Friday 30 August 2013

Sinopsis Two Weeks Episode 3 Part 1


Episode 2 kemarin berakhir saat Jang Tae San akhirnya berhasil meloloskan diri, dengan tangan terborgol dia melajukan sepeda motor milik korban kecelakaan tadi dengan kencang.


Episode 3

Di perjalanan kaburnya itu, Tae San mengingat kembali pertemuannya dengan In Hye yang meminta tolong agar dia mau memberikan sumsum tulang belakangnya pada Soo Jin.
Saat itu Tae San tidak langsung menjawab dia malah bertanya tentang bagaimana hidup In Hye? Bukankah In Hye pindah ke Amerika bersama orang tua In Hye?
In Hye membentak Tae San dan bilang, kalau itu bukan urusan Tae San. Dia hanya bertanya Tae San mau ga tes darah? Tae San balik bertanya bagaimana jika dia ga mau?
In Hye menjawab “Kalau kamu ga mau, maka anak itu ga akan hidup”
In Hye pun berlalu meninggalkan Tae San, dan Tae San bergumam tak percaya jika Soo Jin separah itu.



Tae San mengingat semua itu dengan keyakinan mantap dalam hatinya, kalau dia pasti akan mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk Soo Jin. Agar Soo Jin bisa tetap hidup.
Dia langsung mempercepat laju sepeda motornya.


Di kantor polisi, Seung Woo terlihat masih kecewa, dengan hasil ini. Dia masih ingin mendengar pengakuan Tae San langsung. Taek Nam yang melihat kegusaran Seung Woo berkata agar Seung Woo ga terlalu memikirkannya.

Rekan Seung Woo yang satunya berkata apa Seung Woo masih merasa ga nyaman jika kotoran di bokong Seung Woo belum dibersihkan?
Il Do yang polosnya kebangetan bertanya pada Seung Woo, apa di toilet ga ada tisu? (Hadewhh..ini jadi pelawak aja,jangan jadi detektif ^^)
Kim Sang Ho dan lainnya jadi tersenyum mendengar lelucon Il Do. Il Do juga ikut tertawa lebar. Tapi tidak dengan Seung Woo, dia langsung membentak Il Do dan bilang agar Il Do ga bercanda dalam situasi seperti ini.

Rekan Seung Woo yang satunya berdiri dan bertanya apa kalimat tadi ditujukan padanya? Il Do menjelaskan kalau Seung Woo marah dengannya bukan dengan yang lain.


Rekan Seung Woo itu marah-marah pada Seung Woo dan bilang memangnya Cuma Seung Woo yang merasa kesal karena tersangka tetap ga mengaku. Dia juga sangat kesal rasanya.

Sang Hoo bangkit dari kursinya dan meminta agar rekannya itu tenang dan tidak emosi. Mereka semua kan tahu Seung Woo orang yang sangat perfeksionis, jadi maklumi saja.
Seung Woo dengan rendah hati meminta maaf pada rekannya yang ngamuk tadi. Dia berkata “Detektif bukanlah anjing pemburu yang menangkap tersangka, aku kesal karena tersangka terus menyangkal perbuatannya. Itu saja”

Rekan Seung Woo kemudian menjawab sana mengeluh pada ayah Seung Woo. Apa Seung Woo jadi sombong karena mentang-mentang ayah Seung Woo seorang Jaksa Agung atau Kepala Polisi?
Seung Woo jadi marah karena rekannya itu membawa-bawa posisi ayahnya. Dia berdiri dan berniat akan menghajar temannya itu, namun Sang Hoo masih berada diantar mereka untuk melerai.


Taek Nam yang juga ada disana dan tentunya melihat keributan tersebut langsung berteriak memarahi mereka yang tidak menghormatinya sebagai pimpinan tim disini.
Seung Woo dan yang lainnya pun akhirnya tersadar, dan Taek Nam bilang kalau mereka mau berkelahi diluar saja sana, jangan disini.


Masuklah Jae Kyung dengan tergesa-gesa ke kantor polisi itu, dan langsung bertanya dimana tersangka pembunuhan Oh Mi Suk? Seung Woo bertanya “Siapa kau?”

Jae Kyung belum sempat menjawab telepon diruangan itu berbunyi, dan Jin Il Do lah yang menerimanya.
Jae Kyung akhirnya mengeluarkan tanda pengenalnya, kalau dia adalah jaksa dari Seoul.
Taek Nam kaget mengetahui kalau Jae Kyung adalah jaksa dari Seoul, dan bilang kalau tersangkanya baru saja dia kirim ke kejaksaan, apa Jae Kyung belum tahu? Jae Kyung bingung, karena dia memang langsung mengemudikan mobilnya ke kantor polisi ini. Seung Woo bertanya apa Jae Kyung adalah kerabat korban?

Saat Jae Kyung akan menjawab, Ill Do yang tadi mendapat telepon menjelaskan kalau tersangka Jang Tae San kabur. Jae Kyung yang mendengar nama Tae San langsung membelalakkan matanya, dia seolah familiar dengan nama itu.

Il Do menjelaskan kalau tadi sekitar 20 menit yang lalu, ada kecelakan mobil di persimpangan Mokdong dan Tae San menggunakan kesempatan itu untuk kabur.
Seung Woo ga habis pikir, bagaimana bisa Tae San kabur, kan tangannya diborgol.
Il Do menjawab, kalau Tae San kabur mengendarai motor. Il Do juga menyampaikan kalau Taek Nam harus segera mengubungi kantor pusat untuk melaporkan kejadian ini. Taek Nam mengeluh dan berkata dia bisa gila karena satu kasus ini. Sebelum dia pergi dia juga menyuruh agar yang lain menghubungi bagian CCTV agar bisa mencari keberadaan Tae San.


Setelah Taek Nam berlalu, Jae Kyung bertanya apa benar tersangkanya adalah seorang yang bernama Jang Tae San?


Flashback

Jang Tae San terlihat ada disebuah persidangan dan dialah yang duduk di kursi tersangka.
Terdengar teriakan seorang gadis yang bilang kalau pelaku yang memukuli ayah sampai mati bukan pria ini (menunjuk Tae San)
Dia adalah Jae Kyung remaja. Jae Kyung bilang kalau dia melihat sendiri yang memukul ayahnya adalah pria yang duduk disana (menunjuk ke arah Moon Ill Suk)
Moon Ill Suk sendiri yang memang ada disana untuk melihat jalannya persidangan hanya tersenyum menang bahwa kali ini dia berhasil lolos dari hukum penjara karena ada Tae San yang menggantikannya.


Tae San masih mengendarai motornya, dan melihat arah penunjuk jalan, dia juga melihat kamera CCTV yang terpasang di jalan raya. Awalnya Tae San berencana akan memasuki daerah pedesaan agar para polisi ga bisa menemukannya, namun dia ingat sebuah film barat yang pernah ditontonnya. Film itu bercerita tentang polisi yang mengejar buronan. Di film tersebut, sang polisi pasti akan menutup jalan ke pedesaan, atau daerah terpencil lainnya. Ingatan itu membuat Tae San berbalik arah, dia memutuskan kembali menuju kota.


Di sebuah tempat, dimana banyak layar TV terpampang. Disinilah ruang CCTV dan semua petugas sedang sibuk mencari Jang Tae San. Seorang petugas yang juga serius mencari, tiba-tiba berseru kalau dia sudah menemukan Tae San. Petugas itu pun langsung mengabarkan temuannya, kalau Tae San baru saja terlihat berbelok ke kiri di persimpangan Mul Lae Dong.


Kim Sang Ho yang mendapat kabar itu langsung melaporkan pada timnya, yang memang sudah menunggu. Taek Nam jelas kaget mengetahui kalau Tae San ternyata balik lagi ke kota. Seung Woo pun bertanya bagaimana dengan borgolnya? Rekan Seung Woo yang berantem dengannya tadi berkata kalau Tae San kembali ke kota pasti ingin melepaskan borgolnya.

Taek Nam kemudian bangkit dan menuju peta, dia menyilang beberapa tempat yang dia yakini akan dilewati Tae San jika memang dia tadi terlihat di persimpangan Mul Lae Dong.
Taek Nam berkata agar jalan raya Olimpiade di kota Yeo Eui diblokir, juga jalan yang ada di sekitar kota itu. Semua staf mendengar dan mencatat penjelasan Taek Nam.
Taek Nam juga meminta agar nanti petugas menanyai orang-orang yang ada di jalan, dan memasukkan motor yang dikendarai Tae San ke dalam daftar pencarian.
(Aslii ikut tegang..)


Petugas mulai bergerak untuk mencari kendaraan yang dipakai Tae San kabur. Masih terdengar penjelasan Taek Nam kalau Tae San pasti akan menghubungi orang terdekat untuk melepas borgol itu.
Petugas lain terlihat menanyai semua orang apakah ada yang mungkin bertemu atau melihat Tae San.
Taek Nam berkata agar mereka menemukan motornya dulu, dan tetap mencari di segala tempat.


Di sebuah sekolah, dua orang murid laki-laki berseru senang karena melihat sebuah motor terparikir tanpa pemilik di depan sekolah mereka. Langsung saja kedua murid mendekati motor itu dan kembali kegirangan karena kunci motornya bahkan juga masih terpasang.


Tae San yang merubah rencananya tersenyum senang saat melihat motor itu sudah dipakai anak-anak sekolah tadi. Polisi pasti akan semakin kebingungan mencarinya.
Tae San kemudian melihat ke sekeliling, dia emlihat sebuah truk barang yang sepertinya akan berangkat. Tae San tahu ini adalah kesempatan untuknya.
Tae San pun langsung mendekati truk itu, dan masuk ke dalamnya.


Truk pun mulai berjalan, dan Tae San aman berada di dalamnya. Dia harus bisa keluar dari Seoul untuk saat ini, karena itulah cara teraman sementara agar dia terhindar dari kejaran polisi.

Tae San membuka sedikit terpal yang menutupi truk dan melihat keadaan diluar, memnag terlihat banyak polisi yang sedang memeriksa setiap mobil yang lewat, terutama taksi. Tapi truk yang ditumpangi Tae San bisa melaju dengan lancar.


Jae Kyung kembali ke kantor dan menghadap Han Jung Woo. Dia berkata kalau dia sudah menganggap Mi Suk seperti adiknya sendiri, dan sekarang Mi Suk mati karena dibunuh, jadi dia meminta agar diijinkan untuk menangani kasus ini. Biar dia saja yang berusaha menangkap tersangka yang kabur itu. Dia ingin menangkap dengan tangannya sendiri.

Jung Woo bertanya jadi hanya itu permintaan Jae Kyung? Apa dia terlihat bodoh di mata Jae Kyung, sehingga mudah ditipu? Kalau Jae Kyung jadi dirinya, apa Jae Kyung akan memberikan kasus ini dengan begitu mudah kepada jaksa yang sembrono seperti Jae Kyung?
Jadi lebih baik ceritakan semuanya agar dia paham bagiamana harus memutuskan. Jae Kyung hanya tertunduk menahan tangisnya.

Jae Kyung kemudian berkata “Oh Mi Suk meninggal karena aku.”
Kali ini Han Jung Woo menoleh kaget menatap Jae Kyung dan bertanya apa maksud Jae Kyung?
Jae Kyung pun berucap kalau dia sedang melakukan penyelidikan, Jung Woo semakin kaget tak percaya.


Jae Kyung akhirnya menceritakan semuanya pada Jung Woo. Dia menjelaskan kalau Moon Ill Suk dan Jo Seo Hee sudah saling berhubungan sejak ada di Busan. Tahun 2005, saat Moon Ill Suk pindah ke Seoul, Jo Seo Hee juga ikut pindah. Di Seoul, Moon Ill Suk membuat Seong Shil Capital dan Ill Suk konstruksi, menjadi perusahaan public hanya dalam waktu 8 tahun.
Bukankah itu mustahil dilakukan seseorang tanpa bantuan orang yang berkuasa di belakangnya?

Jung Woo berkata bukankah Jo Seo Hee adalah seorang pelindung anak cacat, karena anaknya juga cacat. Seo Hee juga terlihat terhormat dan jujur, bahkan menjadi juru bicara rakyat terlantar. Apa tuduhan Jae Kyung ga terlalu berlebihan?
Jae Kyung menjawab kalau Seo Hee menggunakan citra baiknya itu untuk mendapat koneksi. Dan sekarang Seo Hee akan direkomendasikan sebagai senator Seoul.

Jaek Kyung kemudian berkata kalau kematian Mi Suk adalah tanggung jawabnya. Dia yang meminta Mi Suk memata-matai Ill Suk dan Seo Hee. Selain itu, Mi Suk dibunuh Jang Tae San. “Jika aku tidak menangkap dengan tanganku sendiri, maka aku ga akan sanggup bernafas lagi.”
Jung Woo seolah memikirkan semua kalimat Jae Kyun dan penjelasannya.


Moon Ill Suk dan Jo Seo Hee bertemu di atap sebuah gedung. Ill Suk bertanya kenapa Seo Hee mengirim Tae San ke kejaksaan begitu cepat? Seo Hee hanya berkata bukankah Ill Suk sudah menggeledah rumah Oh Mi Suk? Ill Suk membenarkan dan bilang kalau dia memakai alat detector khusus untuk mengecek setiap sudut rumah Mi Suk, dan tidak menemukan apa-apa.

Seo Hee bertanya bagaimana dengan orang-orang lain yang terlibat?
Ill Suk menjawab kalau dia sudah menutup mulut orang-orang dekat Tae San. Seo Hee kemudian bilang, jika Ill Suk memang sudah membereskan semua, maka persidangan Tae San harusnya dipercepat.
Tae San mendapat ancaman hukuman mati dari kantor polisi. Tae San juga pasti ga akan mempercayai siapapun, dan akan tetap tutup mulut.
Wartawan jelas akan penasaran dengan kasus ini, dan mungkin saja Tae San akan menceritakan semua di Kejaksaan. Tae San mungkin bilang kalau Moon Ill Suklah yang menjadi dalang semua ini.

Moon Ill Suk berkata itulah yang dia maksud, sekarang di harus bagaimana? Posisinya benar-benar ga bagus kalau sampai Tae San cerita yang sebenarnya.
Ill Suk bertanya, apa yang akan Seo Hee lakukan jika Jae Kyung yang akan mengambil kasus ini?
Seo Hee hanya menjawab singkat kalau dia akan mengurus masalah itu. Sedang Ill Suk urus saja pengacara pembela umum, agar Tae San benar-benar mendapat hukuman mati.
Ill Suk pun menjawab kalau dia mengerti dan akan melakukannya.

Masuklah Dae Jun yang terlihat akan menyampaikan sesuatu pada Ill Suk dan juga Seo Hee. Dae Jun ternyata menyampaikan kaburnya Tae San. Tentu saja dua orang itu kaget, ditambah dengan penjelasan Dae Jun kalau Jaksa Park Jae Kyung lah yang mengambil kasus ini.


Di kantor polisi, Taek Nam berjalan mondar mandir di ruangan sambil bergumam kalau dia ga menyangka ini bisa terjadi, dia hanya ingin pensiun dengan tenang.
Kim Sang Hoo yang melihat kepala timya gusar berkata kalau Tae San ga mungkin kabur jauh-jauh, apalagi tangannya terborgol. Jadi, Taek Nam tenang saja.
Seung Woo datang dan bilang bukan berarti karena tangan Tae San diborgol dia ga bisa kabur yang jauh. Biasanya buronan selalu berani mengambil setiap resiko. Tapi mereka malah terlalu berhati-hati dengan segala resiko.

Taek Nam bertanya apa Seung Woo sudah menemukan Go Man Suk? Seung Woo menjawab kalau Man Suk sedang liburan, jadi Man Suk ga ada dirumah ataupun di tempat kerjanya. Bahkan ponsel Man Suk juga ga aktif.
Tapi dia sudah menyuruh Il Do untuk menjaga di depan rumah Man Suk.

Taek Nam bertanya lagi, bagaimana jika ternyata Man Suk memang sudah bertemu dengan Tae San? Seung Woo menjawab kalau Taek Nam sudah melihat CCTV, Man Suk datang waktu itu untuk bertemu Tae San. Belum sempat melanjutkan, Jae Kyung datang ditemani Do Sang Hoon, dan berkata kalau dia akan menjadi jaksa untuk kasus ini mulai sekarang.
Jae Kyung juga memperlihatkan surat tugasnya dan memperkenalkan Sang Hoon sebagai rekan kerjanya dalam kasus ini.

Taek Nam menerima surat tugas itu dan Seung Woo bertanya apa bisa jaksa mengambil alih penyelidikan? Jae Kyung menjawab tentu saja, terlebih tersangkanya kabur saat akan dikirim ke Kejaksaan. Dia juga meminta agar semua informasi tentang kasus ini disampaikan padanya.



Mereka rapat untuk membahas kasus ini dengan serius. Taek Nam sambil mencoret peta dan dengan berapi-api menjelaskan kalau mustahil bagi Tae San untuk bisa bertemu Man Suk dan melepaskan borgol.

Jae Kyung bertanya siapa yang bilang kalau Tae San akan bertemu dengan Go Man Suk?Taek Nam jelas heran dan Seung Woo bertanya, memangnya jika Jae Kyung jadi Tae San, maka siapa yang akan Jae Kyung temui untuk meminta tolong?
Jae Kyung menoleh menatap Seung Woo dan menjawab kalau dia ga akan memilih bantuan Man Suk, karena pasti Man Suk adalah orang pertama yang diawasi polisi.
Seung Woo masih tetap dengan pendapatnya kalau kebanyakan buronan yang kabur berhasil ditangkap saat sedang bersama keluarga atau orang yang dikenal. Karena buronan pasti butuh bantuan dari orang tua, teman atau bahkan pacar. Apalagi dengan tangan yang terborgol.

Jae Kyung ga mau menanggapi itu, dan kembali focus dengan berkata sudah satu setengah jam tepatnya semenjak mereke mengetahui keberadaan Tae San di Mul Lae Dong tadi. Namun mereka masih belum menemukan motor yang digunakan Tae San.
Taek Nam menjelaskan kalau mungkin Tae San bersembunyi di tempat yang aga ada CCTV nya. Semua gangster di kota ini tahu seluk beluk jalanan.

Jae Kyung beralih kembali ke Seung Woo dan bertanya kalau Seung Woo kan yang menyelidiki kasus Jang Tae San? Apa Seung Woo menemukan bukti kalau Tae San lah pembunuhnya?
Seung Woo terlihat ga suka dengan pertanyaan itu, karena seolah meragukan dirinya. Dia menarik nafas dan menjelaskan kalau Tae San tertangkap di lokasi kejadian. Sidik jari juga didapat di pisau dan benda lainnya di sekitar korban atau yang ada di rumah korban. Terlebih Tae San ga punya alibi apapun saat itu.
Jae Kyung tahu ini semakin buntu untuknya, dia berkata kalau dia akan menyelidiki TKP, dan meminta yang lain agar memperluas lokasi pencarian sampai ke Seoul.


Tae San akhirnya berhasil keluar dari Seoul. Di dalam truk dia menarikn nafas lega karena sementara ini dia aman. Akhirnya truk itupun berhenti, dan Tae San membuka kembali terpal yang menutupi badan truk.
Dia melompat keluar, dan melihat si supir ikut turun dari truk. Tae San mulai takut kalau supir truk itu akan memeriksa bagian belakang dan mendapati dirinya ada disini. Sang supir memang sedikit curiga dan berniat berjalan ke belakang untuk melihat, tapi ada seorang yang memanggilnya. Seorang wanita yang bertanya “Kau sudah datang?”
Supir itupun membatalkan niatnya dan mengikuti si wanita tadi. Tae San menarik nafas lega, kali ini dia lagi-lagi selamat.


Saat itulah Tae San melihat truk yang mengangkut pasir. Dia seolah mendapat ide cemerlang untuk pelarian selanjutnya.


Tae San sampai disuatu tempat, sepertinya tempat yang didatangi Tae San adalah tempat penyimpanan pasir. Wajah Tae San sudah terlihat lelah dan bibirnya pun mengering karena panasnya hari ini. Keringat bahkan menetes dari tubuhnya. Dia berharap ada sesuatu yang dapat dia minum. Saat Tae San melihat kedalam truk, dia mendapati sebotol minuman disana. Tae San pun mengambilnya.


Tae San langsung meneguk minuman itu dan menghabiskannya. Sebenarnya dia masih merasa haus, tapi dia ga bisa berbuat banyak saat ini. Kemudian Tae San teringat rencananya, dan berkata dalam hati sekarang ga akan ada tempat bersembunyi jika polisi semakin memperluas pencarian. Dia ga mungkin menahan nafas dalam pasir walaupun itu hanya satu menit. Sedangkan polisi tentu butuh lebih dari satu menit untuk memeriksa.

Tae San semakin bingung, bagaimana ini? Saat dia mencoba untuk bangkit berdiri, tangannya memegang sesuatu. Tae San menatap benda itu, yang ternyata adalah sebuah sedotan. Sedotan dari minuman botol yang dia ambil tadi.
Melihat benda kecil itu, Otak Tae San langsung menghasilkan ide baru.


Jo Seo Hee datang ke kejaksaan dan bertemu dengan petinggi disana. Dia meminta maaf karena sudah mengganggu waktu orang yang ditemuinya ini. Orang itu menjawab ramah kalau itu bukanlah masalah, seorang senator menemuinya, tentu dia harus meluangkan waktu, sesibuk apapun itu.

Seo Hee tersenyum ramah dan dengan topengnya itu dia berkata kalau lembaga wanita meminta bantuannya. Laki-laki itu bingung dan bertanya apa maksudnya? Seo Hee langsung menjelaskan kalau ini soal tersangka pembunuhan yang kabur. Dia dengar kalau yang menangani kasus tersebut adalah jaksa wanita yang sama sekali ga kompeten dan juga sembrono. Bahkan jaksa itu ga punya banyak pengalaman.
Laki-laki itu bertanya memangnya ada apa ya?

Seo Hee menjawab kalau dia sebelumnya mohon maaf, tapi kasus ini kan sangat controversial, dan jaksa pemula yang menanginya membuat banyak yang protes. Apalagi mengingat korban dulunya adalah karyawan biasa di sebuah bar, dia jadi khawatir kalau kejaksaan hanya menangani kasus ini dengan setengah hati.

Laki-laki itu bertanya bagaimana bisa lembaga wanita mengetahui tentang Jae Kyung yang menangani kasus ini? Seo Hee dengan aktingnya yang meyakinkan menjawab kalau korban dibunuh secara brutal. Jadi lembaga wanita selalu memantau perkembangan kasus ini.


Park Jae Kyung sampai juga di rumah Mi Suk ditemani dengan rekannya, Do Sang Hoon.
Melihat TKP yang seperti itu, membuat Jae Kyung kembali menangis. Sang Hoon melihat Jae Kyung dengan tatapan sedih.

Jae Kyung berkata kalau Mi Suknya selalu sabar. Tapi Mi Suk terbunuh karena menunggu telepon darinya. Mi Suk pasti tahu kalau Ill Suk sudah mulai curiga, tapi dia malah pergi ke Chicago untuk mencari anak Seo Hee. Dia menyesal sekali.
Sang Hoon menenangkan Jae Kyung dan bilang kalau Jae Kyung kan juga ga tahu kalau akan seperti ini kejadiannya, jadi jangan menyalahkan diri terus menerus.

Jae Kyung sambil menahan tangis berkata kalau dia salah memperkirakan Seo Hee dan Ill Suk akan secepat ini mengungkapkan koneksi diantara mereka. Dia ga pernah bisa mengungkap pertemuan rahasia dua orang itu saat dia masih berada di institut pelatihan. Dulu dia bahkan menyewa orang untuk membuntuti mereka selama 3 bulan, namun hasilnya nihil.

Sang Hoon menyuruh agar Jae Kyung tetap disini dan biar dia yang mencari kamera digital itu. Jae Kyung menolak, dan bilang kalau dia akan ikut mencarinya.


Jae Kyung membereskan baju-baju yang ada di koper Mi Suk. Sang Hoon yang baru keluar dari kamar Mi Suk bilang kalau kameranya ga ada di kamar. Jae Kyung menjawab kalau sepertinya kamera itu sudah ditemukan Ill Suk.
Sang Hoon bertanya lalu bagaiaman sekarang?
Jae Kyung menjawab tentu saja mereka harus menangkap Jang Tae San. Jika Tae San bisa ditangkap maka mereka bisa menginvestigasi ulang dan mendapat informasi tentang keterlibatan Ill Suk.

Jae Kyung juga bilang kalau mereka harus bisa menangkap Tae San sebelum acara lelang amal. Saat acara itu Jo Seo Hee juga akan muncul.
Sang Hoon bertanya dengan bingung apa maksudnya lelang amal? Jae Kyung masih dengan serius menjelaskan kalau Ill Suk dan Seo Hee jarang ada bersama di sebuah acara. Dia ga tahu ada apa di balik lelang amal itu, tapi yang jelas feelingnya yakin ada alasan tersimpan dengan semua ini.

Ponsel Jae Kyung berbunyi, dan Jung Woo lah yang menelponnya. Jung Woo mengabarkan kalau Jae Kyung diminta mundur dari kasus ini, karena ini perintah kejaksaan negeri. Jae Kyung jelas kaget.
Jung Woo bilang kalau masyarakat kesal dengan kasus ini, dan menurut masyarakat Jae Kyung bukan orang yang tepat menangani kasus seperti ini.
Jae Kyung ingin protes, tapi Han Jung Woo ga mau mendengarnya.


Sang Hoon yang melihat gusarnya Jae Kyung setelah menerima telepon bertanya apa Jung Woo menyuruh Jae Kyung mundur? Jae Kyung menjawab kalau kata Jung Woo dia tidak berpengalaman makanya disuruh mundur. Jae Kyung mengatakan itu sambil mencoba kembali menghubungi seseorang, mungkin Jung Woo.


Jo Seo Hee pulang ke rumahnya yang terlihat kecil dan sederhana. Di depan rumah itu banyak tempelan tulisan dari rakyat yang mendukungnya dan sangat mencintainya. Bahkan juga ada kiriman bunga sebagai tanda masyarakat mendukungnya.
Seo Hee mencopot semua itu, dan membawanya masuk ke dalam rumah.


Di dalam rumah Seo Hee menuruni sebuah tangga, dan masuk ke sebuah ruangan lainnya. Ruangan itu terlihat sedikit panjang dan berujung pada sebuah anak tangga dengan pintu di depannya.


Saat Seo Hee membuka pintu itu, terpampanglah istana yang megah miliknya. Kediaman Jo Seo Hee yang sesungguhnya. Yang indah, besar, luas dan tentu mahal. Siapa sangka dibalik bangunan sederhana itu tersimpan kemegahan yang tidak diketahui siapapun dari luar.
Seorang pembantu menyambut Seo Hee dan Seo Hee langsung menyerahkan tas kerjanya, lalu memerintahkan si pembantu memberikannya Wine.


Sementara itu ditempat lain, di rumah Moon Ill Suk. Dia terlihat kesal akan kaburnya Jang Tae San. Moon Ill Suk ditemani dua staf setianya, Hwang Dae Jun dan Im Hyung Jin (Park Joo Hyung)
Dengan marah Ill Suk bertanya dimana sebenarnya bajingan itu? (Jang Tae San)
Kedua staf Ill Suk tidak berani menjawab dan hanya menunduk saja.

Tiba-tiba telepon Ill Suk Berdering, dan Seo Hee lah yang menghubunginya. Ill Suk langsung berkata maaf pada Seo Hee. Dia berjanji akan menangkap Jang Tae san sebelum Jaksa Park menangkapnya.

Seo Hee yang di rumah mewahnya sudah berganti pakaian dan sedang bersantai menjawab kalau mengenai Jae Kyung biar dia yang mengurusnya. Ill Suk focus saja pada Jang Tae San.


Setelah telepon di tutup, Ill Suk tersenyum dan berkata pada kedua stafnya kalau Seo Hee berhasil membuat Jae Kyung mundur dari kasus ini. Dae Jun juga tersenyum senang, dan berkata kalau sampai detik ini Seo Hee selalu melakukan semua tanpa pertimbangan orang lain.
Hyung Jin bilang kalau mereka sepertinya ga perlu lagi melindungi citra baik Seo Hee. (Ngomong-ngomong cowok satu ini lumayan juga di mata lo..*hilang focus)

Ill Suk berkata Seo Hee menggunakan wewenangnya karena dia akan meninggalkan posisinya. Jadi apapun resikonya, sepertinya Seo Hee tetap akan melakukan acara lelang amal itu.


Go Man Suk, sedang ada di bar tempat Mi Suk dulu bekerja, dia benar-benar mematuhi perintah Tae San yang berkata tolong padanya. Sambil setengah mabuk, Man Suk masih mencoba mencari info tentang Mi Suk dan Ill Suk dari para karyawan bar lainnya yang saat ini sedang menemani dia.

Perempuan yang menemani Man Suk mulai bosan dan terlihat ga suka dengan Man Suk yang dari tadi nanyanya Cuma tentang Mi Suk saja.
Perempuan itu berkata kalau Man Suk sudah minum dari tadi siang, tapi masih saja menanyakan orang yang sudah mati.
Dengan sedikit merajuk, perempuan itu menyuruh Man Suk untuk minum lagi, dan melupakan semua.

Man Suk menolak, dan dia mengingat kembali permintaan Tae San yang begitu sungguh-sungguh padanya saat dia datang ke penjara waktu itu. Mengingat itu, membuat Man Suk memantapkan diri agar jangan sampai mabuk dna melupakan tujuannya datang kemari.
Man Suk kembali berkata pada wanita disampingnya ini, tentang hubungan apa yang dimiliki Mi Suk dengan bos di bar ini?

Perempuan itu menjawab kalau Man Suk mau minum satu botol lagi, maka dia akan memberitahu yang Man Suk inginkan. Man Suk bertanya benarkah? Dengan konyolnya Man Suk mengajak si perempuan bertaut janji dengannya, dan si perempuan dengan malas mengaitkan jari nya dengan jari Man Suk, tanda mereka berjanji.


Ill Do dan Seung Woo terlihat mengawasi rumah Man Suk yang memang sedang kosong. Man Suk datang sambil sempoyongan seraya mengingat-ingat jawaban yang dia dapat di bar tadi, kalau ternyata Mi Suk dan Ill Suk berkencan. Dua orang itu ternyata sepasang kekasih. Tapi Ill Suk membunuh Mi Suk. Lalu menjadikan Tae San kambing hitam. Ya seperti itu, dia yakin sekali, dan dia harus segera memberitahu Tae San. Man Suk bergumam, jam berapa ya besok dia bisa mengunjungi Tae San?


Tiba-tiba Seung Woo sudah berdiri di depan Man Suk yang sedang setengah mabuk, dan tentu membuat Man Suk terkejut. Dibelakangnya juga ada Jin Il Do, Man Suk menjadi takut, kenapa dia seolah dikepung seperti ini?


Mereka menggeledah rumah Man Suk, dan mencari mungkin ada bukti yang menunjukkan kalau Tae San pernah datang kesini tadi.
Man Suk menjelaskan pada Seung Woo kalau dia ga tahu Tae San kabur, karena Tae San benar-benar ga menghubunginya hari ini. Seung Woo kemudian bertanya kenapa Man Suk ga menjawab teleponnya? Apa Man Suk habis minum bersama Tae San? Man Suk langsung menggeleng dan bilang tidak. Dia minum dengan teman-teman kerjanya, ada sekretaris Jun, Dae Pil dan juga Jin Hoo. Seung Woo bisa menelpon temannya kalau ga percaya.
Lalu masalah ponsel, dia memang sengaja mematikannya, karena ga ingin Young Ja salah paham.

Il Do yang bertugas menggeledah menemukan banyak sekali film di rumah Man Suk, dan dengan polosnya bertanya kenapa ada banyak sekali filmnya? Apa Tae San punya toko sewa film? (Haduh aku punya anak buah kayak gini, langsung tak jitak..)
Man Suk menjelaskan kalau Tae San suka sekali menonton film.

Seung Woo ga peduli itu, dan menyuruh Il Do menghubungi teman-teman Man Suk yang diajak minum hari ini, apa benar Man Suk bersama teman-temannya itu?
Seung Woo bertanya lagi pada Man Suk, siapa kira-kira yang biasa dihubungi Tae San?
Dengan takut-takut Man Suk menjawab kalau Tae San ga punya teman untuk dihubungi apalagi ditemui.
Seung Woo dengan nada menekan berkata kalau Man Suk akan dalam masalah besar jika sampai ketahuan menyembunyikan tersangka. Apa Man Suk mengerti? Man Suk menjawab kalau dia sungguh-sungguh ga bohong. Tae San bahkan ga pernah membicarakan masalah pribadi dengannya.

Seung Woo bertanya kembali, apa ada nama orang yang pernah disebut Tae San? Bukankah Man Suk adalah teman Tae San dari panti asuhan? Seung Woo menyuruh Man Suk menulis nama-nama itu, dan Man Suk mematuhinya.


Taek Nam kaget mendapat laporan kalau ternyata Tae San sama sekali ga ketemu Man Suk. Seung Woo menjawab kalau dia sudah memeriksa alibi Man Suk, dan benar. Setelah Man Suk mengunjungi Tae San di penjara, Man Suk pergi minum-minum di bar dengan tiga rekan kerjanya. Taek Nam bertanya apa ini hanya sebuah kebetulan saja?
Sang Hoo berkata pada mereka semua kalau motor yang dikendarai Tae San sudah ditemukan.
Taek Nam kaget dan bertanya dimana ditemukannya?
Sang Hoo menjelaskan kalau dua murid SMA yang menemukan motor itu dan menjualnya.

Kedua murid SMA itu mengambil motor karena motornya terparkir begitu saja di depan sekolah dengan kunci yang masih terpasang. Seung Woo kesal karena Tae San mengecoh mereka dengan mencari motor itu dan kini berarti mereka kehilangan Tae San lagi.
Taek Nam Semakin naik darah, dengan berteriak dia meminta agar pencarian diperluas di seluruh negeri.


Perintah Tae San pun langsung dilaksanakan, dengan menurunkan banyak personel kepolisan, semua memeriksa mobil-mobil yang lewat.
Lalu melajulah sebuah truk pengangkut pasir, dan dua petugas langsung menghentikan truk tersebut. Dengan sopan kedua petugas meminta ijin untuk memeriksa truk. Supir berkata kalau asinya hanya pasir, jadi apanya yang mau diperiksa? Mana bisa manusia bersemubunyi di dalamnya. Tapi, sang supir tetap mematuhi keinginan si petugas.
Dia langsung membuka bagian atas truk.


Salah satu petugas memeriksa truk itu, dengan menekan-nekan sebuah besi panjang kedalam pasir. Mencari apakah ada manusia di dalamnya. (Aku ngeri jadinya.)
Petugas itu berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya, dan masih dengan menusuk-nusukkan besi ke dalam pasir.

Setelah yakin ga ada apa-apa yang tersembunyi di dalam pasir, petugas itupun turun dari truk, tanpa menyadari ada sebuah sedotan kecil berwarna kuning yang tertancap dengan manis di atas pasir.
Sedotan itu sedikit bergerak menandakan kalau ada orang yang bersembunyi di dalamnya.


Truk pengangkut pasir itupun akhirnya bisa melenggang dengan bebas tanpa dicurigai petugas. Saat sudah merasa aman, keluarlah Tae San di balik timbunan pasir tersebut. Dia terbatuk-terbatuk dan mencoba mengambil nafas sebanyak-banyaknya, karena tadi dia benar-benar kekurangan Oksigen.

Saat truk berhenti, Tae San mencoba menengok keadaan sekitar. Setelah merasa aman, Tae San pun turun dari truk itu, dan berlari melajutkan misi kaburnya.


Tae San berlari kencang, saat jalanan sedikit menurun dia kehilangan keseimbangan karena sepatunya yang akhirnya copot, dan diapun jatuh terguling. Dia benar-benar merasa sangat lelah, lapar dan sangat haus.


Tae San mencoba dengan sekuat tenaga untuk bangkit dan meneruskan pelariannya.
Dia akhirnya sampai di suatu tempat, sepertinya ini gudang. Di dalamnya Tae San mencoba mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk membuka borgol di tangannya.
Saat melihat sebuah besi panjang, sepertinya alat pemotong, Tae San mencoba menggunakan alat itu untuk melepas borgolnya.
Tapi, usaha itu tidak membuahkan hasil sama sekali, karena borgol Tae San masih melingkar manis di pergelangan tangannya.

Tae San pun terduduk lemas , dia tidak tahu harus bagaimana lagi.
Karena mendengar suara, akhirnya Tae San keluar dari gudang itu karena takut ketahuan.


Tae San melihat ada sebuah sepeda terparkir di luar, dan Tae San langsung mendapat ide akan menggunakan sepeda itu. Dia melajukan sepedanya dijalanan yang terlihat sepi itu. Entah kemana dia akan menuju dan apa yang akan dia lakukan, yang jelas saat ini dia hanya bisa menyembunyikan dirinya.


KOMENTAR :

Seru dan semakin menegangkan, aku juga ikut deg-degan lo.
Ga nyangka Seo Hee bisa bermuka dua seperti itu, padahal memang dari wajah dia kelihatan baik ya. Entah pejabat pemerintah yang terinsiprasi oleh drama makanya selalu bertopeng, atau drama yang terinspirasi oleh para-para pejabat yang memiliki kedok.

Jae Kyung pasti menderita banget dengan rasa bersalahnya. Aku ga menyangka juga kalau ternyata latar belakang Jae Kyung emnajdi jaksa adalah karena Ill Suk pernah membunuh ayahnya.

Sayang di episode ini bagian awalnya ga ada Soo Jin yang imut-imut menggemaskan. Sepertinya beberapa episode ke depan kita akan jarang melihat Jun Ki ketawa. Dia memang hanya cocok jika tersenyum atau tertawa, mukanya bukan muka serius.
Hehehe..

Bersabar untuk episode selanjutnya..
Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^