han Jae Joon, dan tim kedua dipimpin Dr Park Hoon.
Lalu tiba-tiba di ruang operasi, dimana Jae Joon tengah bertugas, beberapa orang datang dan mengambil foto mereka semua yang tengah melakukan operasi. Dr Keum menjelaskan kalau orang–orang itu memfoto mereka karena orang-orang itu yakin mereka terpilih sebagai tim yang mengoperasi Jang Seok Joo. Jae Joon bergumam kalau begitu kenapa mereka ga senyum. Ayo senyum karena mereka sedang difoto.
Dr Min Se menjawab mereka kan sedang pakai masker jadi gimana bisa senyum? Jae Joon kemudian berkata
“Kalau begitu lambaikan tangan pada mereka”
Dr Keum tersenyum mendengar kelakar Jae Joon.
Hoon yang kesal mengetahui siapa yang akan dia operasi nantinya kini tengah berhadapan dengan Byung Chul. Dr Moon diluar mencoba menguping apa yang sedang dibicarakan Hoon dan Byung Chul.
Byung Chul berkata jika Hoon bisa terpilih maka Hoon akan menjadi dokter terbaik di Korea. Hoon ga habis pikir, kenapa Byung Chul melakukan ini padanya? Apa sebenarnya niat Byung Chul? Apa Byung Chul lupa semua perbuatan Seok Joo padanya dan juga ayahnya?
“Membunuhnya saja ga akan cukup bagiku, dan kini kau malah menyuruhku untuk menyelamatkannya?”
Byung Chul menjawab bukankah dulu Park Chul juga menyelamatkan jantung Kim Il Suk, pemimpin Utara? Hoon berkata dia bukanlah ayahnya. Byung Chul kesal, dia berkata bagaimanapun Hoon tetaplah dokter, dan Hoon ga boleh lupa itu. Hoon tentu saja kesal. Toh dia tak butuh nasihat Byung Chul. Dia meminta Byung Chul diam saja. Dia ga peduli semua yang Byung Chul katakan.
Hoon pun berlalu.
Karena amarah yang begitu besar membuncah didadanya, Hoon membuka pintu dengan gerakan cepat membuat Dr Moon tak bisa menghindar. Hidungnya kembali berciuman dengan pintu dan tentu saja terasa sakit. Sepertinya pintu terlalu mencintai hidung Dr Moon, dan kangen karena beberapa hari belum menjamah hidung Dr Moon. (LOL)
Byung Chul mengejar Hoon, dan Hoon tetap ga peduli. Lalu tiba-tiba dia berpapasan dengan Seung Hee. Mereka saling menatap. Hoon berhenti dan kemudian berkata kalau dia ga bisa menjadi dokter di depan Byung Chul.
Bahkan untuk berpura-pura saja dia tetap ga bisa.
Hoon menemui Jae Joon di ruangan Jae Joon. Disana Hoon melepas jas dokternya dan menaruh di atas meja kerja Jae Joon. Jae Joon bertanya ada apa? Hoon menjawab kalau itu adalah bendera putih untuk Jae Joon. Tanda bahwa dia menyerah. Jae Joon menjawab bukankah pertandingannya saja belum dimulai, kenapa sudah menyerah? Hoon berkata kenapa memangnya? Bukankah seharusnya Jae Joon senang sudah tak punya saingan lagi.
Jae Joon bertanya apa sejatinya Hoon sepengecut ini? Hoon ga peduli, terserah apa yang Jae Joon katakan tapi yang jelas dia mundur.Jae Joon menang sekarang.
Hoon pun pergi.
Dr Moon yang mendengar semuanya langsung menegaskan pada Jae Joon kalau dia belum kalah. Ingat, belum kalah.!!
Setelah itu Dr Moon mengejar Hoon, dan Jae Joon hanya bisa tertawa melihat tingkah konyol Dr Moon dan Hoon.
Tiba-tiba saja ada kekacauan terjadi di ruang ibu yang memiliki bayi kembar. Hoon yang mendengar itu langsung berlari untuk melihat apa sebenarnya yang terjadi. Ternyata si ibu tengah mengacungkan pisau kearah semua suster dan perawat yang mencoba mendekatinya.Seorang suster sudah terkena pisau dan kini tangannya terluka. Seung Hee ada disana meminta si ibu untuk tenang. Ibu itu tak peduli, dia berkata kalau dia ga peduli. Dia ingin mati bersama kedua bayinya karena bagaimanapun RS pasti akan menendang dia dan kedua bayinya karena ga bisa bayar biaya RS.
Seung Hee menjelaskan kalau masih ada program bantuan. Ibu tetap ga peduli. Hoon berniat mendekat, tapi si ibu langsung menyuruh Hoon mundur. Hoon menanyai Seung Hee, kenapa si ibu bertindak seperti ini? Seung Hee menjawab kalau jantung si kembar menglami kelainan.
Hoon pun terkejut.
Suster yang terluka adalah suster yang sepertinya ada hubungan dengan Yang Jung Han. Jung Han kini tengah mengobati luka di tangan wanita itu agar segera sembuh. Jung Han memarahi wanita itu, yang nekat sekali melakukan hal berbahaya seperti tadi. Jika sesuatu terjadi, siapa coba yang akan mengurus anak mereka?
Lagi-lagi wanita itu hanya bisa meminta maf.
Hoon datang dan bertanya pada suster itu dimana laporan tentang si kembar? Suster menjawab ada di layar monitor. Hoon pun langsung melihatnya. Ternyata keadaan si kembar cukup parah. Arteri sudah hampir rusak dan putting susu sangat kecil. Suster yang sepertinya istri Jung Han berkata bukankah akan sangat berbahaya jika putting susu kecil?
Hoon menatap aneh pada si suster yang pengetahuannya luas juga. Jung Han menjelaskan kalau suster ini dulunya pernah bekerja di bagian bedah.
Oh Sang Jin datang dan mendengar niat Hoon untuk mengoperasi si kembar. Sang Jin jelas saja melarang. Hoon marah dan bertanya apa ini artinya Sang Jin akan mengusir pasien? Sang Jin dengan santai menjawab kalau ibu itu sudah berhutang ribuan dolar pada RS mereka.
Sang Jin bahkan masih menyebut nominal yang harus dibayar si ibu jika operasi si kembar dilakukan. Satu operasi seharga 30 ribu dolar, jika dua berarti 60 ribu dolar. Lagipula dia ga akan mengusir ibu itu kok, dia malah akan mengantarkan si ibu dengan sopan ke kantor polisi. Biar hukum yang memproses semua. Sang Jin bahkan berkata kalau dia juga dengar si ibu menyerang seorang suster.
Suster yang tangannya terluka langsung menyembunyikan tangannya sebagai tanda dia tak setuju dengan sikap Sang Jin yang terkesan egois.
Para staf direksi RS berdiri di luar RS dan tampak menyambut tamu penting yang datang. Tamu itu adalah Jang Seok Joo.
Kegaduhan terdengar, membuat Hoon langsung berlari kembali ke kamar si ibu. Soo Hyun mengejar dibelakang Hoon. Ternyata disana salah satu dari si kembar tiba-tiba tak bergerak. Seolah sudah tak bernyawa. Hoon bersiap melalukan intubasi, dan dia memerintahkan Soo Hyun menjaga pintu agar Sang Jin dan lainnya tak bisa mengganggu. Soo Hyun mematuhi hal tersebut.
Sang Jin berhasil datang tepat ketika Soo Hyun sudah di depan pintu. Soo Hyun menyuruh Sang Jin pergi, karena dia dan tim dokter sedang bertugas. Sang Jin tak takut, dia menyuruh anak buahnya untuk membereskan Soo Hyun.
Tapi Soo Hyun, tak perlu siapapun untuk membela dirinya. Dia langsung saja menarik dasi Sang Jin, dan mengingatkan Sang Jin kalau dia adalah Oh Soo Hyun, apa Sang Jin lupa? Jadi, jika ada yang berani melangkah melawannya, maka dia ga akan tinggal diam. Soo Hyun langsung mendorong Sang Jin yang akhirnya tak bisa berkutik.
Di dalam ruang perawatan, salah satu dari si kembar memang tampak tak bergerak. Seung Hee berkata kalau denyut nadi si bayi juga ga ada dan mereka harus segera membawa ke NICU. Hoon merasa itu terlalu lama, dia langsung menggendong si bayi dan beralih ke atas ranjang.
Hoon akhirnya mencium bibir si bayi sebagai pertolongan pertama untuk mengembalikan denyut jantung bayi ini. Tidak hanya mencium, dia bahkan menekan dengan lebut dada si bayi agar denyut itu segera kembali. Hoon terus berusaha. Seung Hee dan sang ibu menatap dengan cemas, dan berharap Hoon berhasil.
Berkali-kali Hoon melakukannya, sampai akhirnya mata si bayi mungil itu kembali terbuka, tanda bahwa kehidupan masih berpihak pada tubuh kecil itu. Hoon sangat lega, dia berkata
“Ibumu menunggumu..”
Kemudian Hoon menyerahkan si bayi ke gendongan ibunya. Ibu itu menangis haru menyaksikan anaknya masih selamat. Bahagia rasanya. Dia pun mendekap erat anaknya itu dalam pelukannya.
Seung Hee menatap penuh senyum pada Hoon, dan berkata kalau sekarang Hoon sudah seperti dokter yang sesungguhnya. Diapun mengulurkan tangannya sebagai ucapan selamat untuk Hoon. Hoon tak membalas uluran tangan itu, dan hanya tersenyum tipis.
Oh Sang Jin sudah tak tahan, dia menggeser kasar tubuh Soo Hyun dan langsung membuka pintu. Tepat ketika itu wajah Hoon lah yang muncul dengan penuh senyuman menatap Sang Jin. Sang Jin menyuruh Hoon minggir, dia berteriak sangat keras, membuat si ibu terkejut dan menoleh menatap Sang Jin. Seung Hee bertanya ketus apa yang Sang Jin lakukan?
Hoon meminta Soo Hyun membawa si kembar ke ruang perawatan intensif. Soo Hyun tentu tak membantah. Sang Jin berkata kalau dia harus bicara dengan Hoon. Hoon menjawab tentu saja, tapi bukan sekarang.
Di ruang kerja Joon Gyu , semua berkumpul. Ada Seok Joo, Byung Chul, dan juga Jae Joon. Jae Joon mengabarkan mundurnya Dr Park Hoon. Tiba-tiba Hoon memaksa masuk walau sudah dihalangi oleh Sekretaris Presdir Oh. Joon Gyu berkata pada sekretarisnya, Biarkan saja Hoon masuk.
Joon Gyu bertanya ada apa? Hoon menjawab kalau dia hanya ingin mengambil sesuatu. Dia pun langsung mengambil jas dokternya yang tampak tergeletak di meja. Jae Joon tentu saja heran dan bertanya bukankah Hoon sudah menyerah? Hoon menjawab itu tadi. Sekarang tidak, tapi dia punya syarat.
Joon Gyu bertanya apa syaratnya? Hoon yang sudah memakai kembali jas dokternya menjawab
“Kompetisi atau apapun itu namanya, pastikan RS membayar semuanya.”
Jang Seok Joo tersenyum mendnegar syarat Hoon.
Tepat ketika Hoon berbalik dan akan melangkah keluar, Seok Joo berkata
“Tolong kerjasamanya ya…”
Hoon kemudian menoleh menatap Seok Joo dengan tatapan tajam. Dia hanya tersenyum sinis menanggapi senyum Seok Joo yang begitu lebar saat menatapnya. Tak ada jawaban yang dia keluarkan untuk perkataan Seok Joo barusan.
KOMENTAR :
Suka sama alur drama ini yang tidak lambat. Setidaknya satu fakta sudah terungkap. Kita sudah mengetahui alasan kenapa Jae Joon berniat sekali memiliki Myung Woo. Fakta tentang Jae Joon ini seolah mengalihkan kita akan rasa penasaran yang kita miliki terkait identitas asli Seung Hee.Mengalihkan hanya sementara saja.
Sedikit bocoran saja, di episode 8 nanti akan ada adegan swiitt antara Hoon dan Soo Hyun. Adegan switt itu di saksikan oleh Seung Hee, dan entah kenapa Seung Hee cemburu melihat hal itu. Lalu apakah kecemburuan Seung Hee bisa menandakan Seung Hee adalah Jae Hee?
Obati rasa penasaran kalian di blog Mba Lilik yaaaa…karena episode 8 di blognya Mba Lilik..^^